Anda di halaman 1dari 4

EMPAT PILAR PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

Eko Harianto
Mahasiswa Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
ekoharianto.jogja@gmail.com

ABSTRAK – Jurnal ini memberikan gambaran Yogyakarta (Retna Ariyanti, 2011; Muhammad
tentang pilar pendidikan Muhammadiyah. Amir, 1990). Kehadiran sekolah agama modern
Pendidikan Muhammadiyah memiliki ciri khas Muhammadiyah (tahun 1911) menjadi trigger
tersendiri dibandingkan dengan pendidikan pada berdirinya organisasi modern Muhammadiyah
umumnya. Melalui penelitian ini diketahui bahwa
pilar pendidikan Muhammadiyah merupakan
(tahun 1912) (Mohammad Ali, 2016). Kejumudan
respon terhadap kebijakan pemerintah dalam keberagamaan serta terpuruknya pendidikan
penerapan kurikulum yang diterapkan. Integrasi masyarakat Indonesia merupakan beberapa sebab
pada sistem dan hasil pendidikan yang kelahiran Muhammadiyah. Demikian juga dengan
menggabungkan ilmu agama Islam dan tingginya angka kemiskinan yang menjadikan bangsa
pengetahuan umum merupakan pemikiran Indonesia pada massa penjajahan saat itu (Farid
filosofis serta visi dan misi pendidikan Setiawan, 2009).
Muhammadiyah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep Adapun alasan lain K.H. Ahmad Dahlan
empat pilar pendidikan Muhammadiyah. Jenis mendirikan Muhammadiyah untuk memiliki sekolah
penelitian ini adalah penelitian pustaka (library sendiri yang dikelola dengan baik dan didukung
reseach) atau disebut juga dengan penelitian oleh organisasi yang bersifat permanen. Bidang
kualitatif yang sifatnya non interaktif. pendidikan dalam organisasi Muhammadiyah
Simpulan dalam penelitian ini adanya eksistensi
merupakan amal usaha yang paling strategis dalam
dan daya tahan dari pendidikan Muhammadiyah
karena adanya karakteristik yang dibangun dan
mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. Selain itu,
menjadi pondasi utama. Tanpa adanya pendidikan merupakan salah satu variabel
karakteristik tersebut tentu usia pendidikan kehidupan yang memiliki daya pengaruh sangat
Muhammadiyah tidak akan bertahan lama. signifikan dalam menentukan perkembangan dan
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan tingkat kemajuan individu, masyarakat, dan bangsa.
kurikulum boleh saja berubah-ubah, akan tetapi Pendidikan juga memiliki peranan sangat besar
karakteristik yang telah dibangun pendidikan dalam merekayasa masa depan umat (Tasman
Muhammadiyah akan terus berlanjut. Sudah Hamami, 2009).
saatnya kader Muhammadiyah mendapatkan
perhatian dari Pimpinan Muhammadiyah dan Keterkaitan Muhammadiyah dengan dunia
diberi kepercayaan dalam menjalankan amal pendidikan terasa begitu spesial dan unik. Di satu
usaha Muhammadiyah (AUM). sisi Muhammadiyah bukanlah gerakan pendidikan,
akan tetapi manifestasi gerakannya yang paling
Kata Kunci: Pilar, Pendidikan Muhammadiyah
menonjol dan mengakar justru bidang pendidikan.
Secara normatif-konseptual, identitas atau ciri khas
Muhammadiyah dialamatkan pada gerakan Islam,
I. PENDAHULUAN
gerakan dakwah, dan gerakan tajdid (A.R.
A. Latar Belakang
Fakhruddin, 1985; Sudarno Shobron, dkk., 2014;
Muhammadiyah adalah organisasi yang Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban,
berdiri pada abad 20, tepatnya pada tanggal 18 2000; Retna Ariyanti, 2011).
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan di

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


128 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Di antara tahun 1945-1975, Muhammadiyah 1. Tasman Hamami dalam “Membangkitkan


berada dalam tahap reformulasi identitas Kembali Ruh Pendidikan Muhammadiyah”.
pendidikan. Pada tahapan inilah Muhammadiyah 2. Arif Budi Raharjo dalam “Pelibatan Masyarakat
melahirkan pendidikan Al-Islam dan dan Orangtua Siswa Dalam Penyelenggaraan
Kemuhammadiyahan yang menjadi identitas khusus Pendidikan Muhammadiyah”.
lembaga pendidikan Muhammadiyah (Mohammad 3. Farid Setiawan dan Heru K. Tjahjono dalam
Ali, 2010). Faktor sejarah dan motivasi K.H. “Collective-Collegial: Leadership Model of
Ahmad Dahlan dalam mendirikan pendidikan Islam Muhammadiyah Education”.
modern dengan muatan ilmu agama Islam dan 4. Haedar Nashir dalam “Revitalisasi Gerakan
pengetahuan umum. Integrasi sistem dan hasil Muhammadiyah”.
pendidikan yang menggabungkan ilmu agama Islam
dan pengetahuan umum pada hakikatnya
merupakan pemikiran filosofis serta visi pendidikan II. METODE PENELITIAN
Muhammadiyah (Tasman Hamami, 2009). Cita-cita
pendidikan yang digagas K.H. Ahmad Dahlan adalah A. Jenis Penelitian
lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil Penelitian ini merupakan jenis penelitian
sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu pustaka (library reseach) atau disebut juga dengan
seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan penelitian kualitatif yang sifatnya non interaktif.
ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Salah satu bentuk dari penelitian kualitatif non
interaktif adalah analisis konsep (Nana Syaodih
B. Rumusan Masalah Sukmadinata, 2007). Dimana untuk melengkapi
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini data-data dalam penelitian menggunakan literatur
adalah: Bagaimana konsep empat pilar pendidikan (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun
Muhammadiyah? dokumen hasil penelitian dari penelitian terdahulu.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data


Adapun tujuan dari penelitian untuk Adapun teknik pengumpulan data dengan
mengetahui konsep empat pilar pendidikan mengumpulkan bahan-bahan primer seperti jurnal.
Muhammadiyah. Sedangkan manfaat dari penelitian Sedangkan bahan sekunder, seperti: surat kabar,
ini adalah: buku, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian
ini.
1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan dalam pengembangan ilmu
C. Teknik Analisis Data
pengetahuan khususnya dalam pengembangan
Dalam melakukan analisis dari data-data
pendidikan Muhammadiyah.
yang terkumpul, peneliti menggunakan metode
2. Manfaat praktis, diharapkan dapat memberi deskriptif-kualitatif dengan menarik kesimpulan
masukan bagi perencanaan kebijakan dan dari pendidikan Muhammadiyah.
pelaksanaan pendidikan, khususnya pendidikan
Muhammadiyah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Kajian Pustaka dan Kerangka Teoritik
Penelitian ini merupakan penggabungan dari
Pendidikan Muhammadiyah yang memiliki
teori-teori yang sudah ada sebelumnya dan
latar belakang organisasi keagamaan tentu
berkaitan dengan bahasan Pendidikan
berpegangan pada nilai-nilai agama Islam. Hal
Muhammadiyah. Penelitian ini telah didahului oleh:
tersebut dengan tidak meninggalkan kebijakan dari
pemerintah. Karakteristik pendidikan

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
129
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Muhammadiyah melambangkan kepribadian dari Setiawan dan Heru Kurnianto, 2016). Tata kelola
Muhammadiyah itu sendiri. Sehingga karakteristik kepemimpin yang memiliki kualifikasi kompetensi
yang ada menjadikan pendidikan Muhammadiyah sebagai berikut; (1) ke-Islaman, (2) kepribadian, (3)
dapat berjalan sebagaimana yang kita lihat sekarang ke-Muhammadiyahan, (4) manajerial, (5)
ini, terus mengalami perkembangan dan kemajuan. kewirausahaan (sosial), (6) sosial serta kerjasama
(Tasman Hamami, 2009), (7) loyalitas organisasi,
Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas
(8) regenerasi, dan (9) kompetensi individu (Farid
khusus dari pendidikan Muhammadiyah ialah:
Setiawan dan Heru Kurnianto, 2016). Periodisasi
pertama, keberadaan pendidikan Al-Islam dan
kepemimpinan dilakukan setiap 4 tahun sekali,
Kemuhammadiyahan (AIK). Dengan AIK
diangkat dan dipilih oleh Persyarikatan
menjadikan pendidikan Muhammadiyah menjadi
Muhammadiyah. Haedar Nashir (2011)
salah satu organisasi Islam yang memiliki ciri utama
menegaskan bahwa kebijakan atau keputusan
dalam sistem pendidikan. Al-Islam merupakan
sekolah harus selalu diambil oleh sistem berbasis
penjabaran dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
kolektif-kolegial (Farid Setiawan dan Heru
meliputi: Al-Qur‟an/Hadits, Aqidah, Akhlak, Ibadah,
Kurnianto, 2016).
dan Tarikh. Adapun Kemuhammadiyahan
merupakan pendidikan terhadap ideologi khusus Ketiga, kader Muhammadiyah sebagai
dari Muhammadiyah serta sejarah yang menyertai sumber daya manusia (SDM) dalam menjalankan
keberadaan Muhammadiyah sejak awal didirikan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Kader
sampai saat ini. Pelajaran AIK menjadi preferensi Muhammadiyah adalah tenaga inti penggerak
orangtua siswa dalam memilih sekolah persyarikatan yang memiliki totalitas jiwa, sikap,
Muhammadiyah dan daya tarik yang dimiliki oleh pemikiran, wawasan, kepribadian, dan keahlian
lembaga pendidikan Muhammadiyah. Tanpa sebagai pelaku atau subyek dakwah Muhammadiyah
pendidikan AIK, sekolah Muhammadiyah akan di segala lapangan kehidupan (Haedar Nashir,
terjebak dalam kubangan pendidikan yang berakar 2000). Karena itu, kader Muhammadiyah harus
dari paradigma positivistik yang lebih senantiasa teruji dan terdidik dalam keseluruhan
mengutamakan hal-hal bersifat materiil-ekonomi dimensi kemanusiaannya itu, sehingga mampu
dan mengabaikan dimensi non-materiil (Tasman mengemban misi Muhammadiyah kini dan masa
Hamami, 2009). mendatang dalam berbagai tantangan zaman (M.
Darson Hamid, M. Yusron Asrofie, dkk., 2000).
Kedua, tata kelola pendidikan
Kader Muhammadiyah dipersiapkan agar dapat
Muhammadiyah dengan model kepemimpinan yang
membawa misi Muhammadiyah sebagai pelopor,
kolektif-kolegial. Salah satu kunci sukses
pelangsung, dan penyempurna amal usaha
pendidikan Muhammadiyah terletak pada model
Muhammadiyah (AUM).
kepemimpinannya yang memiliki ciri khas, dan
umum dikenal sebagai kolektif-kolegial (Haedar Keempat, adanya pelibatan dari masyarakat
Nashir, 2011; H.S. Prodjokusumo, 1992; Farid dan orangtua siswa dalam penyelenggaraan
Setiawan dan Heru Kurnianto, 2016). Secara pendidikan Muhammadiyah. Kesadaran masyarakat
konseptual, model kepemimpinan kolektif-kolegial dan orangtua untuk turut berpartisipasi dalam
tidak didasarkan pada pribadi atau satu orang meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
tokoh saja (Haedar Nashir, 2011; H.S. selama ini masih sangat rendah. Berbeda dengan
Prodjokusumo, 1992; Farid Setiawan & Heru apa yang terjadi di negara-negara maju, terutama
Kurnianto, 2016). Model ini juga memberi penganut sistem desentralisasi, yang menunjukkan
kemungkinan untuk mengaktualisasikan keadilan tingginya kesadaran masyarakat sebagai pemilik dan
organisasi, seperti: distribusi keadilan, keadilan penanggungjawab lembaga pendidikan. Partisipasi
prosedural, keadilan interpersonal, dan keadilan dari masyarakat disebabkan karena kesadaran dan
informasi (Palupi dan Tjahjono, 2016; Farid yakin bahwa pendidikan adalah modal utama bagi

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


130 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

peningkatan kualitas hidup keluarga, masyarakat, DAFTAR PUSTAKA


dan bangsa (Pidarta, 1998; Arif Budi Raharjo, [1] Ali, Mohamad. Membedah Tujuan Pendidikan
2009). Pelibatan masyarakat dan orangtua siswa Muhammadiyah. Profetika: Jurnal Studi Islam. Vol. 17, No.
1, Juni 2016.
tidak dapat ditinggalkan. Pendidikan
[2] Amir, Muhammad. Muhammadiyah yang Saya Ketahui
Muhammadiyah harus dapat membangun pola Sebelum Kelahiran Muhammadiyah Cabang Surakarta.
komunikasi ideal agar tidak terjadi komunikasi satu Surakarta: PDM Surakarta, 1990.
arah, yaitu dari pihak lembaga pendidikan kepada [3] Ariyanti, Retna. Pendidikan Muhammadiyah Sebagai Strategi
masyarakat atau orangtua dan tidak ada hubungan Pembaharuan Sosial di Surakarta 1930-1970. Surakarta:
timbal balik. Beberapa aktivitas yang telah Universitas Sebelas Maret, 2011.
dilakukan oleh para guru dalam membangun usaha [4] Fakhruddin, A.R. Muhammadiyah Menuju Masa
Mendatang. Yogyakarta: Persatuan, 1985.
memajukan hubungan lembaga dengan masyarakat
[5] Hamami, Tasman. Membangkitkan Kembali Ruh Pendidikan
diantaranya; (1) mengunjungi rumah-rumah dalam Muhammadiyah. Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian
rangka memecahkan masalah pendidikan atau Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.
membina persahabatan, (2) menunjukkan sikap Yogyakarta, Vol. I, No. 1, Januari 2009.
positif terhadap orangtua tentang kemajuan siswa, [6] Hamid, M. Darson, Asrofie, M. Yusron dkk. Kader
baik secara tertulis maupun melalui media Persyarikatan dalam Persoalan. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2002.
komunikasi, (3) bekerjasama dengan masyarakat
[7] Nashir, Haedar. Leadership in Muhammadiyah: the System
dalam mengembangkan kebijakan terkait pekerjaan and Challenge. Suara Muhammadiyah Magazine. 03/96/Feb,
rumah para siswa, (4) berusaha mencari jalan 12-13, 2011.
untuk memperbaiki komunikasi antara lembaga [8] Nashir, Haedar. Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah,
dengan masyarakat, dan (5) menghargai warga Yogyakarta: BIGRAF Publishing, 2000.
masyarakat yang terampil dengan cara [9] Palupi, M. and Tjahjono, H.K. A Model of Religiousity and
Organizational Justice: The Impact on Commitment and
memanfaatkannya sebagai nara sumber (Arif Budi Dysfunctional Behavior. The 27th International Business
Raharjo, 2009). Information Management Association Conference
Proceedings, 1781-1790, 2016.
[10] Pasha, Musthafa Kamal dan Darban, Ahmad Adaby.
KESIMPULAN Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Dalam Perspektif
Historis dan Ideologis. Yogyakarta: LPPI UMY, 2000.
[11] Pidarta, Made. Management Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa PT. Bina Aksara, 1988.
eksistensi dan daya tahan dari pendidikan [12] Prodjokusumo, H.S. Collegial System and Tradition of
Muhammadiyah karena adanya karakteristik yang Muhammadiyah. Jakarta: Yayasan Amal Bakti Masyarakat,
dibangun dan menjadi pondasi utama. Tanpa 1992.
adanya karakteristik tersebut tentu usia pendidikan [13] Raharjo, Arif Budi. Pelibatan Masyarakat dan Orangtua
Muhammadiyah tidak akan bertahan lama. Siswa Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Muhammadiyah.
Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan.
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I. Yogyakarta,
kurikulum boleh saja berubah-ubah, akan tetapi Vol. I, No. 1, Januari 2009.
karakteristik yang telah dibangun pendidikan [14] Setiawan, F. and Tjahjono, H.K. Collective-Collegial:
Muhammadiyah akan terus berlanjut. Sudah Leadership Model of Muhammadiyah Education. The 28th
saatnya kader Muhammadiyah mendapatkan International Business Information Management Association
Conference Proceedings, 3595-3599, 2016.
perhatian dari Pimpinan Muhammadiyah dan diberi
[15] Setiawan, Farid. Pendidikan Muhammadiyah; Antara Cita
kepercayaan dalam menjalankan amal usaha dan Fakta. Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian
Muhammadiyah (AUM). Jangan sampai terjadi Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM D.I.
pengelolaan pendidikan Muhammadiyah justru Yogyakarta, Vol. I, No. 1, Januari 2009.
tidak diketahui asal-usul Kemuhammadiyahannya [16] Shobron, Sudarno, dkk. Studi Kemuhammadiyahan.
Surakarta: LPIK UMS, 2014.
dan hanya mencari kehidupan tanpa adanya
[17] Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan.
komitmen dan loyalitas kepada Muhammadiyah. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
131

Anda mungkin juga menyukai