Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Konsep Tahap Pengembangan Kurikulum Level Implementasi

Disusun Oleh:

Kelompok 5
Nama : 1. Ratna Dewi Sari (4020013)
2. M. Rizki Darmansyah (4020029)
3. Dilsa (4020003)
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum dan Buku Teks Matematika
Dosen Pengampu : Rani Refianti, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SILAMPARI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena dengan limpahan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidaya-Nya lah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Pengembangan Kurikulum Level Implementasi”.
Kurikulum merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan.
Karena kurikulum merupakan sarana untuk mengukur kemampuan diri dan konsumsi pendidikan.
Hal ini berkaitan juga dengan pengejaran target-target yang membuat peserta didik dapat mudah
memahami berbagai materi ataupun melaksanakan proses pembelajaran setiap harinya dengan
mudah.. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembacanya dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan serta menjadi bekal dasar bagi seluruh calon pendidik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari nilai kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata dan penulisan yang kurang
berkenan.

Lubuklinggau, 23 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum ................................................................ 2
B. Pengembangan Tujuan Kurikulum ....................................................................... 2
C. Pengembangan Isi atau Materi .............................................................................. 6
D. Perumusan Strategi .............................................................................................. 10
E. Media Evaluasi ....................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan suatu komponen yang sangat menentukan dalam suatu system
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai system pendidikan, karena
itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Kurikulum adalah salah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan kurikulum pendidikan karakter juga harus berorientasi pada pendidikan mutu
dan mutu pendidikaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum ?
2. Bagaimana pengembangan tujuan kurikulum ?
3. Bagaimana pengembangan isi atau materi ?
4. Apa saja perumusan strategi ?
5. Apa saja media evaluasi ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pengembangan kurikulum !
2. Menjelaskan pengembangan tujuan kurikulum!
3. Menjelaskan pengembangan isi atau materi !
4. Menjelaskan perumusan strategi !
5. Menjelaskan media evaluasi !

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya
mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi
kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak
hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun
didalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik,
serta unsur unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

B. Pengembangan Tujuan Kurikulum


Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya
pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian
perumusan tujuan merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah kurikulum.
2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam
mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan membantu guru dalam
mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat memberikan
arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan
metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta
merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.

2
3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas
dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang kurikulum
termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah memperoleh kemampuan-
kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan
tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
Klasifikasi Tujuan
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada
tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam
tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Domain Kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan
intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan
memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dar 6 tingkatan, yaitu:
 Pengetahuan (knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang
telah diajarkan, seperti pengetahuan tentang istilah, urutan, klasifikasi, kategori dan lain-
lain. Tingkatan ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan
selanjutnya.
 Pemahaman
Pada jenjang ini pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi
tertentu yang dipelajari. Dalam jenjang ini peserta didik menjawab pertanyaan dengan
kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
 Penerapan
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata. Pada
jenjang ini peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia
miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
 Analisis
Analisis diartikan sebagai kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-
komponen yang lebih jelas. Di jenjang ini peserta didik diminta untuk menguraikan
informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan
fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.

3
 Sintesis
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengombinasikan elemen-
elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Di jenjang ini peserta didik dituntut
untuk menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan
pengetahuan.
 Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara
atau metode. Dalam jenjang ini peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di
dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.
2. Domain Afektif
Ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi
yang berbeda dengan penalaran. Ranah ini berkaitan dengan aspek emosional seperti
perasaan, minat, sikap dan sebagainya.Ranah afektif ini terdiri dari lima ranah yang
berkaitan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif ini disusun
oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, sebagai berikut:
 Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi,
keadaan atau suatu masalah, misalnya penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan
untuk menyadari adanya fenomena di lingkungannya yang dalam pengajaran bentuknya
berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. termasuk
juga kemampuan mengakui tentang adanya perbedaan.
 Merespons
Merespons atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tertentu seperti, kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan
untuk diskusi, kemauan untuk membantu orang lain, dan sebagainya.
Misalnya patuh terhadap suatu aturan dan ikut serta dalam kegiatan, hal ini termasuk
sudah memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dengan memberikan tanggapan.

4
 Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauaan untuk memberi penilaian atau kepercayaan
kepada gejala atau suatu ojek tertentu.
 Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi berkenaan dengan pengembangan nilai ke
dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antaranilai dan tingkat prioritas
nilai-nilai itu.
 Karakterisasi nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintensis dan internalisasi sistem nilai dengan mengkajian
secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya itu dijadikan pandangan
(filsafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.
3. Domain Psikomotor
Domain Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan
seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:
 Persepsi (perception)
Kegiatan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu aktivitas
motorik. Misalnya dalam pemilihan warna yang menggunakan alat indera (mata)
sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat terjemahan.
 Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan. Kesiapan fisik,
mental, dan emosional untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya posisi start lomba
renang.
 Gerakan Terbimbing (guided response)
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan dengan contoh yang diberikan. Tahap
awal mempelajari suatu keterampilan termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-
coba. Misalnya, membuat segitiga di atas pola.
 Gerakan yang Terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan
karena sudah dilatih secukupnya. Misalnya, melakukan climbing dengan cepat dan tepat
karena terbiasa dengan gerakan-gerakan yang sudah diajarkan sehingga mampu tampil
dengan meyakinkan.

5
 Gerakan yang Kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap
dengan lancar, tepat dan efisien. Misalnya, bongkar pasang peralatan dengan tepat.
 Penyesuaian Pola Gerakan (adjustment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga bisa
disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi. Contohnya, keterampilan bergulat
dengan baik.
 Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif
sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi tari yang baru.
Dengan bahasa lain, ketiga domain itu (kognitif,afektif dan psikomotor) dapat
digambarkan dalam “3H”, yaitu “Head” (kepala) atau pengembangan bidang intelektual
(kognitif), “Heart” (hati), yaitu pengembangan sikap (afektif) dan "Hand” (tangan) atau
pengembangan keterampilan (pisikomotor).

C. Pengembangan Isi atau Materi


Bahan atau materi kurikulum (curriculum materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang
harus dipahami siswa dalm upaya mencapai tujuan kurikulum.
1. Sumber-sumber Materi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal tersebut, yakni:
a. Masyarakat berserta budayanya
b. Siswa
c. Ilmu Penetahuan
Dalam menentukan isi kurikulum ketiga bersumber tadi harus digunakan secara seimbang.
Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mengaruhi keseimbangan
makna pendidikan.
a. Masyarakat sebagai Sumber Kurikulum
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan oleh sebab setiap daerah
memiliki kebutukan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat dari sudut geografis,

6
budaya dan adat istadat maupuan potensi daerah. Dilihat dario keadaan geografis, setiap
derah memiliki perbedaan misalnya ada daerah pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
Perkembangan budaya nasional adalah perkembangan budaya yang terus-menerus
yang selama ada dalam status “in the maiking” Oleh karenanya materi, kurikulum
selamanya harus berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Globalisasi merupakan gelombang yang sangat hebat menerap seluruh kawasan
dunia. Siap atau tidak, kita tidak mungkin mehindari dari arus globalisasi itu sendiri. Oleh
sebab itu, arus globalisasi bukan untuk dihindari akan tetapi merupakan sesuatu yang
harus kita hadapi. Materi kurikulum sebagai alat pendidikan harus bersumber dari
kepentingan masyarakat global.
b. Siswa sebagai Sumber Materi Kurikulum
Di samping masyarakat berserta kebudayaannya, penetapan materi kurikulum juga
dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Karena fungsi pendidikan adalah untuk
mengembangkan seluruh potensi siswa, maka siswa harus dijadikan sumber dalam
penetapan isi kurikulum. Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus menjadi salah
satu sumber materi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rumusan isi kurikulum dikaitkan dengan
siswa, yakni:
 Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak.
 Isi kurikulum sebaiknya mencangkup keterapilan, pengetahuan dan sikap yang dapat
digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk menghadapi
kebutuhannya pada masa yang akan datang.
 Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatan sendiri dan tidak sekedar
hanya penerima secara pasif apa yang diberikan guru.
 Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum dapat dipandang dari dua
sisi, yaitu sisi pisikobiologis dan sisi kehidupan sosial. Sisi pisikologis berkenaan
dengan apa yang timbul dengan siswa berdasarkan kebutuhan pisikologis dan biologis
yang dinyatakan dalam keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang
diminati untuk dipelajari. Sisi kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan

7
masyarakat, apa yang dianggap perlu untuk kehidupannya, agar mereka hidupdi
masyarakat.
c. Ilmu Pengetahuan sebagai Sumber Kurikulum
Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.
2. Tahap Penyeleksian Materi Kurikulum
Tahap penyeleksian materi kurikulum adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh
pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum.
a. Identifikasi Kebutuhan (need assessment)
Kebutuhan (need) adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
b. Mendapatkan Bahan Kurikulum (Assess the curriculum materials)
Mendapatkan bahan kurikulum yang sesuai dengan tujuan bukanlah pekerjaan mudah.
Poses pelaksanaannya diperlukan perencanaan yang matang serta dan keseriusan yang
sungguh-sungguh.
c. Analisis Bahan (analyze the materials)
Menganalisis materi/bahan kurikulum dapat dilakukan dengan melihat informasi tentang
bahan yang bersangkutan misalnya, dengan melihat nama pengarang, edisi dan tahun
terbitan, termasuk penerbirnya sendiri.
d. Penilaian bahan kurikulum (Appraissal of curriculum materials)
Manakala bahan kurikulum telah dianalisis keakuratanya, maka selanjutnya diberikan
penilaian, apakah bahan itu layak digunakan atau tidak, sesuaikah dengan tututan
kurikulum atau tidak.
e. Membuat keputusan mengdopsi bahan (Make an Adoption Decision)
Membuat keputusan apakah bahan layak untuk diadopsi atau tidak, merupakan tahap
terakhir menyeleksi bahan.
3. Jenis-jenis Materi Kurikulum
Biasanya materi kurikulum yang harus dipelajari siswa terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan keterampilan. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data
spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau
observasi.
4. Kriteria penetapan Materi Kurikulum

8
Secara umum hada beberapa petimbangan dalam meetapkan materi kurikulum baik
khususnya ditinjau dari sudut siswa, yakni:
a. Tingkat Kematangan Siswa
Seperti yang telah dikemukakan, setiap anak memiliki taraf perkembangan atau taraf
kematangan yang berbeda. Tingkat kematangan anak usia SD berbeda dengan tingkat
kematangan anak usia SMP. Isi atau materi kurikulum harus sesuai dengan tahap
kematangan anak. Tingkat kematangan akan sejalan dengan tingkat erkembangan
psikologi anak.
b. Tingkat Pengalaman Anak
Tingkat kemampuan akan menentukan tingkat kemampuan anak dalam melakukan
sesuatu.
c. Tarap Kesulitan Materi
Materi kurikulum disusun dari yang mudah menuju yang sulit; dari yang konkret menuju
yang abstrak; dari yang sederhana menuju yang kompleks.
Hunkins (1988) mengemukakan lima kriteria dalam mengorganisasi isi pelajaran.
 Pertama, kriteria yang berhubungan dengan ruang lingkup isi pelajaran. Kretria ini
menyakut kleluasan dan kedalaman isi kurikulum sesuai dengan tujuan yang hendaknya
dicapai.
 Kedua, kriteria yang berkaitan dengan keterkaitan atau hubungan antara materi atau isi
pelajaran yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman belajar siswa
terjadi secara utuh, tidak terkotak-kotak.
 Ketiga, bekaitan dengan urutan isi dengan pengalaman belajar secara vertikal.
 Keempat, isi dan pengalaman belajar harus disusun dari yang sederhana menuju yang
kompleks secara kesinambungan, sehingga pemahaman dan kemampuan siswa
berkembang sampai tuntas.
 Kelima, yang disebut dengan artikulasi dari keseimbangan. Artikulasi artinya bahwa isi
kurikulum harus memiliki keterkaitan baik keterkaitan antara pelajar satu dengan pelajar
yang lain, maupun keterkaitan dilihat dari tingkat kesulitannya.

9
D. Perumusan Strategi
Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan
guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar ( selection of learning
experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning
experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran
 Tahap yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah
memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society),
dan konten (source of content).
 Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi
(SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui
dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan
(philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning).
 Tahap terakhir adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-pengalaman Belajar ( selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan
kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar
(psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau
dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity
menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar.
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk
belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan
anak didik, dan kebutuhan masyarakat.

10
4. Mengevaluasi (evaluating)
Kurikulum Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi
adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan
untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam
pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan ,
sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi
adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi,
historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi
formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).

