Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN, MACAM, DAN TEKNIK EVALUASI ASPEK PSIKOMOTORIK

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu:

Wasilatul Ibad, M.P.d.

Disusun Oleh:

1. Nanda Ma’rifatullailyah
2. Nur Avivah
3. Marissa Dita Zulfa
4. Ayik Zakiyah Ekowati

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHOZINY

BUDURAN SIDOARJO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya yang melimpah, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengertian,
Macam, dan Teknik Evaluasi Aspek Psikomotorik” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi memenuhi salah satu tugas mata kuliah”Evaluasi
Pembelajaran PAI”.

Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru,
sebagai sarana pembelajaran terkait manajemen peserta didik. kami ucapkan terima kasih
kepada ibu Wasilatul Ibad, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI atas
ilmu-ilmu yang telah beliau berikan kepada kami dan mahasiswa-mahasiswa lainnya dalam
kegiatan perkuliahan.

Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
demi menyempurnakan makalah ini, dengan senang hati kami menerima kritik dan saran
yang membangun dari saudara-saudara sekalian. kami berharap, makalah ini akan memberi
manfaat yang besar serta inspirasi bagi para pembaca dalam melanjutkan tulisan dengan tema
yang sama sebagai penyempurna dari tema makalah ini.

Sidoarjo, 14 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran menjadi aspek krusial dalam kehidupan masyarakat.


Pembelajaran, baik formal maupun non-formal memiliki peran dalam membentuk
sumber daya manusia yang unggul. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaksi
antara siswa, pendidikan, serta sumber belajar di lingkungan belajar. Pendidik
memberikan bantuan berupa pembelajaran agar dapat memaksimalkan proses
pemberian ilmu, pengetahuan, melatih potensi dan tabiat untuk membentuk
kepercayaan dan sikap dari para siswa (R Windiani , 2016).

Dalam sebuah proses pembelajaran, terdapat tujuan yang dijadikan sebagai


target. Tujuan tersebut harus tercapai di setiap proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Untuk memastikan tercapainya tujuan pembelajaran, evaluasi menjadi
cara yang dapat dilakukan oleh para guru atau pengajar. Evaluasi menjadi proses
sistematis dalam menentukan keputusan terkait seberapa jauh tujuan pembelajaran
telah tercapai. Aspek-aspek hasil pembelajaran menjadi tolak ukur dalam
mempermudah pelaksanaan evaluasi. Terdapat beberapa aspek hasil pembelajaran
yang dapat dijadikan pedoman bagi para guru, salah satunya adalah evaluasi aspek
psikomotorik.

Makalah ini membahas tentang salah satu dari beberapa evaluasi


pembelajaran, yakni Evaluasi Aspek Psikomotorik. Aspek ini terfokus pada hal yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotorik
dikemukakan oleh Simpons (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor
ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Hasil belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif, afektif
hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.
Di atas merupakan latar belakang dari topik pembahasan pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengangkat “Pengertian, Macam, dan Teknik Evaluasi
Aspek Psikomotorik” sebagai judul serta topik yang akan kami kaji dan sajikan lebih
lanjut dalam karya tulis ilmiah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Aspek Psikomotorik?
2. Ada berapa macam Evaluasi Aspek Psikomotorik?
3. Bagaimana Teknik Evaluasi Aspek Psikomotorik?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui deskripsi Evaluasi Aspek Psikomotorik


2. Mengetahui macam-macam Evaluasi Aspek Psikomotorik
3. Memahami teknik dan penerapan Evaluasi Aspek Psikomotorik
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Aspek Psikomotorik

Evaluasi psikomotorik berpusat pada bagaimana individu bertindak sesuai


kemauan dan keterampilan (skill) pribadi. Sudjana (2006:30, dalam Rinto Hasiholan
Hutapea, 2019) menjelaskan bahwa hasil belajar psikomotorik berkaitan dengan
tindakan peserta didik melalui keterampilan dan kemampuan pribadi dalam menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil pembelajaran tersebut menjadi tahap lanjutan dari
belajar afektif yang terlihat dari kecenderungan pada perilaku peserta didik.

Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan


fisik dan kerja otot (Bloom 1979). Dalam pengembangannya pun mata pelajaran yang
berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada
gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan.
Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas
atau sekumpulan tugas tertentu.

Evaluasi aspek psikomotorik berkisar pada penilaian terkait aktivitas fisik


peserta didik atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara otot dan syaraf.
Teknik non tes berupa observasi menjadi pengukur evaluasi aspek psikomotorik dari
proses belajar para peserta didik. Pengukuran dilakukan melalui pengamatan dengan
memberikan arahan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu. Metode observasi
memerlukan instrumen-instrumen dalam prakteknya, yaitu daftar cek, skala penilaian,
dan catatan kegiatan khusus.

B. Macam-Macam Evaluasi Aspek Psikomotorik

Terdapat macam-macam penilaian dalam evaluasi yang dilakukan pada aspek


psikomotorik, antara lain:

1. Gerak refleks,
2. Gerak dasar fundamen,
3. Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi,
4. Keterampilan fisik,
5. Gerakan terampil,
6. Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif,
gerakan interpretatif.

