Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Kognitif, Aspek, dan Contohnya

Oleh DosenSosiologi.ComDiposting pada 13 Mei 2022

https://dosensosiologi.com/pengertian-kognitif/

Kognitif

Kurikulum tingkatan dalam arti pendidikan di Indonesia lebih fokus pada penilaian kognitif. Penilaian
ini merupakan penggambaran penilaian yang utama atas ketercapaian seorang anak. Penilaian pada
aspek kognitif berkaitan dengan penalaran, proses berpikir, dan mengembangkan kemampuan
rasional yang dimiliki oleh seorang anak.

Bentuk penilaian segi kognitif ini biasanya dalam wujud soal yang terdiri beberapa jenis antara lain,
pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, esay, jawaban singkat, dan lain-lain. Pilihan yang diberikan
tergantung pada jenis soal yang dibuat dan sampai tingkatakan ke berapa ranah kognitif yang ingin
diukur.

Pengukuran yang dilakukan juga menyesuaikan dengan tingkatan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Pada meteri tertentu kadang ketercapaian maksimal pada tingkatan kedua. Hal ini biasanya
pada materi tingkat rendah seperti pada awal pembahasan sebuah materi.

Pengertian Kognitif

Kognitif adalah penilaian yang dilakukan atas dasar kemampuan dalam mengenal sesuatu yang
mengacu pada proses seseorang memperoleh pengetahuan yang ada dalam dirinya sendiri, dimana
proses memperoleh pengetahuan ini dapat diperoleh melalui beberapa hal sesuai dengan aspek
yang terdapat dalam pengukuran ranah kognitif.

Pengertian Kognitif Menurut Para Ahli

Berikut definisi kognitif pendapat menurut para ahli, antara lain;

Margaet W. Matlin

Kognitif adalah proses aktivitas yang melibatkan beberapa jenis kegiatan yang berkaitan dengan
mental seseorang. Kegiatan yang terkait antara lain, mencari, memperoleh, menyimpan, dan
menggunakan ilmu pengetahuan. Penggunaan ilmu pengetahuan diharapkan pada situasi dan
kondisi yang tepat.

Husdarta dan Nurian


Kognitif adalah bentuk proses yang terus menerus tetapi hasil yang diperoleh tidak bersifat
berkesinambungan dengan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Kemampuan kognitif akan terus
berkembang sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah atau lingkungan sosialnyanya.

Chaplin

Kognitif adalah sebuah konsep yang bersifat umum dimana mencakup semua bentuk pengenal, hal-
hal yang termasuk antara kain mengamati, memiliki prasangka, melihat, membayangkan,
memperkirkan, memberikan, menduga, dan menilai. Apabila kita lihat hal-hal yang termuat dalam
kognitif sangat komplek.

Ahmad susanto

Kognitif adalah proses berpikir, kemampuan individu untuk menilai, mempertimbangkan dan
menghubungkan suatu peristiwa satu dengan yang lain. Kemampuan ini merupakan dasar dari
segala jennis kemampuan yang dimiliki seseorang. Hal ini juga dipengaruhi oleh minat seseorang
untuk menunjukkan segala ide yang dimiliki.

Aspek Kognitif

Bentuk Aspek Kognitif

Aspek Kognitif

Kemampuan kognitif pasti dimiliki oleh setiap orang yang di dapatkan dari berbagai aspek. Antara
lain;

Pengetahuan

Aspek yang menyangkut beberapa hal akan sesuatu yang mendasar. Pengetahuan dapat berupa
kemampuan untuk mengingat, menjelaskan, dan lain-lain. Kemampuan yang dimiliki menyangkut
beberapa hal antara lain kemampuan untuk menginat sebuah konsep, metode, struktur, atau proses
tertentu.

Tingkatan ini merupakan tingkatan paling dasar untuk melihat kemampuan seseorang dalam
memahami sebuah materi yang telah disampaikan. Setiap anak adalah unik sehingga kadang anak
tidak memiliki kemampuan yang baik dalam mengingat tetapi memiliki kemampuan lain yang lebih
tinggi.

Pemahaman

Penilaian yang lebih tinggi dari pada aspek pengetahuan, tidak hanya mengingat tetapi memahami.
Beberapa hal yang harus dimiliki pada tahap ini adalah membandingkan, mendeskripsikan,
mengorganisir, mengelompokkan, memahami makna, memahami konsep, dan lain-lain. Pada tahap
ini juga sudah ada tuntutan bagi seorang peserta didik untuk mengeksplorasi atas konsep yang telah
dipahami.

