Kelas : A - Reguler
Dr.Farihah, M.Pd
PASCASARJANA
1442H / 2021M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
makalah Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan ini tepat pada waktunya.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas rutin sesuai kontrak yang
sudah disampaikan oleh Dosen pengampu pada awal perkuliahan. Dalam penyusunan tugas ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sriadhi,M.Pd.,M.Kom.,Ph.D dan
Dr.Farihah,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing saya dalam
penyusunan tugas ini, kepada kedua orang tua yang memberikan dukungan dan dorongan baik
moril maupun materil, dan juga kepada teman-teman yang turut memberikan dukungan semangat
kepada penulis.
Dalam penyusunan tugas ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan
kelemahan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi terciptanya tugas makalah ini yang lebih baik lagi.
Terima Kasih
PENULIS
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
B. Perumusan Tujuan................................................................................................. 5
C. Pengorganisasian Materi............................................................................................ 5
F. Evaluasi Kurikulum............................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami setiap langkah-langkah dalam mengembangkan suatu kurikulum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan masukan bagi langkah
selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan.
B. Perumusan Tujuan
Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan.
Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum
(kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Hierarki tujuan
tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, serta
tujuan instruksional: tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan
juga dapat dibagi ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dalam
Taxonomy of Educational Objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga.domain ini masing-masing terdiri atas
beberapa aspek yang disusun secara hierarkis, Domain kognitif berkenaan dengan
penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau berpikir, domain afektif berkenaan
dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai, sedangkan
domain psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-
keterampilan motorik. Menurut Davies (1976), ketiga domain tujuan tersebut dirinci
gambar sebagai berikut :
DOMAIN TUJUAN
Kognitif Afektif Psikomotor
Pengetahuan Penerimaan Gerak Refleks
Pemahaman Penanggapan Gerak dasar fundamental
Aplikasi Penilaian Keterampilan Perseptual
Sintesis Pengorganisasian Keterampilan Fisik
Analisis Karakterisasi Nilai Gerak Keterampilan
Evaluasi Komunikasi Non Kodusif
C. Pengorganisasian Materi
Secara makro, materi kurikulum disusun berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
yang merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan.
Hal ini berkaitan. dengan keaiatan memilih, menilai, dan menentukan jenis bidang studi
apa yang harus diajarkan pada suatu jenis dan jenjang persekolahan, kemudian pokok-
pokok dan subpokok bahasan serta uraian materi secara garis besar, juga termasuk scope
(ruang lingkup) dan sequence (urutan)-nya..Adapun patokan kegiatan tersebut ditentukan
oleh tujuan-tujuan dari jenis dan jenjang sekolah yang bersangkutan.
6
Handbook for Evaluating and Selecting Curriculum Materials, M.D. Gall (1981)
menyatakan 9 tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu : identifikasi
kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya, membentuk tim,
mendapatkan susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan. membuat keputusan
adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan. Secara
spesifik, yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut
adalah isi dari kurikulum. Isi atau bahan tersebut disusun dalam berbagai program
pendidikan berdasarkan jenis dan jenjang sekolah, kemudian dikemas dalam berbagai
bidang studi yang kemudian dijabarkan dalam pokok dan subpokok bahasan, yang secara
lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran dalam berbagai bentuknya. Tugas
guru adalah mengembangkan bahan pelajaran tersebut berdasarkan tujuan instruksional
yang telah disusun dan dirumuskan sebelumnya.
Dalam hal penyusunan bahan pelajaran ini dikenal ada istilah scope dan
sequence. Scope atau ruang lingkup menyangkut keluasan dan kedalaman materi
kurikulum. Scope materi kurikulum sebenarnya agak sulit untuk disusun, karena
setidaknya.ada dua hal, vaitu (1) materi suatu ilmu berkembang dan bertambah setiap
waktu dan (2) belum ada kriteria yang pasti tentang materi apa yang perlu diajarkan dan
pengorganisasian bahan yang dapat diterima oleh semua pihak. Namun demikan ada
sejumlah kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan materi kurikulum ini,
antara lain: (1) Materi kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai;
Materi kurikulum dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya (positif) dari
generasi masa lalu; (2) Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu
disiplin ilmu;(3) Materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfaat bagi kehidupan
umat manusia, untuk bekal hidup di masa kini dan masa yang akan datang; (4) Materi
kurikulum dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan
kebutuhan masyarakat. Sequence menyangkut urutan susunan bahan kurikulum.
Sequence materi kurikulum dapat disusun dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu
struktur disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi kurikulum
berdasarkan tingkatan kelas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menyusun
sekuens bahan ajar, yaitu sekuens kronologis (urutan kejadian), sekuens kausal (sebab-
7
akibat), sekuens struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, dan lain-lain.
Untuk itu dalam penyusunan sequence, perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut: (1)
Taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum; (2) Apersepsi atau pengalaman masa yang
lalu; (3) Kematangan dan perkembangan siswa; (4) Minat dan kebutuhan siswa.
8
bahwa penilaian itu terdiri atas tiga komponen, yaitu, pengumpulan informasi,
pembuatan pertimbangan, dan pernbuatan keputusan.
Informasi merupakan bagian dari penilaian yang penting karena berkaitan dengan
data-data awal yang berguna dalam pembuatan keputusan selanjutnya. Informasi ini bisa
berupa kualitatif atau kuantitatif. Pertimbangan adalah taksiran atau estimasi dari kondisi
yang ada sekarang atau merupakan prediksi penampilan di masa yang akan datang.
Sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu pilihan tindakan yang didasarkan pada
informasi yang diperoleh dan pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu
sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi terhadap hasil yang
dicapai.
EVALUASI KURIKULUM
Menurut S.Hamid (2008:33) Evaluasi merupakan proses yang menentukan sampai
sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Secara umum evaluasi atau
penilaian adalah sebuah proses sistematis pengumpulan informasi, baik berupa angka
ataupun deskripsi verbal, analisis, dan interpretasi informasi untuk memberikan
keputusan terhadap kualitas hasil kerja. Kedudukan evaluasi dalam pencapaian tujuan
suatu program memegang peranan yang sangat penting sebagai umpan balik terthadap
pekerjaan yang sudah dilaksanakan. Apakah program tersebut mampu melahirkan suatu
perubahan yang lebih baik atau masih memerlukan perbaikan untuk mendapatkan tujuan
yang diinginkan. Menurut Arikunto (2005) dalam S Hamid menilai adalah sebuah proses
pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, sehingga dapat
dikatakan bersifat kualitatif. Ia juga menambahkan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai, yang kemudian dipakai sebagai tolak ukur dalam
pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam pendidikan, evaluasi merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan
terhadap kualitas hasil kerja siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya, sehingga
diperoleh gambaran kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi ataupun tujuan
pendidikan yang ditetapkan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum memegang peranan
9
penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada
pengambilan keputusan dalam kurikulum.
Hasil-hasil evaluasi dapat digunakan oleh pemegang kebijaksanaan pendidikan
dan para pemegang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Dan juga dapat digunakan dalam membantu perkembangan siswa, memilih bahan
pelajaran, metode, dan alat-alat bantu pelajaran. Evaluasi kurikulum bisa dilakukan
dengan mengaanalisis mulai dari aspek pertama, Ide atau gagasan, kedua aspek materi
yang disajikan dalam proses pembelajaran, ke tiga aspek proses yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan
kurikulum, dan ke empat aspek evaluasi baik proses maupun hasil. Aspek-aspek inilah
yang dapat digunakan oleh para praktisi pendidikan dalam memperbaiki kualitas
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut para ahli, ada beberapa
model evaluasi kurikulum yang bisa dilakukan dijadikan rujukan dalam melakukan
evaluasi. Di bawah ini penulis sajikan model evaluasi kurikulum sebagai berikut :
a. Model Diskrepansi
Model ini dianggap relative sederhana untuk melihat adanya ketidaksesuaian
antara dua hal yang seharusnya, idealnya, harapannya, sama. Adapun objek sasaran
model ini ada lima aspek yaitu: (1) aspek Design yaitu rancangan kegiatan atau program
kerja, (2) aspek Installation artinya program penyediaan perangkat dilaksanakan, (3)
aspek Process (proses pelaksanaan program). (4) aspek Product (hasil program) yang
dievaluasi, apakah tujuan atau target program bisa tercapai, (5) Cost (biaya, pengeluaran)
apa yang diharapkan bisa tergapai dari pelakasanaan program tersebut
b. Model Countenance stake
Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang
dikembangkan oleh penemunya yag bernama Stake. Countenance artinya keseluruhan,
sedangkan pengertian lain adalah sesuatu yang disenangi. Oleh karena itu, Hasan (2008)
mengatakan bahwa model countenance stake tidak perlu dianggap sebagai suatu yang
mutlak. Stake‟s mempunyai keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan
deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluan. Dalam model ini stake sangat
menekankan peran evaluator dalam mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan
10
khusus yang terukur. Model ini terdiri atas dua matriks yaitu matriks deskripsi dan
matriks pertimbangan: a) Matriks Deskripsi adalah sesuatu yang direncanakan
pengembang kurikulum atau program, seperti dalam KTSP, kurikulum tersebut adalah
kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan b) Matriks Pertimbangan adalah
evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang
pertama.
c. Model CIPP
Model ini berorientasi pada suatu putusan Tujuannya adalah untuk membantu
administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan. Sementara menurut
Stullebeam (1993) dalam Eko (2009: 81) bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Ada beberapa komponen atau dimensi model
CIPP yang meliputi: context, input, process dan product. a) Context Evaluasi (evaluasi
konteks) b) Evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui ke kuatan dan kelemahan yang
dimiliki evaluan, dengan demikian evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang
diperlukan.25 c) Input Evaluasi (evaluasi masukan) evaluasi ini membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa
rencana dan strategi untuk mencapai tujuan d) Process Evaluasi (evaluasi proses) evaluasi
ini digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan selama tahap implementasi
dan untuk mengetahui proses sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan apa yang
perlu diperbaiki e) Product Evaluasi (evaluasi hasil) dari hasil evaluasi proses diharapkan
dapat membantu pimpinan atau guru untuk membuat keputusan selanjutnya.
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Menurut Masykur (2019:88) Secara umum langkah-langkah pengembangan
kurikulum itu terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan
pengorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan
pengembangan alat evaluasi
Evaluasi kurikulum bisa dilakukan dengan mengaanalisis mulai dari aspek
pertama, Ide atau gagasan, kedua aspek materi yang disajikan dalam proses
pembelajaran, ke tiga aspek proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang
melibatkan guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kurikulum, dan ke empat
aspek evaluasi baik proses maupun hasil. Aspek-aspek inilah yang dapat digunakan
oleh para praktisi pendidikan dalam memperbaiki kualitas pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Adapun model evaluasi kurikulum yang bisa dilakukan dijadikan rujukan dalam
melakukan evaluasi yaitu Model Diskrepansi, Model Countenance stake, Model
Countenance Stake dan Model CIPP Model CIPP
DAFTAR PUSTAKA
12
Widoyoko, Eko Putro S. (2009) Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis
Masykur, R., (2019). Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum, Lampung: Cv.Anugrah
Utama Raharja
13