Anda di halaman 1dari 6

MAHAGURU : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mahaguru:
JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
| ISSN: xxxx-xxxx) (Online)

MOTIVASI KERJA PENDIDIK DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN


LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR

Tasrim Tasrim ; Elihami Elihami


STKIP Muhammadiyah Enrekang, Jalan Jend. Sudirman No. 17
Kab. Enrekang

ABSTRAK. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang terdiri dari lima kelompok dengan perlakuan
yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Hasil manajemen pendidik dalam meningkatkan
motivasi kerja pendidik (2) Hasil kinerja pendidik yang diajar menggunakan pembelajaran kontekstual, (3)
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pendidik dalam mengelola lembaga pendidikan dasar. Populasi penelitian
ini adalah guru kelas pendidikan dasar pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 dan dipilih 30 pendidik
sebagai sampel dengan metode cluster purposive random sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik
analisis statistika deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistika deskriptif sebagai berikut: (1) Hasil kinerja
pendidik menggunakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan motivasi kerja yang berada pada kategori
tinggi dengan rata-rata adalah 75.50 dengan standar deviasi adalah 4,50 dari skor maksimal 100. Observasi
menunjukkan, ada beberapa faktor yang membuat motivasi pendidik dalam meningkatkan kinerjanya yakni sekolah
merdeka, murid merdeka, manajemen berbasi CTL.
Kata kunci: Motivasi kerja, Pembelajaran Kontekstual, manajemen

PENDAHULUAN Dan berhati-hatilah sebagaimana orang yang


Manusia adalah mahluk individu akan mati esok. “ (HR.Baihaqi).
dan mahluk social. Dalam hubungannya Manusia memiliki motivasi yang
dengan manusia sebagai mahluk social, berbeda , tergantung dari banyak faktor
terkandung suatu maksud bahwa manusia seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari usia. Motivasi diri sendiri timbul dari
individu yang lain. Secara kodrati manusia keinginan yang mendalam untuk mencapai
akan selalu hidup bersama. Hidup bersama tujuan – tujuan tertentu apa pun halangan
antar manusia akan berlangsung dalam yang harus diatasinya.
berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Motavasi dapat juga dikatakan
Motivasi menyangkut soal perilaku serangkaian usaha untuk menyediakan
manusia dan merupakan elemen vital didalam kondisi – kondisi tertentu , sehingga
menejmen termasuk dalam lembaga seseorang itu mau dan ingin melakukan
pendidikan. Motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
mengusahakan supaya seseorang dapat berusaha untuk meniadakan atau
menyelesaikan pekerjaan dengan semangat mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi
karena ia ingin melaksanakannya. motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, yang motivasi itu tumbuh didalam diri seseorang.
artinya : “ Bekerjalah sebagaimana seseorang
Pembahasan dan Hasil Penelitian
yang menyangka tidak akan mati selamanya.

