PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh :
DHIYAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH, S.Pd
NIP. 19940619 201903 2 109
SMA NEGERI 1 KOKOP
Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Cabang Dinas
Kabupaten Bangkalan
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah dengan Judul “Psikologi Pendidikan” Disahkan dan dinyatakan layak untuk
diletakkan di perpustakaan SMA Negeri 1 Kokop.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Psikologi Pendidikan”. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas sebagai ASN di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Cabang Kabupaten
Bangkalan yang telah tertuang dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) bulan Juni. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang manfaat penerapan akuntansi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang berkenan membaca makalah ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ……………………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………... 8
B. Hasil ………………………………………………………………………………………….. 8
BAB II
PEMBAHASAN
Pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai definisi perkembangan, faktor yang
mempengaruhi perkembangan, proses perkembangan, tugas perkembangan dan hukum
perkembangan. Pada sub bahasan hukum kesatuan anggota badan dijelaskan bahwa proses
perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkembangan
fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian, suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan
perkembangan lainnya. Misalnya dalam perkembangan pancaindera tentu tidak terlepas dari
perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa. Selanjutnya kemampuan-
kemampuan ini tidak terlepas dari perkembangan berfikir, bersikap, dan berperasaan.
Begitu pula dengan hubungan antara perkembangan dengan pendidikan. Ibarat seperti satu-
kesatuan anggota badan, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Diantara perkembangan dengan
pendidikan saling berkaitan erat sehingga aspek-aspek perkembangan yang mencakup didalamnya
tidak boleh berat sebelah melainkan harus berjalan dengan seimbang. Hubungan proses
perkembangan dengan pendidikan terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
Antara proses perkembangan dengan proses belajar-mengajar yang dikelola para guru
terdapat “benang merah” yang mengikuti kedua proses tersebut. Demikian eratnya ikatan
benang merah itu, sehingga hampir tak ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun
rohaninya yang sama sekali terlepas dari proses belajar-mengajar sebagai pengejawantahan
proses pendidikan. Apabila fisik dan mental sudah matang, pancaindera sudah siap menerima
stimulus-stimulus dari lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah tiba.
Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru dalam semua jenjang pendidikan
adalah mengahayati makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan khususnya ranah
kognitif dengan proses mengajar-belajar yang menjadi tanggung jawabnya. Seberapa jauhkah
signifikasi perkembangan ranah kognitif bagi proses belajar-mengajar?
Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang
berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus
pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, organ-organ tubuh lainnya, organ otak sebagai pusat
fungsi kognitif bukan hanya menjadi penggerak aktivitas akal pikiran, melainkan juga menjadi
pusat pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Sekali kita kehilangan fungsi-fungsi kognitif
karena kerusakan berat pada otak, martabat kita hanya berbeda sedikit dengan hewan. Demikian
pula dengan halnya orang yang menyalahgunakan kelebihan kemampuan otak untuk hal-hal
yang merugikan kelompok lain apalagi menghancurkan kehidupan mereka, martabat orang
tersebut tak lebih dari martabat hewan atau mungkin lebih rendah lagi. Itulah sebabnya,
pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa
dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.
Tanpa adanya perkembangan kognitif, sulit dibayangkan seseorang siswa dapat berpikir
selanjutnya. Tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami materi-materi
pelajaran yang di sajikan kepadanya. Tanpa berpikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap
materi pelajaran yang diberikan guru. Oleh karena itu, ada juga benarnya mutiara hikmah yang
berbunyi “Agama adalah (memerlukan) akal, tiada beragama bagi orang yang tidak berakal”.
Walaupun demikian, tidak berarti fungsi afektif dan psikomotor seorang siswa tidak perlu.
Kedua fungsi psikologis siswa ini juga penting.