Tidak hanya mengingat tapi juga memahami, tingakatan ini lebih pada bagaimana seseorang
memiliki sudut pandang masing-masing dalam memahami sebuah konsep. Pemahaman ini dapat
terjadi secara langsung atau pembelajaran yan bersifat berulang.

Aplikasi

Penerapan atas apa yang telah dipahami merupakan tahapan lebih lanjut dibanding tahap
sebelumnya. Aspek ini bertujuan untuk menerapkan apa yang telah dipahami dengan menggunakan
aturan dengan prinsip dari materi yang telah dipelajari dalam kondisi yang nyata.

Kemampuan menerapkan konsep baik yang bersifat abstrak dengan teori tertentu. Penerapan dapat
dilihat dalam lingkungan sekolah atau di lingkungan sosial bermasyarakat. Penerapan memiliki
pandangan yang luas dan tidak terbatas. Dalam proses penilaian kognitif biasanya mengaitkan
konsep dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Analisis

Kemampuan seseorang untuk melakukan pengujian dan pemecahan informasi dalam beberapa
bagian. Mampu melihat hubungan satu dengan bagian lainnya dan mampu membuat kesimpulan
atas materi yang ada. Analisis dapat dilakukan dalam aspek analisa setiap elemen, analisis
keterkaitan, dan analisis organisasi sosial.

Kemampuan ini ketika dilihat pada kehidupan sehari-hari ialah kemampuan seseorang yang
menghubungkan peristiwa satu dengan yang lain dalam suatu kejadian yang saling berkaitan. Ketika
telah menghubungkan suatu permasalahan atau kejadian maka akan dapat ditarik kesimpulan.

Evaluasi

Evaluasi dapat dikatakan sebuah penilaian seseorang dalam memperhatikan sebuah peristiwa.
Sehingga nantinya untuk kesimpulan yang diambil dapat mendukung atau menolak, benar atau
salah, setuju atau tidak setuju, dan lain-lain.

Proses yang dilakukan setalah melalui tahap sebelumnya ialah dapat menyimpulkan sesuatu yang
dikerjakan sudah benar atau belum. Hal ini merupakan bentuk kesadaran untuk meningkatkan
kemampuan atau harus mempelajari pada tahap tertentu. Tahap ini juga penentu seseorang dalam
memahami suatu materi.
Kreasi

Bentuk pengembangan atas pembelajaran yang telah diterima dari guru. Seorang anak diharapkan
dapat mampu mengembangkan kemampuan dan menciptakan sesuatu yang tergolong unik dari
materi yang telah dipelajari. Kreaasi dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada
kreativitas masing-masing individu.

Contoh kreativitas ini akan muncul ketika memang telah memiliki bakat atau pemahaman yang
penuh atas konsep dasar. Kreasi merupakan titik tertinggi dalam penilaian dari ranah kognitif.

Seseorang yang telah mampu mengkreasikan apa yang diperoleh dalam sebuah proses
pembelajaran dianggap telah memahami secara penuh konsep yang disampaikan. Kreasi akan
menambah nilai jual suatu objek. Kemampuan ini akan mendapat penilaian tersendiri dalam setiap
prosesnya.

Contoh Kognitif

Berikut merupakan beberapa contoh kemampuan kognitif yang dimiliki oleh seseorang selama
proses pembelajaran, yaitu;

Membaca

Kemampuan untuk membaca merupakan salah satu kemampuan kognitif yang dapat dilihat ketika
pertama kali mengenal huruf.

Kemampuan ini merupakan salah satu hal yang menunjukkan kognitif anak dalam beberapa
tingkatakan. Tentu saja ada tingkatan mengingat, memahi, dan mengaplikasi dalam membaca teks
tertentu dibantu oleh lembaga pendidikan atau keluarganya.

Mengingat

Kemampuan untuk mengingat apa yang telah dilalui baik berupa sebuah peristiwa atau materi
pembelajaran. Kemampuan untuk mengingat ini salah satu hal yang cukup penting untuk melihat
kemampuan kognitif seseorang walaupun hanya pada tingkatan yang rendah.

