Oleh :
Natasya Rahmadanti
4020028
A. Kompetensi Inti
K1 K2
K3 K4
D. Materi Pembelajaran
Sistem pertidaksamaan linier dua variabel
1. Fakta
Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah sistem yang memuat beberapa
pertidaksamaan linear dua variabel. Sistem pertidaksamaan ini menghasilkan
satu daerah penyelesaian yang dibatasi oleh garis-garis setiap persamaan linearnya.
Artinya, daerah penyelesaian harus memenuhi semua pertidaksamaan yang ada.
2. Konsep
Definisi sistem pertidaksamaan linier dua variabel dalam masalah kontekstual.
3. Prinsip
4. Prosedur
Langkah-langkah variabel pada sistem pertidaksamaan linear dua variabel dalam
masalah kontekstual.
G. Sumber Pembelajaran
1. Buku Guru : Kemendikbud. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Kurikulum Penerbitan
2. Buku Siswa : Kemendikbud. 2016. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat
Kurikulum Penerbitan
3. Sukino. 2014. Matematika Jilid 1A untuk SMA/MA Kelas X Semester 1. Jakarta:
Erlangga
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Inti
2. Siswa mengamati
permasalahan
mengenai sistem
pertidaksamaan
linear dua variabel
yang telah diberikan
guru. (Mengamati)
3. Peserta didik
bersama guru secara
aktif melakukan
tanya jawab terkait
dengan
permasalahan yang
terjadi berdasarkan
masalah yang
ditampilkan.
(Menanya)
Fase 3: Membimbing
Penyelidikan Individu 1. Peserta didik
dan Kelompok dibimbing oleh
guru dalam
Saintifik : Mengasosiasi melakukan
dan Mengolah Informasi
penyelidikan
(mencari
sumber/data/refere
nsi)terkait materi
dalam menentukan
penyelesaian
sistem
pertidaksamaan
linear dua
variabel.
2. Peserta didik
berdiskusi
mengasosiasi
informasi dan
pengetahuan yang
telah diperoleh
sebelumnya dan
mendiskusikan
masalah yang ada.
3. Guru berkeliling
ke setiap
kelompok,
melakukan
bimbingan dan
observasi dalam
rangka penilaian
sikap.
Mengetahui,
(Natasya Rahmadanti)
Lampiran 1
INSTRUMEN SOAL
Soal latihan :
2
𝑦 ≤ 𝑥 − 3𝑥 + 18
𝑦 ≤ 2𝑥 + 3
Jawab :
Lampiran 2
Rubrik :
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam pembelajaran dan konsisten.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok
tetapi belum konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok
tetapi belum konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha untuk bekerja sama dalam kegiatan
kelompok dan konsisten.
K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan :
K : Kurang B : Baik
Lampiran 3
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan
yang berkaitan dengan menentukan model matematika pada sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
I II
KT T ST KT T ST
Keterangan : Keterangan Sikap :
KT : Kurang Terampil KT : 1
T : Terampil T :2
ST : Sangat Terampil ST : 3
PEDOMAN PENSKORAN
TES URAIAN
15
2
A. 𝑦 ≤ 𝑥 − 3𝑥 − 18 , berarti a=1, b=-3, c=4
1. Menggambar grafik, diketahui bahwa
nilai a=1 , maka grafik terbuka ke atas
2. Menentukan titik potong grafik dengan
sumbu X, y=0
2
3. 𝑦 ≤ 𝑥 − 3𝑥 − 18 ↔ (𝑥 − 6)(𝑥 + 3)
↔𝑥 = 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 =− 3
4. Titik potong sumbu X yaitu (6,0) atau
(-3,0)
5. Menentukan titik potong grafik dengan
sumbu Y, x=0
2
6. 𝑦 = 0 − 3(0) + 4 = 4
7. Titik potong sumbu Y yaitu (0,4)
9−18−72 81
= 4
=− 4
3 81
Koordinat titik puncak adalah ( 2 , − 4
)
C. Sketsa Kurva
15
D. Uji titik
2
0 ≤ 0 − 3(0) − 18 ↔ 0 ≤− 18. Maka
daerah himpunan penyelesaiannya
2
𝑦 ≤ 𝑥 − 3𝑥 − 18 adalah lawan dari
belahan bidang yang memuat titik P(0,0) 15
E. Sketsa kurva
15
F. 𝑦 = 2𝑥 + 3
● Menggambar Grafik
15
x 0 −
3
2
y 3 0
titik (0,3) (−
3
)
2
10
5
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING(PBL)
1. Penyampaian ide
Pada tahap ini dilakukan secara curah pendapat (brainstorming). Pebelajar merekam
semua daftar masalah (gagasan/ide) yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak
untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji
pentingnya relevansi ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan (masalah
aktual, atau masalah yang relevan dengan kurikulum), dan menentukan validitas
masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
Pada tahap ini,mereka diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan
masalah yang telah diajukan. Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang
diangkat dalam masalah.Tahap ini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah
dimiliki oleh mereka berkaitan dengan isu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode
etik, teknik pemecahan konflik, dan sebagainya.
Pembelajar diajak menjawab pertanyaan tentang,’’Apa yang perlu kita ketahui untuk
memecahkan masalah yang kita hadapi?’’.Setelah melakukan diskusi dan konsultasi,
mereka melakukan penelaahan atau penelitian dan mengumpulkan informasi.
Pebelajar melihat kembali ide–ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat
dipakai. Sering kali, pada saat para pebelajar menyampaikan masalah–masalah,
mereka menemukan cara–cara baru untuk memecahkan masalah. Dengan demikian,
hal ini dapat menjadi sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide–ide yang
tidak dapat dipecahkan atau sebaliknya ide–ide yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah.
Pada tahap ini ,pebelajar diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang
didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana)
apa yang akan mereka lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran–saran untuk
memecahkan masalah.
5. Evaluasi(evaluation)
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal : (1)bagaimana pebelajar dan evaluator menilai
produk(hasil akhir) proses, (2)bagaimana mereka menerapkan tahapan pembelajaran
berbasis masalah untuk bekerja melalui masalah, dan (3)bagaimana pebelajar akan
menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah atau sebagai bentuk
pertanggung jawaban mereka.