Anda di halaman 1dari 9

Excelencia

Journal of Islamic Education & Management E-ISSN : 2777-1458


Volume: x, Nomor: x, Tahun xxxx P-ISSN : 2776-4451

Konsep-Konsep Motivasi (Teori dan Contoh Implementasinya Dalam


Pendidikan Islam)

Sania Barlinty Azhar


IAIN PONOROGO
saniabarlinty273@gmail.com

Sekar Yogya Palupi

IAIN PONOROGO
sekaryogyaaa@gmail.com

Abstract

Ketik abstrak bahasa Inggris di sini. Isi abstract menggunakan font Times New Roman 11, ditulis
miring spasi 1. Abstrak terdiri atas: fakta sosial atau fakta literatur, tujuan, metode, hasil
penelitian. Abstrak ditulis dalam bentuk satu paragraf, tanpa acuan (referensi), tanpa
singkatan/akronim, dan tanpa footnote. Abstrak ditulis bukan dalam bentuk matematis,
pertanyaan, dan dugaan. Abstrak bukan merupakan hasil copy paste dari kalimat yang ada dalam
isi naskah. Isi abstrak bahasa Inggris maksimal 200 kata.

Abstrak

Ketik abstrak bahasa Indonesia di sini. Isi abstrak menggunakan font Times New Roman 11,
spasi 1. Abstrak terdiri atas: fakta sosial atau fakta literatur, tujuan, metode, hasil penelitian.
Abstrak ditulis dalam bentuk satu paragraf, tanpa acuan (referensi), tanpa singkatan/akronim, dan
tanpa footnote. Abstrak ditulis bukan dalam bentuk matematis, pertanyaan, dan dugaan. Abstrak
bukan merupakan hasil copy paste dari kalimat yang ada dalam isi naskah. Isi abstrak bahasa
Indonesia maksimal 200 kata.

Keywords: Motivasi; Pendidikan; Islam

Pendahuluan
Motivasi adalah suatu pendorong bagi seseorang untuk menyatakan sebuah perilaku
tertentu dalam rangka mewujudkan suatu tujuan tertentu. Kesiapan seseorang untuk
meningkatkan upaya yang lebih tinggi ke arah tujuan yang diinginkan. Teori motivasi dibagi
menjadi 2 yaitu secara content dan process. Content mencakuo teori dari tokoh Maslow, Mc
Gregor, Erg, Herzberg, Mc clellad. Sedangkan Process mencakup Expectancy, Equity,
Reinforcement, Goal Setting.
Motivasi dapat diartikan sebagai manifestasi dari daya kekuatan dari dalam diri suatu
individu yang dapat menbangkitkan dan memfokuskan perilaku yang merupakan sebuah
2 | Penulis 1, Penulis 1 / Tiga kata awal dari judul
pelaksanaan dari interaksi terpadu antara motif dm need dengan situasi yang dilihat dan
berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang diharapkaj oleh individu tertentu dan berlangsunh
secara dinamis. Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan
tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

Dalam menentukan metode yang akan digunakan setidaknya harus relevan dengan
materi yang akan disampaikan dikarenakan hal tersebut dapat berpengaruh terhadap motivasi
seseorang. Banyak sekali faktor yanh dapat digunakan untuk dijadikan acuan sebuah
keberhasilan dalam dunia pendidikan. Faktor motivasi adalah faktor terpenting dalam rangka
mempersiapkan seorang manusia untuk memulai sebuah tindakan. Realita yang terjadi
dilapangan yang sering kali dijumpai di beberapa lembaga atau instansi pendidikan adalah
kurangnya motivasi dalam belajar.
Seperti bolos kuliah, malas mengerjakan tugas, menunda-nunda pekerjaan, kurang
konsentrasi, keluar masuk kelas dengan alasan yang tidak masuk akal, serta bergurau saat
pengajar menyampaikan materi di dalam kelas. Hal-hal tersebut secara tidak langsung
menganggap remeh atau merendahkan suatu lembaga atau instansi tertentu. Banyak faktor
yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar siswa atau mahasiswa.
Namun, yang lebih esensial diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat siswa dan
motivasi siswa.
Urgensi peranan teori motivasi dalam proses manajemen perlu dipahami guna
melakukan berbagai bentuk tindakan kepada para pendengarnya. Teori motivasi dapat
dikatakan sebagai dorongan untuk mencapai suatu kebutuhan. Dalam konteks manajemen
pendidikan maka kebutuhan tersebut berkaitan dengan kebutuhan pada proses pembelajaran.
Peran motivasi dalam dunia pendidikan, motivasi belajar mahasiswa dapat
diimplementasikan sebagai alat penggerak motivasi belajar, mendorong mahasiswa untuk
bersikap aktif untuk mendapatkan prestasi di dalam kelas. Namun, motivasi yang terlalu besar
dapat menimbulkan hal-hal negatif terhadap keefektifan usaha belajar seorang mahasiswa.
Karena, perlu dibutuhkan waktu dalam jangka yang panjang untuk memahami, konsentrasi,
dan menindaklanjuti bagaimana teori motivasi tersebut dapat diimplementasikan di kehidupan
sehari-hari khususnya di lembaga atau institusi tertentu.
Konsep motivasi dalam islam yaitu menganjurkan setiap umat islam untuk
menyembah Allah dan berbuat baik sesama makhluk ciptaan-Nya. Teori motivasi dalam
pandangan islam terdapat bimbingan dan pedoman khusus terkait dengan tindakan yang
dilakukan guna memenuhi kebutuhan tertentu. Selain konsep motivasi positif juga terdapat
konsep motivasi negatif yaitu upaya menghentikan manusia dari tindakan yang terlarang guna
mencapai kebutuhan dan mengurangi stimulasi melakukan perbuatan yg terlarang dalam
Islam.
Islam adalah pedoman hidup yang diberikan kepada umat muslim untuk melakukan
hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari dan dijanjikan pahala berupa surga bagi yang taat
kepada Allah. Ajaran kehidupan ini Allah turunkan kepada umat muslim melalui Nabi
Muhammad SAW yang telah tersusun dalam Al-Qur'an dan Hadist. Motivasi dalam Islam
terdiri dari dua bentuk yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
Motivasi positif mendorong manusia untuk melakukan hal baik guna memperoleh
balasan baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan motivasi negatif yaitu dorongan yang
menahan umat Islam untuk tidak melakukan perbuatan tertentu yang merugikan hidupnya
Excelencia : Journal of Islamic Education & Management Vol.x No. x, Tahun xxxx |3

baik di dunia maupun diakhirat. Konsep motivasi dalam islam yaitu menganjurkan setiap
umat islam untuk menyembah Allah dan berbuat baik sesama makhluk ciptaan-Nya.
Teori motivasi dalam pandangan islam terdapat bimbingan dan pedoman khusus
terkait dengan tindakan yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan tertentu. Selain konsep
motivasi positif juga terdapat konsep motivasi negatif yaitu upaya menghentikan manusia dari
tindakan yang terlarang guna mencapai kebutuhan dan mengurangi stimulasi melakukan
perbuatan yg terlarang dalam Islam.
Tinjauan Literatur
A. Konsep-Konsep Motivasi
Motivasi berasal dari kata Motive yang berarti dorongan atau bahasa asingnya
to move. Motif diartikan sebagai intensitas yang terdapat pada suatu individu yang
berfungsi sebagai pendorong kemauan untuk melakukan sesuatu (Driving Force).
Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkesinambungan antar faktor-faktor lain.
Baik faktor internal maupun eksternal. Hal yang dipengaruhi oleh motif dapat disebut
sebagai motivasi.
Michael J. Juicis menjelaskan motivasi sebagai kegiatan yang memberikan
dorongan kepada seseorang atau individu untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki. Motivasi merupakan gejala psikologis yang ditimbulkan dari individu
tertentu secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
bisa diimplementasikan dalam bentuk usaha yang dapat menyebabkan individu atau
kelompok tertentu tergerak melakukan sesuatu dikarenakan keinginan untuk
mewujudkan tujuan yang akan dilakukannya serta atau mendapat kepuasan atas
perbuatannya.1
Motivasi memiliki sebuah kontribusi yang strategis dalam aktivitas belajar
seorang individu atau kelompok tertentu. Tidak ada seorang pun yang tergerak untuk
melakukan sesuatu tanpa adanya motivasi yang timbul. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada pendorong untuk melakukan sesuatu. Agar peranan motivasi dapat berjalan
dengan baik, maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya diketahui saja. Namun, harus
diimplementasikan dengan baik di kehidupan sehari-hari
A.W Bernard menyebutkan bahwa motivasi adalah sebuah fenomena yang
melibatkan perangsangan perlakuan tujuan tertentu yang sebelumnya tidak terarah.
Motivasi merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan dan mewujudkan gerakan
suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian motivasi
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah pendorong seorang individu yang
berasal dari individu itu sendiri untuk melakukan sesuatu kegiatan sesuai tujuannya.
Motivasi pada lingkungan kerja merupakan dorongan dari dalam individu atau
kelompok untuk melakukan pekerjaan yang menggambarkan tanggung jawabnya atas
tujuan yang ingin diperoleh.2
B. Tujuan Motivasi
Motivasi sangat penting bagi individu, kelompok, dunia pendidikan, bahkan
dunia kerja karena motivasi merupakan bagian dari kegiatan yanh harus dilakukan

1
Widayat Prihartanta, Teori-Teori Motivasi, Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 (2015), 3

2
Novia Sandra Dewi, Pengantar Manajemen (Teori Dan Konsep), (Media Sains Indonesia: 2021) 119
4 | Penulis 1, Penulis 1 / Tiga kata awal dari judul
seseorang menjadi pendorong agar seseorang tersebut. Dalam dunia pekerjaan
motivasi penting adanya, karena motivasi adalah bagian dari pengembangan dan
pengarahan. Dalam melakukan suatu pekerjaan seorang karyawan harus memiliki
motivasi sehingga dapat membangkitkan semangat dalam melakukan pekerjaan nya.
Dengan demikian karyawan dapat memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan dan
dirinya sendiri.
Adapun tujuan dari motivasi menurut Dr. Suwatno (2001:147), diantaranya
sebagai berikut:
a) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c) Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d) Meningkatkan disiplin karyawan.
e) Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f) Meningkatkan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g) Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
h) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat- alat dan bahan baku.3
C. Jenis-Jenis Motivasi
D. Faktor Yang Mempengaruhi
Teori Motivasi
A. Teori Motivasi Abraham Maslow (Teori Kebutuhan)
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua individu
mempunyai kebutuhan pokok. Mereka menunjukkan kedalam 5 tingkatan berbentuk
piramid, dengan cara memulai dari tingkatan yang paling rendah. 5 tingkatan
kebutuhan tersebut biasa disebut dengan "Hirarki Kebutuhan Maslow". Berawal dari
kebutuhan biologis dasar hingga motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya
akan digunakan setelah kebutuhan dasar terlengkapi. Kebutuhan pada suatu tingkatan
peringkat dianjurkan harus terpenuhi sebagain sebelum kebutuban pada peringkat
berikutnya menjadi acuan tingkatan yang paling penting:
a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya).4
B. Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)
3
Sri Handayani, Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Pada Perusahaan Jasa Kontruksi Melalui Pendekatan
Teori Kebutuhan Maslow (Studi Kasus Perusahaan Jasa Kontruksi Anggota Gapensi Kabupaten Kebumen),
Jurnal Bisnis: Teori dan Implementasi, Vol 11, No. 1 (2020), 116

4
Widayat Prihartanta, Teori-Teori Motivasi, Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 (2015), 6
Excelencia : Journal of Islamic Education & Management Vol.x No. x, Tahun xxxx |5

Frederick Herzberg menyatakan bahwa seorang individu akan melakukan


suatu kegiatan dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yang paling menonjol yaitu Maintence
Factor dan Motivation Factor. Maintence factor merupakan faktor-faktor
pemberdayaan yang berhubungan dengan konsep manusia sehingga dapat diterima
ketentraman badaniah. Motivation factor merupakan faktor-faktor yang melibatkan
kebutuhan psikologis seseorang seperti perasaan puas ketika melakukan sebuah
kegiatan.
Konsep higiene juga disebut teori dua faktor, yaitu:
a) Faktor Motivator (content= satisfiers) Pekerjaan
1) Prestasi (achievement)
2) Pengakuan (recognition)
3) Pekerjaan itu sendiri (advancement)
4) Tanggung jawab (responsibility)
5) Pengembangan potensi individu (advancement)
b) Faktor Hygiene (demotivasi = dissatisfier)
1) Gaji atau upah (wages or salaries)
2) Kondisi kerja (working condition)
3) Kebijakan dan administrasi perusahaan (company policy and
administration)
4) Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)
5) Kualitas supervisi (quality supervisor)
Herzberg menyampaikan bahwa jika faktor pemeliharaan (Hygiene Factor)
tidak maksimal di dalam suatu perusahaan maka akan terjadi banyak kekecewaan.
Namun, akan berdampak pada motivasi yang kuat jika faktor tersebut ada pada suatu
perusahaan. Sebaliknya, jika faktor motivasi (Motivation Factor) akan berdampak
pada motivasi yang kuat apabila faktor tersebut ada pada suatu perusahaan, tetapi tidak
akan menimbulkan sebuah kekecewaan jika faktor tersebut tidak ada. Seorang
karyawan akan merasa dirinya puas dengan apa yang ia kerjakan jika mendapati
faktor-faktor Hygiene yang terpenuhi. Namun, karyawan akan merasa kecewa jika
faktor faktor tidak ada.5
C. Teori Motivasi Douglas Mc Gregor
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor menyatakan tentang padangan yang
berbeda terhadap manusia dalam suatu organisasi. Teori X merupakan pandangan
tradisional, dimana melihat perilaku individu dalam dunia kerja yang telah terbiasa.
Pada dasarnya teori X melihat individu dari segi negatif, hal ini merupakan bentuk
asumsi bahwa karyawan tidak nyaman dengan pekerjaan tersebut, lepas tanggung
jawab dan harus dipaksa untuk menunjukkan keahlianya:
1) Pada dasarnya individu tidak ingin bekerja, malas dan apabila bisa
menghindari suatu pekerjaan pasti akan dihindari. Hal tersebut sudah terkubur
dalam setiap individu.
2) Dikarenakan tidak menyukai pekerjaan tersebut, maka secara otomatis individu
tersebut akan ditekan, dipaksa, diawasi, dibina, dibimbing, diancam dengan

5
David Fernando Purba dan Freddy Rangkuti, Pengaruh Teori Motivasi Dua Faktor Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan, Jurnal Ilmiah Hospitality Vol. 11, No. 2, (2022) 728
6 | Penulis 1, Penulis 1 / Tiga kata awal dari judul
sanksi yang telah diberlakukan di suatu perusahaan tersebut dengan tujuan agar
bisa mendapatkan prestasi.
3) Umumnya karyawan dalam sebuah perusahaan ingin lepas tanggung jawab,
tidak memiliki semangat, serta sering menghindar, sehingga mereka lebih
senang diarahkan.
4) Kebanyakan individu akan meminta keamanan dalam segala situasi.
Teori Y merupakan kebalikan dari teori X. Yaitu cara pandang individu yang
lebih modern, melihat individu dari segi positif. Teori Y beranggapan bahwa
1) Karyawan sebagai anggota perusahaan pada umumnya akan menyukai
pekerjaan dan menjalani dengan senang hati. Karena mereka bekerja sesuai
jobdesk nya sehingga mereka bekerja seperti tidak memikirkan beban
2) Individu dapat mengendalikan dirinya sehingga tidak perlu dibina lagi atau pun
diawasi. Mereka akan memberikan pelayanan terbaik sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai. Mereka juga akan menepati janji sehingga tidak
perlu diberlakukan sanksi
3) Kebanyakan akan dapat menerima saran dengan baik dan melakukan semua
tanggung jawab yang sudah diberikan
4) Mereka dapat mengambik keputusan dengan bijak, berpikir kreatif, inovatif,
serta dapat memecahkan masalah dalam suatu Perusahaan
5) Kemampuan intelektual mereka akan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan
sebagian saja
Dengan demikian, teori Y dapat dikatakan teori yang bersifat dinamis. Karena,
dapat mewujudkan kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pada diri
individu tersebut.6
D. Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan)
Victor Vroom menyatakan bahwa kekuatan dari kecondongan untuk
melakukan sesuatu dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
pengharapan bahwa kegiatan tersebut akan dibarengi dengan hasil yang ada pada
daya tarik dari hasil individu tersebut.
Dalam bentuk yang lebih dominan, teori harapan menjelaskan bahwa
karyawan-karyawan akan termotivasi untuk menunjukkan kegiatan usaha yang lebih
tinggi ketika mereka percaya bahwa usaha tadi akan menghasilkan tingkatan dan
prestasi yang baik. Penilaian yang bagus akan mewujudkan beberapa rewards seperti
bonus, kenaikan gaji, bahan promosi, serta tujuan dari pendapatan reward tersebut
akan menjadi investasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja untuk menjadi
pribadi yanh kompeten.
Teori Harapan Victor Vroom berfokus pada 3 hubungan yaitu:
1) Hubungan usaha dengan kinerja. Kemungkinan yang sering dirasakan oleh
setiap individu adalah menciptakan sejumlah usaha yang akan menghasilkan
kinerja baru.
2) Hubungan kinerja dengan penghargaan. Dimana individu tersebut percaya
bahwa dengan berkerja dengan baik serta menciptakan sebuah inovasi baru
pasti akan menghasilkan suatu pencapaian tertentu.
6
Lina Marliani, Motivasi Kerja Dalam Perspektif Douglas Mc Gregor, Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
Vol. 6, No.2 (2019) 3
Excelencia : Journal of Islamic Education & Management Vol.x No. x, Tahun xxxx |7

3) Hubungan dengan penghargaan-tujuan-tujuan. Dimana penghargaan


organisatoris memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan
individu dan daya tarik penghargaan-penghargaan potensial bagi individu
tersebut.
Teori Victor Vroom (Teori Harapan) dapat membantu menyatakan bahwa
banyaj pekerja yang tidak memiliki motivasi dalam pekerjaan-pekerjaan yang mereka
lakukan dan hanya melakukan usaha yang bisa dibilang minim untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sumber yang mungkin dapat dijadikan motivasi bagi karyawan adalah
kepercayaan karyawan bahwa tidak akan peduli seberapa jauh mereka bekerja keras,
kemungkinan untuk mendapatkan penilaian kinerja yang memuaskan sangatlah
rendah. Banyak karyawan yang menganggap remeh hubungan kinerja-penghargaan
dalam dunia pekerjaan.
Reward yang diberikan kepada karyawan berdasarkan faktor-faktor seperti
senioritas, kekooperatifan, bersikap baik dengan atasanz karyawan-karyawan
cenderung menganggap remeh hubungan kinerja-pengahargaan dan menurunkan
motivasi. Namun, pentingnya penghargaan-penghargaan yang diselaraskan dengan
kebutuhan para karyawan tersebut tidak diperhatikan oleh manajer. Beberapa manajer
berasumsi bahwa karyawan meminta hal yang sama persis, sehingga
mengesampingkan pengaruh motivasional dari penghargaan-penghargaan yang
berbeda.
Kunci dari teori Victor Vroom ini merupakan pemahaman tujuan seorang
individu dan hubungan antara usaha dan kinerja, antara kinerja dan penghargaan, dan
akhirnya antara penghargaan dan pemahaman tujuan individual.7
E. Teori Motivasi Achievement Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Keinginan untuk mendapatkan prestasi dimiliki oleh setiap orang dengan
berbagai cara yang dilalui untuk dapat menggapainya. Semakin tinggi penghargaan
yang dikejar maka semakin keras pula usaha yang akan dilakukan. Mc Clelland
menyatakan bahwa mengembangkan suatu bentuk motuvasi yaitu berupa motivasi.
Motivasi berprestasi ini menjadi kebutuhan yang di dapat sejak dini dan terus
dikembangkan pada waktu seseorang tersebut menginjak kedewasaan.
Motivasi berprestasi penting dilakukan ketika akan menumbuhkan perilaku
yang positif bagi individu lain. Ketika seorang memiliki motivasi yang tinggi pada
suatu prestasi ia akan menampung semua respon dengan baik dan senang hati serta
nasihat dan saran tentang cara meningkatkan prestasinys. Mc Clelland menjelaskan
karakteristik seseorang dengan kebutuhan prestasi yang kuat sebagai berikut:
1) Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi
2) Keinginan timbal balik yang cepat dan kongkret dengan
mempertimbangkan hasil dari pekerjaan mereka.
3) Melakukan pekerjaan dengan baik; penghargaan moneter dan materi
lainnya berhubungan dengan prestasi.
4) Kecenderungan untuk mengatur tujuan prestasi yang layak.

7
Ahmad Wahyudi, Pengaruh Penilaian Kinerja, Disiplin Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Motivasi
Kerja Karyawan Matahari Departement Store Tunjungan Plaza Surabaya, e-Jurnal Manajemen Kerja Vol. 2 No.
1 (2016) 41
8 | Penulis 1, Penulis 1 / Tiga kata awal dari judul
5) Manusia dengan kebutuhan prestasi yang kuat akan menghasilkan tingkat
pencapaian tujuan yang tinggi.
6) Suka mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah.
7) Menentukan target-target pencapaian masuk akal.
8) Mengambil resiko-resiko dengan penuh perhitungan.
9) Berkemauan keras untuk memperoleh umpan balik atas kinerjanya.8

