Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EMOTIONAL QUESTION)


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………. 1


2. Identifikasi Masalah……………………………………………………………………………. 5
3. Pembatasan Masalah…………………………………………………………………………. 5
4. Perumusan Masalah…………………………………………………………………………… 5
5. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………. 5

BAB II KERANGKA TEORITIS

1. Tinjauan Teori…………………………………………………………………………………… 6
2. Kerangka Berfikir……………………………………………………………………………… 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………….. 12
2. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………………. 12
3. Variabel Penelitian……………………………………………………………………………. 12
4. Metode Penelitian……………………………………………………………………………. 12
5. Sampel………………………………………………………………………………………….. 12
6. Instrumen Penelitian………………………………………………………………………… 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian……………………………………………………………. 14


2. Pengujian Penelitian dan Analisa Data…………………………………………………. 16
3. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………………………… 17
4. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………………………….. 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah Penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas berkah rahmat
dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah
ini.

Tugas Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka perolehan evaluasi akademik
pada Mata Kuliah di lingkungan PJJ UHAMKA Bogor.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari curahan perhatian, bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam
merampungkan kesempurnaan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu,
penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah berperan. Atas segala bantuan dan partisipasinya, semoga Allah
SWT berkenan membalasnya dengan balasan kebaikan yang berlipat-lipat. Amiin…

Penyusun juga menyadari dengan sepenuhya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari sempurna baik dari segi substansi maupun sistematikanya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sungguh sangat penyusun nantikan
demi evaluasi di masa mendatang.

Akhirnya penyusun berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dengan
baik dan memberikan manfaat serta dapat dipertanggung jawabkan sebagai salah
satu referensi pendidikan di khususnya lingkungan UPJJ UHAMKA Bogor.

Bogor, Juni 2011

Hormat kami,

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menciptakan manusia menjadi dewasa.
Dengan kedewasaan ini akan menjadikan manusia sebagai contoh dan suri tauladan
dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Dalam pendidikan berlangsung suatu proses pembelajaran. Dalam suatu proses


belajar mengajar dikatakan berhasil, apabila siswa memahami dan mengerti apa
materi yang disampaikan oleh guru mendapat hasil yang baik. Hasil belajar
merupakan tolok ukur kesuksesan peserta didik; dalam mendapatkan keberhasilan
yang baik diperlukan faktor internal dan eksternal dari tiap peserta didik. Faktor
internal untuk menunjang keberhasilan yaitu kecerdasan, kondisi fisik, bakat, minat
dan motivasi belajar siswa, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, sarana dan prasarana sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan ilmu pengetahuan bisa dimiliki oleh
seseorang apabila orang tersebut mempunyai kecerdasan, kondisi fisik, minat, bakat
dan motivasi, serta ditunjang faktor lingkungan.

Kecerdasan Gardner yang diterjemahkan oleh Agus Nggermanto bahwa manusia


memiliki kecerdasan multi yang dinamakan dengan istilah multiple intelegence
sebagai berikut :

1. Kecerdasan logis-matematis (IQ)


2. Kecerdasan linguistik-verbal (IQ)
3. Kecerdasan visual spatial
4. Kecerdasan emosional (Intra Personal dan Inter Personal) (EQ)
5. Kecerdasan naturalis
6. Kecerdasan intuisi
7. Kecerdasan moral
8. Kecerdasan eksistensial
9. Kecerdasan spiritual
10. Kecerdasan musical
11. Kecerdasan kinestetik

Sementara menurut Daniel Goleman mengungkapkan bahwa IQ menentukan sukses


seseorang sebesar 20%, sedangkan kecerdasan emosi memberikan kontribusi
sebesar 80%.

Setiap manusia memiliki tingkat emosi yang berbeda-beda, contohnya anak SD


memiliki ketidak stabilan emosinya, jika anak tersebut sudah mampu mengolah
emosinya dengan baik, maka akan mendapatkan kesuksesan dalam mencapai hasil
belajar.

