Dosen Pengampu :
Dr. Daris Tamin, M.Pd.
Oleh:
Eliyanti
Gina Resiana
Imas Hamidah
Reina Qisthi Zahra
Bimillahirahmanirrahim
Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, ungkapkan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subanahu wa
ta’ala, Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya yang telah
mengijinkan atas terselesainya makalah ini. Shalawat serta salam semoga terus
terlimpahkan kepada nabi terkasih, insan mulia yang menjadi uswatul hasanah bagi
seluruh manusia sepanjang masa serta penutup para nabi yaitu Nabi Muhammad salallahu
alaihi wasalam, beserta keluarga, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa
istiqomah hingga yaumul akhir.
Pada kesempatan ini juga penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini, tanpa
mengurangi rasa hormat sama sekali. Sekian prakata yang dapat penulis sampaikan,
semoga makalahnya dapat bermanfaat dan menjadi sumber motivasi bagi siapapun yang
membacanya.
Tim Penyusun
BAB I
Pendahuluan
C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui secara umum berbagai pendapat tentang motivasi dari para ahli
2. Mengetahui cara penyampaian motivasi untuk peserta didik dan juga para pendidik
3. Mengetahui motivasi belajar dalam pandangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
Diny Kristianty Wardany, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident) h. 99
2
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Prenademedia, Jakarta) H. 359
3
Ibid
4
Ibid
5
Ibid
kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan. Motivasi belajar dapat ditingkatkan
dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemerdayaan atribusi. 6
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara
rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam, strategi pengajaran, menyatakan
harapan dengan jelas dan memberikan umpan balik dengan sering dan segera. Motivasi belajar
dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontigen,
spesifik dan dapat dipercaya.
6
Diny Kristianty Wardany, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident)
7
https://e-journal.uajy.ac.id/26209/3/16%2003%2023107_2.pdf
8
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
9
https://www.gramedia.com/literasi/teori-motivasi/ diunduh pada 28/12/2023 22:41
10
Muhammad Kasim, Pentingnya Motivasi Dan Minat Terhadap Manajemen Kinerja Gurudalam
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Di Sma Kota Palu, Jurnal
Academica Fisip Untad VOL.04 No. 01 PEBRUARI 2012
lebih bersumber dari kepuasan intrinsik yang diperoleh dari pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan.
Pemahaman tentang kedua teori ini dapat membantu pemimpin atau manajer
dalam menyesuaikan pendekatan manajemen mereka terhadap tim mereka, apakah itu
dengan memberikan motivasi eksternal atau memperhatikan kebutuhan intrinsik dan
kesempatan pengembangan individu.
3. Menurut Frederick Herzberg motivasi menjadi dua bagian, yaitu hygiene (kondisi
kerja yang baik, pengadilan, dan lingkungan kerja yang nyaman) dan motivasi (hal-hal
yang memungkinkan karyawan untuk mencapai kebutuhan sendiri dan mengenali diri
sendiri)11
Dalam konteks pendidikan, Teori Hygiene-Motivasi Herzberg dapat diterapkan
dalam beberapa cara12 :
1) Faktor Hygiene
Fasilitas fisik dan lingkungan belajar adalah sebuah sekolah atau
perguruan tinggi yang tidak memiliki fasilitas yang memadai seperti ruang kelas
yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, atau fasilitas olahraga yang layak dapat
menyebabkan ketidakpuasan bagi siswa dan staf pengajar.
Kebijakan sekolah, kebijakan yang tidak adil, tidak jelas, atau memberi
ketidakpastian bagi siswa dan guru, misalnya kebijakan tentang disiplin, evaluasi,
atau promosi, bisa menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpuasan.
2) Faktor Motivasi
Pengakuan dan penghargaan, siswa yang mendapatkan pengakuan atas
prestasi akademis atau non-akademis mereka, misalnya melalui penghargaan,
sertifikat, atau pujian dari guru, mungkin merasa lebih termotivasi untuk belajar.
Peluang pengembangan, bagi guru, diberikan kesempatan untuk
pengembangan profesional melalui pelatihan, workshop, atau mendapatkan
tanggung jawab tambahan dalam pengelolaan kelas bisa menjadi faktor yang
memotivasi.
11
Tri Andjarwati, Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor
Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland, JMM17 Jurnal Ilmu Ekonomi &
Manajemen April 2015, Vol. 1 No.1. hal. 45 - 54
12
Siti Julaiha, Pengaruh Manajemen Pendidikan terhadap Motivasi Belajar pada Anak Usia Dini,
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 7 Issue 3 (2023) Pages 2659-2670
4. David McClelland menambahkan teori ini bahwa motivasi terdiri dari tiga kebutuhan,
yaitu kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan kekuasaan.13
Kebutuhan akan Pencapaian. Ini merujuk pada dorongan individu untuk meraih
tujuan-tujuan yang menantang dan untuk berprestasi. Orang-orang dengan motivator
ini cenderung suka mengukur prestasi mereka sendiri, menetapkan tujuan-tujuan yang
ambisius, dan mengejar tantangan untuk memperoleh pengakuan atas pencapaian
mereka. Mereka mungkin terinspirasi oleh target-target yang jelas dan umpan balik
positif terkait pencapaian mereka.14
Kebutuhan akan Afiliasi. Ini berkaitan dengan dorongan untuk terhubung dengan
orang lain secara emosional, untuk memiliki hubungan yang erat, dan merasa diterima
dalam kelompok atau komunitas. Orang-orang dengan motivator ini cenderung
menempatkan pentingnya pada hubungan sosial, kerjasama, dan keharmonisan dalam
lingkungan mereka.
Kebutuhan akan Kekuasaan. Ini mengacu pada dorongan untuk mempengaruhi
orang lain, mengendalikan situasi, dan memiliki dampak pada lingkungan sekitar.
Orang-orang dengan motivator ini cenderung memiliki keinginan untuk mengatur,
memengaruhi, atau mengelola orang lain atau situasi. Mereka ingin memiliki kontrol
atas keputusan dan tindakan yang terjadi di sekitar mereka.
McClelland percaya bahwa kebutuhan-kebutuhan ini berkembang melalui
pengalaman hidup dan lingkungan budaya seseorang. Meskipun sebagian besar
individu memiliki campuran dari ketiga kebutuhan ini, biasanya salah satunya akan
lebih dominan dibandingkan yang lainnya. Selain itu, lingkungan di sekitar individu
juga dapat mempengaruhi perkembangan dan penguatan kebutuhan tertentu.
Dari berbagai teori motivasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan, lingkungan, dan jenis
motivasi.
C. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu:
1. Memberi Angka
Angka-angka atau nilai yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat.Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut
belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna.Harapannya angka-angka
tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu
yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa
3. Kompetisi
13
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
14
https://www.sosiologi.info/2021/11/teori-david-mcclelland-dorongan-motivasi-kebutuhan-
contohnya.html
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara
kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi
ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi
rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui
hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil
belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau
bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan
motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat,
sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasiÂ
belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat
dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsipprinsip pemberian hukuman tersebut.
E. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi menurut Sadirman A.M ada tiga yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.15
F. Prinsip-prinsip Motivasi
Motivasi memiliki peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
yang penting dan harus diperhatikan oleh guru, sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.17
Engkoswara dan Aan Komariah menjelaskan beberapa prinsip motivasi dalam
perspektif psikologis-pedagogis, yakni:
1. Prinsip kompetesi
2. Prinsip pemacu
3. Prinsip ganjaran dan hukuman
4. Kejelasan dan kedekatan tujuan
5. Pemahaman hasil
6. Pengembangan minat
7. Lingkungan yang kondusif
8. Keteladan.18
15
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 85
16
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 135-136
17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 119–121
18
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, 211-212
perbuatanseperti belajar. Kedua, sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Ketiga, ebagai penggerak, artinya besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 19
٤ ٱَّلِذي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم٣ ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّب َك ٱَأۡلۡك َر ُم٢ َخ َلَق ٱِإۡلنَٰس َن ِم ۡن َع َلٍق١ ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّب َك ٱَّلِذي َخ َلَق
َع َّلَم ٱِإۡلنَٰس َن َم ا َلۡم َي ۡع
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. AL- Alaq : 1-5)
Mula-mula wahyu Al-Qur'an yang diturunkan adalah ayat-ayat ini yang mulia lagi
diberkati, ayat-ayat ini merupakan permulaan rahmat yang diturunkan oleh Allah karena
kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya, dan merupakan nikmat yang mula-mula
diberikan oleh Allah kepada mereka. Di dalam surat ini terkandung peringatan yang
menggugah manusia kepada asal mula penciptaan manusia, yaitu dari 'alaqah. Dan bahwa
di antara kemurahan Allah Swt. ialah Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya. Hal ini berarti Allah telah memuliakan dan menghormati manusia
dengan ilmu. Dan ilmu merupakan bobot tersendiri yang membedakan antara Abul Basyar
(Adam) dengan malaikat. Ilmu itu adakalanya berada di hati, adakalanya berada di lisan,
adakalanya pula berada di dalam tulisan tangan. Berarti ilmu itu mencakup tiga aspek,
yaitu di hati, di lisan, dan di tulisan. Sedangkan yang di tulisan membuktikan adanya
penguasaan pada kedua aspek lainnya, tetapi tidak sebaliknya. Karena itulah disebutkan
dalam firman-Nya:
اْقَر ْأ َو َر ُّبَك األْك َر ُم اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم َع َّلَم اإلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم
“Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Di dalam sebuah asar disebutkan, "Ikatlah ilmu dengan tulisan." Dan masih disebutkan
pula dalam asar, bahwa barang siapa yang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka
Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.
2. Surat Al Mujadalah ayat 11
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ۡم َتَفَّسُحوْا ِفى ٱۡل َم َٰج ِلِس َفٱۡف َس ُحوْا َيۡف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ۡم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز وْا
َفٱنُشُز وْا َيۡر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِم نُك ۡم َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِع ۡل َم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتۡع َم ُلوَن َخ ِبير
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya
akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman untuk mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman seraya memerintahkan
kepada mereka agar sebagian dari mereka bersikap baik kepada sebagian yang lain dalam
majelis-majelis pertemuan. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Wahai orang-
orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis."
(Al-Mujadilah: 11)
Menurut qiraat lain, ada yang membacanya al-majlis; yakni dalam bentuk tunggal,
bukan jamak. Maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-
Mujadilah: 11) kelapangan untuk tempat duduknya di hadapan Rasulullah ﷺ. Maka
Allah memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka memberikan kelapangan
tempat duduk untuk sebagian yang lainnya. Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa ayat
ini diturunkan pada hari Jumat, sedangkan Rasulullah ﷺpada hari itu berada di suffah
(serambi masjid); dan di tempat itu penuh sesak dengan manusia.
Tersebutlah pula bahwa kebiasaan Rasulullah ﷺialah memuliakan orang-orang
yang ikut dalam Perang Badar, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Ansar.
Kemudian saat itu datanglah sejumlah orang dari kalangan ahli Perang Badar, sedangkan
orang-orang selain mereka telah menempati tempat duduk mereka di dekat Rasulullah
ﷺMaka mereka yang baru datang berdiri menghadap kepada Rasulullah dan berkata,
"Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau, wahai Nabi Allah, dan juga
keberkahan-Nya." Lalu Nabi ﷺmenjawab salam mereka. Setelah itu mereka
mengucapkan salam pula kepada kaum yang telah hadir, dan kaum yang hadir pun
menjawab salam mereka. Maka mereka hanya dapat berdiri saja menunggu diberikan
keluasan bagi mereka untuk duduk di majelis itu. Nabi ﷺmengetahui penyebab yang
membuat mereka tetap berdiri, karena tidak diberikan keluasan bagi mereka di majelis itu.