Berikut merupakan contoh aspek psikomotorik yang dapat dinilai dalam proses
pembelajaran peserta didik:

1. Penilaian berdasarkan tingkah laku

Penilaian psikomotorik merupakan penilaian atas segala tingkah laku yang telah
dilakukan oleh seseorang sebagai bentuk hasil pembelajaran pendidik akan
melakukan pengamatan hal-hal yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik
berdasarkan kisi-kisi dan rubrik yang telah dibuat oleh peserta didik penilaian yang
tepat akan menunjukkan penilaian yang bersifat objektif akan sebuah konsep dan
dilihat penerapannya dalam hal psikomotorik. dimanapun seseorang berada akan
mengalami proses pembelajaran walaupun tidak bersifat formal

2. Melakukan tugas portofolio

Tugas portofolio merupakan salah satu penilaian terhadap psikomotorik yang berada
di lingkungan sekolah baik tingkat dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. tugas ini
diberikan setelah menyelesaikan tugas kognitif. tugas portofolio juga dapat menjadi
tugas akhir dalam materi tertentu. hasil portofolio dapat menjadi dasar penilaian
dalam proses belajar.

3. Tugas

Pemberian tugas dalam waktu yang singkat akan membuat seorang anak berusaha
melakukan yang terbaik. misal ketika materi pelajaran PAI yang membahas tentang
tentang gerakan sholat, sholat yang dimaksud adalah sholat jenazah. maka secara
langsung anak akan mempraktekkan shalat tersebut seperti apa yang pernah
dipelajari.

4. Kemampuan menulis
- Menulis merupakan tahap awal dalam melihat motorik seseorang ketika
memasuki masa sekolah. hal ini terjadi ketika awal pendidikan dasar
ketrampilan tangan sangat dilatih dan terus berlatih hingga mampu menulis
- Keterampilan menulis ini juga diimbangi dengan kemampuan kognitif dalam
mengingat huruf dan angka. semakin mengenal angka dan huruf maka akan
membuat seseorang semakin mahir menulis berdasarkan pengetahuan
kognitif yang dimiliki.
5. Membuat karya tertentu berdasarkan materi pembelajaran
- Karya yang dibuat berdasarkan materi yang disampaikan sebelumnya. Karya
yang telah dibuat akan dianggap sebagai hasil atas keterampilan yang
dimiliki oleh seorang anak. semakin baik karya yang dihasilkan maka
keterampilan yang dimiliki akan semakin baik.

C. Teknik Evaluasi Aspek Psikomotorik

Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan
(1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik
berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu
sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar


psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan
menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan
mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk
dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Dari penjelasan di atas dapat
dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus
mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses
berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses
berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan


observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi
dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah
laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik
dalam simulasi.

Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan
ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, fisika,
kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak
berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di
laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya,
namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Kegiatan-kegiatan
praktikum tersebut nantinya bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kreatif dan
terampil dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berpotensi dalam diri dan lingkungan
sekitarnya.

Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa


langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal.
Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (a)
menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan
berurutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan
memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan,
(e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.

Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh


dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody (1968) menjelaskan
bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran psikomotor. Guru
harus menjelaskan keselamatan kerja kepada peserta didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh
karena kompetensi kunci dan keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam
pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi
yang tinggi.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Evaluasi aspek psikomotorik berkisar pada penilaian terkait aktivitas fisik


peserta didik atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara otot dan
syaraf.
2. Macam-macam aspek psikomotorik yang dievaluasi adalah gerak refleks, gerak dasar
fundamen, keterampilan perseptual, keterampilan fisik, gerakan terampil, dan
komunikasi non-diskusi.
3. Teknik non-tes berupa observasi menjadi pengukur evaluasi aspek
psikomotorik dari proses belajar para peserta didik.

B. Saran

Masih ada informasi yang dapat dikembang dan ruang untuk perbaikan dari karya
ilmiah yang telah penyusun kerjakan. Masih banyak hal yang belum dibahas dalam karya
ilmiah ini, di mana dapat diteliti kembali oleh para peneliti-peneliti selanjutnya:

1. Melakukan survei, observasi, serta turun lapangan dengan menambahkan subjek


penelitian sebagai sumber data selain literatur.
2. Melakukan penyempitan ruang penelitian sebagai upaya dalam memfokuskan kajian
untuk hasil penelitian di masa depan.
3. Mencari dan menambahkan teori, jurnal, buku, skripsi, tesis, dan sumber valid
lainnya untuk mendukung dan menyempurnakan data yang disajikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. “BAB II: Strategi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi Aspek Kognitif dan
Psikomotorik pada Mata Kuliah Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah”.
http://eprints.stainkudus.ac.id/912/5/5.%20BAB%20II.pdf, diakses pada 13 November
2021.
Ariyanto. (2013). “Penilaian Ranah Psikomotorik”.
https://www.kompasiana.com/aloevera/5528bf00f17e6144028b45bc/penilaian-ranah-
psikomotorik, diakses pada 11 November 2021.
Hasiholan Hutapea, Rinto. (2019). “Instrumen Evaluasi Non-Tes dalam Penelitian Hasil
Belajar Ranah Afektif dan Kognitif”. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Kontekstual, Vol. 2, No. 2 (2019). https://doi.org/10.34307/b.v2i2.94, diakses pada 13
November 2021.
Isa, Anshori. "Aspek-Aspek Dalam Evaluasi Pembelajaran”.
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6656, diakses pada 13 November 2021.

Windiani, R. (2016). “BAB II: Kajian Teori”. http://repository.unpas.ac.id/12881/4/BAB


%202.pdf, diakses pada 13 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai