Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENILAIAN PISIKOMOTORIK

DISUSUN OLEH

Herzza Seltavia (20060047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZARIN. SH BENGKULU

TAHUN 2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penilaian Psikomotorik” .

Dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami banyak mendapat


bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas mengenai “Penilaian Psikomotorik” sehingga pengetahuan
kami makin bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini sangat jauh dari


kesampurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami . Akhir
kata berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................2

Daftar Isi ...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................5
C. Tujuan ................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikomotor............................................................................6
B. Pembelajaran Psikomotor........................................................................8
C. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor........................................................10
D. Pengertian dan Konsep (Penilaian Psikomotorik)...................................11
E. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor........................................................16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan
mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa
pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik
yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan
psikomotor (keterampilan).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20
Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah
menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik. Cakupan aspek penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif
(pengetahuan), aspek psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap).
Untuk dapat merancang dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai
dengan standar penilaian, guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan yang memadai dalam mengembangkan perangkat penilaian
psikomotor.
Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya
tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik,
partisipasi peserta didik dalam simulasi.
Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak
berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan, seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan

4
kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor
adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam
kegiatan-kegiatan praktikitu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun
hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Kegiatan-kegiatan
praktikum tersebut nantinya bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang
kreatif dan terampil dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berpotensi
dalam diri dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan di SMK di dominasi ranah
psikomotoril karena dalam struktur kurikulum memang lebih dominan kegiatan
praktik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian psikomotor ?
2. Apa pengertian pembelajaran psikomotor ?
3. Bagaimana penilaian hasil belajar psikomotor ?
4. Bagaimana konsep penilaian psikomotorik ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian psikomotor.
2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran psikomotor.
3. Untuk mengetahui penilaian hasil belajar psikomotor.
4. Untuk mengetahui konsep penilaian psikomotorik.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah “Kapita Selekta
Pendidikan Kimia”.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai instrumen penilaian
psikomotorik.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikomotor
Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan
satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung
tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut
kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan
mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada
ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah afektif.
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di
dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah
psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer
(1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor
adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan
pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri
menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan
tugas tertentu.Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam
tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan
fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah
respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan
dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus.
Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik

6
atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan
gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar,
seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah
kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga,
yaitu:specific responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific
responding peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang
dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan keterampilan yang
sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meja.
Pada motor chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari
dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya
memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka sorong, dll. Pada
tingkatrule using peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya
untuk melakukan keterampilan yang komplek, misalnya bagaimana memukul
bola secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.
Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar
psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan
kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau
diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat memukul
bola dengan tepat karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang sama
sebelumnya. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana
yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.
Sebagai contoh, seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya
berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya. Kemampuan
tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik
dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang
diinginkan. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan
kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu
yang utuh. Sebagai contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian

7
memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang
diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan
yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola
dengan arah yang tepat pula. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah
kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan
fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa berpikir
panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan
cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.
B. Pembelajaran Psikomotor
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai,
metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada
perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka
strategi pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran
keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar
sambil mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan
bahwa keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan
menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz (1981) dalam
penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan
memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih
lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup
menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang
relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang
maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat
mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi
internal dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a)
mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b)
mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai.
Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi
verbal, (b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik.

8
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu
membuahkan hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-
langkah dalam mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk
perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan, (c)
mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan
memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d)
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik
dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha
peserta didik.
Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik
mencakup tiga tahap, yaitu (a) penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik
peserta didik, dan (c) penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus
menjelaskan kepada peserta didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi kunci adalah kemampuan utama
yang harus dimiliki seseorang agar tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cara benar dan hasilnya optimal. Sebagai contoh, dalam memukul bola,
kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik menempatkan bola pada
titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit namun
hasilnya optimal. Contoh lain, dalam mengendorkan mur dari bautnya,
kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik memegang kunci pas
secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini tenaga yang dikeluarkan
untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan
pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang tidak tepat.
Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak
boleh dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody
(1968) menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari
proses pembelajaran psikomotor. Guru harus menjelaskan keselamatan kerja
kepada peserta didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci
dan keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam pembelajaran

9
keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi
yang tinggi.

C. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor


Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar
psikomotor. Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat
diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta
didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti
pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu
Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor
mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan
menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3)
kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau
simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang
telah ditentukan.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil
belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan
produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada
waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung
dengan cara mengetes peserta didik.
1. Unsur Yang Terlibat Dalam Penilaian Psikomotor
Secara umum unsur – unsur yang terlibat dalam pengembangan
dan penyusunan penilaian psikomotorik dalam dunia pendidikan sebagai
berikut:
1. Kepala Sekolah
2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK).
3. Guru / MGMP
2. Dasar Hukum /Referensi

10
Adapun dasar-dasar hokum yang menjadi landasan pentingnya
penilaian psikomotorik sebagai berikut:
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan,
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi,
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan,
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian,
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses,
f. SK. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
No. 12/C/KEP/TU/2008 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan
laporan Hasil Belajar Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
g. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Badan Standar Nasional Pendidikan;
h. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani Olah Raga dan
Kesehatan, Badan Standar Nasional Pendidikan;
i. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Estetika, Badan Standar
Nasional Pendidikan;
j. Pedoman Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas;
k. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah
Psikomotor, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
D. Pengertian dan Konsep (Penilaian Psikomotorik)
Penilaian psikomotorik yang disebut juga tes praktik (kinerja) adalah tes
yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/menampilkan/
mendemonstrasikan keterampilannya. Penilaian Psikomotorik dilakukan oleh
pendidik melalui pengamatan terhadap perkembangan psikomotorik peserta

11
didik. Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran
yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik
dan keterampilan tangan.
Prosedur pembelajaran psikomotor meliputi langkah-langkah dalam
mengajar praktik, yaitu:
a. Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan.
b. Menganalisis keterampilan secara rinci dan berurutan.
c. Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan
memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang
sukar.
d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan
praktik dengan pengawasan dan bimbingan.
e. Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik
1) Pedoman Penskoran berupa daftar periksa observasi atau skala
penilaian yang harus mengacu pada soal. Daftar periksa observasi
memuat aspek-aspek keterampilan pada setiap aspek keterampilan
kunci dalam bentuk pertanyaan/pernyataan ke dalam tabel, sedangkan
skala penilaian memuat banyaknya gradasi skor
2) Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja
peserta didik yang terdiri atas skor dan kriteria yang harus dipenuhi
untuk mencapai skor tersebut.
3) Penskoran harus memperhatikan ada atau tidak adanya perbedaan bobot
tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam skala penilaian atau daftar
periksa observasi.
1. Prosedur Kerja Penilaian Psikomotor
a. Kepala sekolah menugaskan kepada TPK sekolah dan guru/MGMP
sekolah untuk melakukan penyusunan perangkat penilaian psikomotor.
b. Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada TPK dan guru
tentang penyusunan perangkat penilaian psikomotor sekurang-
kurangnya memuat :

12
1) Dasar pelaksanaan penyusunan perangkat penilaian psikomotor
2) Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penyusunan
perangkat penilaian
3) Psikomotor
4) Manfaat penyusunan perangkat penilaian psikomotor
5) Hasil yang diharapkan dari penyusunan perangkat penilaian
psikomotor
6) Mekanisme kerja penyusunan perangkat penilaian psikomotor
7) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas dalam pelaksanaan
penyusunan perangkat penilaian psikomotor.
c. TPK sekolah menyusun rencana kegiatan untuk penyusunan perangkat
penilaian psikomotor SMA, sekurang-kurangnya berisi uraian kegiatan,
sasaran/hasil, pelaksana dan jadwal pelaksanaan, mencakup kegiatan:
d. TPK sekolah menyusun rencana kegiatan untuk penyusunan perangkat
penilaian psikomotor SMA, sekurang-kurangnya berisi uraian kegiatan,
sasaran/hasil, pelaksana dan jadwal pelaksanaan;
e. TPK sekolah menyusun rambu-rambu mekanisme penyusunan perangkat
penilaian psikomotor;
d. Guru/MGMP sekolah menyusun perangkat penilaian psikomotor berupa
instrumen penilaian psikomotor;
f. Kepala sekolah dan TPK sekolah bersama guru/MGMP sekolah
melakukan review dan revisi perangkat penilaian psikomotor;
g. TPK sekolah bersama guru/MGMP sekolah memfinalkan hasil revisi
perangkat penilaian psikomotor;
h. Kepala sekolah menandatangani perangkat penilaian psikomotor;
i. TPK sekolah menggandakan perangkat penilaian psikomotor sesuai
kebutuhan dan mendistribusikan kepada dewan guru dan pihak lain yang
memerlukan. Adapun Bagan Alur Prosedur Kerja Penyusunan Perangkat
Penilaian Psikomotorik sebagai berikut:

13
Gambar 1. Alur Kerja Penyusunan Perangkat Penilaian Psikomotorik
2. Instruksi Kerja
Adapun instruksi kerja proses penyusunan instrumen penilaian
psikomotorik sebagai berikut:
a. Analisis SK/KD mengikuti Instruksi Kerja Analisis SK/KD
b. Menyusun kisi-kisi soal memperhatikan: identitas kisi-kisi dan kolom-
kolom dalam tabel kisi-kisi (KD, Bahan Kelas/Semester, Materi,
Indikator Soal, Bentuk dan Nomor Soal)
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal adalah
kesesuaian kisi-kisi dan penjabaran indikator menjadi soal dengan
mempertimbangkan materi pembelajaran
3. Jenis Tes Psikomotor
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur
penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta
didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes
simulasi, dan tes unjuk kerja.

14
1. Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak
ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan
penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat dinilai tentang
penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga
seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2. Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan
dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya
dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan
yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan
observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (check-
list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur
dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari
sangat baik, baik, kurang, kurang, dan tidak baik.
Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan
pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
a. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi:
b. Gerak refleks,
c. Gerak dasar fundamen,
d. Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual,
diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang
terkoordinasi,
e. Keterampilan fisik,
f. Gerakan terampil,
g. Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi:
gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

15
4. Contoh Penilaian Psikomotor
Contoh Instrumen Penilaian Psikomotor pada Mata Pelajaran Kimia
Tabel 1. Contoh Kisi-kisi penilaian psikomotorik
Jenis Sekolah : SMA ---SMK
Mata Pelajaran : Kimia
Teknik Penilaian : Tes Praktik
Penilaian Pendidik : Ulangan Harian
Jumlah Soal/Waktu : 1/30 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia,
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
industri.
Kompetensi Bahan Materi Indikator soal Bentuk Nomo
Dasar kelas/se pembelajaran soal r soal
m
3.3. XI / 1 Faktor-faktor Peserta didik Praktiku 1
Menjelaskan yang dapat m
kesetimbanga mempengaru melakukan
n dan faktor- hi laju reaksi percobaan
faktor yang untuk
mempengaru mengetahui
hi pergeseran faktor-faktor
arah yang
kesetimbanga mempengaru
n dengan hi laju reaksi
melakukan
percobaan.

4. Contoh Soal

16
Berdasarkan kisi-kisi soal, dapat dibuatkan soal sebagai berikut:
”lakukanlah percobaan untuk memahami faktor-faktor yang
memepengaruhi laju reaksi dengan mengikuti prosedur kimia yang benar
teknik yang benar. Perhatikan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu
dan penambahan katali terhadap lama waktu reaksi berlangsung”.
5. Pedoman Penskoran/Penilaian
Berdasarkan soal di atas, dapat disusun pedoman penskoran dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan kunci dalam lari 100 m.
Dalam hal ini aspek–aspek keterampilan kunci itu adalah:
a. posisi mulai (starting position)
b. teknik mulai (starting action),
c. teknik lari (sprinting action), dan
d. teknik memasuki garis finis (finishing action).
2. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan dari setiap aspek
keterampilan kunci. Dalam hal ini aspek keterampilan kunci pada posisi
mulai/starting position dirinci menjadi aspek keterampilan memposisikan
kaki, tangan, badan, pandangan mata, dan posisi tungkai pada saat aba-
aba “siap”, dan seterusnya.
3. Dilanjutkan dengan membuat lembar daftar periksa observasi dan skala
penilaian sebagai berikut :
Tabel 2. Aspek-aspek penilaian
Aspek-aspek keterampilan Skala penilaian Skor
5 4 3 2 1 butir
P Penggunaan alat dan bahan
Mengambil larutan dengan pipet
volume
Menggunakan tabung reaksi
Memegang gelas erlenmeyer
Menggunakan termometer

17
Mencuci alat dan bahan
JUMLAH
Penentuan nilai peserta didik, dirumuskan:
Nilai = X 100
Keterangan:
a) Jumlah aspek keterampilan (20)
b) Rentang skor tiap aspek ketrampilan (1 sampai dengan 5)
c) Skor perolehan (Jumlah skor perolehan siswa pada 20 aspek keterampilan)
d) Skor maksimal (20 x 5 = 100)

BAB III

18
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Terkait
pembelajaran prikomotor maka ada perbedaan titik berat tujuan pembelajaran
psikomotor dan kognitif maka strategi pembelajarannya juga berbeda.
pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan
prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing) dan diasah dengan cara
dilakukan berulang-ulang sehingga akan menjadi suatu kebiasaan. Adapun
penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan,
proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu
pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung
dengan cara mengetes peserta didik. Penilaian psikomotorik lebih berorientasi
pada penilaian gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan
tangan.

DAFTAR PUSTAKA

19
http://www.slideshare.net/fitrayagami/30-penilaian-psikomotorik
http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/31-juknis-penyusunan-
perangkat-penilaian-psikomotor-_isi-revisi__0104.pdf
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-psikomotor.pdf
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/tes-pengukuran-ranah-penilaian.html,
http://kemilauhijau.blogspot.co.id/2013/05/assesment-pembelajaran-penilaian.hml

20

Anda mungkin juga menyukai