Sejalan dengan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan
seseorang bisa mencapai hasil yang baik, apabila sudah mampu mengelola emosinya
dengan baik sejalan dengan kontribusi emosional kecerdasan sangat tinggi.

Dengan demikian tidak dapat disangkal lagi kecerdasan emosional merupakan


perkembangan yang perlu dipupuk dan disalurkan demi menunjang keberhasilan
belajar bagi siswa-siswi peserta didik dimasa sekarang dan masa mendatang.

Keadaan tiap anak, baik yang ada dilingkungan keluarga yang mampu, sedang atau
yang kurang mampu, kecerdasan itu berbeda-beda tidak terpaku dan terikat dari
keadaan sosial dan lingkungan tetapi dari faktor internal dan eksternal anak yang
bersangkutan, tetapi hasil belajar bisa dari tingkat kecerdasan emosional.

Namun kenyataan itu masih banyak dijumpai kendala-kendala yang ditimbulkan


dari hasil belajar siswa yang tidak seimbang dari keadaan kecerdasan, minat, bakat,
motivasi dan keadaan lingkungan sosial, keluarga dan masyarakat yang dihadapi.
Akibat dari kurangnya pemupukan dan ketidak tahuan kontribusi kecerdasan
emosional menghasilkan perkembangan hasil belajar yang baik. Berdasarkan hasil
observasi dan pengamatan secara umum penulis dapatkan bahwa hasil belajar siswa
ditimbulkan dari faktor pengaruh internal siswa dan eksternal siswa, yaitu sebagai
berikut :

1. Faktor pengaruh internal siswa adalah minat, bakat, motivasi belajar dan
kecerdasan emosi siswa; juga tidak kalah pentingnya adalah kondisi fisik siswa
yang bersangkutan.
2. Faktor eksternal adalah keadaan sosial ekonomi orang tua, lingkungan,
keluarga, sarana dan prasarana sekolah.

Mengacu pada uraian di atas, maka timbul ketertarikan dari penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian itu dikemukakan dalam
bentuk karya tulis yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil
Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang memberikan kontribusi terhadap hasil belajar


murid di MAN 2 PADANG?
2. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar
murid di MAN 2 PADANG?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pemasalahan yang akan diteliti dan keterbatasan kemampuan


yang penulis miliki juga untuk mempermudah kajian teoritisnya, maka penulis
batasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Kecerdasan emosional di SDN Bagoang 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten


Bogor?
2. Hasil belajar siswa di SDN Bagoang 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor?

D. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan mudah diukur hasilnya, dan
berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian inidapat
dirumuskan menjadi: “Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
hasil belajar siswa di SDN Bagoang 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor”.
E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah sau syarat untuk memperoleh nilai akademik pada penyusunan
tugas mata kuliah di PJJ UHAMKA.
2. Sebagai sebagai tinjauan edukatif pada tema pembahasan khususnya di SDN
Bagoang 02.
3. Sebagai sarana praktis tentang penelitian karya ilmiah.
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Teori

1. Kecerdasan Emosional (Emotional Question)

Secara sederhana diungkapkan bahwa IQ merupakan suksesnya seseorang hanya


sebesar 20%, sedangkan kecerdasan emosi memberikan kontribusi sebesar 80%.
Kecerdasan emosi dapat dikembangkan lebih baik, lebih matang dan lebih prospek
apabila sudah dapat mengendalikannya, sebab kecerdasan emosi dapat diterapkan
secara luas untuk bekerja, belajar, mengajar, mengasuh anak, persahabatan dan
berumah tangga.

Menurut Daniel Goleman yang diterjemahkan oleh Agus Nggermanto, yaitu:

“Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menggali perasaan kita sendiri


dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi sendiri dan kemampuan
mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang
lain.”

Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi


dengan kecerdasan akademik. Banyak orang cerdas dalam arti terpelajar, tetapi tidak
mempunyai kecerdasan emosi, ternyata kemampuannya rendah tidak bisa
membantu dalam keterampilan kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi menuntut untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan pada
diri sendiri dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan
efektif. Menurut Cooper dan Ayman Sawaf, yaitu :

“Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara


efektif menerapkan daya kepekaan emosi sebagai sumber energi informasi, koneksi
dan pengaruh yang manusiawi.”

Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran yang jernih tetapi dari
pekerjaan hati manusia. Orang yang mampu mengatasi komplik, kesenjangan yang
perlu dijembatani atau diisi, merupakan hubungan tersembunyi yang menjanjikan
peluang dan menempuh interaksi gelap. Misterius yang menurut pertimbangan
paling biasa membuahkan emas secara lebih siap, lebih cekatan dan lebih cepat
dibandingkan orang lain adalah orang yang memiliki EQ tinggi.

Menurut Hower dan Herald yang diterjemahkan oleh Zainudin Mu’tadin, kecerdasan
emosional adalah:

“Komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih


lanjut dikatakannya bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk
hati, nurani, naluri yang tersembunyi dan sensasi emosi yang apabila diakui dan
dihormati kecerdasan emosi menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan
lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.”

Bertitik tolak dari acuan di atas maka emosi manusia adalah wilayah dari perasaan
lubuk hati, naluri tersembunyi dan sensasi emosi. Apabila dipercaya dan dihormati,
kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih
utuh tentang diri sendiri dan orang lain disekitar kita. Kecerdasan emosional bukan
merupakan lawan dari kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, nama
keduanya tergabung secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa
kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai
kecerdasan di sekolah, di tempat kerja dan dalam berkomunikasi di lingkungan
masyarakat.

Kecerdasan emosional bukan hanya memunculkan pemikiran intelek yang jernih


tetapi juga pekerjaan hati manusia lebih berpokus pada kemampuan menggunakan
emosi secara efektif dalam mencapai tujuan.

Menurut Djadja Suparman kecerdasan emosional adalah :

“Mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati


dan menjaga agar beban stres tidak merendahkan kemampuan berpikir, bersimpati
dan berdo’a.”

Berdasarkan paparan di atas, maka kecerdasan emosional merupakan keperluan


landasan kecerdasan, yang pada hakekatnya kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengolah dan menggunakan emosi dengan baik.
2. Hasil Belajar Siswa

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dimana dalam proses
tingkah laku dimana dalam proses kegiatan belajar mengajar akan menimbulkan
suatu perubahan yang disebut dengan hasil belajar. Pada dasarnya dalam proses
belajar mengajar siswa mengharapkan mendapat prestasi baik sebagai suatu
penghargaan dari apa yang telah ia kerjakan selama menempuh proses kegiatan
belajar mengajar, untuk dapat mengetahui apakah prestasinya baik, siswa dapat
melihatnya pada hasil belajar. Menurut Waluyo hasil belajar adalah :

“Hasil prestasi yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.”

Setelah mengikuti proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat merealisasikannya


dalam bentuk suatu tindakan yang mencerminkan terciptanya suatu tujuan. Adapun
hasil belajar menurut Sudianto adalah:

“Tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses KBM sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.”

Setelah melalui proses belajar seorang siswa akan mengalami suatu perubahan.
Perubahan yang terjadi sebagai hasil dari belajar nantinya akan mempengaruhi pola
belajar siswa dalam berbuat dan bertindak. Dari belajar akan menghasilkan adanya
suatu kemajuan. Perubahan ini merupakan hasil dari pengalaman belajar.
Sebagaimana dikemukakan Nana Sudjana tentang hasil belajar adalah:

“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman


belajar.”

Segala perubahan dari seseorang baik perubahan yang menyangkut segi intelektual,
maupun sikap merupakan indikator, bahwa dalam diri seseorang telah mengalami
proses belajar. Proses itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan memerlukan
rangsangan-rangsangan dari luar yang dapat membangkitkan proses tersebut.

Sebagaimana pendapat Robert. M Gague yang dikutif oleh Nasution, mengemukakan


bahwa:

“Ada dua macam variabel yang mempengaruhi hal belajar, yakni yang ada pada diri
pelajar (variabel internal) dan yang ada di luar diri (variabel eksternal).”
Dengan demikian proses belajar berlangsung dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang sekaligus ikut menentukan berhasil atau tidak dan optimal atau tidak dalam
pencapaian belajar itu sendiri. Namun secara garis besar dapat digolongkan kedalam
dua bentuk faktor internal dan eksternal.

1. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri,
seperti faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan/intelegasi, motivasi dan
faktor pribadi.
A. Faktor kematangan/pertumbuhan:

Berdasarkan kematangan/pertumbuhan fisik, seorang anak yang berusia lima bulan


umpamanya, belum saatnya untuk dapat berjalan, namun dipaksa untuk belajar
berjalan, maka tetap saja ia tidak akan sanggup melakukannya. Demikian pula tidak
akan mungkin berhasil mengajarkan ilmu filsafat kepada anak-anak yang masih
duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Ketidak berhasilan tersebut, dikarenakan
pertumbuhan atau kematangan fisik dan perkembangannya belum memungkinkan
untuk menerima pelajaran tersebut.

Oleh karena itu dalam mengajarkan sesuatu hal harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan/kematangan fisik dan psikologis seorang anak.

1. Faktor intelegensi/kecerdasan:

Faktor intelegensi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap


proses dan keberhasilan belajar anak. Apabila pembawaan intelegasi anak itu
memang rendah, maka anak tersebut akan mengalami kesukaran dalam melakukan
proses dan pencapaian hasil belajar yang baik.

1. Faktor motivasi:

Motivasi merupakan dorongan sementara yang terjadi di dalam diri seseorang yang
memungkinkan ia melakukan sesuatu. Motivasi merupakan pemicu untuk
melakukan aktivitas selanjutnya. Oleh karena itu dalam menyajikan bahan pelajaran
harus mampu manarik dan mendorong motivasi siswa untuk belajar dengan baik.
Sebaliknya, bahan pelajaran yang disajikan dengan kurang menarik dan tidak
memberikan motivasi kepada siswa, maka ia akan cepat menjadi bosan belajar.
1. Faktor pribadi (pembawaan/bakat):

Faktor ini turut pula dalam mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Pembawaan atau bakat merupakan suatu potensi yang dibawa sejak lahir, karena itu
setiap manusia/anak memiliki pembawaan/bakatnya masing-masing. Sifat-sifat
dasar sebagai pembawaan tersebut akan ikut serta dalam memberikan pengaruh
terhadap proses belajar dan hasilnya; seperti anak yang berwatak tekun, ulet, dan
rajin, tentunya akan berbeda proses belajarnya dengan anak yang pemalas dan
mudah menyerah.

1. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada diluar diri anak, dan hal ini
cukup banyak macamnya.
A. Faktor yang datang dari sekolah:

Faktor ini meliputi interaksi guru dengan murid, cara guru menyajikan pelajaran,
hubungan antar murid, standar pelajaran di atas ukuran, media pendidikan,
kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah, pelaksanaan disiplin, metode belajar,
dan tugas/pekerjaan rumah.

1. Faktor yang datang dari masyarakat

Faktor ini meliputi massmedia, teman bergaul, kegiatan-kegiatan lain di luar


sekolah, dan cara hidup di lingkungan.

1. Faktor yang datang dari keluarga:

Faktor ini meliputi cara mendidik dari orang tua, suasana keluarga, pengertian dan
dorongan orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan latar belakang
kebudayaan/kebiasaan keluarga.

Adapun pengertian hasil belajar menurut Soedijanto yakni, “Hasil belajar ialah
tingkat penugasan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berkenaan dengan hasil
belajar ini Raka Joni mengatakan, “Hasil belajar dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan tentang prestasi akademik, sikap, minat, dan penyesuaian sosial.” Dari
pernyataan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kemajuan dan kemunduran hasil
belajar siswa dapat ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang terdapat dalam diri
siswa itu sendiri, maupun yang terdapat di luar diri siswa. Jika semua faktor yang
ada dapat mendukung proses belajar, misalnya: sikap, minat, kemampuan ekonomi,
sarana belajar yang memadai, siswa akan dapat prestasi atau nilai yang tinggi,
demikian juga sebaliknya.

Mempelajari keterangan tersebut, maka jelas sekali bahwa dalam proses belajar
memerlukan cara yang berbeda dalam rangka pencapaian tujuan tetapi unsur-unsur
tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan kajian beberapa teori yang dikemukakan di atas. Jadi yang dimaksud
belajar dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai baik itu
mengenai prestasi akademik, sikap, minat dan penyesuaian sosial.

B. Kerangka Berfikir

Hasil belajar yang dimaksud adalah suatu prestasi yang hendak diraih oleh setiap
siswa di sekolah. Untuk meraih prestasi tersebut tidaklah mudah, manusia
membutuhkan kecerdasan. Sebenarnya dalam diri manusia telah memiliki
kecerdasan multi antara lain kecerdasan logis-matematis, kecerdasan linguistis-
verbal, kecerdasan-visual-spatial, kecerdasan emosional (intra personal dan
interpersonal), kecerdasan naturalis , intusisi, kecerdasan moral, kecerdasan
eksistensi, kecerdasan spiritual, kecerdasan musical, dan kecerdasan kinestetik.

Akan tetapi pada kenyataannya kecerdasan tersebut oleh manusia jarang dipahami
karena ketidak tahuan dan akibatnya manusia sukar untuk mencapai kesuksesan,
jika seseorang ingin sukses dalam meraih hasil belajar yang maksimal maka ia harus
memiliki IQ dan EQ yang baik. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik
maka seseorang akan mampu mengelola emosi menjadi kekuatan untuk mencapai
prestasi terbaik dan juga mampu memotivasi diri sendiri.

Berdasarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki


kecerdasan emosional yang baik, ia akan meraih hasil belajar yang maksimal. Maka
diduga kecerdasan emosional mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data secara empiris
tentang hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa di SDN
Bagoang 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bagoang 02 Kecamatan Jasinga


Kabupaten Bogor. Adapun waktu penelitian yaitu dilaksanakan terhitung mulai
bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2011, selama 2 Minggu.

C. Variabel Penelitian

Dalam hal ini penelitian dilakukan sesuai dengan judul yang diangkat dan terdiri
dari dua variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel bebas (indevenden variabel) X, yaitu kecerdasan emosional.


2. Variabel terikat (devenden variabel) Y, yaitu hasil belajar siswa.

D. Metode Penelitian

Berdasarkan variabel penelitian, permasalahan dan teknik pengumpulan data atau


instrumen penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode studi
korelasi yang merupakan bagian dari metode deskriptip kognitip.

E. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas VI


SDN Bagoang 02 sebanyak 40 orang.
F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang


hubungan antara kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dengan
menggunakan angket berupa sekala perilaku 5 pernyataan yang alternatif
jawabannya terdiri dari selalu (sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS) .

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil


kecerdasan emosional murid MAN 2 PADANG.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkan kemarahan V


saya.

2 Saya tidak mau tahu respon orang lain tentang perilaku yang V
telah saya lakukan.

3 Saya bisa mengekspresikan ide kepada orang lain. V


4 Saya percaya akan berhasil jika memaksimalkan potensi dan V
bakat yang saya punya.

5 Jika pendapat saya tidak diterima maka saya akan tetap V


mempertahankannya.

Berdasarkan data penelitian , 7 dari 10 murid masih bisa mengontrol


emosinya dengan baik dan menyertakan emosional dengan rasa tenggang rasa.