42
Kata Motivasi berasal dari kata Motive terus menerus. Disini terdapat hubungan
atau dalam bahasa inggeris motivation yang yang erat, saling mempengaruhi antara
berarti dorongan untuk berbuat atau sesuatu motivasi/dorongan untuk berbuat sesuatu
yang mendorong orang berbuat. Kinerja adalah sesuai dengan kemampuan dasar yang telah
prestasi kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. dimiliki seseorang, dengan kinerja yang
Menurut Vroom bahwa kemampuan dihasilkan oleh orang tersebut.
melaksanakan tugas atau kinerja
(performance) adalah sesuatu hal yang dapat Ada beberapa faktor-faktor yang
meningkatkan fungsi motivasi secara terus mempengaruhi kinerja yaitu:
menerus. Sebaliknya kinerja itu pada dasarnya
adalah hasil perkalian antara kemampuan dan a) Keterampilan yang dimiliki;
motivasi. Dengan demikian terdapat kaitan
b) Kemampuan dasar atau ability ;
yang erat dan saling mempengaruhi antara
motivasi atau dorongan untuk berbuat sesuatu c) Usaha yang dilakukan harus didukung
seseorang dengan kinerja yang dihasilkan. oleh alat, teknologi yang
tersedia/sarana;
Carver and Sergiovanni (1969, p 158) d) Adanya insentif (penghargaan atau
menyatakan bahwa kinerja merupakan pujian yang diberikan);
tindakan yang menunjukkan bahwa dia adalah
anggota kelompok. Pernyataan tersebut e) Lingkungan kerja yang mendukung;
menunjukkan bahwa kinerja menunjuk f) Adanya motivasi terus menerus.
(mengacu) pada perbuatan atau tingkah laku
Soedjiarto (1993) menyatakan empat
seseorang di dalam suatu kelompok
tugas gugusan kemampuan yang harus
(organisasi). Brown (1980;27) mengemukakan
dikuasai oleh seorang guru: (a)
bahwa kinerja adalah manifestasi konkrit dan
merencanakan program belajar mengajar; (b)
dapat diobservasi secara terbuka atau realisasi
melaksanakan dan memimpin proses belajar
suatu kompetensi. Juga pendapat yang senada
mengajar; (c) menilai kemajuan proses
dikemukakan oleh Catania (1992, p 387) yang
belajar mengajar; dan (d) menafsirkan dan
menyatakan bahwa kinerja sebagai perilaku
memanfaatkan hasil penilaian kemajuan
(tingkah laku), biasanya berlangsung dalam
belajar mengajar dan informasi lainnya bagi
kurun waktu yang lama. Sebagai bidang
penyempurnaan perencanaan dan
tersendiri, kinerja telah dianggap sebagai
pelaksanaan proses belajar mengajar.
petunjuk bagi bidang lain (belajar). Menurut
Suharsimi Arikunto (1993, p 23) mengatakan
Teori tentang motivasi ini lahir dan
kinerja merupakan terjemahan dari kata
awal perkembangannya ada dikalangan para
penampilan, berarti sesuatu yang dapat diamati
psikolog. Menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan
oleh orang lain.
bahwa dalam motivasi itu ada suatu hirarki,
maksunya motivasi itu ada tingkatan-
Dari beberapa pengertian kinerja di atas
tingkatannya, yakni dari bawah ke atas.
dapat disimpulkan bahwa kinerja diungkapkan
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang
dalam kalimat yang berbeda-beda, bukan
motivasi yang selalu bergayut dengan soal
berarti saling bertentangan, melainkan saling
kebutuhan, yaitu :
melengkapi. Menurut penulis, kinerja adalah,
kemampuan dalam melaksanakan tugas, yang
a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar,
dapat meningkatkan fungsi motivasi secara
haus, kebutuhan untuk istirahat dsb.
43
b. Kebutuhan akan keamanan (security) Hackman dikutip oleh Steer dkk
yakni, rasa aman, bebas dari rasa takut (1985 : p 291-294) merinci ada 4 (empat)
dan kecemasan. bagian penting yang dapat meningkatkan
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih : Rasa motivasi kerja seseorang yaitu:
diterima dalam suatu masyarakat atau
golongan (keluarga,sekolah, a) Dimensi inti dari pekerjaan
kelompok). b) Keadaan kritis pekerjaan secara
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri psikologis
sendiri , yakni mengembangkan bakat c) Hasil kerja dan kepribadian
dengan usaha mencapai hasil dalam
d) Pertumbuhan kebutuhan individu
bidang pengetahuan, social,
yang semakin kuat.
pembentukan pribadi.
Dari beberapa teori diatas ada
Yang dimaksud dengan motivasi kerja
beberapa kesamaan asumsi yang dapat
guru adalah faktor-faktor yang mendorong
diambil yaitu motivasi muncul karena
seseorang guru untuk melakukan
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi
pekerjaannya, secara lebih bersemangat
dalam diri seseorang. Kebutuhan inilah yang
sehingga akan memperoleh prestasi yang lebih
mendorong seseorang untuk berbuat atau
baik. Faktor-faktor tersebut adalah :
bertingkah laku. Tinggi rendahnya motivasi
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
a) Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang memuaskan dan timbul dari maupun dari luar individu.
dirinya sendiri. Indikator intrinsik yaitu
keinginan untuk berprestasi, untuk
Fungsi Motivasi dalam lembaga
maju, memiliki kehidupan pribadi.
Pendidikan
b) Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor
dari luar disini seorang guru yang akan Perlu ditegaskan bahwa motivasi
mempengaruhi semangatnya dalam bertalian dengan suatu tujuan, seperti contoh
bekerja. Indikator ekstrinsik yaitu ; Abang becak menarik becaknya disiang
pekerjaan itu sendiri, status kerja, bolong bertujuan untuk mendapatkan uang
tempat pekerjaan, keamanan pekerjaan, guna menghidupi anak istrinya, juga para
gaji, atau penghasilan yang layak, pemain sepak bola rajin berlatih tanpa
pengakuan dan penghargaan mengenal lelah, karena mengharapkan akan
kepercayaan melakukan pekerjaan, mendapatkan kemenangan dalam
kepemimpinan yang baik dan adil, dan pertandingan, begitu pula dalam lembaga
kebijaksanaan administrasi. pendidikan sangat di perlukan adanya
Di dalam dunia kerja peranan motivasi motivasi sehingga hasil belajar akan lebih
sangat penting, orang akan bekerja lebih giat optimal, dengan demikian , motivasi
dan tekun apabila memiliki motivasi yang mempengaruhi adanya kegiatan.
tinggi dalam dirinya. Seorang pekerja
merupakan bagian komponen yang berperan Sehubungan dengan hal tersebut di
penting dalam suatu organisasi kerjanya. atas ada tiga fungsi motivasi:
Organisasi kerja memberi pengaruh tinggi
terhadap tinggi rendahnya motivasi seseorang.
44
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi b. Memberi hadiah, dapat juga dikatakan
sebagai penggerak atau motor yang sebagai motivasi,tetapi tidak selalu
melepaskan energy motivasi dalam hal ini demikian.
merupakan motor penggerak dari setiap c. Saingan/Kompetisi, dapat digunakan
kegiatan yang akan dikerjakan. sebagai alat motivasi untuk mendorong
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kerah belajar siswa.
tujuan hendak dicapai dengan demikian d. Memberi ulangan, agar para siswa akan
motivasi dapat memberikan arah dan menjadi giat belajar kalau mengetahui
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai aka nada ulangan.
dengan rumusan tujuannya.
e. Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
perbuatan-perbuatan apa yang harus siswa untuk lebih giat belajar.
dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- f. Pujian, ini adalah bentuk reinforcement
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi yang fositif dan sekaligus merupakan
tujuan tersebut. Seseorang siswa yang motivasi yang baik.
akan menghadapi ujian dengan harapan g. Hukuman, sebagai reinforcement yang
dapat lulus tentu akan melakukan kegiatan negative tetepi kalau diberikan secara
belajar dan tidak akan menghabiskan tepat dan bijak bisa menjadi alat
waktunya untuk bermain atau membaca motivasi. Oleh karena itu guru harus
komik, sebab serasi dengan tujuan. memahami prinsip-prinsip pemberian
Disamping fungsi motivasi diatas, ada hukuman.
juga fungsi-fungsi lain yaitu ; Motivasi dapat Disamping bentuk-bentuk motivasi
berfungsi sebagai pendorong usaha untuk sebagaimana diuraikan diatas, sudah barang
mencapai prestasi. Seorang melakukan usaha tentu masih banyak bentuk dan cara yang
karena adanya motivasi. Adanya motivasi bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi
yang baik dalam belajar akan menujukan hasil guru adanya bermacam-macam motivasi itu
yang baik. Dengan kata lain dengan adanya dapat dikembangkan dan diarahkan untuk
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya dapat melahirkan hasil belajar yang
motivasi, maka seseorang yang belajar itu bermakna.
akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat Kesimpulan
menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya. Motivasi dapat diartikan daya
penggerak yang ada pada diri seseorang
Disamping fungsi tersebut diatas, ada untuk melakukan aktifitas-aktifitas
beberapa bentuk dan cara menumbuhkan tertentu demi tercapainya tujuan.
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah Motivasi dapat juga dikatakan
antara lain ialah : serangkaian usaha untuk meniadakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga
a. Memberi angka, dalam hal sebagai simbol seseorang mau dan ingin melakukan
dari nilai kegiatan belajarnya. sesuatu dan bila tidak suka maka akan
berusaha untuk meniadakanperasaan tidak
suka itu. Jadi motivasi itu dapat
45
dirangsang oleh factor dari luar maupun Goleman Daniel. 2003. Emotional Intelligence,
dari dalam diri seseorang. Dalam kegiata Mengapa EQ Lebih Penting daripada
belajar mengajar motivasi dapat di katakan IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
sebagai keseluruhan daya penggerak Utama.
didalam diri seluruh masyarakat lembaga
pendidikan yang menjamin kelangsungan Gunawan, W.Adi. 2004. Born To Be A Genius.
dan memberikan arah kegiatan belajar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
sehingga diharapkan tujuan tercapai. Fungsi Utama.
motivasi adalah untuk mendorong manusia
untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, Hadi Sutrisno. 1991. Metodologi Research II.
untuk mencapai tujuan dan menyeleksi Jakarta : Andi Offset.
perbuatan mana yang akan dikerjakan dan
Hamalik Oemar. 2003. Proses Belajar
mana yang tidak perlu kerjakan.
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Harefa
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. 2005. Menjadi Manusia Pembelajar.
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Emotional Spiritual Jakarta : Kompas.
Quotient (ESQ). Jakarta : Arga
Publishing. Helmi Syafrizal. Pengembangan Kecerdasan
Emosional dan Spiritual
AM, Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi (http://helmi.wordpress.com/2010/3/1
Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali 7/pengembangan_kecerdasan_emosio
Press. na l_dan_spiritual/diakses pada 2 Juli
2017).
A. Partanto Pius, Dahlan Al Barry. 1994. Kamus
Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola. Haling, A. dkk. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian UNM.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21
Azwar S. 2006. Pengantar Psikologi Intelegensi. Kunci Sukses Implementasi Kurikulum
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baihaqi 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
MIF. Pertautan IQ, EQ, dan SQ.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran
Chotijah Siti. 2008. Kontribusi EQ dan SQ Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
terhadap Prestasi Belajar. Skripsi, Bandung: PT Refika Aditama.
Tidak diterbitkan.
Kunandar. 2007. Guru Pofesional Implementasi
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Faradisa Ratna. Hubungan antara EQ, SQ, dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN Nawawi Hadari, Mimi Martini. 1994. Manusia
1 Turen. Skripsi,Tidak diterbitkan. Berkualitas. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

46
Tilaar, H.A.R. 1990. Pendidikan dalam
Pembangunan Nasional Menyongsong
Nggermanto Agus. 2001. Quantum Quotient : Abad XXI. Jakarta : Balai Pustaka.
Kecerdasan Quantum. Bandung : Multi
Intelligence Centre. Zohar Danar, Ian Marshall. 2001. SQ,
Kecerdasan Spiritual. Bandung :
Patton Patricia. 2002. Emotional Intelligence Mizan.
(EQ), Pengembangan Sukses Lebih
Bermakna. Mitra Media.

Pora Yusron. 2007. Selamat Tinggal Sekolah.


Yogyakarta : Medpress.

Shapiro, E Lawrence.2001. Mengajarkan


Emotional Intelligence Pada Anak.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung ; Alfabeta.

Sukidi. 2002. Rahasia Sukses Hidup Bahagia


:Kecerdasan Spiritual “Mengapa SQ
Lebih Penting daripada EQ. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.

Swastika Fahriana, Ava 2010 Implementasi


Manajemen Kesiswaan dalam
Meningkatkan Spiritual Quotient(SQ).
Skripsi, tidak diterbitkan.

Saharuddin, A., Wijaya, T., Elihami, E., &


Ibrahim, I. (2019). LITERATION OF
EDUCATION AND INNOVATION
BUSINESS ENGINEERING
TECHNOLOGY. JURNAL EDUKASI
NONFORMAL, 1(1), 48-55.

Wijaya, T., Elihami, E., & Ibrahim, I. (2019).


STUDENT AND FACULTY OF
ENGAGEMENT IN NONFORMAL
EDUCATION. JURNAL EDUKASI
NONFORMAL, 1(1), 139-147.

47

Anda mungkin juga menyukai