Penalaran logis

Kemampuan untuk menghubungkan peristiwa satu dengan yang lain merupakan sesuatu yang perlu
kita lakukan. Hal ini merupakan salah satu kegiatan yang menunjukkan kemampuan menalar atau
berpikir. Kemampuan ini dimulai pada tahap analisis yang dapat menghubungkan satu dengan yang
lain.
Memperhatikan

Salah satu proses untuk mendapatkan pengetahuan kognitif adalah memperhatikan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Ketika seseorang memeperhatikan diharapkan dapat memiliki
pemahaman yang penuh akan sebuah konsep yang disampaikan untuk meningkatkan kemampuan
kognitif yang dimiliki.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa kemampuan seseorang dalam ranah
kognitif ini akan mempengaruhi sikap tanggung jawab seseorang dalam bertindak. Kita tahu ketika
pengetahuan seseorang bertambah maka diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang.
Perubahan yang diperoleh positif atau negatif tergantung pada masing-masing individu.

Tujuan dari kognitif adalah untuk melihat kemampuan anak yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir dalam bidang intelektual mulai yang sederhana hingga yang membutuhkan kemampuan dan
kreativitas yang tinggi. Penilaian terendah ialah pada tahap mengingat dan tahap tertinggi adalah
mencipta atau kreasi.

Fungsi penilaian ini adalah untuk melihat ketercapaian pengetahuan yang diserap setelah proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang akan membuat
seseorang mampu menerima apa yang disampaikan, dan diimbangi dengan kemampuan yang ada
dalam diri.

Aspek yang termasuk penting yang termuat dalam kurikulum yang berlaku. Penilaian aspek kognitif
dilakukan pada setiap bidang pelajaran sesuai dengan porsinya masing-masing.

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kognitif/

Kognitif – Pengertian, Fungsi, Teori Belajar,


Perkembangan
by sereliciouzMaret 1, 2022

Teori Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan, yaitu sebagai
berikut.

1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)


Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami dunia luar melalui
indra sensorik dan kegiatan motoriknya.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut. Artinya, anak belum
bisa melogika sesuatu.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya, anak sudah mulai
berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di sekitarnya.

4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)

Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih luas, menalar dan
menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak tergantung dengan manipulasi
konkret.

Pendidikan

Jumat, 28 Agustus 2009

ARTI PENTING PERKEMBANGAN SISWA DALAM URUSAN PROSES BELAJAR AGAMA ISLAM

http://badriyah-pendidikan.blogspot.com/2009/08/arti-penting-perkembangan-siswa-dalam.html?
m=1

A. ARTI PENTING PERKEMBANGAN KOGNITIF BAGI PROSES BELAJAR SISWA

Antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar yang dikelola para guru terdapat
“benang merah” yang mengikat kedua proses tersebut. Sehingga hampir tak ada proses
perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang sama sekali terlepas dari proses belajar
mengajar sebagai pengejawantahan proses pendidikan. Apabila fisik dan mental sudah matang,
pancaindra sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun
sudah tiba.

Program pengajaran disekolah yang baik adalah yang mampu memberikan dukungan besar kepada
para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka.

Pengetahuan mengenai proses perkembangan dengan segala aspeknya itu sangat banyak
manfaatnya, antara lain :

1. Guru dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada para siswa, relevan
dengan tingkat perkembangannya.
2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu,
lalu segera mengambil langkah yang tepat untuk menanggulanginya.

3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses belajar
mengajar bidang studi tertentu.

4. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran (TIU dan TIK) materi pelajaran
atau pokok bahasan pengajaran tertentu.

Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru dalam semua jenjang pendidikan adalah
menghayati makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan khususnya ranah kognitif
dengan proses belajar mengajar yang menjadi tanggung jawabnya.

Ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan
pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif, adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah
kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Organ otak sebagai markas
fungsi kognitif bukan hanya menjadikan penggerak aktivitas akal pikiran, melainkan juga menara
pengontrol, aktivitas persaan dan perbuatan. Sebagai pengontrol otak selalu bekerja siang dan
malam. Sekali kita kehilangan fungsi-fungsi kognitif karena kerusakan berat pada otak, martabat kita
hanya berbeda sedikit dengan hewan.

Demikian pula halnya orang yang menyalahgunakan kelebihan kemampuan otak untuk hal-hal yang
merugikan kelompok lain apalagi menghancurkan kehidupan mereka, martabat orang tersebut tak
lebih dari martabat hewan atau mungkin lebih rendah lagi. Itulah sebabnya, pendidikan dan
engajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa dapat berfungsi secara
positif dan bertanggung jawab.