B. Pengujian Penelitian dan Analisa Data

Langkah-langkah selanjutnya setelah dilakukan perhitungan maka selanjutnya yaitu


menganalisa data yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan
data dalam pengujian hipotesis penelitian. Langkah yang ditempuh dalam analisis
data ini adalah menghubungkan dua jenis skor dari dua variabel yaitu skor
hubungan pemahaman materi Hak Asasi Manusia terhadap upaya pembinaan warga
negara yang baik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa hipotesis kerja (H1) diterima, hal ini
tidak cukup beralasan karena upaya pembinaan warga yang baik dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor.

Dalam penelitian ini penulis mengambil fokus apakah ada hubungan antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa yang baik. Setelah diadakan
penelitian ternyata kedua variabel tersebut ada pengaruh positif yang signifikan.

Penelitian di atas berada pada satu fenomena tempat yang sampel dan populasinya
masih kurang luas bila dibandingkan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi
hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MAN 2 PADANG , sebagian


besar murid menyadari tentang lingkungannya.
Namun dari hasil penelitian ini penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak
sepenuhnya pada kebenaran yang mutlak, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan disana sini diantaranya:

1. Terbatasnya kemampuan dari penulis untuk dapat meneliti secara obyektif,


terukur dan mendalam.
2. Terbatasnya dana dan potensi dalam proses penelitian ini.
3. Terbatasnya tenaga dan waktu dalam melakukan penelitian secara terukur,
mendalam dan rinci.

Jadi hasil penelitian ini hanya menggambarkan atau berlaku di MAN 2 PADANG.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uji persyaratan analisis data dan uji hipotesis, maka sampailah pada
suatu akhir dalam penelitian ini, dalam kegiatan ini untuk menarik kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan.

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :


Faktor-faktor lain itu adalah faktor lingkungan dan faktor bimbingan orang tua.
Contoh faktor lingkungan adalah contoh-contoh adat istiadat di masyarakat yang
baik bisa baik seperti cara berbincang yang sopan, cara bergaul yang ramah dan cara
bertingkah laku yang baik, sedangkan faktor bimbingan orang tua akan lebih
berpengaruh terutama bimbingan orang tua yang datang dari keluarga masing-
masing.

Jika diperoleh nilai signifikasi hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar siswa yang rendah, maka hal itu berarti masih ada kontribusi hubungan
faktor lain. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak internal dan eksternal.
Pihak internal diantaranya sekolah terutama guru mata pelajaran, sedangkan pihak
eksternal diantaranya lingkungan keluarga dan masyarakat supaya terjadi hasil
belajar siswa dalam hubungan antara kecerdasan emosional.

B. Saran-saran

Berangkat dari temuan yang berkaitan dari hasil penelitian, maka dengan ketulusan
jiwa dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada
pihak yang terkait, terutama kepada:

1. Dalam proses kegiatan belajar mengajar lebih mengarahkan pada hasil belajar
siswa dan menerapkannya guna terwujudnya hasil belajar siswa yang baik.
2. Para orang tua, anggota keluarga, serta lingkungan masyarakat agar
memberikan motivasi, penerapan dan pemahaman positif agar anak-anak
sekolah lebih memahami hubungan kecerdasan emosional dalam menjalankan
kegiatan aktivitas hidupnya semenjak dini..
3. Bagi para siswa dan siswi yang berada di SDN Bagoang 02 Kecamatan Jasinga
Kabupaten Bogor pahamilah, laksanakan dan kembangkanlah bakat dan minat
juga kreasimu dalam hubungan antara kecerdasan emosional supaya kelak
menjadi pondasi dalam kehidupan di masa yang akan datang nanti.
DAFTAR PUSTAKA

A. Rahmat, Drs. Tata Negara Kurikulum SMU. Bandung: Ganesha Exact, 1994

Anda mungkin juga menyukai