Dalam perkembangan kognitif, terdapat dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat
perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru yakni: (1) Strategi belajar memahami isi
materi pelajaran; (2) Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta
menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Tanpa
pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit diharapkan mampu
mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
Preferensi kognitif yang pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar (motif
ekstrinsik) yang mengakibatkn siswa menganggap belajar hanya sebagai alat pencegah
ketidaklulusan atau ketidaknaikan. Aspirasi yang dimilikinya pun bukan ingin menguasai
materi secara mendalam, melainkan sekadar lulus atau naik tingkat. Sebaliknya, preferensi
kognitif yang kedua biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri (motif instrinsik), dalam
arti siswa tersebut memang tertarik dan membutuhkan materi-materi pelajaran yang disajikan
gurunya. Oleh karenanya, siswa ini lebih memusatkan perhatiannya untuk benar-benar
memahami dan juga memikirkan cara menerapkannya (Good & Brophy, 1990). Untuk
mencapai aspirasi ini, ia memotivasi dirinya sendiri agar memusatkan perhatinnya pada aspek
signifikansi materi dan menghubungkannya dengan materi-materi lain yang relevan. Jadi
mengaplikasikan materi tidak selalu berarti dalam bentuk pelaksanaan dalam kehidupan nyata
di luar sekolah, meskipun ada beberapa jenis materi yang memerlukan atau dapat di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas guru dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan
para siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam
terhadap isi materi pelajaran seiring dengan upaya ini, guru juga diharapkan mampu
menjauhkan para siswa dari strategi dan presepsi akal yang hanya mengarah ke aspirasi asal
naik atau lulus. Sebaiknya guru menjelaskan kepada para siswa contoh-contoh dan peragaan
secara lengkap yang memungkinkan agar mereka memahami secara detail materi yang
diajarkan. Selain itu, guru juga diharapkan mampu menjelaskan nilai-nilai moral yang
terkandung dalam materi yang ia ajarkan, sehingga keyakinan para siswa terhadap materi
tersebut dapat semakin tebal dan pada gilirannya kelak ia akan mengembangkan dan
mengaplikasikannya dalam situasi yang relevan. Contohnya saat menjelaskan materi pelajaran
fisika, tentu guru lebih menekankan pada perkembangan kognitif siswanya. Siswa dituntut
berpikir ekstra dalam menyerap materi-materi fisika tersebut. Jadi siswa akan menggunakan
fungsi perkembangan kognitifnya.
Selanjutnya, guru juga dituntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para siswa
dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dan
keyakinan-keyakinan terhadap pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan menyatu
dalam pengetahuannya. Seiring dengan upaya ini, guru diharapkan tak bosan-bosan melatih
penggunanan procedural knowledge (pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu) yang
relevan dengan pengetahuan normatif (declarative knowledge) yang ia ajarkan.
Dapat kita pahami dariuraian diatas bahwa hubungan kognitif dengan hasil belajar
sangat berparan penting, karenatanpa adanya fungs ikognitif pada siswa ia tidak akan mampu
untukmemahami apa yang disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya pun akan kurang
maksimal. Bagaimana ia bisa memperoleh hasil yang baik jika materi yang disampaikan guru
pun tidak ia pahami.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang tersebut telah memiliki
ranah kognitif yang tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku. Ranah efektif terbagi menjadi tiga jenjang, yaitu:
Dapatkitapahamidariuraiandiatasbahwahubunganperkembangan
afektifdenganhasilbelajarsangat berperanpenting. Karena dengan perkembangan afektif dapat
menanamkan pendidikan berkarakter pada siswa sehingga mempengaruhi sikap atau tingkah
laku siswa baik dalam proses pendidikan di sekolah maupun di luar proses pendidikan sekolah.
Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif itu berpengaruh besar
terhadap berkembangnya kecakapan psikomotor. Para siswa berprestasi baik (dalam arti
yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin
beribadah salat, puasa dan mengaji. Dia akan juga segan-segan memberi pertolongan atau
bantuan kepada orang yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah
kebajikan (afektif), sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal
dari pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran agama yang ia terima dari
gurunya (kognitif).
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru dalam
mengembangkan keterampilan ranah kognitif para siswa merupakan hal yang sangat penting
jika guru tersebut menginginkan siswanya aktif mengembangkan sendiri keterampilan
ranah-ranah pskologis lainnya. Selanjutnya, untuk memperjelas pengembangan kecakapan
ranah kognitif di atas, berikut ini penyusun buatkan sebuah model yang menggambarkan
pola pengembangan fungsi kognitif siswa.
Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa
Pengembangan
Fungsi Kognitif
Upaya
Hasil
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Good, Thomas L. & Brophy, Jere E. 1990. Educational Psychology: A Realistic Approach. 4th Edition.
New York: Longman