E. Media Evaluasi
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi terhadap konteks berkaitan dengan berbagai aspek yang melahirkan suatu
dokumen kurikulum. Dalam situasi tertentu orang melakukan evaluasi mengenai tuntutan
masyarakat terhadap dunia pendidikan dan sering disebut dengan istilah need assesment.
Need assesment dilakukan untuk menentukan apa yang diperlukan masyarakat yang dilayani
sekolah. Evaluasi jenis ini adalah evaluasi mengenai kesesuaian antara ide kurikulum dengan
lingkungan sosial-budaya dimana suatu kurikulum akan dilaksanakan. Evaluasi konteks
diarahkan juga terhadap dukungan masyarakat terhadap sekolah. Dukungan masyarakat
dapat berupa bantuan keuangan, bantuan fasilitas belajar, dan partisipasi dalam kegiatan
belajar.
2. Evaluasi Dokumen
Evaluasi dokumen memiliki karakteristik tersendiri karena objek evaluasinya adalah
sesuatu yang tertulis dan dapat dikaji berulang-kali tanpa terpengaruh oleh keterbatasan
waktu yang dimiliki pihak pengembang dokumen atau pelaksana dari keputusan dalam
dokumen. Kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, standar kompetensi, kompetensi
dasar, beban belajar, kalender akademik, dan standar kompetensi lulusan adalah sesuatu
yang dievaluasi berdasarkan ketetapan dalam dokumen Peraturan Menteri (PerMen)
Pendidikan Nasional.

11
3. Evaluasi Proses
Evaluasi proses berkenaan dengan kegiatan utama pendidikan. Kegiatan utama
pendidikan itu ditandai oleh adanya interaksi dan komunikasi yang sangat terencana antara
dua komponen pendidikan yang utama, yaitu guru dan peserta didik dengan sumber belajar.
Interaksi dan komunikasi selalu menjadi fokus utama evaluasi proses. Suasana kelas,
kelengkapan fasilitas belajar dan mengajar, jadwal, pekerjaan yang harus dilakukan guru
diluar kelas, pekerjaan yang harus dikerjakan peserta didik di luar kelas/sekolah, suasana
kerja di sekolah, dan dukungan masyarakat menjadi fokus yang mulai menarik perhatian
banyak kajian evaluasi kurikulum selain fokus utama.
4. Evaluasi Produk Atau Hasil
Evaluasi hasil didasarkan pada kategori hasil belajar. Hasil dibedakan atas dua istilah
yaitu output dan outcomes. Output diartikan sebagai hasil langsung yang dimiliki peserta
didik dari suatu proses pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Sedangkan outcomes
adalah hasil setelah beberapa saat yang bersangkutan menyelesaikan proses pendidikannya
di sebuah satuan pendidikan. Kategori hasil belajar yaitu meliputi dalam bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik anak. Sejauh mana pemahaman peserta didik dalam memahami
materi yang disampaikan, sikap-sikap yang diajarkan pendidik ke peserta didik atau
pendidikan emosi, dan bakat-bakat yang dimiliki siswa.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya
mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Pengembangan kurikulum dibuat dengan beberapa klasifikasi tujuan yaitu domain kognitif,
domain afektif, dan domain psikomotorik. Pengembangan materi kurikulum berdasarkan pada
sumber-sumber materi kurikulum, tahap penyeleksi materi kurikulum, jenis-jenis materi
kurikulum, dan kriteria materi kurikulum. Perumusan strategi kurikulum meliputi empat
langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective), menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar ( selection of learning experiences), mengorganisasi
pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences), dan mengevaluasi
(evaluating). Media evaluasi kurikulum terdiri dari evaluasi konteks, evaluasi dokumen,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil.

B. Saran
Kita sebagai para calon pendidik hendaknya mengetahui benar bagaimana konsep
pengembangan kurikulum untuk menjadi bekal saat menjadi tenaga pendidik dan dapat
menyampaikan kurikulum sebaik mungkin untuk mewujudkan tujuan dalam proses belajar
mengajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://elhumania.wordpress.com/2011/11/26/strategi-merumuskan-kurikulum/
https://mangmumin.blogspot.com/2018/01/strategi-pengembangan-kurikulum.html
http://edhakidam.blogspot.com/2015/01/makalah-pengembangan-kurikulum-dalam.html
http://haryatikurniawati96.blogspot.com/2015/11/pengembangan-tujuan-dan-materi-
kurikulum.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai