Anda di halaman 1dari 15

Motivasi Belajar Pada Peserta Didik dan Motivasi Dalam Islam

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Daris Tamin, M.Pd.

Oleh:
Eliyanti
Gina Resiana
Imas Hamidah
Reina Qisthi Zahra

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1445 H/2023 M
Kata Pengantar

Bimillahirahmanirrahim
Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, ungkapkan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subanahu wa
ta’ala, Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya yang telah
mengijinkan atas terselesainya makalah ini. Shalawat serta salam semoga terus
terlimpahkan kepada nabi terkasih, insan mulia yang menjadi uswatul hasanah bagi
seluruh manusia sepanjang masa serta penutup para nabi yaitu Nabi Muhammad salallahu
alaihi wasalam, beserta keluarga, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa
istiqomah hingga yaumul akhir.

Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya makalah yang membahas mengenai


motivasi belajar pada peserta didik dan ditinjau dari perspektif Islam. Dalam makalah ini
penulis mencoba menggali bagaimana memotivasi peserta didik dan bagaimana
pandangan Islam tentang motivasi dalam belajar. Adapun maksud dibuatnya makalah ini
adalah untuk memenuhu salah satu mata kuliah pascasarjana, yaitu mata kuliah Psikologi
Pendidikan.

Pada kesempatan ini juga penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini, tanpa
mengurangi rasa hormat sama sekali. Sekian prakata yang dapat penulis sampaikan,
semoga makalahnya dapat bermanfaat dan menjadi sumber motivasi bagi siapapun yang
membacanya.

Garut, 23 Desember 2023

Tim Penyusun
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Pembahasan


Motivasi adalah salah satu aspek yang akan mendukung berkembangnya seseorang,
terlebih dalam belajar, motivasi sangat erat kaitannya dan besar pengaruhnya untuk
perkembangan dan semangat belajar seorang pelajar.
Apakah semua mahasiswa program pascasarjana STAI Persis Garut memiliki motivasi
untuk belajar S2? Salah satu pertanyaan yang sudah semestinya diberikan pada setiap
mahasiswa yang ada dalam ruangan ini. Pada saat mendaftarkan diri S2 dan membuat surat ijin
dan rekomendasi dari instansi bekerja, maka pertanyaan tersebut akan muncul. Apa motivasi
saudara dalam mengambil S2 ini? Sederhana, namun terkadang sulit dalam menjawabnya.
Motivasi adalah bahan bakar untuk menggerakan mesin semangat dalam diri seorang
pelajar. Tidak hanya untuk peserta didik yang menerima bentuk motivasi dari pendidik, namun
seorang pendidik pun harus memilki motivasi tersendiri untuk menjadi seorang pendidik yang
baik dan menjadi teladan para peserta didiknya.
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku
yang tetap kearah tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat Djamarah (114 : 2002) mengatakan
bahwa motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai sumber untuk menggapai ilmu
pengetahuan yang tinggi, melalui ilmu pengetahuan manusia dapat mencari solusi dan
menyelesaikan masalah kehidupannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang, salah unsur yang berperan penting dalam kegiatan proses belajar yang baik dan
berkualitas pada diri individu adalah motivasi.
Maka dapat dipahami bahwa motivasi belajar merupakan sesuatu hal yang sangat berperan
penting dalam kegiatan proses mencari ilmu pengetahuan pada setiap individu. Oleh karena
itu, melalui kajian pustaka akan dibahas secara deskriptif mengenai motivasi, yang
dispesifikasi tentang motivasi belajar, mulai dari pengertian motivasi, berbagai teori motivasi,
hingga motivasi belajar ditinjau dalam persfektif Islam.
B. Rumusan Pembahasan

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi menurut para ahli?


2. Bagaimana cara menyampaikan motivasi pada peserta didik dan pendidik?
3. Bagiaman motivasi belajar dalam pandangan Islam?

C. Tujuan pembahasan

1. Mengetahui secara umum berbagai pendapat tentang motivasi dari para ahli
2. Mengetahui cara penyampaian motivasi untuk peserta didik dan juga para pendidik
3. Mengetahui motivasi belajar dalam pandangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu; atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya.
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam
konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan
suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Kemudian motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu atau seperti yang dikatakan Sertain motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di
dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau
perangsang.1
Motivasi adalah suatu dorongan yang diberikan oleh orang lain untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar pada anak usia prasekolah adalah suatu dorongan yang diberikan penuh kasih
sayang guna untuk membangkitkan semangat anak untuk melakukan belajar tanpa adanya
suatu paksaan sehingga anak mampu belajar dan berpikir aktif dan kreatif. 2
Motivasi yang ada dalam diri manusia yaitu suatu kemampuan atau faktor yang terdapat
dalam diri manusia untuk menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah
lakunya. Adapun kata motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu atau melakukan suatu tindakan tertentu. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai
suatu tindakan atau kondisi yang timbul dari dalam diri seseorang, dengan begitu motivasi
dapat memberikan inspirasi agar seseorang mau melakukan kegiatan. 3
Terdapat dua jenis motivasi, intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan
batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang, memunculkan kekuatan internal untuk
melakukan tugas tanpa paksaan. Sementara itu, motivasi ekstrinsik berkaitan dengan dorongan
dari luar yang datang dari orang tua, guru, dan lingkungan sosial. Anak-anak sering
mengalami motivasi ekstrinsik karena mereka memerlukan bimbingan dan arahan dari luar
untuk tumbuh dan berkembang. Peran orang tua dan guru menjadi kunci dalam mempengaruhi
motivasi anak-anak.4
Pada umumnya motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan, mengarahkan perbuatan pada pencapaian tujuan yang diharapkan, menggerakkan
cepat atau lambatnya pekerjaan seseorang.5
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Motivasi belajar bergantung pada teori yang
menjelaskannya, dapat merupakan konsekuensi dari penguatan, suatu ukuran kebutuhan
manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidak cocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau

1
Diny Kristianty Wardany, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident) h. 99
2
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Prenademedia, Jakarta) H. 359
3
Ibid
4
Ibid
5
Ibid
kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan. Motivasi belajar dapat ditingkatkan
dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemerdayaan atribusi. 6
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara
rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam, strategi pengajaran, menyatakan
harapan dengan jelas dan memberikan umpan balik dengan sering dan segera. Motivasi belajar
dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontigen,
spesifik dan dapat dipercaya.

B. Teori Motivasi menurut Para Ahli


Ada beberapa teori motivasi menurut para ahli, yang berfokus pada kebutuhan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku individu. Berikut adalah beberapa teori motivasi terkenal
diantaranya :
1. Menurut Abraham Maslow, ada lima kebutuhan dalam memotivasi seseorang, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan safety, kebutuhan social, kebutuhan esteem, dan
kebutuhan self-actualization. Setiap kebutuhan memiliki prioritas yang berbeda, dan
satu kebutuhan setelahnya hanya dapat diperoleh setelah kebutuhan sebelumnya
terpenuhi.7 Maslow juga menyatakan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh hirarki
kebutuhan, dimulai dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri. 8
2. McGregor membagi motivasi menjadi dua pendekatan, yaitu motivasi X (berdasarkan
peluang dan keuntungan) dan motivasi Y (berdasarkan kesan dan kepedulian) 9
Motivasi x menekankan pada faktor eksternal, sementara motivasi y menekankan pada
faktor internal.
Motivasi Tipe X adalah teori X mendasarkan gagasan motivasi pada asumsi
bahwa sebagian besar orang pada dasarnya tidak suka bekerja dan memiliki
ketidakinginan terhadap tanggung jawab. Pada pendekatan ini, manajer percaya bahwa
orang-orang harus dikontrol, diancam, dan diberi insentif eksternal untuk bekerja
keras. Teori X berfokus pada kontrol eksternal dan pemenuhan kebutuhan dasar
seperti uang, hukuman, atau hadiah sebagai pendorong utama untuk kinerja.10
Sementara itu, Teori Y menyatakan bahwa pekerjaan merupakan sesuatu yang
alami bagi individu. Orang-orang memiliki kemampuan alami untuk merasa puas dan
terpenuhi melalui pekerjaan mereka. Dalam pandangan ini, manajer percaya bahwa
orang-orang memiliki keinginan untuk tumbuh, belajar, berkontribusi, dan
bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Motivasi datang dari dalam diri individu,
dari rasa kepuasan dalam pekerjaan, pencapaian, dan rasa tanggung jawab.
Jadi, perbedaan utama antara Teori X dan Teori Y terletak pada pandangan dasar
tentang sifat manusia dan motivasi. Teori X lebih menekankan kontrol eksternal dan
asumsi bahwa manusia pada dasarnya malas dan butuh dipaksa atau diatur untuk
bekerja. Sementara Teori Y lebih memandang bahwa orang-orang pada dasarnya
memiliki dorongan internal untuk berkembang dan berkontribusi, sehingga motivasi

6
Diny Kristianty Wardany, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident)
7
https://e-journal.uajy.ac.id/26209/3/16%2003%2023107_2.pdf
8
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
9
https://www.gramedia.com/literasi/teori-motivasi/ diunduh pada 28/12/2023 22:41
10
Muhammad Kasim, Pentingnya Motivasi Dan Minat Terhadap Manajemen Kinerja Gurudalam
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Di Sma Kota Palu, Jurnal
Academica Fisip Untad VOL.04 No. 01 PEBRUARI 2012
lebih bersumber dari kepuasan intrinsik yang diperoleh dari pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan.
Pemahaman tentang kedua teori ini dapat membantu pemimpin atau manajer
dalam menyesuaikan pendekatan manajemen mereka terhadap tim mereka, apakah itu
dengan memberikan motivasi eksternal atau memperhatikan kebutuhan intrinsik dan
kesempatan pengembangan individu.
3. Menurut Frederick Herzberg motivasi menjadi dua bagian, yaitu hygiene (kondisi
kerja yang baik, pengadilan, dan lingkungan kerja yang nyaman) dan motivasi (hal-hal
yang memungkinkan karyawan untuk mencapai kebutuhan sendiri dan mengenali diri
sendiri)11
Dalam konteks pendidikan, Teori Hygiene-Motivasi Herzberg dapat diterapkan
dalam beberapa cara12 :
1) Faktor Hygiene
Fasilitas fisik dan lingkungan belajar adalah sebuah sekolah atau
perguruan tinggi yang tidak memiliki fasilitas yang memadai seperti ruang kelas
yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, atau fasilitas olahraga yang layak dapat
menyebabkan ketidakpuasan bagi siswa dan staf pengajar.
Kebijakan sekolah, kebijakan yang tidak adil, tidak jelas, atau memberi
ketidakpastian bagi siswa dan guru, misalnya kebijakan tentang disiplin, evaluasi,
atau promosi, bisa menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpuasan.

2) Faktor Motivasi
Pengakuan dan penghargaan, siswa yang mendapatkan pengakuan atas
prestasi akademis atau non-akademis mereka, misalnya melalui penghargaan,
sertifikat, atau pujian dari guru, mungkin merasa lebih termotivasi untuk belajar.
Peluang pengembangan, bagi guru, diberikan kesempatan untuk
pengembangan profesional melalui pelatihan, workshop, atau mendapatkan
tanggung jawab tambahan dalam pengelolaan kelas bisa menjadi faktor yang
memotivasi.

Dalam dunia pendidikan, memahami bahwa memperhatikan faktor hygiene seperti


kondisi lingkungan belajar yang baik dan kebijakan yang adil dapat mencegah
ketidakpuasan siswa dan staf pengajar. Sementara itu, memberikan pengakuan atas
prestasi dan memberi kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan personal
dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa dan guru untuk mencapai prestasi lebih
baik dalam pembelajaran dan pengajaran.
Inti dari teori ini adalah bahwa memperbaiki faktor hygiene mencegah
ketidakpuasan, sementara memperhatikan faktor motivasi meningkatkan kepuasan dan
motivasi intrinsik. Dengan memperhatikan kedua aspek ini, perusahaan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang lebih memotivasi dan memuaskan bagi
karyawannya.