Melihat hal itu Nabi ﷺmerasa tidak enak, maka beliau bersabda kepada orang-orang
yang ada di sekelilingnya dari kalangan Muhajirin dan Ansar yang bukan dari kalangan
Ahli Badar, "Wahai Fulan, berdirilah kamu. Juga kamu, wahai Fulan." Dan Nabi ﷺ
mempersilakan duduk beberapa orang yang tadinya hanya berdiri di hadapannya dari
kalangan Muhajirin dan Ansar Ahli Badar.
Perlakuan itu membuat tidak senang orang-orang yang disuruh bangkit dari tempat
duduknya, dan Nabi ﷺmengetahui keadaan ini dari roman muka mereka yang disuruh
beranjak dari tempat duduknya. Maka orang-orang munafik memberikan tanggapan
mereka, "Bukankah kalian menganggap teman kalian ini berlaku adil di antara sesama
manusia? Demi Allah, kami memandangnya tidak adil terhadap mereka. Sesungguhnya
suatu kaum telah mengambil tempat duduk mereka di dekat nabi mereka karena mereka
suka berada di dekat nabinya. Tetapi nabi mereka menyuruh mereka beranjak dari tempat
duduknya, dan mempersilakan duduk di tempat mereka orang-orang yang datang
terlambat." Maka telah sampai kepada kami suatu berita bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda: Semoga Allah mengasihani seseorang yang memberikan keluasan tempat duduk
bagi saudaranya. Maka sejak itu mereka bergegas meluaskan tempat duduk buat saudara
mereka, dan turunlah ayat ini di hari Jumat.
3. Hadist tentang Motivasi
Allah Swt akan memudahkan jalan menuju surga untuk hambanya yang senantiasa
mencari ilmu. Sebagaimana potongan hadis riwayat Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw
bersabda:
َم ْن َس َلَك َطِر يًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهَّللا َلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan
ke surga baginya." (HR. Muslim)
Abdurrauf Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan, orang yang dimudahkan
menuju surga adalah mereka yang mencari ilmu karena ikhlas mengharap ridha Allah Swt,
bukan karena riya. Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkannya
melakukan amal saleh. Sedangkan amal saleh adalah wasilah bagi seorang hamba
dimasukkan ke surga.
Selain akan di mudahkan oleh Allah untuk menggapai surta, penuntut ilmu pun
didoakan oleh para malaikat. Tak hanya orang tua yang selalu mendoakan anaknya,
seluruh makhluk yang ada di bumi ini bahkan ikut mendoakan orang yang giat mencari
ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
َو ِإَّن اْلَع اِلَم َلَيْسَتْغ ِفُر َلُه َم ْن ِفي، َو ِإَّن اْلَم اَل ِئَكَة َلَتَض ُع َأْج ِنَح َتَها ِرًضا ِلَطاِلِب اْلِع ْلِم
َو اْلِح يَتاُن ِفي َج ْو ِف اْلَم اِء، َو َم ْن ِفي اَأْلْر ِض،الَّس َم َو اِت
DAFTAR PUSTAKA
Wardany Diny Kristianty, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident) Pdf
Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan, (Prenademedia, Jakarta)
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
Winkel, Psikologi Pengajaran
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar
Sidjabat. BS, Menjadi Guru Profesional:Sebuah Perspektif Kristiani
https://www.gramedia.com/literasi/teori-motivasi/ diunduh pada 28/12/2023 22:41
Tri Andjarwati, Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor
Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland, JMM17 Jurnal Ilmu
Ekonomi & Manajemen April 2015, Vol. 1 No.1.
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
https://e-journal.uajy.ac.id/26209/3/16%2003%2023107_2.pdf
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
Faidhul Qadir Syarh Al-Jami Ash-Shaghir karangan Abdurrauf Al-Munawi dan Ihya Ulumiddin
karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad atau Imam Al-Ghazali.
file:///C:/Users/pc/Downloads/377-Article%20Text-1337-2-10-20190803.pdf
https://kumparan.com/berita-terkini/ayat-alquran-tentang-pendidikan-yang-dapat-menjadivasi-
belajar-1wVtBuOsLMk
https://m.oase.id/read/YwN9ER-3-hadis-ini-bikin-kamu-semangat-belajar