Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Dosen pengampu :
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat,Taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada NABI MUHAMMAD
SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat
kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah EVALUASI
PENDIDIKAN sebagai penambahan ilmu pengetahuan serta mengingat atau
mengulang pelajaran materi yang pernah kita pelajari sebelumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karna
itu,kami butuh saran dan kritik dari Ibu Dosen atau pun teman-teman yang membaca
makalah ini,agar kami dapat memperbaiki lagi kedepannya supaya bisa lebih baik dan
bermanfaat bagi pembaca.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
BAB ll PEMBAHASAN………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi, memiliki arti penting dalam dunia pendidikan.Dalam hal ini, ada
tiga alasan tentang pentingnya evaluasi pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pertama, berkepentingan untuk perumusan prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar,
sehingga nantinya akan diketahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik.
Kedua, kegiatan evaluasi hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional.
Ketiga, evaluasi merupakan manejemen kontrol dalam proses belajar mengajar 1. Karena
evaluasi pendidikan memiliki arti penting, maka kelihatan adanya hubungan interpendensi
antara tujuan pendidikan, dan proses belajar-mengajar, di mana tujuan tersebut akan dapat
tercapai secara maksimal bilamana evaluasi yang dilakukan sesuai dengan prosedur.
1
Lihat Julian C. Stanley dan Kenneth D Hopkins, Educational and Psyicological
Measurement and Evaluation (New Delhi: Prentive Hal Private Limited, 1978), h. 6.
2
Mappanganro, op. cit., h. 116
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi keberhasilan belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotoriknya?
2. Bagaimana penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pembelajaran
penilaian di kelas ?
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui evaluasi hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotoriknya
2. Untuk tentang penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kognitif memiliki enam taraf yang meliputi pengetahuan (taraf yang paling
rendah) sampai evaluasi (taraf yang paling tinggi). 4 Pertama, pengetahuan (knowledge)
yang mencakup ingatan. Dalam rangka penilaian, tes ingatan hampir tidak menuntut
lebih daripada mengingat kembali. Kedua, pemahaman (comprehension) yang
memerlukan kemampuan menangkap makna dari sesuatu konsep. Ketiga, penerapan
(aplikasi), yakni kesanggupan menerapkan abstraksi dalam suatu situasi kongkrit.
Keempat, analisis yakni kesanggupan mengurai suatu integritas menjadi unsur-unusr
atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Kelima, sintesis, yakni menekankan suatu
kesanggupan menyatukan unsur-unsur menjadi satu integritas. Keenam, evaluasi,
yakni kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan kriteria
yang dipakainya.
3
Robert L. Thorndike dan Elisabeth P. Hagen, op. cit., h. 336-337
4
W. James Popham dan Evi L. Baker, Teknik Mengajar secara Sistematis (Cet. I;
Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 29.
3
Evaluasi atau penilaian yang dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar
siswa dalam aspek kognitif adalah mencakup semua materi unsur pokok pendidikan. 5
Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu
dikembangkan segera khususnya guru, yakni pertama, strategi belajar memahami isi
materi pelajaran, dan kedua starategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan
aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi
pelajaran tersebut.6 Tanpa adanya pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini,
agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangan ranah afektif dan psikomotor
nya sendiri.
Strategi adalah sebuah istilah populer dalam psikologi kognitif, yang berarti
prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi upaya-
upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan-pilihan kognitif atau
pilihan-pilihan kebiasaan belajar siswsa. Pilihan kebiasaan belajar ini secara garis
besar terdiri atas dua. Pertama, menghafal prinsip-prinsip yang terkandung dalam
materi; dan kedua mengaplikasikan prinsip-prinsip materi.
Preferensi kognitif yang pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar
(motif eksrinsik) yang mengakibatkan siswa menganggap belajar hanya sebagai alat
pencegah ketidaklulusan atau ketidaknaikan. Aspirasi yang dimilikinya pun bukan
ingin menguasai materi secara men-dalam, melainkan sekedar asal lulus atau naik
kelas semata. Sebaliknya, prefensi kognitif yang kedua biasanya timbul karena
dorongan dalam diri siswa sendiri (motif intrinsik), dalam arti siswa tersebut memang
tertarik dan membutuhkan materi-materi pelajaran yang disajikan gurunya. Tugas guru
dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan metode yang memungkinkan para siswa
menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam
terhadap isi materi pelajaran. Seiring dengan upaya ini, guru juga diharapkan mampu
5
Mappanganro, op. cit., 117.
6
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h.
51.
4
menjauhkan para siswa dari strategi dan preferensi akan yang hanya mengarah ke
aspirasi asal naik atau lulus.7 Selanjutnya, guru juga dituntut untuk mengembangkan
kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan-keyakinan terhadap pesan-pesan moral
atau nilai-nilai yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuannya. Sehubungan
dengan upaya ini, guru diharapkan tidak bosan-bosan melakukan evaluasi terhadap
hasil belajar siswa dalam aspek kognitifnya.
Evaluasi keberhasilan belajar siswa dalam aspek kognitif (ranah cipta) ini,
dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun lisan dan
perbuatan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa karena semakin
membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan saat ini
semakin jarang digunakan.
7
John W. M. Rothney, Evaluation of Learning dalam Charles E. Skinner, Educational
Psychology (New Delhi: Prencite-Hall Inc, 1984), h. 686.
8
H. Mappanganro, loc cit.
5
mendapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua jenis prestasi ranah rasa itulah
yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
Mengenai afektif ini, terdiri atas lima taraf, yakni ; (1) memperhatikan, di mana
taraf ini berkenaan dnegan kepekaan pelajar terhadap rangsangan fenomena yang
datang dari luar; (2) merespon, di mana pada taraf ini pelajar sudah lebih dari sekedar
memperhatikan fenomena. Ia sudah memiliki motivasi yang cukup; (3) menghayati
nilai, di mana pada taraf ini pelajar sudah menghayati dan menerima nilai; (4)
mengorganisasikan, dimana pada taraf ini pelajar mengembangkan nilai-nilai ke dalam
suatu sistem organisasi; (5) menginternalisasi diri, dan inilah taraf tertinggi, di mana
pelajar telah mendarahdaging serta mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
9
Robert L. Thorndike dan Elisabeth P. Hagen, op. cit., h. 440-441.
6
C. Evaluasi Dalam Aspek Psikomotorik
10
Mappanganro, loc. cit.
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (cet. IV; Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), h. 17-18.
7
1. Penilaian Kognitif
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan
ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau
isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
8
Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan
dan menentukan.
Nama :
Kelas :
Materi Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
(0 - 100)
1. Penilaian lembar tabel pengamatan
mengenai kemasan produk pembersih,
pewangi, pemutih dan pembasmi
serangga.
2. Penilaian lembar jawaban
(LKS) Mengetahui efek penggunaan
bahan pemutih terhadap kesehatan
lingkungan.
9
3. Penilaian lembar jawaban
(LKS) Mengetahui pengaruh bahan
pengawet terhadap daya tahan hidup
hewan dan tumbuhan
4. Penilaian lembar evaluasi setelah
pembelajaran berakhir.
TOTAL SKOR KOGNITIF
Penilaian lembar jawaban (LKS) Mengetahui pengaruh bahan pengawet terhadap daya
tahan hidup hewan dan tumbuhan
Sangat baik (lembar tabel pengamatan sesuai dengan yang dipelajari ) = >75
Baik (lembar tabel pengamatan kurang sesuai dengan yang dipelajari) =
75>x>50
Tidak baik (Tidak merangkum ) = <50
10
Penilaian lembar evaluasi setelah pembelajaran berakhir.
Sangat baik (nilai dengan nilai benar semua)= 100
Baik (nilai dengan benar setengah dari jumlah soal) = 100>x>0
Tidak baik (salah semua ) = <0
11
Nama :
Kelas :
Materi : Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Nama Siswa
Sikap dan Nilai
Ya Tidak Ya Tidak
1. Memperhatikan penjelasan guru.
2. Memperhatikan media pembelajaran.
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4. Memperhatikan fenomena yang terjadi dalam praktikum.
5. Mengikuti praktikum dengan sungguh-sungguh.
6. Serius dalam mengikuti pembelajaran.
7. Kerjasama dalam praktikum.
8. Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan kondusif.
9. Mampu menyimpulkan hasil pembelajaran
10. Mampu menjelaskan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan
dengan konteks lain.
11. Mengomentari gagasan dari teman sekelompok agar gagasan tersebut
menjadi lebih sempurna
12. Mengungkapkan gagasan apabila mempunyai ide yang lebih baik
dari yang sudah ada
Keterangan : Sangat baik (2), Baik (1), Tidak Baik (0)
Rentang penilaian :
Memperhatikan penjelasan guru
Sangat baik (Memperhatikan guru dengan serius, tidak bercanda dengan teman, dan
antusias dalam pembelajaran) = 2
12
Baik (Memperhatikan penjelasan guru, sesekali bercanda dengan teman) = 1
Tidak baik (Tidak memperhatikan penjelasan guru, sering bercanda dengan teman)
=0
Memperhatikan media pembelajaran
Sangat baik (Memperhatikan dengan serius, tidak bercanda dengan teman, dan
antusias melihat media pembelajaran) = 2
Baik (Memperhatikan media pembelajaran, sesekali bercanda dengan teman) = 1
Tidak baik (Tidak memperhatikan media pembelajaran, sering bercanda dengan
teman) = 0
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Sangat baik (Menjawab Pertanyaan yang diajukan guru dengan jawaban yang sesuai
dengan yang ditanyakan) = 2
Baik (Menjawab pertanyaan yang diajukan guru kurang tepat dari yang ditanyakan)
=1
Tidak baik (Tidak menjawab pertanyaan yang diajukan guru) = 0
Memperhatikan fenomena yang terjadi dalam praktikum
Sangat baik (Memperhatikan dengan antusias) = 2
Baik (Hanya melihat saja, tidak tertarik dengan fenomena) = 1
Tidak baik (Acuh terhadap fenomena yang terjadi) = 0
13
dalam melukis jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan
siswa dalam menggunakan peralatan (jangka dan penggaris) saat melukis. Secara
teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar
pengamatan) dan tes perbuatan.
Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak
dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi
visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang
terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi
(tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR
Tujuan : Mengukur keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Nama :
Kelas :
Materi : Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Praktikum 1
Skor Skor
No Aspek yang dinilai Ke
1 2 3 Maksimum
1. Keterampilan mengamati efek penggunaan bahan pemutih
terhadap kesehatan lingkungan saat percobaan berlangsung.
2 Menganalisis hasil percobaaan efek penggunaan bahan
pemutih terhadap kesehatan lingkungan saat percobaan
berlangsung.
3. Keterampilan berkomunikasi ketika diskusi kelompok
4. Berdiskusi dalam diskusi kelompok setelah percobaan efek
penggunaan bahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan
selesai dilakukan
14
Praktikum 2
Skor Skor
No Aspek yang dinilai Ke
1 2 3 Maksimum
1. Keterampilan mengamati pengaruh bahan pengawet
terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan saat
percobaan berlangsung.
2 Menganalisis hasil percobaaan pengaruh bahan pengawet
terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan saat
percobaan berlangsung.
3. Keterampilan berkomunikasi ketika diskusi kelompok
4. Berdiskusi dalam diskusi kelompok setelah
percobaan pengaruh bahan pengawet terhadap daya tahan
hidup hewan dan tumbuhan selesai dilakukan
Dengan kategori
1 : Baik sekali
2 : Baik
3 : Cukup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Berdasarkan pada permasalahan yang telah ditetapkan dan kaitannya dengan
uraian uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan kesimpula bahwa untuk
mengevaluasi keberhasilan dalam proses belajar mengajar, maka yang terpenting
untuk dinilai adalah aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga
aspek ini, saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan ia tidak berdiri sendiri.
1. Aspek kognitif adalah ranah cipta siswa dimana evaluasi yang dilakukanadalah
untuk menilai proses dan hasil belajarnya yang mencakup semua materi unsur
pokok pendidikan.
2. Aspek afektif adalah ranah rasa siswa dimana evaluasi dalam ranah afektif ini,
lebih ditekankan pada unsur pokok akhlak.
Aspek psikomotorik adalah ranah karsa siswa, dimana evaluasi dalam ranah
psikomotorik terutama ditekankan pada unsur realisasi amal siswa, misalnya ibadah
shalat. Karena aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tidak berdiri sendiri,
maka untuk menghasilan nilai yang maksimal terhadap ketiganya diperlukan penilaian
berbasis sekolah berdasarkan kurikulum yang berbasis komptensi. Dalam pencapaian
tujuan ini, maka siswa diharuskan memiliki kemauan keras dan para guru harus
memiliki keahlian sesuai bidangnya, terutama keahlian membuat soal menurut
bentuknya, sehingga penilaian itu muncul penuh kejujuran dan kepatutan. Dengan
demikian, kurikulum berbasis kompetensi harus diterapkan di sekolah, sehingga
pelaksanaan evaluasi pendidikan dapat efektif, efisien, dan berhasil guna.
DAFTAR PUSTAKA
Burke, John W. Competency Based Education and Training. London New York:
The Falmer Press, 1995.
16
Ishak, Baego. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Cet.
I;Ujungpandang: Berkah Utami, 1980.
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah. Cet.I; Ujung Pandang:
Yayasan Ahkam, 1996.
Popham, W. James dan Evi L. Baker, Teknik Mengajar secara Sistematis. Cet. I;
Jakarta: Rineka Cipta, 1992
Rothney, John W. M.. Evaluation of Learning dalam Charles E. Skinner,
Educational Psychology. New Delhi: Prencite-Hall Inc, 1984
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yangempengaruhinya. Cet. IV; Jakarta:
Rineka Cipta, 2003.
Stanley, Julian C dan Kenneth D Hopkins, Educational and Psyicological
Measurement and Evaluation. New Delhi: Prentive Hal PrivateLimited,
1978
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Tardif, Richard. The Penguin Macquarie Dictionary of Australian Education.
Ringwood Victoria: Penguin Books Australia, ltd, 1987.
Thorndike, Robert L dan Elisabeth P. Hagen Measurement and Aevaluation in
Psychology and Education Fourth Edition. New York: John Wiley and
Sons, t.th
17