Di antara temuan-temuan riset yang menonjol yakni otak, otak adalah sumber dan menara
pengontrol bagi seluruh kegiatan kehidupan ranah-ranah psikologis manusia. Otak tidak hanya
berpikir dengan kesadaran, tetapi juga berpikir dengan ketidaksadaran. Pemikiran tidak sadar
(unconscious thinking) sering tejadi pada diri kita. Ketika kita tidur misalnya, kita bermimpi, dan
mimpi adalah sebuah bentuk berpikir dengan gambar-gambar tanpa kita sadari. Alhasil ranah
kognitif yang dikendalikan oleh otak kita itu memang karunia Tuhan yang luar biasa, dibandingkan
dengan oargan-organ tubuh lainnya.

Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berpikir. Selanjutnya, tanpa
kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faidah materi-materi
pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa berpikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap pesan-
pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang ia ikuti, termasuk materi pelajaran
agama

Perlukah Menggunakan Tes IQ dalam Proses Rekrutmen?

16 Sep 2021 • Cynthia Astari

https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/perlukah-menggunakan-tes-iq-
dalam-proses-rekrutmen
Apa Itu IQ dan Tes IQ?

IQ, singkatan dari intelligence quotient, adalah ukuran kemampuan penalaran seseorang.
Singkatnya, IQ melambangkan seberapa baik seseorang dapat menggunakan informasi dan logika
untuk menjawab pertanyaan atau membuat prediksi. IQ ini berhubungan pula dengan kemampuan
membuat perhitungan yang akan berpengaruh pada pengambilan keputusan.

IQ adalah jenis skor standar yang menunjukkan seberapa jauh standar inteligensi seseorang dari
kelompok sebayanya. Rata-rata manusia memiliki IQ 100. Standar ini diperoleh dengan menerapkan
tes yang sama kepada sejumlah sampel populasi dari semua strata sosial ekonomi masyarakat.

Tes iq sebagai salah satu asesmen rekrutmen perusahaan

Istilah ‘IQ’ diciptakan pada tahun 1912 oleh psikolog William Stern yang berasal dari istilah Jerman
Intelligenzquotient. Saat itu, IQ direpresentasikan sebagai rasio usia mental terhadap usia hidup.
Jadi, jika seorang individu berusia 10 tahun memiliki usia mental 10, IQ mereka akan menjadi 100.
Namun, jika usia mental mereka lebih besar dari usia hidup mereka (misalnya, 12 daripada 10), IQ
mereka berarti menjadi 120. Demikian pula sebaliknya, jika usia mental mereka lebih rendah dari
usia hidup mereka, IQ mereka akan lebih rendah dari 100.

Untuk memperoleh skor IQ, perlu dilakukan penilaian berupa tes IQ yang mengukur memori jangka
pendek dan jangka panjang. Salah satu contohnya dapat mengukur seberapa baik orang dapat
memecahkan teka-teki dan mengingat informasi yang mereka dengar dan seberapa cepat.

Perbedaan antara IQ dan Kemampuan Kognitif

Pada dasarnya, kemampuan kognitif dapat dilatih dan ditingkatkan. Sedangkan skor IQ atau
kecerdasan seseorang relatif konstan setelah menginjak usia dewasa. Dibutuhkan keduanya untuk
menjaga keunggulan mental talenta perusahaan Anda.

Kemampuan kognitif adalah keterampilan otak dan proses mental yang diperlukan untuk melakukan
tugas apa pun dan lebih berkaitan dengan mekanisme bagaimana Anda belajar, mengingat, dan
memperhatikan daripada pengetahuan yang telah dipelajari seseorang.

Istilah IQ, atau Intelligence Quotient, umumnya menggambarkan skor pada tes yang menilai
kemampuan kognitif yang ada pada diri seorang individu terhadap populasi umum. Tes IQ dirancang
untuk mengukur kemampuan umum seseorang dalam memecahkan masalah dan memahami
konsep. Ada korelasi positif yang tinggi antara IQ dan kesuksesan seseorang di tempat ia berada,
termasuk salah satunya di tempat kerja. Namun tidak jarang di mana kondisi sebaliknya berlaku
karena skor IQ dan kesuksesan yang diperoleh tidak sesuai. Sehingga pada akhirnya, kesimpulan
yang terbentuk adalah IQ tidak linier dengan kesuksesan seseorang karena terlalu banyak faktor
yang melatarbelakangi hal tersebut

Mamangkey, L. A., Tewal, B., & Trang, I. (2018). Pengaruh kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), dan kecerdasan sosial (SQ) terhadap kinerja karyawan kantor wilayah bank bri
manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 6(4).

Anda mungkin juga menyukai