F. Teori Motivasi Clayton Alderfer (Teori “ERG)


G. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Contoh Implementasi Motivasi Dalam Pendidikan Islam
John Baldoni menyatakan bahwa motivasi adalah serangkaian proses yang disokong
oleh serangkaian perlakuan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu
1) Energize (memberi daya) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dalam
membina atau mengarahkan atau memberi contoh serta menjalankam komunikasi
dengan kompleks dan akurat serta memberikan tantangan yang tepat.
2) Encourage (mendorong) merupakan tindakan yang dilakukan pimpinan untuk
mendukung sebuah proses terbentuknya motivasi dengan cara pemberdayaan,
coaching dan pengakuan.
3) Exhort (mendesak) tindakan pimpinan yang mewujudkan suatu fenomena
berlandaskan pengorbanan dan inspirasi/ide yang dipersiapkan dengan tujuan agar
berkembang menjadi lebih baik.
Jadi motivasi kerja adalah suatu dorongan yang timbul karena adanya rangsangan dari
dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan indikator diantaranya Energize (memberi daya), Encaurage
(mendorong), Exhort (mendesak).
Metode
Metode menjelaskan objek material yang dipilih. Selanjutnya bagian ini menjelaskan
tipe penelitian, jenis data, partisipan, proses penelitian, dan analisis data. Metode ditulis
sebanyak lima paragraf (kurang lebih 450 kata) font Times New Roman 12, xspasi 1,15.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian memaparkan pengantar yang menjelaskan hal apa saja yang akan
dibahas. Temuan data yang dipaparkan berdasarkan tujuan penelitian. Bagian ini murni
memaparkan data lapangan. Paparan temuan penelitian dapat dipaparkan dalam bentuk tabel
dan gambar. Format penulisan tabel sebagaimana tabel 1 dan gambar 1.
Tabel 1. Judul tabel ditulis dengan font Times New Roman 11 pt spasi 1.
Tabel diletakan di halaman utama. Berisi penjelasan dalam bentuk tabel untuk memberikan data yang
akurat (Times New Roman 11 pt spasi 1)
Title 1 Title 2 Title 3
entry 1 Data Data
entry 2 Data data

8
Muhammad Ridho, Teori Motivasi Mc Clelland dan Implikasinya Dalam Pembelajaran PAI, Jurnal Studi
Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2020), 6.
Excelencia : Journal of Islamic Education & Management Vol.x No. x, Tahun xxxx |9

Gambar 1. Keterangan Gambar. Gambar terletak dihalaman utama. Berisi penjelasan dalam bentuk
gambar untuk memberikan data yang akurat

Hasil penelitian ditulis sebanyak sepuluh paragraf (kurang lebih 1.500 kata) font
Times New Roman 12, spasi 1,15.
Pembahasan
Pembahasan merefleksikan dan menginterpretasikan pentingnya temuan yang
membedakan dengan hasil penelitian terdahulu. Pembahasan membandingkan hasil penelitian
dengan penelitian terdahulu, dan diakhiri dengan implikasi atas temuan penelitian. Bagian ini
ditulis sebanyak lima paragraf (kurang lebih 750 kata) font Times New Roman 12, spasi 1,15.

Kesimpulan
Kesimpulan memuat tentan temuan terpenting dari penelitian. Bagian ini dilengkapi
dengan sumbangan penelitian bagi keilmua (konseptual dan/atau metodologis). Penulis
menyampaikan keterbatasan penelitiannya, sehingga dapat memberikan arah bagi peneliti
lanjutan. Kesimpulan ditulis dalam tiga paragraf (kurang lebih 450 kata) font Times New
Roman 12, spasi 1,15.

Daftar Pustaka
Isi daftar pustaka ditulis dengan font Times New Roman 12 dan ditulis 1 spasi. Daftar pustaka
merupakan sumber acuan/rujukan yang dijadikan bahan kutipan penulisan naskah. Penulisan
daftar pustaka menggunakan aturan The Chicago Manual of Style (CMS). Daftar Pustaka
ditulis dalam urutan abjad sebagaimana contoh dibawah ini, untuk buku (lihat Michael
Huberman), Jurnal (lihat Daniel Apaak), Prosiding Seminar (lihat Evi Muafiah) Tesis atau
Disertasi (lihat Afni Ma’rufah), dan Website (lihat Komnas Perempuan). Penulisan daftar
pustaka menggunakan aplikasi reference manager Mendeley atau Zotero.

Anda mungkin juga menyukai