11
Tri Andjarwati, Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor
Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland, JMM17 Jurnal Ilmu Ekonomi &
Manajemen April 2015, Vol. 1 No.1. hal. 45 - 54
12
Siti Julaiha, Pengaruh Manajemen Pendidikan terhadap Motivasi Belajar pada Anak Usia Dini,
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 7 Issue 3 (2023) Pages 2659-2670
4. David McClelland menambahkan teori ini bahwa motivasi terdiri dari tiga kebutuhan,
yaitu kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan kekuasaan.13
Kebutuhan akan Pencapaian. Ini merujuk pada dorongan individu untuk meraih
tujuan-tujuan yang menantang dan untuk berprestasi. Orang-orang dengan motivator
ini cenderung suka mengukur prestasi mereka sendiri, menetapkan tujuan-tujuan yang
ambisius, dan mengejar tantangan untuk memperoleh pengakuan atas pencapaian
mereka. Mereka mungkin terinspirasi oleh target-target yang jelas dan umpan balik
positif terkait pencapaian mereka.14
Kebutuhan akan Afiliasi. Ini berkaitan dengan dorongan untuk terhubung dengan
orang lain secara emosional, untuk memiliki hubungan yang erat, dan merasa diterima
dalam kelompok atau komunitas. Orang-orang dengan motivator ini cenderung
menempatkan pentingnya pada hubungan sosial, kerjasama, dan keharmonisan dalam
lingkungan mereka.
Kebutuhan akan Kekuasaan. Ini mengacu pada dorongan untuk mempengaruhi
orang lain, mengendalikan situasi, dan memiliki dampak pada lingkungan sekitar.
Orang-orang dengan motivator ini cenderung memiliki keinginan untuk mengatur,
memengaruhi, atau mengelola orang lain atau situasi. Mereka ingin memiliki kontrol
atas keputusan dan tindakan yang terjadi di sekitar mereka.
McClelland percaya bahwa kebutuhan-kebutuhan ini berkembang melalui
pengalaman hidup dan lingkungan budaya seseorang. Meskipun sebagian besar
individu memiliki campuran dari ketiga kebutuhan ini, biasanya salah satunya akan
lebih dominan dibandingkan yang lainnya. Selain itu, lingkungan di sekitar individu
juga dapat mempengaruhi perkembangan dan penguatan kebutuhan tertentu.

Dari berbagai teori motivasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan, lingkungan, dan jenis
motivasi.
C. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu:
1. Memberi Angka
Angka-angka atau nilai yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat.Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut
belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna.Harapannya angka-angka
tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu
yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa
3. Kompetisi

13
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
14
https://www.sosiologi.info/2021/11/teori-david-mcclelland-dorongan-motivasi-kebutuhan-
contohnya.html
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara
kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi
ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi
rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui
hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil
belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau
bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan
motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat,
sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasiÂ
belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat
dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsipprinsip pemberian hukuman tersebut.

D. Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi


Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki beberapa ciri-
ciri, antara lain sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan/ tidak mudah putus asa.
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
4. Lebih senang kerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepas hal yang sudah diyakininya.

E. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi menurut Sadirman A.M ada tiga yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.15

De Decce dan Grawford mencatat empat fungsi guru sehubungan dengan


peningkatan motivasi belajar peserta didik :16
1. Menggairahkan anak didik
2. Memberikan harapan yang realistis
3. Memberikan insentif
4. Mengarahkan perilaku anak didik

F. Prinsip-prinsip Motivasi
Motivasi memiliki peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
yang penting dan harus diperhatikan oleh guru, sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.17
Engkoswara dan Aan Komariah menjelaskan beberapa prinsip motivasi dalam
perspektif psikologis-pedagogis, yakni:
1. Prinsip kompetesi
2. Prinsip pemacu
3. Prinsip ganjaran dan hukuman
4. Kejelasan dan kedekatan tujuan
5. Pemahaman hasil
6. Pengembangan minat
7. Lingkungan yang kondusif
8. Keteladan.18

Setiap orang yang melakukan berbagai kegiatan belajar, tentu melakukannya


karena ada sesuatu yang mendasarinya. Motivasi inilah yang akan mempengaruhi proses
belajar dan hasil belajar yang akan dicapainya baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Umumnya motivasi akan mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan. Oleh sebab itu, motivasi dalam belajar memiliki tiga fungsi: Pertama,
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul

15
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 85
16
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 135-136
17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 119–121
18
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, 211-212
perbuatanseperti belajar. Kedua, sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Ketiga, ebagai penggerak, artinya besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 19

G. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar


Motivasi belajarsangat berperan dalam keberhasilan peserta didik di sekolah. Sebab
melaluinya, setiap murid siap melakukan aktivitas-aktivitas belajar sehingga dapat
mencapai tujuan belajarnya. Meskipun kegiatan belajarnya tidak mudah, namun ia akan
berusaha melakukan dan menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin dengan segala
kemampuan yang dimilikinya (achievement motivation). Persoalan yang dihadapi adalah
kenapa masih ada peserta didik yang kelihatannya di sekolah kurang memiliki motivasi
belajar pada mata pelajaran tertentu tetapi pada mata pelajaran lain dia penuh semangat dalam
mempelajarinya? Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik di sekolah, yaitu:
1. Memberikan kontiguitas, peneguhan/penguatan serta hukuman dengan berpijak pada
pandangan behavioristik.
2. Memberikan kebebasan pribadi, hak untuk memilih sendiri, pengaturan diri dan
penentuan diri, kecenderungan untuk mengembangkan diri serta memperkaya diri
dengan berpijak pada pandangan humanistic.
3. Memberikan keyakinan, tujuan, penafsiran, harapan, minat dan kemampuan
dalam diri peserta didik dengan berpijak pada pandangan kognitif.
4. Memberikan pengharapan dan penghargaan kepada peserta didik dengan berpijak
pada pandangan belajar sosial (social learning). 20
Strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasarnya terletak
pada guru atau pengajar itu sendiri. Mc. Keachie (1986) menyatakan bahwa
kemampuan guru menjadikan dirinya model yang mampu membangkitkan
rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama
dalam memotivasi. Oleh karena itu Sidjabat menegaskan bahwa guru sudah seharusnya
mengembangkan beberapa jenis kualitas berikut agar dapat berperan aktif sebagai
motivator, yakni:
1. Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan bahan atau
pengetahuan.
2. Menunjukkan sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan dan
pengalaman peserta didik.
3. Menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang digelutinya.
4. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih “kabur” atau kurang jelas,
dengan bahasa dan sikap yang dapat dimengerti.21
Para guru hendaknya menyadari dampak dari informasi yang diberikan kepada para
peserta didik berkaitan dengan taraf keberhasilan belajar yang dicapainya. Sebab proses
refleksi diri yang dilakukan peserta didik terhadap pengalamannya dapat memberi dampak
positif maupun negatif dalam motivasi belajarnya. Selain itu, guru juga harus menghindari
19
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, 175
20
Winkel, Psikologi Pengajaran,152-154
21
Sidjabat. BS, Menjadi Guru Profesional:Sebuah Perspektif Kristiani,111.
pesan paling fatal kepada peserta didik bahwa mereka bodoh tanpa kemungkinan
kemajuan, seperti: menekankan ranking didalam kelas, memberi kritik destruktif pada peserta
didik yang tidak mampu serta hanya memberi pertanyaan pada mereka yang pandai saja.
BAB III
MOTIVASI DALAM PANDANGAN ISLAM
A. Motivasi dalam Pandangan Islam
Dalam menuntut ilmu, Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, sebagai
mana Hadits Rasulullah SAW : “Menuntut ilmu adakewajiban bagi setiap muslim” (HR.
Baihaqi). Dari hadits di atas jelaslah, Islam ingin menekankan kepada umatnya bahwa
memiliki semangat belajar yang tinggi sangat baik dan harus dilakukan.
Di hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda : “Apabila manusia telah mati, maka
putuslah pahala amalnya selain dari tiga yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak yang sholeh yang mendoakan” (HR. Muslim). Dari Hadits ini dapat dipahami bahwa
seorang muslim yang berilmu pengetahuan dan mampu memfaatkan ilmunya sesuai dengan
tuntunan agama Islam, maka dia akan mendapat reward dunia dan akhirat, dimana di dunia
akan mendapat segala kemudahan dalam urusan dunia dan di akhirat mendapat amal yang
mengalir dari orang lain yang telah mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat darinya.
Ada banyak ayat Alquran tentang pendidikan yang dapat dijadikan motivasi untuk terus
belajar. Ayat-ayat ini tersebar di banyak surat di Al Quran. Bahkan ayat yang pertama turun
dalam Al Quran yaitu Al Alaq ayat 1 berbunyi Iqra' yakni bacalah. Berikut beberapa ayat
Alquran tentang pendidikan yang bisa dijadikan motivasi untuk belajar.
1. Surat Al-Alaq ayat 1-5

٤ ‫ ٱَّلِذي َع َّلَم ِبٱۡل َقَلِم‬٣ ‫ ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّب َك ٱَأۡلۡك َر ُم‬٢ ‫ َخ َلَق ٱِإۡلنَٰس َن ِم ۡن َع َلٍق‬١ ‫ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّب َك ٱَّلِذي َخ َلَق‬
‫َع َّلَم ٱِإۡلنَٰس َن َم ا َلۡم َي ۡع‬
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. AL- Alaq : 1-5)
Mula-mula wahyu Al-Qur'an yang diturunkan adalah ayat-ayat ini yang mulia lagi
diberkati, ayat-ayat ini merupakan permulaan rahmat yang diturunkan oleh Allah karena
kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya, dan merupakan nikmat yang mula-mula
diberikan oleh Allah kepada mereka. Di dalam surat ini terkandung peringatan yang
menggugah manusia kepada asal mula penciptaan manusia, yaitu dari 'alaqah. Dan bahwa
di antara kemurahan Allah Swt. ialah Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya. Hal ini berarti Allah telah memuliakan dan menghormati manusia
dengan ilmu. Dan ilmu merupakan bobot tersendiri yang membedakan antara Abul Basyar
(Adam) dengan malaikat. Ilmu itu adakalanya berada di hati, adakalanya berada di lisan,
adakalanya pula berada di dalam tulisan tangan. Berarti ilmu itu mencakup tiga aspek,
yaitu di hati, di lisan, dan di tulisan. Sedangkan yang di tulisan membuktikan adanya
penguasaan pada kedua aspek lainnya, tetapi tidak sebaliknya. Karena itulah disebutkan
dalam firman-Nya:
‫اْقَر ْأ َو َر ُّبَك األْك َر ُم اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِم َع َّلَم اإلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬
“Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Di dalam sebuah asar disebutkan, "Ikatlah ilmu dengan tulisan." Dan masih disebutkan
pula dalam asar, bahwa barang siapa yang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka
Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.
2. Surat Al Mujadalah ayat 11
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ۡم َتَفَّسُحوْا ِفى ٱۡل َم َٰج ِلِس َفٱۡف َس ُحوْا َيۡف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ۡم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز وْا‬
‫َفٱنُشُز وْا َيۡر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِم نُك ۡم َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِع ۡل َم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتۡع َم ُلوَن َخ ِبير‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya
akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman untuk mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman seraya memerintahkan
kepada mereka agar sebagian dari mereka bersikap baik kepada sebagian yang lain dalam
majelis-majelis pertemuan. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Wahai orang-
orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis."
(Al-Mujadilah: 11)
Menurut qiraat lain, ada yang membacanya al-majlis; yakni dalam bentuk tunggal,
bukan jamak. Maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-
Mujadilah: 11) kelapangan untuk tempat duduknya di hadapan Rasulullah ‫ﷺ‬. Maka
Allah memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka memberikan kelapangan
tempat duduk untuk sebagian yang lainnya. Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa ayat
ini diturunkan pada hari Jumat, sedangkan Rasulullah ‫ ﷺ‬pada hari itu berada di suffah
(serambi masjid); dan di tempat itu penuh sesak dengan manusia.
Tersebutlah pula bahwa kebiasaan Rasulullah ‫ ﷺ‬ialah memuliakan orang-orang
yang ikut dalam Perang Badar, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Ansar.
Kemudian saat itu datanglah sejumlah orang dari kalangan ahli Perang Badar, sedangkan
orang-orang selain mereka telah menempati tempat duduk mereka di dekat Rasulullah
‫ ﷺ‬Maka mereka yang baru datang berdiri menghadap kepada Rasulullah dan berkata,
"Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau, wahai Nabi Allah, dan juga
keberkahan-Nya." Lalu Nabi ‫ ﷺ‬menjawab salam mereka. Setelah itu mereka
mengucapkan salam pula kepada kaum yang telah hadir, dan kaum yang hadir pun
menjawab salam mereka. Maka mereka hanya dapat berdiri saja menunggu diberikan
keluasan bagi mereka untuk duduk di majelis itu. Nabi ‫ ﷺ‬mengetahui penyebab yang
membuat mereka tetap berdiri, karena tidak diberikan keluasan bagi mereka di majelis itu.
Melihat hal itu Nabi ‫ ﷺ‬merasa tidak enak, maka beliau bersabda kepada orang-orang
yang ada di sekelilingnya dari kalangan Muhajirin dan Ansar yang bukan dari kalangan
Ahli Badar, "Wahai Fulan, berdirilah kamu. Juga kamu, wahai Fulan." Dan Nabi ‫ﷺ‬
mempersilakan duduk beberapa orang yang tadinya hanya berdiri di hadapannya dari
kalangan Muhajirin dan Ansar Ahli Badar.
Perlakuan itu membuat tidak senang orang-orang yang disuruh bangkit dari tempat
duduknya, dan Nabi ‫ ﷺ‬mengetahui keadaan ini dari roman muka mereka yang disuruh
beranjak dari tempat duduknya. Maka orang-orang munafik memberikan tanggapan
mereka, "Bukankah kalian menganggap teman kalian ini berlaku adil di antara sesama
manusia? Demi Allah, kami memandangnya tidak adil terhadap mereka. Sesungguhnya
suatu kaum telah mengambil tempat duduk mereka di dekat nabi mereka karena mereka
suka berada di dekat nabinya. Tetapi nabi mereka menyuruh mereka beranjak dari tempat
duduknya, dan mempersilakan duduk di tempat mereka orang-orang yang datang
terlambat." Maka telah sampai kepada kami suatu berita bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: Semoga Allah mengasihani seseorang yang memberikan keluasan tempat duduk
bagi saudaranya. Maka sejak itu mereka bergegas meluaskan tempat duduk buat saudara
mereka, dan turunlah ayat ini di hari Jumat.
3. Hadist tentang Motivasi
Allah Swt akan memudahkan jalan menuju surga untuk hambanya yang senantiasa
mencari ilmu. Sebagaimana potongan hadis riwayat Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw
bersabda:

‫َم ْن َس َلَك َطِر يًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهَّللا َلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan
ke surga baginya." (HR. Muslim)
Abdurrauf Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan, orang yang dimudahkan
menuju surga adalah mereka yang mencari ilmu karena ikhlas mengharap ridha Allah Swt,
bukan karena riya. Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkannya
melakukan amal saleh. Sedangkan amal saleh adalah wasilah bagi seorang hamba
dimasukkan ke surga.
Selain akan di mudahkan oleh Allah untuk menggapai surta, penuntut ilmu pun
didoakan oleh para malaikat. Tak hanya orang tua yang selalu mendoakan anaknya,
seluruh makhluk yang ada di bumi ini bahkan ikut mendoakan orang yang giat mencari
ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

‫ َو ِإَّن اْلَع اِلَم َلَيْسَتْغ ِفُر َلُه َم ْن ِفي‬، ‫َو ِإَّن اْلَم اَل ِئَكَة َلَتَض ُع َأْج ِنَح َتَها ِرًضا ِلَطاِلِب اْلِع ْلِم‬
‫ َو اْلِح يَتاُن ِفي َج ْو ِف اْلَم اِء‬،‫ َو َم ْن ِفي اَأْلْر ِض‬،‫الَّس َم َو اِت‬

"Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada


penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintai ampunan oleh penduduk langit dan
bumi, bahkan hingga ikan yang ada di dasar laut." (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Selanjutnya, penuntut ilmu adalah berjihad di jalan Allah. Dari Anas bin Malik,
Rasulullah Saw bersabda:
‫َم ْن َخ َر َج ِفى َطَلِب اْلِع ْلِم َفُهَو ِفى َس ِبيِل ِهَّللا َح َّتى َيْر ِج َع‬
"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah
sampai ia kembali."
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengutip perkataan Abu Darda, "Siapa
yang tak menganggap bahwa menuntut ilmu bukan bagian dari jihad, maka berkuranglah
akalnya”

DAFTAR PUSTAKA
Wardany Diny Kristianty, Psikologi Pendidikan Islam, (Cirebon, confident) Pdf
Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan, (Prenademedia, Jakarta)
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
Winkel, Psikologi Pengajaran
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar
Sidjabat. BS, Menjadi Guru Profesional:Sebuah Perspektif Kristiani
https://www.gramedia.com/literasi/teori-motivasi/ diunduh pada 28/12/2023 22:41
Tri Andjarwati, Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor
Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland, JMM17 Jurnal Ilmu
Ekonomi & Manajemen April 2015, Vol. 1 No.1.
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
https://e-journal.uajy.ac.id/26209/3/16%2003%2023107_2.pdf
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf
Faidhul Qadir Syarh Al-Jami Ash-Shaghir karangan Abdurrauf Al-Munawi dan Ihya Ulumiddin
karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad atau Imam Al-Ghazali.
file:///C:/Users/pc/Downloads/377-Article%20Text-1337-2-10-20190803.pdf
https://kumparan.com/berita-terkini/ayat-alquran-tentang-pendidikan-yang-dapat-menjadivasi-
belajar-1wVtBuOsLMk
https://m.oase.id/read/YwN9ER-3-hadis-ini-bikin-kamu-semangat-belajar

Anda mungkin juga menyukai