NURUL QAMARIA
NIM : 183110265
NURUL QAMARIA
NIM : 183110265
Segala Puji dan syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Remaja dengan HIV/AIDS di
Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Kota Padang Tahun 2021”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D-III Keperawatan
Padang Poltekkes Kemenkes RI Padang. Selama proses pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini penulis tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Terutama kepada Bapak Tasman, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku dosen
pembimbing I dan Ibu Renidayati, S.Kep, M.Kep, Sp.Jiwa selaku dosen
pembimbing II, yang telah memberikan masukan dengan penuh kesabaran dan
perhatian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa bantuan dari bapak dan
ibu sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
iv
Poltekkes Kemenkes Padang
6. Ibu dr. Dessy Susanti Kepala Puskesmas Seberang Padang dan Ibu Uwi
Surya S.Tr.Keb Petugas Program LKB yang telah banyak membantu
dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.
7. Teristimewa kepada orang tua dan saudara saya yang telah memberikan
bantuan dukungan serta restu yang tak dapat ternilai dengan apapun.
8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Bp 2018 yang memberikan
semangat untuk menyelesaikan KTI ini.
Akhir kata peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Aamiin.
Nurul Qamaria
v
Poltekkes Kemenkes Padang
vi
Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN PADANG
ABSTRAK
vii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
No Jenis Kelamin Tempat Pendidkan Tahun
viii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR ISI
ix
Poltekkes Kemenkes Padang
4. Patofisiologi ............................................................................................ 33
5. Faktor Resiko Terinfeksi HIV/AIDS...................................................... 35
6. WOC HIV/AIDS .................................................................................... 36
7. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................... 37
8. Komplikasi ............................................................................................. 38
9. Pencegahan ............................................................................................. 40
10.Penatalaksanaan .................................................................................... 41
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga..................................................... 42
1. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 42
2. Diagnosis Keperawatan Keluarga .......................................................... 50
3. Penentuan Prioritas ................................................................................. 52
4. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 53
5. Implementasi Keperawatan .................................................................... 69
6. Evaluasi Keperawatan Keluarga............................................................. 69
7. Dokumentasi keperawatan keluarga ....................................................... 69
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 70
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 70
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 70
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 70
D. Alat Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 72
E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 72
F. Prosedur Penelitian..................................................................................... 74
G. Analisis Data .............................................................................................. 75
BAB IV DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN ..................................... 76
A. Deskripsi Kasus .......................................................................................... 76
1. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 76
2. Diagnosis Keperawatan .......................................................................... 81
3. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 82
4. Implementasi Keperawatan .................................................................... 85
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 87
B. Pembahasan Kasus ..................................................................................... 91
1. Pengkajian .............................................................................................. 91
2. Diagnosis Keperawatan .......................................................................... 99
3. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 102
4. Implementasi Keperawatan .................................................................. 107
5. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 112
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 120
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 120
B. Saran......................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
x
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 WOC HIV/AIDS .............................................................................. 36
xi
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Prioritas Masalah.................................................................................. 52
Tabel 2. 2 Intervensi.............................................................................................. 54
xii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11. Surat Izin Pengambilan Data dari Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 12. Surat Izin Pengambilan Data dari Dinkes Kota Padang
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan manusia dari usia anak-anak menuju
dewasa bentuk masa transisi dari berbagai usia pertumbuhan. Batasan usia
remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah 11 sampai 24
tahun atau belum menikah. Remaja mempunyai permasalahan kompleks
seiring dengan masa transisi yang dialami salah satunya permasalahan
kesehatan reproduksi (Sebayang, 2018).
Masa remaja ditandai dengan berbagai perubahan baik fisik, psikis, maupun
sosial. Berbagai perubahan tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan
yang kemungkinan dapat mengganggu perkembangan remaja selanjutnya.
Masalah kesehatan reproduksi yang dapat dialami remaja yaitu berbagai jenis
Penyakit Menular Seksual (PMS) makin banyak terjadi pada remaja salah
satunya seperti Human Immunodeficiency Virus atau Acquired
Imumunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) (Ract, 2014).
Menurut data UNAIDS (Misi PBB untuk HIV dan AIDS) tahun 2018
sebanyak 37,9 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan 770.000 orang
meninggal karena AIDS dengan empat dari lima penderita baru tersebut
berusia antara 10 dan 19 tahun dan pada tahun 2018 ditemukan 1,7 juta kasus
baru. Pada tahun 2019 ditemukan kasus HIV/AIDS didunia sebesar 37,8 juta
1
Poltekkes Kemenkes Padang
2
orang di dunia hidup dengan HIV/AIDS. Sedangkan pada tahun 2020 ada 38
juta orang didunia yang positif terinfeksi HIV (Infodatin Kemenkes, 2020).
Menurut Dinkes Prov Sumatera Barat pada tahun 2018 ditemukan jumlah
kasus HIV sebanyak 622 kasus. Terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS tahun
2019 mencapai 864 kasus. 566 kasus HIV dan 298 kasus AIDS. Berdasarkan
catatan 2019, kota Padang sebagai daerah tertinggi dengan kasus HIV/AIDS
dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar, sementara posisi kedua Bukittinggi dan
selanjutnya Kota Pariaman. Pada tahun 2020 di Sumatera Barat ditemukan
sebanyak sebanyak 332 HIV dan AIDS 126 orang.
Keluarga juga dapat menjadi faktor pemicu remaja masuk dalam perilaku
berisiko terjangkit HIV/AIDS seperti tipe dan bentuk keluarga yang tidak
lengkap akibat perceraian atau meninggal. Terganggunya pola asuh orang tua
pada tahap perkembangan remaja memungkinkan adanya gangguan relasi
antara remaja dengan orang tua yang bersifat tidak harmonis yang
menyebabkan remaja berprilaku menyimpang. Selain itu pola komunikasi
orang tua mengenai seksualitas atau kesehatan reproduksi sangat penting
dilakukan untuk mencegah dampak perilaku berisiko pada remaja. Kurangnya
komunikasi antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja memilih
tertutup, segan dan malu untuk berkomunikasi dengan orang tuanya, serta
tidak ada kepekaan orang tua, pengawasaan orang tua terhadap perilaku
remaja sehingga pesan-pesan pencegahan dapat terabaikan dan dapat berisiko
pada remaja yang mengarah pada infeksi HIV/AIDS. Faktor lingkungan juga
menjadi pemicu remaja tertular HIV/AIDS seperti pengaruh dari teman sebaya
melakukan dan mengajak untuk berprilaku risiko sepertu hubungan seksual,
narkoba suntik dan kenakalan remaja (Iskandar, 2015).
jarum suntik, dan obat-obatan. 2 responden memiliki sikap buruk (25%) dan
berpikir jika HIV/AIDS tidak berbahaya dan hanya dapat ditularkan melalui
hubungan seksual yang tidak aman. Sedangkan 3 responden (75%) memiliki
gaya hidup buruk terhadap kejadian HIV, mereka merasa lebih percaya diri
dalam mengikuti gaya hidup bebas atau perubahan (Handayani Dkk, 2020)
Hasil penelitian Novrianda Dkk (2015) dukungan keluarga dan kualitas hidup
orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan jumlah responden 106 orang
menunjukkan 43 orang responden (40,6%) memiliki dukungan keluarga yang
kurang baik. Responden mengatakan tidak pernah atau jarang diperhatikan dan
dibantu keluarga dalam pengobatan dan perawatan. Responden yang
mendapatkan dukungan keluarga yang kurang baik dipengaruhi oleh
kurangnya pemahaman atau pengetahuan keluarga tentang penyakit
HIV/AIDS. Sedangkan 63 orang (59,4%) responden ODHA mempunyai
dukungan keluarga yang baik. Responden menjawab selalu mendapatkan
pendampingan dari keluarga dalam pengobatan penyakitnya dan bantuan
perawatan. Dukungan yang diterima ODHA dari keluarga sangat berarti dapat
berupa sikap, tindakan perawatan dan pengobatan, dan penerimaan keluarga
terhadap penderita yang sedang sakit (Novrianda Dkk, 2015).
umur produktif usia muda yaitu dari 15 sampai 39 tahun (Puskesmas Seberang
Padang, 2018).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ―Bagaimana Penerapan Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan HIV/AIDS di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Kota Padang ?‖
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan adalah untuk mengetahui Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Remaja dengan HIV/AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas
Seberang Padang Kota Padang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan konsep dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
pada Remaja dengan HIV/AIDS.
b. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada Asuhan Keperawatan
Keluarga pada Remaja dengan HIV/AIDS di Wilayah Kerja
Puskesmas Seberang Padang Kota Padang.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
1. Bagi Penulis
Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah
wawasan dalam mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Keluarga Remaja
dengan HIV/AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Kota
Padang.
2. Bagi Pelayanan Puskesmas
Penulisan ini diharapkan dapat memmberikan banyak informasi dan inivasi
baru dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Remaja dengan
HIV/AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Kota Padang.
3. Bagi Institusi
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi sekaligus sebagai
referensi dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Remaja
dengan HIV/AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang Kota
Padang.
4. Bagi Penulis Selanjutnya
Peulisan ini belum sempurna diharapkan dapat memberikan masukan serta
pengetahuan dan data dasar dalam penelitian selanjutnya.
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009,
mendefenisikan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami, istri, suami dan anaknya, istri dan anaknya atau ayah
dan anaknya atau ibu dan anaknya. Anak yang dimaksudkan dalam
pengertian ini yaitu anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang
sudah menikah dan tinggal bersama suami/istri atau anak-anaknya, maka
anak tersebut dapat menjadi keluarga tersendiri (keluarga lain atau
keluarga baru) (Nies A Mary & Melanie McEwen, 2018).
Menurut Depkes keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dalam satu atap yang sama dan saling ketergantungan
(Harnilawati, 2013).
9
Poltekkes Kemenkes Padang
10
2. Ciri-ciri keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harnilawati (2013) ciri-ciri keluarga
yaitu:
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan
garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggota berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama dalam rumah yang sama
atau rumah tangga.
3. Fungsi Keluarga
Terdapat 5 fungsi keluarga menurut Friedman (2010) yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan suatu hubungan sosial yang bersifat positif
yang berhubungan dengan hasil kesehatan yang baik, umur panjang
dan penurunan tingkat stress (Friedman, 2010). Fungsi afektif keluarga
merupakan fungsi internal dalam keluarga yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan dan dukungan psikososial bagi para
anggotanya termasuk pemberian kasih sayang dalam keluarga. Adanya
kenakalan remaja yang dapat menjadi penyebab penularan HIV/AIDS
dan masalah lainnya yang sering timbul dalam keluarga dapat
diakibatkan karena fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi
(Pattiruhu Dkk, 2019). Salah satu bentuk fungsi afektif yaitu keluarga
memberikan kasih sayang serta mendukung remaja dan memotivasi
remaja HIV/AIDS dalam pengobatannya.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan
yang terjadi pada seseorang sebagai bentuk dari interaksi dan
5. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harnilawati (2013) struktur keluarga
sebagai berikut :
1) Pola Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, tidak melibatkan emosi, konflik selesai dan ada
hierarki kekuatan (Friedman, 2010 dalam Harnilawati, 2013). Banyak
orangtua yang mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak remaja
hal ini diakibatkan karena sedang pada tahap pencarian identitas diri,
pengembangan, dan coba-coba akan hal baru. Pola komunikasi antara
remaja dan orangtua yang tidak berfungsi dapat menyebabkan
timbulnya ketegangan yang menyebabkan hubungan renggang.
Komunikasi yang tidak baik tersebut membuat remaja lebih memilih
untuk bergaul dan berbagi cerita dengan teman sebayanya yang ia
yakini bahwa teman sebayanya lebih mengerti dirinya dan selalu ada
untuknya dibandingkan dengan orangtuanya. Namun, tidak semua
teman sebaya memiliki perilaku yang baik sehingga remaja sering kali
terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang menjadi faktor pemicu
HIV/AIDS (Surbakti, 2018).
2) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
5) Pendidikan kesehatan
Merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat (Padila, 2012). Memberikan penkes untuk mengatasi permasalah
kesehatan keluarga dengan remaja HIV/AIDS.
6) Penyuluh dan konsultan
Perawat dapat berperan dalam memberikan pentunjuk tentang asuhan
keperawatan keluarga (Padila, 2012) Melakukan penyuluhan dan
menjadi tempat konsultasi keluarga terhadap masalah dan tindakan
keperawatan yang akan diberikan pada anggota keluarga remaja
dengan HIV/AIDS.
B. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yaitu berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan
hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Batas usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut
Depkes RI antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Masa remaja
adalah masa transisi yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi, dan
psikis. Masa remaja merupakan suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia dan seiring disebut masa pubertas. Masa remaja
adalah periode peralihan dari anak ke masa dewasa (Ahmad, 2020).
C. Konsep HIV/AIDS
1. Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang menyerang
sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa
sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut. Acquired
Imumunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus HIV dan merupakan tahap terakhir dari infeksi HIV
(Hidayati, 2019).
HIV atau Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sel
darah putih (limfosit) di dalam tubuh manusia. Limfosit (sel darah putih)
berfungsi membantu melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. HIV
menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS. HIV masuk
keluarga retro virus dengan menginfeksi RNA menjadi DNA yang
menyatu dalam DNA sel manusia dengan membentuk pro virus dan
kemudian melakukan replikasi (Elisanti, 2018).
2. Etiologi HIV/AIDS
Etiologi penyebab HIV/AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah golongan virus retro. HIV pertama kali ditemukan pada
tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di
Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2
3. Manifestasi Klinik
Infeksi HIV tidak langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu
dalam waktu dekat setelah terinfeksi (Hidayati, 2019) .Dalam perjalannya,
infeksi HIV dapat melalui 3 fase klinis yaitu :
1) Tahap 1 (infeksi akut)
Dalam 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi HIV mungkin seseorang
akan mengalami penyakit seperti flu yang dapat berlangsung selama
beberapa minggu. Hal ini merupakan respon alami tubuh terhadap
infeksi. Setelah HIV menginfeksi sel target, yang terjadi adalah proses
replikasi menghasilkan berjuta-juta virus baru (virion), terjadi viremia
yang memicu sindrom infeksi akut dengan gejala yang mirip sindrom
seperti flu. Gejala yang dapat terjadi berupa demam, nyeri menelan,
pembengkan kelenjer getah bening, ruam, diare, nyeri otot dan sendi,
atau batuk (Hidayati, 2019).
2) Tahap 2 (infeksi laten)
Setelah infeksi akut pada tahap 1, dimulainya infeksi asimtomatik
(tanpa gejala), yang berlangsung biasanya selama 8-10 tahun.
Pembentukan respons imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus
dalam sel dendritik folikuler di pusat graminatium kelenjar limfe
menyebabkan virion dapat dikendalikan, gejala hilang dan mulai
memasuki fase laten. Meskipun pada fase ini virion di plasma
menurun, replikasi tetap terjadi di dalam kelenjar limfe dan jumlah
limfosit T-CD4 perlahan menurun walaupun belum menunjukkan
gejala (asimtomatis). Beberapa pasien dapat menderita sarkoma
5) Gangguan pernafasan dapat berupa batuk lebih dari satu bulan, sesak
nafas, tuberkulosis, pneumonia berulang, sinusitis kronis atau berulang
6) Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus
menerus dan tidak jelas penyebabnya), kejang demam atau
menurunnya fungsi kognitif.
4. Patofisiologi HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan timbulnya
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
bertugas sebagai penghalang terjadinyal infeksi. Sel darah putih tersebut
terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda
yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau
limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke
tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4
berkisar antara 1400-1500. Sedangkan ada orang dengan sistem kekebalan
terganggu misalnya pada orang terinfeksi HIV nilai CD4 semakin lama
akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
(Hidayati, 2019).
HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara, yaitu secara
vertikal, horizontal dan seksual. HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik
secara langsung dengan diperantarai benda tajam yang mampu menembus
dinding pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan
mukosa yang tidak intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Setelah
sampai dalam sirkulasi sistemik, 4-11 hari sejak terpapar virus HIV dapat
terdeteksi didalam darah (Nasronudin, 2020).
Setelah masuk dalam sirkulasi sistemik manusia, sel target utama dari HIV
adalah sel yang mampu mengakses reseptor spesifik CD4, seperti monosit-
makrofag, limfosit, sel dendritik, astrosit, mikroglia, Langerhan’s yang
kebanyakan terdapat dalam sistem imun manusia. Bila virus ini berhasil
memasuki sel target akan terjadi interaksi gp120 dengan CD4 merupakan
Sel darah putih berperan penting dalam memerangi infeksi. Gp120
glikoprotein yang berada di permukaan selubung virus HIV. Gp120
memiliki peran penting dalam masuknya virus HIV ke dalam sel inang,
karena fungsinya mengikat reseptor-reseptor tertentu di permukaan sel.
Interaksi gp120 dengan CD4, dan kemudian atas peran protein
transmembran gp120 akan terjadi fusi membran virus dan membran sel
target. Proses selanjutnya diteruskan melalui peran enzim reverse
transcriptase dan integrase serta protease untuk mendukung proses
replikasi (Nasronudin, 2020).
6. WOC
Human Immunodeficiency Virus
Sistem Integumen Sistem Respirasi Sistem Gastrointestinal Sistem Neurologi Sistem Reproduksi
Infeksi Jamur, Herpez Infeksi Paru Infeksi jamur Peristaltik Infeksi jamur criptococcus Candidiasis
Peradangan Kulit Mucobakterium Tb, Candidiasis oral diare Peradangan selaput otak Ulkus genitalia
Pneumonia (PCP)
Ruam, bercak-bercak putih, gatal Gangguan Carian Output
Memproduksi Mukus Meningitiskriptokokus Gangguan
menelan Hipovolemi Integritas Kulit
Nyeri Gangguan Bersihan Jalan Nafas Tdk Sakit kepala Nyeri
Kronis Integritas Kulit Efektif
a
Akut
Gambar 2. 1
8. Komplikasi HIV/AIDS
Infeksi HIV memperlemah sistem kekebalan tubuh menyebabkan rentan
terhadap banyak infeksi dan jenis kanker tertentu (Haryono, 2019).
Komplikasi pada HIV/AIDS terutama disebabkan oleh infeksi yaitu :
1) Tuberkulosis (TB)
Di negara-negara berkembang, TB adalah infeksi oportunistik paling
umum yang terkait dengan HIV dan penyebab utama kematian di antara
orang-orang dengan AIDS (Haryono, 2019).
2) Sitomegalovirus
Virus herpes ini ditularkan ke cairan tubuh seperti air liur, darah, air
seni, air mani, dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat
menonaktifkan virus. Jika sistem kekebalan tubuh melemah, virus akan
muncul kembali, menyebabkan kerusakan pada mata, saluran
pencernaan, paru-paru, atau organ tubuh lainnya (Haryono, 2019).
3) Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi yang berhubungan dengan HIV. Ini
menyebabkan radang dan lapisan putih tebal di selaput lendir mulut,
lidah, kerongkongan atau vagina (Haryono, 2019).
4) Meningitis kriptokokal
Meningitis adalah pembengkakan selaput dan cairan yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokus
adalah infeksi sistem saraf pusat yang umum yang terkait dengan HIV,
disebabkan oleh jamur (Haryono, 2019).
5) Toksoplasmosis
Infeksi berpotensi mematikan ini disebabkan oleh toksoplasma gondii,
parasit yang menyebar terutama dari kucing (Haryono, 2019).
6) Kriptosporidiosis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang biasa ditemukan pada
hewan. Kritosporidiosis bisa masuk ke dalam tubuh ketika seseorang
9. Pencegahan HIV/AIDS
Untuk menghindari terinfeksi HIV/AIDS bisa dilakukan pencegahan
sebagai berikut (Elisanti, 2018) yaitu :
1) Pencegahan penularan lewat hubungan seks
a. Hubungan seks monogami merupakan hal yang paling aman jika
suami dan istri tidak ada yang terinfeksi.
b. Remaja menghindari hubungan seks yang ilegal atau di luar nikah
yang berisiko terjadinya HIV/AIDS.
c. Remaja mengurangi pergaulan bebas Jangan melakukan hubungan
seksual dengan pasangan yang tidak diketahui kondisi
kesehatannnya.
d. Risiko berkurang dengan menghindari hubungan seks dengan
kelompok risiko tinggi seperti laki-laki homoseksual atau
biseksual, pemakaian obat secara intravena (IV), pekerja seks
komersial atau orang diketahui positif untuk antibodi HIV/AIDS.
e. Karena virus HIV bisa terdapat didalam air mani, pemakaian
kondom mengurangi risiko penularan.
2) Pencegahan penularan non-seksual
a. Kelompok risiko tinggi tidak diperbolehkan menjadi pendonor
darah, donor organ, atau jaringan transplantasi.
b. Penggunaan obat secara IV yang ilegal meningkatkan risiko,
hindari pemakaian narkoba, psikotropika, zat aditif (NAPZA) serta
mabuk-mabukan.
c. Pemakaian jarum suntik dan alat yang harus dijamin sterilitasnya.
d. Petugas kesehatan yang terlibat dalam pekerjaan inseminasi
artifisial, tranfusi darah atau produk darah harus berhati-hati
terhadap risiko infeksi HIV/AIDS.
e. Sperma donor harus menjalani screening antibody 3 bulan.
3) Pencegahan penularan perinatal
a. Wanita hamil dengan infeksi HIV/AIDS menghadapi peningkatan
risiko terkena HIV/AIDS menghadapi peningkatan risiko terkena
HIV/AIDS dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan untuk mendapatkan data yang
dilakukan secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibina.
Sumber data pengkajian dapat dilakukan dengan metode wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, atau melalui data sekunder seperti data di
Puskesmas, desa, bidan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan lain
sebagainya (Friedman, 2010 dalam Widyanto, 2014). Pengkajian data yang
dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum Keluarga
Pengkajian data umum keluarga terdiri dari:
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Umur dan jenis kelamin KK
3) Pendidikan KK
4) Pekerjaan KK
5) Alamat
6) Komposisi keluarga yang meliputi riwayat anggota keluarga.
7) Genogram/ silsilah keluarga
Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga
generasi yang disajikan dalam bentuk bagan dengan menggunakan simbol-
simbol atau sesuai format pengkajian yang akan dipakai (Friedman, 2010).
Genogram keluarga memuat informasi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi penyakit keturunan HIV/AIDS yang penularannya dapat
melalui parental yaitu dari ibu ke bayi (French, 2015).
8) Tipe keluarga
Pengkajian data yang menjelaskan tipe keluarga saat ini. Keluarga
memiliki berbagai macam tipe yang dibedakan menjadi keluarga tradisonal
dan non tradisional. Melakukan pengkajian terhadap masalah sesuai tipe
keluarga saat ini, sehingga keluarga dapat mengupayakan peran serta untuk
pemulihan anggota keluarga yang sakit yaitu pada remaja yang terkena
HIV/AIDS. Pada tahap tipe keluarga dengan anak remaja memiliki
permasalah prioritas kesehatan reproduksi pada remaja yaitu kehamilan
tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda, masalah PMS,
penyakit infeksi menular HIV/AIDS dan tindakan kekerasan seksual (Erna,
2014).
9) Suku bangsa
Data ini menjelaskan mengenai suku bangsa anggota keluarga dan budaya
terkait dengan kesehatan. Mengidentifikasi pengaruh budaya suku yang
berkaitan dengan kesehatan keluarga remaja yang berhubungan dengan
HIV/AIDS. Pengaruh budaya luar yang dapat menyebabkan kenakalan
remaja bisa menjadi faktor pemicu terjadinya HIV/AIDS (Bukit Dkk,
2015).
10) Agama
Data ini menjelaskan mengenai agama yang dianut masing-masing anggota
keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan
(Friedman 2010, dalam Widyanto, 2014). Seseorang yang terjangkit virus
c. Pengkajian lingkungan
Lingkungan yang perlu dikaji yaitu :
1) Karakteristik rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan perabot rumah tangga, jenis
WC, serta jarak WC ke sumber air. Data karakteristik rumah disajikan
dalam bentuk denah (Widyanto, 2014). Penularan virus HIV dapat
terjadi dirumah dari keluarga yang terinfeksi ke anggota keluarga yang
ada di dalamnya. Penyebab penularan hubungan heteroseksual,
hubungan transmisi non seksual seperti terkena cairan atau darah dan
perilaku berisiko (Susilowati, 2018).
2) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat, kebiasaan,
budaya yang mempengaruhi kesehatan. Lingkungan sekitar tempat
tinggal merupakan tempat memperoleh pengalaman bergaul di
masyarakat yang dapat menjadi penyebab HIV/AIDS terjadinya
pergaulan bebas, ajakan dari teman sebaya yang menyebabkan
penyimpangan (Liawati, 2018).
3) Mobilitas geografis keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berpindah tempat
(Widyanto, 2014).
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, tidak melibatkan emosi, konflik selesai dan ada
hierarki kekuatan (Friedman, 2010 dalam Harnilawati, 2013).. Banyak
orangtua yang mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak remaja.
Komunikasi yang tidak baik tersebut membuat remaja lebih memilih
untuk bergaul dan berbagi cerita dengan teman sebayanya (Surbakti,
2018). Namun, tidak semua teman sebaya memiliki perilaku yang baik
sehingga remaja sering kali terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang
menjadi faktor pemicu HIV/AIDS.
2) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Posisi merupakan status individu
dalam masyarakat misalnya status sebagai suami/istri. Misalnya pencari
nafkah adalah peran ayah.
3) Struktur kekuatan
Struktur kekuatan merupakan kemampuan individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (reward power),
f. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan terkait harapan keluarga
terhadap kesehatan yang ada saat ini (Padila, 2012).
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah normal atau sedikit menurun, denyut perifer kuat dan
cepat, temperature > 37,5 oral (terus menerus lebih dari satu bulan
terjadi demam) (Hidayati, 2019).
3) Pernafasan
Gangguan pernafasan ditemukan yaitu batuk lebih dari satu bulan, sesak
nafas, tb, pneumonia,, sinusitis kronis atau berulang pada pasien
terinfeksi HIV/AIDS (Hidayati, 2019).
4) Kepala
Terdapat nyeri kepala yang semakin parah merupakan gejala neurologis
atau terganggunya sistem saraf (Hidayati, 2019).
5) Mata
Beberapa kasus HIV/AIDS biasanya ditemukan konjungtiva anemis,
gangguan reflek pupil dan vertigo (Erna, 2014).
6) Pernafasan
Pada beberapa kasus HIV/AIDS ditemukan dyspnea, takipnea, sianosis,
menggunakan otot bantu pernafasan, batuk produktif atau non produktif
(Erna, 2014).
7) Mulut
Ditemukan Infeksi jamur candidiasis oral atau adanya selaput putih dan
perubahan mukosa bibir (Hidayati 2019). Gejala seperti ulser pada bibir
atau mulut dan mulut kering (Erna, 2014).
8) Leher
Pada kasus HIV/AIDS ditemukan pembengkakan kelenjer getah bening
(Hidayati, 2019).
9) Kulit
Biasanya didapatkan prurutic papular eruption dan kulit kering yang
luas,ruam,gatal-gatal, herpez merupakan dugaan kuat terinfeksi HIV
(Hidayati, 2019).
10) Thorax
Jantung : biasanya tidak ditemukan kelainan.
Paru-paru : terdapat nyeri dada, terdapat retraksi dinding dada
pada pasien AIDS yang disertai TB, nafas sesak (dispnea) (Erna, 2014).
11) Abdomen
Biasanya ditemukan bising usus yang hiperaktif. Beberapa kasus
ditemukan gejala perut kram dan hepatosplenomegali (Erna, 2014).
12) Ekstremitas
Ditemukan terjadinya respon sistemik menyebabkan malaise, dan
kelemahan pada ekstremitas dan nyeri otot (Hidayati, 2019).
3. Penentuan Prioritas
Perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosis keperawatan keluarga.
dalam setiap diagnosis terdapat 4 kriteria yang akan menentukan prioritas
diagnosis. Setiap kriteria memiliki bobotnya masing-masing (IPPKI, 2017).
Kriteria tersebut terdiri dari yaitu :
1) Sifat masalah.
2) Kemungkinan masalah untuk diubah.
3) Potensial dicegah.
4) Menonjolnya masalah.
Tabel 2. 1
Skala Prioritas Masalah
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan adalah perencanaan yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran atau tujuan yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Perencanaan merupakan penyusunan strategi keperawatan dibutuhkan untuk
mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan.Perencanaan
mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan (IPPKI,
2017).
Tabel 2. 2
c. Edukasi
1. Anjurkan menggunakan teknik
menurunkan stress yang sesuai
untuk diterapkan dirumah
maupun pada situasi lainnya
2. Ajarkan teknik menurunkan
stress (mis. Latihan pernafasan,
relaksasi progresif, imajinasi
terbimbing, terapi musik)
Manajemen Setelah Setelah kunjungan Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi Kesehatan
kesehatan kunjungan 1x30 menit pengetahuan (L.12111) menjelaskan (I.12383). Tindakan yaitu
keluarga tidak keluarga 1X45 keluarga mampu : 1. Kemapuan pengetahuan tentang a. Observasi
efektif (D.0115) menit 1) Mengenal menjelaskan manajemen kesehatan 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan masalah pengetahuan tentang keluarga tidak efektif kemampuan menerima informasi
manajemen manajemen manajemen kesehatan meningkat dari skala 1- b. Terapeutik
kesehatan kesehatan keluarga tidak efektif 5 1. Sediakan materi dan media
keluarga keluarga meningkat 2. Kemampuan pendidikan kesehatan
meningkat dengan 2. Kemampuan menggambarkan manajemen kesehatan keluarga
(L.12105 SLKI) HIV/AIDS menggambarkan pengalaman 2. Jadwal pendidikan kesehatan
pengalaman sebelumnya sesuai sesuai kesepakatan bersama
sebelumnya sesuai dengan manajemen keluarga
dengan manajemen kesehatan keluarga 3. Berikan kesempatan untuk
kesehatan keluarga tidak efektif meningkat bertanya
tidak efektif dari skala 1-5 c. Edukasi
meningkat 3. Pertanyaan tentang 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
3. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi mempengaruhi kesehatan akibat
masalah yang menurun dari skala 1-5 manajemen kesehatan keluarga
dihadapi menurun 4. Perilaku manajemen tidak efektif
4. Perilaku membaik kesehatan keluarga
efektif membaik dari
skala 1-5
Risiko infeksi Setelah Setelah kunjungan Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi
(D.0142) kunjungan 1x45 menit pengetahuan (L.12111) menjelaskan Pencegahan Infeksi (I.12406).
keluarga selama keluarga mampu : 1. Kemampuan pengetahuan tentang Tindakan yaitu
1x45 menit 1) mengenal menjelaskan risiko infeksi dengan a. Observasi
diharapkan masalah risiko pengetahuan tentang HIV/AIDS meningkat 1. Periksa kesiapan dan
risiko infeksi infeksi dengan risiko infeksi dengan dari skala 1-5 kemampuan menerima informasi
menurun HIV/AIDS HIV/AIDS meningkat 2. Kemampuan b. Terapeutik
2. Kemampuan menggambarkan 1. Siapkan materi, media tentang
menggambarkan pengalaman faktor-faktor penyebab, cara
pengalaman sebelumnya sesuai identifikasi dan pencegahan
sebelumnya sesuai dengan risiko infeksi risiko infeksi
dengan risiko infeksi dengan HIV/AIDS 2. Jadwalkan waktu yang tepat
dengan HIV/AIDS meningkat dari skala 1- untuk memberikan pendidikan
meningkat 5 kesehatan sesuai kesepakatan
3. Pertanyaan tentang 3. Pertanyaan tentang dengan pasien dan keluarga
masalah yang masalah yang dihadapi 3. Berikan kesempatan untuk
Harga Diri Setelah Setelah kunjungan Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi Kesehatan
Rendah kunjungan 1x45 menit pengetahuan (L.12111) menjelaskan (I.12383). Tindakan yaitu :
Situasional keluarga 1X45 keluarga mampu : 1. Kemampuan pengetahuan tentang a. Observasi
menit 1) Mengenal menjelaskan harga diri meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan masalah harga pengetahuan tentang dari skala 1-5 kemampuan menerima informasi
harga diri diri rendah harga diri meningkat 2. Kemampuan b. Terapeutik
meningkat situasional 2. Kemampuan menggambarkan 1. Sediakan materi dan media
(L.09069 SLKI) dengan menggambarkan pengalaman pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS pengalaman sebelumnya sesuai harga diri
sebelumnya sesai harga diri meningkat 2. Jadwal pendidikan kesehatan
dengan harga diri dari skala 1-5 sesuai kesepakatan
meningkat 3. Pertanyaan tentang 3. Berikan kesempatan untuk
3. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi bertanya
masalah yang menurun dari skala 1-5 c. Edukasi
dihadapi menurun 4. Perilaku harga diri 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
4. Perilaku harga diri membaik dari skala 1-5 mempengaruhi kesehatan
membaik
2) Keluarga Kriteria hasil : Dukungan 1. Anggota keluarga Intervensi SIKI : Dukunga keluarga
mampu keluarga meningkat verbalisasi keinginan Merencanakan Perawatan (I.13477)
mengambil (L.13112) untuk mendukung Tindakan yaitu :
keputusan 1. Anggota keluarga anggota keluarga a. Observasi
tindakan yang verbalisasi keinginan dengan harga diri 1. Identifikasi kebutuhan dan
tepat untuk untuk mendukung rendah situasional harapan keluarga tentang
harga diri anggota keluarga meningkat dari skala 1- kesehatan dengan
rendah yang sakit dengan 5 mengindetifikasi keputusan
situasional harga diri rendah 2. Bekerja sama dengan keluarga untuk melakukan
dengan situasional meningkat anggota keluarga yang promosi harga diri
HIV/AIDS 2. Bekerja sama dengan sakit dalam b. Terapeutik
anggota keluarga menentukan perawatan 1. Motivasi keluarga mendukung
yang sakit dalam harga diri meningkat upaya kesehatan
menentukan dari skala 1-5 c. Edukasi kesehatan
perawatan harga diri 3. Bekerja sama dengan 1. Diskusikan bersama keluarga
meningkat penyedia layanan tentang keputusan perawatan
3. Bekerja sama dengan kesehatan dalam keluarga yang diambil
penyedia layanan menentukan perawatan 2. Evaluasi pemahaman keluarga
kesehatan dalam harga diri meningkat tentang harga diri rendah dengan
menentukan dari skala 1-5 HIV/AIDS
perawatan harga diri
meningkat
3) Keluarga Kriteria hasil : Harga Diri 1. Penilain diri positif Intervensi SIKI : Promosi Harga Diri
mampu meningkat (L.09069) meningkat dari skala 1- (I.09308) Tindakan yaitu :
merawat 1. Penilain diri positif 5 a. Observasi
anggota meningkat 2. Penerimaan penilain 1. Monitor verbalisasi yang
keluarga 2. Penerimaan penilain positif terhadap diri merendahkan diri sendiri
dengan positif terhadap diri sendiri meningkat dari b. Terapeutik
masalah harga sendiri meningkat skala 1-5 1. Motivasi terlibat dalam
diri rendah 3. Perasaan malu 3. Perasaan malu menurun verbalisasi positif untuk diri
situasional menurun dari skala 1-5 sendiri
HIV/AIDS 4. Perasaan bersalah 4. Perasaan bersalah 2. Motivasi menerima hal baru
menurun menurun dari skala 1-5 3. Diskusikan pernyataan tentang
harga diri rendah situasional
4. Diskusikan bersama keluarga
untuk menetapkan harapan dan
batasan yang jelas
c. Edukasi
5) Keluarga Kriteria hasil : Status 1. Akses fasilitas Intervensi SIKI : Pengenalan fasilitas
mampu kesehatan keluarga kesehatan meningkat kesehatan (I.14549). Tindakan yaitu
memanfaatkan meningkat (L.12108) dari skala 1-5 a. Observasi
fasilitas 1. Akses fasilitas 2. Pengawasan perawatan 1. Identifikasi pengetahuan tentang
kesehatan kesehatan meningkat anak meningkat dari fasilitas kesehatan
Nyeri Akut Setelah Setelah kunjungan Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi Manjemen
(D.0077) kunjungan 1x45mneit keluarga pengetahuan (L.12111) menjelaskan Nyeri (I.12391). Tindakan yaitu :
keluarga selama mampu : 1. Kemampuan pengetahuan tentang a. Observasi
1x45 menit 1) Mengenal menjelaskan nyeri akut dengan 1. Periksa kesiapan dan
diharapkan nyeri masalah nyeri pengetahuan tentang HIV/AIDS meningkat kemampuan menerima informasi
akut menurun akut dengan nyeri akut dengan dari skala 1-5 b. Terapeutik
HIV/AIDS HIV/AIDS 2. Kemampuan 1. Siapkan materi, media tentang
2. Kemampuan menggambarkan faktor-faktor penyebab, cara
menggambarkan pengalaman identifikasi nyeri
pengalaman sebelumnya sesuai 2. Jadwalkan waktu yang tepat
sebelumnya sesuai dengan nyeri akut untuk memberikan pendidikan
dengan nyeri akut dengan HIV/AIDS kesehatan sesuai dengan
HIV/AIDS meningkat 3. Pertanyaan tentang kesepakatan dengan pasien dan
3. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi keluarga
masalah yang menurun dari skala 1-5 3. Berikan kesempatan untuk
dihadapi menurun bertanya
c. Edukasi
1. Jelaskan penyebab, cara
identifikasi nyeri
2. Anjurkan mengikuti tindakan
pencegahan sesuai kondisi
3) Keluarga Kriteria hasil : tingkat 1. Keluhan nyeri menurun Intervensi SIKI : Manajemen Nyeri
mampu nyeri menurun (L.08066) dari skala 1-5 (I.08238). Tindakan yaitu :
mengambil 1. Keluhan nyeri 2. Meringis menurun dari a. Observasi
keputusan menurun skala 1- 5 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
tindakan yang 2. Meringis menurun 3. Gelisah menurun dari durasi , frekuensi nyeri
tepat untuk 3. Gelisah menurun skala 1-5 2. Identifikasi skala nyeri
merawat nyeri b. Terapeutik
akut anggota 1. Berikan teknik nonfarmakologiis
keluarga untuk mengurangi rasa yeri
dengan c. Edukasi
HIV/AIDS 1. Jelaskan penyebab nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri
5. Implementasi
Pada tahap implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun secara spesifik untuk
setiap individu dan berfokus pada pencapaian hasil. Tindakan yang
dilakukan mencakup monitoring klien terhadap tanda dan perubahan atau
peningkatan, perawatan langsung yang diberikan kepada klien atau
tindakan kolaborasi, pendidikan kesehatan atau intruksi kepada klien
tentang pengelolahan kesehatan dan merujuk klien untuk follow-up care
(IPPKI 2017).
70
Poltekkes Kemenkes Padang
71
2) Sampel
Sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
berdasarkan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Tarjo,
2019). Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih sampel
diantara populasi yang ada sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian
yang mewakili karakteristik dari populasi. Sampel penelitian ini yaitu satu
orang remaja positif HIV/AIDS. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Inklusi
Kriteria inklusi adalah mengambil atau memasukkan objek yang
memenuhi kriteria untuk diikutkan dalam sampel penelitian (Solimun
dkk, 2018). Kriteria inklusi untuk penelitian ini yaitu :
1. klien remaja (batas usia 11-24 tahun menurut WHO atau belum
menikah) dengan HIV/AIDS yang berkunjung ke Puskesmas
Seberang Padang Kota Padang
2. Klien dan keluarga yang mampu berkomunikasi dengan baik dan
lancar serta kooperatif.
3. Klien dan keluarga yang bersedia diberikan asuhan keperawatan
keluarga.
4. Keluarga dengan tingkat kemandirian level I atau II.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi yaitu mengeluarkan objek yang tidak memenuhi
kriteria (Solimun dkk, 2018). Kritetaria eksklusi untuk penelitian ini
yaitu :
1. Klien remaja HIV/AIDS yang tinggal sendiri tanpa keluarga di
Kota Padang.
2. Klien remaja dengan infeksi oportunistik atau komplikasi.
E. Pengumpulan Data
1) Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah bentuk data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) (Albi Anggito &
Johan Setiawan, 2018). Data pada penelitian ini didapatkan dari hasil
wawancara penderita HIV/AIDS dan keluarga menggunakan format
pengkajian asuhan keperawatan keluarga. Data primer pada penelitiam
ini meliputi pengkajian identitas responden, keluhan utama responden,
keluhan saat ini, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu,
aktivitas sehari-hari, data psikososial responden, data spritual, data
sosial ekonomi dan pemeriksaan fisik.
Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a) Data Objektif yaitu data yang ditemukan secara nyata. Data ini
didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh
perawat keluarga
b) Data Subjektif yaitu data yang disampaikan secara lisan dari klien
dan keluarga. Data yang diperoleh melalui melalui wawancara
perawat dengan klien dan keluarga
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu berupa data dokumen yang dikumpulkan dan
dicatat (Albi Anggito & Johan Setiawan, 2018). Data sekunder pada
penelitian ini diperoleh dari Medical Record Puskesmas Seberang
Padang Kota Padang, data dari kepustakaan, dokumen dari dinas
kesehatan Kota Padang, rekam medis, catatan kesehatan dan laporan
historis responden.
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pemeriksaan Head To Toe kepada
klien dan keluarga untuk menunjang diagnosis yang akan ditegakkan.
Peneliti melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status
fisiologis dan pemeriksaan head to toe mulai dari kepala, rambut,
telinga, wajah, hidung, mulut, dada (thorak dan jantung), abdomen, dan
ekstremitas.
d) Studi dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data penelitian dengan
menyalin data tersedia ke dalam form isian yang telah disusun.
Dokumentasi dilakukan menggunakan format asuhan keperawatan,
yaitu format pengkajian keperawatan, analisa data keperawatan, format
intervensi keperawatan, format implementasi keperawatan, format
evaluasi keperawatan serta format dokumentasi keperawatan. Studi
dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan meminta data pasien
HIV/AIDS yang berobat.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah
1. Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin
penelitian dari institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes RI Padang ke
Dinas Kesehatan Kota Padang.
2. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan surat
izin penelitian dari institusi untuk mendapatkan surat rekomendasi ke
Puskesmas Seberang Padang.
3. Peneliti mendatangi Puskesmas Seberang Kota Padang dan menyerahkan
surat rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas Kota Padang.
4. Peneliti meminta izin ke Kepala Puskesmas Seberang Padang Kota
Padang.
5. Peneliti mendatangi Poli LKB (Layanan Komprehensif
Berkesinambungan) untuk mengetahui jumlah penderita HIV/AIDS yang
rutin berkunjung ke Puskesmas Seberang Padang Kota Padang
G. Analisis Data
Data yang ditemukan saat melakukan pengkajian dikelompokkan dan
dianalisis berdasarkan data subjektif dan data objektif, sehingga dapat
dirumuskan diagnosis keperawatan yang tepat, peneliti selanjutnya
menentukan prioritas masalah, kemudian menyusun rencana keperawatan,
melakukan implementasi dan kemudian evaluasi keperawatan keluarga.
Analisis selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan keluarga yang telah
dilakukan dengan teori-teori yang ada serta penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya.
A. Deskripsi Kasus
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga An.Y, khususnya pada
An.Y dengan masalah HIV/AIDS. Kunjungan dimulai pada tanggal 12 April
2021 sampai 23 April 2021 dengan kunjungan 1 kali sehari sebanyak 12 hari.
Berikut peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian secara narasi.
1. Pengkajian Keperawatan
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 April 2021 di rumah keluarga
An.Y didapatkan data, An.Y tinggal bersama Nenek yaitu Ibu D (69 Tahun)
sebagai kepala keluarga dan ibu E (48 Tahun) orangtua An.Y. Klien adalah
anak tunggal dari Ibu E single parent family. Keluarga An.Y merupakan
keluarga besar atau extended family. Karena terdiri dari Ibu D yang tinggal
bersama anaknya Ibu E, dan cucunya An.Y, dan untuk ayah An.Y sudah
meninggal saat An.Y bayi.
Ibu D tinggal bersama anak keduanya Ibu E dan cucunya An.Y. penghasilan
keluarga berasal dari Ibu D bekerja sebagai buruh gosok dengan penghasilan ±
Rp. 1.200.000 perbulan, An.Y juga bekerja sebagai wiraswasta dan membantu
saudara berjualan dengan penghasilan ± Rp. 1.000.000 perbulan dan Ibu E
sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga.
76
Poltekkes Kemenkes Padang
77
An.Y juga mengatakan sudah setahun ini berobat dengan teratur setiap
bulannya. An.Y tau akan penyakitnya hanya saja An.Y terkadang merasa
jenuh dan malas untuk minum obat terus menerus. An.Y minum obat 1 kali
sehari, biasanya diminum pada jam 10 malam sebelum tidur. An.Y
mendapatkan pengobatan ARV yaitu Tenofovir Disoproxil Fumarate 300 mg,
Lamivudinade 150 mg dan Efavirenz 600 mg. An.Y mengatakan melakukan
pengobatan di Puskesmas Seberang Padang, obat diminum untuk 30 hari, obat
diminum 1 kali sehari sebelum tidur. Pengobatan ARV yang telah dilakukan
An.Y selama 1 tahun, semenjak mengetahui terdiagnosa HIV.
meminta An.Y memilih angka dari 0-10, dengan menjelaskan angka 0 artinya
tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedangg, angka 7-10 nyeri berat. An. Y
mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi 5 menit.
Riwayat penyakit keluarga yaitu Ibu D pernah dirawat pada tahun 2014 dan
2019 karena penyakit jantung. Ibu E memiliki riwayat gastritis, keluarga
mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit infeksi
menular sebelumnya.
Keluarga An.Y biasanya berkumpul dirumah pada sore hari saat keluarga
pulang bekerja dan berinteraksi satu sama lain. Keluarga An.Y mengatakan
jarang melakukan perkumpulan dengan masyarakat. Hubungan keluarga An.Y
dengan tetangga juga harmonis, keluarga An.Y mengatakan semenjak An.Y
lahir keluarga merantau kepadang sebelumnya keluarga tinggal dikampung
halaman yaitu di Kerinci. Keluarga beradaptasi dengan baik di lingkungan
yang sekarang. Penduduk dilingkungan rumah An.Y kebanyakan bersuku
minang. Karteristik komunitas tempat tinggal An.Y adalah kelas mengah ke
bawah. Lingkungan di RT merupakan lingkungan yang cukup padat, jarak
satu rumah kerumah lain berjarak 2-3 meter.
Keluarga An.Y menerima saat tahu penyakit yang dialami An.Y dan mencoba
memberikan semangat dan membantu kesembuhanan An.Y, tetapi keluarga
belum sepenuhnya tahu cara merawat An.Y dengan HIV/AIDS. Fungsi afektif
pada keluarga An.y dengan menerima penyakit HIV/AIDS yang dialami
An.Y, memberikan kasih sayang serta mendukung An.Y.
Fungsi perawatan keluarga An.Y juga cukup baik, dimana keluarga An.Y
mampu mengenal masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya, dan
memiliki ketertarikan untuk mengetahui dan mencari tahu masalah kesehatan
yang dialami khususnya HIV/AIDS yang dialami An.Y, akan tetapi belum
melakukan semua hal yang diketahui seperti masalah kecemasan atau ansietas,
pengobatan ARV dan penyebab nyeri. Pengambilan keputusan terkait
tindakan kesehatan cukup baik, terlihat dari saat ada anggota keluarga yang
sakit dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat, dan keluarga An.Y mampu
menerima penjelasan mengenai keputusan yang tepat untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit cukup baik, karena jika ada
anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lainnya akan ikut
merawat anggota keluarga tersebut. Akan tetapi, untuk merawat anggota
keluarga dengan HIV/AIDS tidak terlalu bisa, karena kurangnya pengetahuan
mengenai cara perawatan yang tepat. Kemampuan keluarga dalam memelihara
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga kesembuhan An.Y dan agar
tidak menular kepada anggota keluarganya. Keluarga memiliki stressor jangka
panjang yaitu memikirkan biaya kesehatan yang dialami An.Y dan tahap
perkembangan An.Y yang akan memasuki usia dewasa.keluarga ini selalu
menyelesaikan masalah dengan bersama-sama dengan melakukan
musyawarah untuk mencari penyelesaian masalah. Jika ada keluarga yang
bermasalah terkait dengan kesehatan maka keluarga akan segera pergi
kefasilitas kesehatan dan memanfaatkan pelayan kesehatan seperti:
puskesmas, bidan dan rumah sakit.
bibir tidak pucat, lidah berwarna keputihan, tidak ada pelebaran vena
jugularis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe pada leher, dada simetris kiri kanan,
fremitus kiri kanan, sonor, auskultasi veskuler, paru pergerakan dada simetris,
tidak ada tarikan dinding dada, fremitus kiri dan kanan, sonor, tidak ada suara
nafas tambahan, jantung ictus cordis tidak tampak dan tidak teraba, redup,
tidak ada bunyi jantung tambahan dan irama jantung teratur, abdomen tidak
ada asites, bising usus normal, tympani, tidak ada pembesaran organ,
ekstremitas tidak ada masalah dan genitalia tidak dilakukan pemeriksaan
2. Diagnosis Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga An.Y, perawat mendapatkan data
subjektif dan data objektif, dimana dari analisa data dapat diangkat diagnosis
keperawatan diantaranya :
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat perawat berdasarkan diagnosis yang telah
didapatkan, lalu dibuat intervensi untuk memecahkan masalah yang telah
didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi
dengan kriteria.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada keluarga An.Y yaitu berdasarkan
intervensi yang telah dibuat berdasarkan diagnosis yang ditetapkan. Diagnosis
yang pertama yaitu, ansietas berhubungan dengan krisis situasional,
implementasi TUK 1 dilakukan pada tanggal 14 April 2021 yaitu mengenal
masalah kesehatan dengan menanyakan dan mendiskusikan dengan keluarga
mengenai ansietas, mendiskusikan penyebab ansietas akibat HIV/AIDS
dengan menjelaskan pengertian, penyebab HIV, Faktor penularan HIV, tanda
dan gejala HIV, serta menjelaskan tanda dan gejala ansietas. Pada tanggal 15
April 2021 melakukan implementasi TUK 2 dengan menjelaskan tentang
mengambil keputusan pada anggota keluarga yang terkena ansietas dengan
merekomendasikan kepada keluarga perawatan ansietas dengan teknik
hipnotis lima jari. Selanjutnya tanggal 16 April 2021 melakukan implementasi
TUK 3 yaitu merawat anggota keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan
ansietas dengan mendemostrasikan teknik hipnotis lima jari (menyentuh jari
dengan membayangkan kenangan ) untuk mengurangi tingkat kecemasan yang
dialami dengan menggunakan media lembar balik dan leafleat, diharapkan
keluarga mampu melakukan perawatan pada keluarga dengan ansietas akibat
HIV/AIDS.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi selesai dilakukan, saat
implementasi pada diagnosis pertama yaitu Ansietas berhubungan dengan
krisis situasional yang dilakukan pada 14 April 2021 didapatkan evaluasi
TUK 1 yaitu subjektif (S) klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti
pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dari ansietas yang dialami.
Evaluasi objektif (O) klien dan keluarga tampak mengerti dan paham serta
dapat mengulangi materi yang dijelaskan menggunakan bahasa sendiri dan
memiliki ketertarikan dengan materi yang dijelaskan. Evaluasi analisa (A)
masalah mengenal masalah ansietas teratasi dan evaluasi planning (P)
intervensi edukasi proses penyakit dengan mengenal masalah ansietas
dihentikan.
TUK 2 pada tanggal 15 April 2021 didapatkan evaluasi objektif (S), klien dan
keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan untuk perawatan An.Y
dengan masalah Ansietas, yaitu mampu mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan menyetujui
perawatan menggunakan teknik hipnotis lima jari. Evaluasi objektif (O) klien
tampak mengerti dan mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
ansietas yang dialami. Evaluasi analisa (A) masalah mengambil keputusan
tindakan yang tepat untuk mengatasi ansietas teratasi dan evaluasi planning
(P) intervensi dukungan pengambilan keputusan untuk perawatan ansietas
dihentikan.
TUK 3 yang dilakukan pada tanggal 16 April 2021 didapatkan evaluasi (S)
klien dan keluarga mengatakan mengerti dan bisa melakukan teknik hipnotis
lima jari meskipun harus melihat catatan terlebih dahulu. Evaluasi objektif (O)
klien bisa melakukan teknik hipnotis lima jari dengan benar dan mengikuti
instuksi yang diberikan dengan baik, Klien mengatakan merasa lebih relaks
setelah melakukan teknik hipnotis lima jari, An.Y dari tampak tegang dan
takut menjadi lebih rileks dan tidak mengungkapkan ketakutan lagi. Evaluasi
analisa (A) masalah ansietas dengan keluarga mampu melakukan perawatan
untuk mengatasi ansietas teratasi dan evaluasi planning (P) intervensi
manajemen stress dilanjutkan dengan An.Y tetap melakukan teknik hipnotis
lima jari secara rutin serta diberi penjelasan mengenai pengendalian stress dan
membuat kecemasan menurun.
TUK 2 yang juga dilakukan pada tanggal 17 April 2021 didapatkan evaluasi
subjektif (S) Klien dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan
terkait perawatan yang akan dilakukan untuk masalah manajemen kesehatan
tidak efektif yaitu dengan melakukan tindakan yang membuat manajemen
kesehatan keluarga menjadi efektif dengan manajemen pengobatan ARV.
Evaluasi objektif (O) klien tampak mengerti dan mampu mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah yang dialami dengan menyetujui
melakukan manajemen pengobatan ARV. Evaluasi analisa (A) masalah
keluarga mampu mengambil keputusan tindakan yang tepat untuk manajemen
kesehatan keluarga dengan HIV/AIDS teratasi dan evaluasi planning (P)
intervensi dukungan keluarga merencanakan perawatan dihentikan.
TUK 3 18 April 2021 didapatkan evaluasi (S), klien dan keluarga mengatakan
sudah mengerti dengan materi yang dijelaskan dan mengetahui manajemen
pengobatan ARV untuk An.Y. Evaluasi objektif (O) klien dan keluarga
tampak mengerti dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit, klien dan
keluarga mampu menyebutkan kembali pentingnya pengobatan ARV
menggunakan bahasanya sendiri. Evaluasi analisa (A) masalah keluarga
mampu merawat anggota keluarga dengan masalah manajemen kesehatan
tidak efektif dengan manjemen pengobatan ARV teratasi dan evaluasi
planning (P) intervensi dilanjutkan dengan memberikan penjelasan agar An.Y
menerapkan manajemen pengobatan ARV untuk manajemen kesehatan
keluarga kedepannya dan mampu menerapkan manajemen kesehatan keluarga.
Tuk 2 yang juga dilakukan pada tanggal 19 April 2021 didapatkan evaluasi
subjektif (S), klien dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan
perawatan untuk masalah nyeri dengan menyetujui melakukan perawatan
nyeri menggunakan manajemen nyeri. Evaluasi objektif (O) klien tampak dan
mampu mengambil keputusan untuk melakukan perawatan nyeri. Evaluasi
analisa (A) masalah keluarga mampu mengambil keputusan tindakan yang
tepat untuk merawat anggota keluarga HIV/AIDS dengan nyeri teratasi, dan
evaluasi planning (P) intervensi dukungan mengambil keputusan dihentikan.
TUK 3 yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021 didapatkan evaluasi (S)
klien dan keluarga mengatakan mengerti dan mampu melakukan teknik
relaksasi progresif meskipun harus melihat catatan terlebih dahulu. Evaluasi
objektif (O) klien tampak mengerti dan bisa mengikuti instruksi dengan baik
dan keluarga tampak bisa merawat anggota keluarga yang sakit dengan
menggunakan teknik relaksasi otot progresif, klien mengatakan skala nyeri
menurun dari skala 5 menjadi skala 3, klien mengatakan lebih merasa tenang
dan nyaman setelah melakukan relaksasi otot progresif. Evaluasi analisa (A)
masalah keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah nyeri
menggunakan teknik relaksasi otot progresif teratasi dan evaluasi planning (P)
intervensi dilanjutkan dengan menjelaskan agar An.Y melakukan teknik
relaksasi progresif untuk nyeri.
TUK 4 yang dilakukan pada tanggal 21 April 2021 didapatkan evaluasi (S),
klien dan keluarga mengatakan mengerti dan bisa melakukan modifikasi
lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan HIV/AIDS. Evaluasi
objektif (O) klien dan keluarga tampak mengerti dan mampu memodifikasi
lingkungan dengan melakukan penataan rumah lebih nyaman serta melakukan
pemantauan anak meminum obat dirumah. Evaluasi analisa (A) masalah
keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat teratasi dan evaluasi
planning (P) intervensi manajemen lingkungan dihentikan.
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga pada remaja
dengan HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang, maka pada
bab pembahasan ini penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun
kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dan kasus. Tahapan
pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan keluarga yang
dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosis, menyusun rencana
keperawatan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kenyataan. Kebenaran data sangat penting
dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan
An. Y melakukan seks bebas karena penasaran dan akibat rasa ingin coba-
coba. Menurut teori dalam Ali (2012) salah satu karakteristik
perkembangan remaja yaitu keinginan mecoba segala sesuatu, karena rasa
ini remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu dan
ingin mencoba segala sesuatu. Didukung Penelitian Utara (2013) dimana
remaja memiliki keingintahuan besar yang menyebabkan ingin mencoba
segala sesuatu yang menyebakan remaja melakukan perilaku menyimpang.
Sesuai dengan penelitian Sangadah (2020) yaitu faktor penyebab seks
bebas pada remaja berasal dari faktor internal seperti rasa penasaran serta
ingin tahu dan dari keluarga yang tidak utuh orangtua bahkan kurang
perhatiaan orang tua untuk anaknya.
Tipe keluarga An.Y extended family dan single parent family Karena
terdiri dari nenek An.Y, dan Ibu An.Y, orangtua An.Y merupakan Single
Parent dimana Ayah An.Y sudah meninggal ketika An.Y masih bayi.
An.Y merasa kurangnya kasih sayang dari ayah yang sudah meninggal dan
kurangnya perhatian akibat orangtua yang bekerja. Data sesuai dengan
teori dalam Iskandar (2015) bentuk keluarga tidak lengkap akibat
perceraian atau meninggal akibatnya terganggunya pola asuh juga dapat
menjadi faktor pemicu remaja terjangkit HIV/AIDS.
An.Y merasa cemas dan takut terkait kondisinya, masa depannya dan
mengatakan takut jika penyakitnya ini menimbulkan komplikasi yang
parah dan keluarganya ikut tertular penyakit HIV/AIDS, sulit tidur karena
memikirkan penyakitnya. Hal ini disebut ansietas pada pasien HIV/AIDS,
sesuai dengan penelitian Ethel, Dkk (2016) infeksi virus HIV menjadi
bagian dari penyakit kronis yang menimbulkan tekanan psikologis yang
tinggi dan rasa cemas pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kecemasan
sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya. ODHA
mengalami kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan orang pada
umumnya.
An.Y sering mengalami nyeri kepala, pusing dan nyeri pinggang, skala 5,
An.Y juga mengatakan nyeri yang dirasakan semenjak meminum obat
Pola komunikasi orang tua dengan remaja juga dapat menjadi faktor
pemicu anak tertular HIV/AIDS. An.Y mengatakan sering merasa
kesepian dan kurang diperhatikan oleh keluarga karena nenek bekerja saat
An.Y masih anak-anak dan kurang terbuka, An.Y mulai terbuka setelah 3
bulan terdiagnosa HIV pada keluarga, untuk saat ini keluarga An.Y lebih
banyak dirumah, hanya nenek atau Ny.E yang bekerja sebagai buruh kerja.
Pola komunikasi orang tua mengenai seksualitas atau kesehatan reproduksi
sangat penting dilakukan untuk mencegah dampak perilaku berisiko pada
remaja. Hal ini Sesuai dengan yang dijelaskan Iskandar (2015) kurangnya
komunikasi antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja memilih
tertutup, serta tidak adanya kepekaan orang tua, pengawasaan orang tua
terhadap perilaku remaja yang mengarah pada infeksi HIV/AIDS.
Fungsi perawatan keluarga An.Y juga cukup baik, keluarga An.Y mampu
mengenal masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya, akan
tetapi belum melakukan semua hal yang diketahui seperti masalah
kecemasan atau ansietas, penyebab nyeri dan pengobatan ARV.
Pengambilan keputusan terkait tindakan kesehatan cukup baik dan
keluarga An.Y yang mampu menerima penjelasan mengenai keputusan
yang tepat untuk peningkatan kesehatan anggota keluarga. Untuk merawat
anggota keluarga dengan HIV/AIDS tidak terlalu bisa, karena kurangnya
pengetahuan mengenai cara perawatan yang tepat. Kemampuan keluarga
dalam memelihara kesehatan lingkungan sebenarnya cukup bagus, karena
setiap hari selalu menyapu rumah, meskipun pada beberapa hal kecil
sering terlupa seperti membuka jendela, tapi anggota keluarga mengetahui
lingkungan yang sehat, hygine dan manfaat lingkungan sehat. Kemampuan
Stressor jangka pendek keluarga An.Y yaitu kesembuhan An.Y dan tidak
menular pada anggota keluarganya dan stressor jangka panjang yaitu
memikirkan biaya kesehatan yang dialami An.Y dan tahap perkembangan
An.Y memasuki usia dewasa. Menurut penelitian Soliha (2017) keluarga
dengan HIV/AIDS cenderung memiliki kecemasan yang tinggi yang
berhubungan dengan penyakit dan biaya pengobatan pada ODHA.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan mengacu pada P-E-S dimana untuk problem (P)
dapat digunakan tipologi dari (SDKI, 2017) dan etiologi (E) sesuai dengan
5 tugas keluarga dalam hal kesehatan atau keperawatan menurut (Friedman,
2010). Pada perumusan diagnosis yang didapatkan dari analisa data
berdasarkan data subjektif dan objektif
Diagnosis yang ditemukan pada pasien yaitu :
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
kompleksitas program pengobatan (D.0115)
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
Selain itu data tersebut juga sesuai dengan gejala dan tanda mayor pada
SDKI (2017) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080) yaitu
merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi, serta tampak gelisah dan
juga tegang. Gejala dan tanda minornya juga tampak dari, mengeluh pusing
dan berorientasi pada masa lalu. sesuai juga dengan kondisi klinis terkait
HIV/AIDS yang merupakan penyakit kronis progresif (penyakit autoimun).
Data ini diatas sesuai dengan SDKI (2017) , dimana manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif (D.0115) merupakan pola penanganan masalah
kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi
kesehatan anggota keluarga, yang dapat disebabkan kompleksitas program
perawatan/pengobatan. Sesuai dengan gejala dan tanda mayor dimana klien
mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita.
Data diatas sesuai dengan diagnosis nyeri akut (D.0077) di SDKI (2017)
dimana nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat, yang dapat disebabkan oleh
agen pencedera fisiologis. Gejala dan tanda mayornya juga sesuai, dimana
An.Y mengeluh nyeri, tampak meringis, dan gelisah.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dilakukan sesuai dengan tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggota keluarga yaitu mengenal masalah HIV/AIDS,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan perawatan yang tepat,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan kondisi rumah yang kondusif bagi kesehatan dan mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dalam mengatasi masalah peran
perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah
komplikasi yang berlanjut (Friedman, 2010). Pembahasan intervensi dalam
keperawatan keluarga meliputi tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil
dan kriteria standar. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga (Friedman, 2010).
mencapai luaran atau tujuan yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosis keperawatan. Perencanaan disusun dengan penekanan
pada partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan (IPPKI, 2017).
Intervensi ini sesuai dengan penelitian Dalam (2020) teknik relaksasi otot
progresif merupakan penatalaksanan non farmakologis yang menjadi salah
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan berdasarkan
rencana keperawatan yang telah disusun secara spesifik untuk setiap
individu dan berfokus pada pencapaian hasil. Peran perawat keluarga
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga Friedman (2010) Tindakan yang dilakukan mencakup
monitoring klien terhadap tanda dan perubahan atau peningkatan, perawatan
langsung yang diberikan kepada klien atau tindakan kolaborasi, pendidikan
kesehatan atau intruksi kepada klien tentang pengelolahan kesehatan dan
merujuk klien untuk follow-up care (IPPKI, 2017).
Data diatas sesuai dengan penelitian Pardede et al (2018) hipnotis lima jari
berpengaruh terhadap perubahan tingkat kecemasan pada pasien HIV/AIDS
karena relaksasi merupakan suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk
penelitian Amal (2019) teknik relaksasi otot progresif ini telah digunakan
untuk mengobati ketegangan, sakit kepala, sakit kepala migrain.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menilai keberhasilan rencana tindakan yang telah dilakukan. Apabila
tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan kerumah keluarga. untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan ketersediaan keluarga yang telah disepakati
bersama (Widyanto, 2014).
Hasil evaluasi TUK 1 sesuai dengan teori standar rencana evaluasi yang
diharapkan menurut SLKI (2017) kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang ansietas meningkat, verbalisasi minat dan mengenal masalah
ansietas dengan HIV/AIDS meningkat.
TUK 2 pada tanggal 15 April 2021 didapatkan evaluasi objektif (S), klien
dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan untuk perawatan
An.Y dengan masalah Ansietas, yaitu mampu keputusan untuk melakukan
tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan menyetujui
perawatan menggunakan teknik hipnotis lima jari. Evaluasi objektif (O)
klien tampak mengerti dan mampu mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah ansietas yang dialami. Evaluasi analisa (A) masalah mengambil
keputusan tindakan yang tepat untuk mengatasi ansietas teratasi dan
evaluasi planning (P) intervensi dukungan pengambilan keputusan untuk
perawatan ansietas dihentikan. Hasil evaluasi TUK 2 sesuai dengan teori
standar rencana evaluasi yang diharapkan menurut SLKI (2017) keluarga
verbalisasi keinginan untuk mendukung anggota keluarga yang sakit
meningkat, bekerja sama dengan anggota keluarga yang sakit dalam
menentukan perawatan, bekerja sama dengan perawat menentukan
perawatan meningkat.
TUK 3 yang dilakukan pada tanggal 16 April 2021 didapatkan evaluasi (S)
klien dan keluarga mengatakan mengerti dan bisa melakukan teknik hipnotis
lima jari meskipun harus melihat catatan terlebih dahulu. Evaluasi objektif
(O) klien bisa melakukan teknik hipnotis lima jari dengan benar dan
mengikuti instuksi yang diberikan dengan baik, Klien mengatakan merasa
lebih relaks setelah melakukan teknik hipnotis lima jari, An.Y dari tampak
tegang dan takut menjadi lebih rileks dan tidak mengungkapkan ketakutan
Hasil evaluasi TUK 3 sesuai dengan teori standar rencana evaluasi yang
diharapkan menurut SLKI (2017) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang
dihadapi menurun, perilaku gelisah menurun dan verbalisasi cemas
menurun.
TUK 2 yang juga dilakukan pada tanggal 17 April 2021 didapatkan evaluasi
subjektif (S) Klien dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan
terkait perawatan yang akan dilakukan untuk masalah manajemen kesehatan
tidak efetif yaitu dengan melakukan tindakan yang membuat manajemen
kesehatan keluarga menjadi efektif dengan manajemen pengobatan ARV.
Evaluasi objektif (O) klien tampak mengerti dan mampu mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah yang dialami dengan menyetujui
melakukan manajemen pengobatan ARV. Evaluasi analisa (A) masalah
keluarga mampu mengambil keputusan tindakan yang tepat untuk
manajemen kesehatan keluarga dengan HIV/AIDS teratasi dan evaluasi
planning (P) intervensi dukungan keluarga merencanakan perawatan
dihentikan. Hasil evaluasi TUK 2 sesuai dengan teori standar rencana
evaluasi yang diharapkan menurut SLKI (2017) keluarga verbalisasi
keinginan untuk mendukung anggota keluarga yang sakit meningkat,
bekerja sama dengan anggota keluarga yang sakit dalam menentukan
perawatan, bekerja sama dengan perawat menentukan perawatan.
Hasil evaluasi TUK 3 sesuai dengan teori standar rencana evaluasi yang
diharapkan menurut SLKI (2017) verbalisasi kemauan mematuhi program
perawatan atau pengobatan meningkat, perilaku mengikuti program
pengobata meningkat, dan perilaku menjalankan pengobatan meningkat.
Tuk 2 yang juga dilakukan pada tanggal 19 April 2021 didapatkan evaluasi
subjektif (S), klien dan keluarga mengatakan mampu mengambil keputusan
perawatan untuk masalah nyeri dengan menyetujui melakukan perawatan
Hasil evaluasi TUK 2 sesuai dengan teori standar rencana evaluasi yang
diharapkan menurut SLKI (2017) keluarga verbalisasi keinginan untuk
mendukung anggota keluarga yang sakit meningkat, bekerja sama dengan
anggota keluarga yang sakit dalam menentukan perawatan, bekerja sama
dengan perawat menentukan perawatan.
TUK 4 yang dilakukan pada tanggal 21 April 2021 didapatkan evaluasi (S),
klien dan keluarga mengatakan mengerti dan bisa melakukan modifikasi
lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan HIV/AIDS.
Evaluasi objektif (O) klien dan keluarga tampak mengerti dan mampu
memodifikasi lingkungan dengan melakukan penataan rumah lebih nyaman
dan tenang. Evaluasi analisa (A) masalah keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang sehat teratasi dan evaluasi planning (P) intervensi
manajemen lingkungan dihentikan. Hasil evaluasi TUK 4 sesuai dengan
teori standar rencana evaluasi yang diharapkan menurut SLKI (2017)
pemeliharaan rumah meningkat dan kebersihan hunian meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga pada remaja dengan
HIV/AIDS pada keluarga An.Y di Wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
Kota Padang, peneliti dapat mengambil keseimpulan sebagai berikut ;
5. Pada tahap akhir dilakukan evaluasi kepada klien dan keluarga didapatkan
klien dan keluarga sudah paham mengenai tindakan keperawatan yang
telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan. Ditemukan klien dan
keluarga sudah paham bagaimana perawatan HIV/AIDS, pentingnya
menjaga kesehatan, dan keluarga juga mengatakan menjadi lebih tau cara
merawat anggota keluarga yang sakit. Terjadi juga peningkatan tingkat
keluarga dari KM II menjadi KM III dibuktikan dengan keluarga mampu
melaksanakan tindakan sesuai anjuran.
B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan pengetahuan untuk
keluarga agar dapat melakukan fungsi perawatan kesehatan dengan baik
khususnya terkait masalah HIV/AIDS, mulai dari pengenalan masalah,
pengambilan keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan sampai memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada.
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Ibu D
b. Usia : 69 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pekerjaan : Buruh Harian
e. Alamat : Seberang Padang, Kecamatan Padang
Selatan Kota Padang
f. Pendidikan : SD
g. Komposisi Keluarga :
No. Nama Hubungan Tanggal Lahir/ Umur Pendidikan
dengan KK
1. Ibu E Anak Pesisir Selatan,15 Juni 1972/ 48 Tidak
tahun Sekolah
2. An.Y Cucu Padang, 10 Juli 1997/ 24 tahun SD
h. Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Tinggal Serumah
X : Meninggal
i. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga An.Y adalah keluarga besar atau extended family. Karena
An.Y tinggal bersama neneknya Ibu D (69 tahun) dan Ibu E (48 tahun)
j. Suku
Keluarga An.Y bersuku melayu dan berlatar belakang budaya minang
k. Agama
Keluarga An.Y beragama islam dan selalu melaksanakan ibadah sesuai
dengan keyakinan.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ibu D sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah bekerja sebagai buruh
gosok dengan penghasilan rata-rata Rp.1.200.000 perbulan dan dibantu
An.Y yang berkerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan Rp.
1.000.000 perbulan, untuk ibu E berkerja sebagai ibu rumah tangga.
Penghasilan tersebut cukup digunakan untuk keperluan sehari-hari.
m. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga ini jarang melakukan rekreasi, biasanya untuk rekreasi dilakukan
dengan pergi mengunjungi saudara, keluarga ini lebih sering dirumah
untuk hiburan didapatkan dari nonton TV
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga An.Y merupakan rumah kontrakan
permanen ukuran 10 X 8 meter. Terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu
dan keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah An.Y bersih dan rapi.
Perabotan tampak tersusu rapi, lantai rumah tembok yang dialasi karpet,
tidak ada benda-benda yang membahayakan, lantai kamar mandi dari
tembok dan agak licin. Ventilasi dan penerangan dirumah kurang. Sumber
listrik dari PLN dan air yang digunakan bersumber dari PDAM untuk
mandi, dan memasak. Sedangkan untuk air minum biasanya menggunakan
air isi ulang. Halaman rumah An.Y tampak bersih dan sampah dibuang ke
tempat pembuangan umum dan untuk limbah septic tank.
Denah Rumah
4 5
3 1 2
Keterangan :
1 : Pintu
2 : Kamar Tidur
3 : Ruang Tamu dan keluarga
4 : Kamar Mandi
5 : Dapur
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Sebelum An.Y terinfeksi HIV/AIDS pola komunikasi antar keluarga
kurang lancar. Kurangnya perhatian dan mkasih sayang serta kurang
terbuka komunikasi antara orangtua dan An.Y akibat kesibukan yang
menyebabkan An.Y mencoba hal baru yaitu seks bebas.
Dalam struktur kekuatan keluarga Ibu D memegang peranan penting,
karena setiap hal yang ada dirumah tersebut selalu dibicarakan dan
didiskusikan serta meminta pendapat dan nasehat dari Ibu D
b. Struktur Peran
Ibu D sebagai kepala keluarga, ibu dan nenek bertanggung jawab
dalam memberikan nasehat serta mengingatkan anggota keluarga yang
lain jika ada masalah serta sebagai pencari nafkah guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari
Ibu E sebagai anak dari Ibu D dan Ibu dari An.Y bertanggung jawab
sebagai pemberi kasih sayang pada anak dan mengurus rumah tangga
An. Y sebagai anak yang harus menghormati dan menolong orangtua
dalam kehidupan sehari-hari
c. Nilai atau norma keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga An.Y menekankan etika dan sopan
santun dalam bergaul dengan orang lain, saling menghormati dan saling
menghargai satu sama lain.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga An.Y merupakan keluarga yang cukup harmonis dan rukun.
Sesama anggota keluarga juga saling menyayangi dan menghormati yang
lebih tua. Fungsi afektif dalam keluarga An.Y yaitu dengan penerimaan
penyakit HIV/AIDS yang dialami An.Y dan mendukung An.Y
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga An.Y bersosialisasi dengan baik sesama anggota keluarga dan
tetangga sekitar
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga An.Y secara umum dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,
ditambah lagi An.Y juga bekerja sehingga kebutuhan sehari-hari bisa
terpenuhi
d. Fungsi Reproduksi
Pada saat pengkajian Ibu D diketahui sudah menopause, sedangkan
anaknya Ibu E merupakan janda dengan 1 orang anak yang masih remaja
e. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Mengenal masalah kesehatan
An.Y sudah mengetahui penyakitnya, Ibu D dan Ibu S belum
sepenuhnya mengerti tentang penyakit An.Y seperti bagaimana cara
perawatannya
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Pengambilan keputusan terkait tindakan kesehatan yang diperlukan
masih kurang cukup, karena keluarga kurang berperan sebagai
koordinator dalam menemani An.Y untuk berobat dan mengawasi An.
Y meminum obat.
3) Merawat anggota keluarga
Kemampuan merawat anggota keluarga masih kurang cukup. Saat
ditanya masalah yang dihadapi oleh keluarga mengatakan masih
kurang mengerti tentang bagaimana perawatan remaja dengan
HIV/AIDS. Ibu D mengatakan jika tidak ada anggota keluarga lain
yang memiliki riwayat HIV/AIDS sehingga tidak mengetahui
bagaimana perawatan yang tepat
4) Memodifikasi lingkungan
Keluarga An.Y sudah mampu memelihara lingkungan yang sehat,
tampak lingkungan bersih dan rapi
5) Menggunakan fasilitas kesehatan
Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada cukup baik dan anggota keluarga suda tahu manfaat dari berbagai
fasilitas kesehatan yang ada, dibuktikan dari An.Y menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mengobati penyakitnya yaitu Puskesmas
Seberang Padang
7. HARAPAN KELUARGA
Keluarga An. Y berharap semua anggota keluarga diberikan kesehatan dan
umur panjang. An.Y berharap penyakitnya tidak menimbulkan komplikasi dan
tidak menular pada anggota keluarga yang lainnya, diharapkan dapat ditangani
oleh pelayanan kesehatan dengan tepat dan keluarga bisa merawat An.Y
dirumah dengan benar
9. Terapi Dokter
Pengobatan ARV An.Y yaitu :
Tenofovir Disoproxil Fumarate 300 mg
Lamivudinade 150 mg
Efavirenz 600 mg
ANALISIS DATA
Nama Klien : An. Y
No. Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif : Ansietas Krisis
An. Y mengatakan cemas dengan kondisinya Situasional
yang mengalami HIV/AIDS diusia masih
remaja
An.Y mengatakan khawatir dengan masa
depannya
An. Y mengatakan takut jika penyakitnya ini
menimbulkan komplikasi yang parah
An.Y mengatakan cemas jika keluarganya
ikut tertular penyakit HIV/AIDS
An.Y kadang sulit tidur karena memikirkan
penyakitnya
Data Objektif :
An. Y tampak cemas saat pertama kali
kunjungan dan menjelaskan tentang maksud
kedatangan
An. Y tampak cemas saat menceritakan
penyakitnya
TD : 120/70 mmHg
HR : 88x/i
RR : 20x/i
2. Data Subjektif : Manajemen Kompleksita
An. Y mengatakan terkadang merasa jenuh Kesehatan s program
meminum obat Keluarga perawatan/p
Keluarga mengatakan An.Y terkadang malas Tidak Efektif engobatan
untuk minum obat
Keuarga mengatakan An.Y terkadang sulit
disuruh minum obat
Data Objektif
TD : 120/70 mmHg
HR : 88x/i
RR : 20x/i
3. Data Subjektif : Nyeri Akut Agen
An. Y mengatakan sering merasa sakit kepala Pencedera
dan pusing Fisologis
An. Y mengatakan kadang muncul nyeri dan
terasa sakit pada pinggang An.Y mengatakan
nyeri yang dirasakan hilang timbul, durasi 5
menit, dengan skala 5,
Data Objektif :
An. Y tampak meringis
TD : 120/70 mmHg
HR : 88x/i
RR : 20x/i
PRIORITAS MASALAH
DX 1 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah : Masalah ini aktual karena
Aktual : 3 sedang dirasakan oleh
Resiko : 2 3 1 3/3 x 1 = 1 An.Y, dimana klien
Potensial: 1 merasakan kecemasan
berlebihan terkait
kondisinya
Manajemen Setelah Setelah Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi Kesehatan
kesehatan kunjungan kunjungan 1x30 pengetahuan (L.12111) menjelaskan (I.12383). Tindakan yaitu
keluarga tidak keluarga 1X45 menit keluarga 1. Kemapuan pengetahuan a. Observasi
efektif menit mampu : menjelaskan tentang 1. Identifikasi kesiapan dan
(D.0115) diharapkan 1) Mengenal pengetahuan manajemen kemampuan menerima informasi
manajemen masalah tentang manjemen kesehatan b. Terapeutik
kesehatan manajemen kesehatan keluarga keluarga tidak 1. Sediakan materi dan media
keluarga kesehatan tidak efektif efektif pendidikan kesehatan
meningkat keluarga meningkat meningkat dari 2. Jadwal pendidikan kesehatan
(L.12105 dengan 2. Kemampuan skala 1-5 sesuai kesepakatan
SLKI) menggambarkan 2. Kemampuan 3. Berikan kesempatan untuk
pengalaman menggambarkan bertanya
sebelumnya sesuai pengalaman c. Edukasi
dengan manajemen sebelumnya 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
kesehatan keluarga sesuai dari mempengaruhi kesehatan
tidak efektif manjemen
meningkat kesehatan
3. Pertanyaan tentang keluarga tidak
masalah yang efektif
dihadapi menurun meningkat dari
4. Perilaku membaik skala 1-5
3. Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun dari
skala 1-5
4. Perilaku
manajemen
kesehatan
keluarga efektif
membaik dari
skala 1-5
Nyeri Akut Setelah Setelah Kriteria hasil : Tingkat 1. Kemampuan Intervensi SIKI : Edukasi Manajemen
(D.0077) kunjungan kunjungan 1x45 pengetahuan (L.12111) menjelaskan Nyeri (I.12406). Tindakan yaitu
keluarga menit keluarga 1. Kemampuan pengetahuan a. Observasi
selama 1x45 mampu : menjelaskan tentang nyeri 1. Periksa kesiapan dan kemampuan
menit 1) mengenal pengetahuan akut dengan menerima informasi
diharapkan masalah nyeri tentang nyeri akut HIV/AIDS b. Terapeutik
nyeri akut akut dengan dengan HIV/AIDS meningkat dari 1. Siapkan materi, media tentang
menurun HIV/AIDS meningkat skala 1-5 faktor-faktor penyebab, cara
2. Kemampuan 2. Kemampuan identifikasi nyeri
menggambarkan menggambarkan 2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
pengalaman pengalaman memberikan pendidikan kesehatan
sebelumnya sesuai sebelumnya sesuai kesepakatan dengan pasien
dengan nyeri akut sesuai dengan dan keluarga
HIV/AIDS nyeri akut 3. Berikan kesempatan untuk
meningkat dengan bertanya
3. Pertanyaan tentang HIV/AIDS c. Edukasi
masalah yang meningkat dari 1. Jelaskan penyebab, cara
dihadapi menurun skala 1-5 identifikasi nyeri
3. Pertanyaan 2. Anjurkan mengikuti tindakan
tentang masalah pencegahan sesuai kondisi
yang dihadapi
menurun dari
skala 1-5
KUNJUNGAN KE : SATU
TANGGAL : 12 April 2021
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Keluarga
keluarga adalah bagian terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari
sekumpulan orang yang tinggal bersama yang memiliki hubungan seperti
perkawinan, hubungan darah atau keturunan, atau hasil adobsi yang
memiliki ketergantungan satu sama lain dan tinggal disuatu tempat yang
sama lalu dipimpin kepala keluarga. Dalam menentukan masalah pada
suatu keluarga diperlukan beberapa unsur yang terkait dengan proses
keperawatan keluarga mulai dari tahap pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum ditegakkan karena masih melakukan pengkajian
keperawatan keluarga
b. Tujuan Umum
Setelah interaksi selama 30 menit diharapkan perawat dan keluarga
terciptanya komunikasi terapeutik dan hubungan saling percaya serta
berlanjut kepada pengenalan masalah pada keluarga An.Y
c. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
1) Mampu berkenalan dan berinteraksi dengan baik
2) Mampu mempercayai perawat sehingga keluarga mau memberi
informasi kepada perawat
3) Menunjukkan sikap terbuka kepada mahasiswa, ditandai dengan
menatap dan menunjukkan respon menerima mahasiswa secara verbal
dan nonverbal
4) Mampu berkomunikasi dengan baik dengan perawat
5) Terciptanya komunikasi terapeutik antara perawat dan keluarga
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Identifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
b. Metode : Wawancara dan observasi
c. Media : Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
d. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin/12 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
e. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 20 Menit
a. Melakukan kontrak waktu a. Mendengarkan
dengan keluarga dan klien dan menjawab
b. Melakukan kontrak pertanyaan
kunjungan dengan klien b. Menyetujui
dan keluarga kontrak waktu
c. Melakukan penandatangan c. Menandatangani
informed consent dengan informed consent
klien
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimaksih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang
c. Salam penutup b. Menyetujui
c. Menjawab salam
4. KRITERIAN EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Rencana berkenalan dan interaksi dengan keluarga berlangsung dengan
baik
Waktu dan tempat sesuai dengan perencanaan
Struktur pengorganisasian sesuai rencana
Mahasiswa bertemu dengan anggota keluarga
b. Evaluasi proses
Selama interaksi sesuai dengan tujuan yang ditentukan
Keluarga dapat ditemui dirumahnya
Perkenalan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Keluarga dapat berkomunikasi dengan baik dan percaya terhadap
perawat
Keluarga kooperatif dalam proses perkenalan
c. Evaluasi Hasil
Dapat terciptanya perkenalan dan interaksi yang baik antara keluarga dan
perawat sehingga terciptanya hubungan saling percaya dan informasi
yang dibutuhkan didapatkan dengan sebaik-baiknya serta dapat
menentukan pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : DUA
TANGGAL : 13 April 2021
1. LATAR BELAKANG
a. Karateristik Keluarga
Pada kegiatan sebelumnya telah didapatkan persetujuan dan
penandatanganan informed consent serta telah diadakan perkenalan dan
pengenalan masalah ke rumah An.Y, namun dirasa masih perlu untuk
mengenal lebih jelas masalah kesehatan keluarga dan pada pertemuan ini
akan diadakan identifikasi dan mengenal masalah serta pengkajian terhadap
masalah kesehatan pada keluarga An.Y
b. Data yang akan digali lebih lanjut
Data umum keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Lingkungan tempat tinggal keluarga
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stres dan koping keluarga
Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Analisa data
Pengkajian HIV/AIDS pada An.Y
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum diteggak karena masih melakukan pengkajian keperawatan
keluarga
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit didapatkan pengkajian awal kasus dan pengkajian
data umum klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
1) Melakukan pengkajian awal dengan klien dan keluarga
2) Melakukan pengkajian data umum dengan klien dan keluarga
3) Melakukan pengkajian riwayat dan tahapperkembangan keluarga
4) Melakukan pengkajian lingkungan, struktur , fungsi keluarga, stres dan
pola koping
5) Melakukan kembali pengkajian untuk melengkapai informasi sebaik-
baiknya dan kooperatif
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan pengkajian dan juga pemeriksaan fisik
b. Metode : Wawancara dan observasi
c. Media : Format data dasar dan format pengkajian
d. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Selasa/13 April 2021
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : Rumah An.Y
e. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Melakukan pengkajian Mendengarkan dan
awal dengan klien dan menjawab pertanyaan
keluarga
b. Melakukan pengkajian
data umum dengan klien
dan keluarga
c. Melakukan pemeriksaan
fisik pada An.Y dan
anggota keluarga
3. Terminasi 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Rencana pengkajian masalah kesehatan keluarga An.Y
Alat memadai
Tempat sesuai dengan kegiatan
Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
Menyiapkan laporan pendahuluan
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
Pengkajian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Anggota keluarga kooperatif dalam pengkajian
Kegiatan pengkajian asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
c. Evaluasi Hasil
Keluarga mampu memberi informasi sehingga dapat dikumpulkan dan
diidentifikasi data kesehatan keluarga An.Y, serta klien dan keluarga dapat
menyetujui masalah.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : TIGA
TANGGAL : 14 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah didapatkan data data yang dapat
mendukung untuk penegakan diagnosa dengan menentukan prioritas masalah
yang muncul, dimana masalah yang muncul adalah ansietas. Sehingga pada
pertemuan ini akan dilakukan intervensi sesuai dengan diagnosa yang ada
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan yang didapatkan adalah ansietas
b. Tujuan Umum
Dalam 45 menit, diharapkan dapat dilakukan satu intervensi kepada
klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap diagnosa
yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi pertama TUK 1
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu/14 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
Menjelaskan tentang ansietas mendengarkan
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktut
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga berperan aktif
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi hasil
Dapat terlaksananya implementasi yang diharapkan dan klien serta
keluarga mendapat hasil yang diharapkan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : EMPAT
TANGGAL : 15 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan implementasi untuk satu
diagnosa yaitu mengenai masalah kesehatan ansietas pada pasien dengan
HIV/AIDS. Pada pertemuan ini, akan dilakukan tindakan lanjut dari masalah
yang dimiliki klien, dengan melakukan implementasi kedua yaitu mengambil
keputusan.
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan kleuarga yang didapatkan adalah masalah ansietas
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dilakukan kepada klien
dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu diagnosa
yang telah diteggakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 2
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/15 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat :Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menanyakan dan a. Menjawab dan
menjelaskan akibat dari mendengarkan
masalah kesehatan yang b. Menjawab dan
dialami mendengarkan
b. Menanyakan dan
menjelaskan keputusan
yang tepat untuk masalah
kesehatan yang dialami
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : LIMA
TANGGAL : 16 April 2021
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya, telah diteggakkan diagnosa yaitu
ansietas, dan sudah dilakukan pengenalan masalah serta pengambilan
keputusan terkait masalah yang dialami. Pada pertemuan ini, akan
dilakukan tindak lanjut dari masalah yang dialami yaitu dengan
mengajarkan keluarga untukmerawat anggota keluarga yang sakit.
2. RENCANAN KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah ansietas
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dilakukan kepada klien
dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi pertama TUK 3
b. Metode : Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
c. Media : Leaflet dan lembar balik
d. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat/16 April 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
e. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan tentang terapi a. Mendengarkan
hipnotis 5 jari
b. Mendemonstrasikan terapi b. Mendengarkan
hipnotis 5 jari dan mengulang
kembali
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Waktu yang ditentukan sesuai rencanan
Kegiatan pelaksanaan demonstrasi lancar dan sesuai harapan
Klien dan anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah
didemonstrasikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : ENAM
TANGGAL : 17 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan implementasi pada diagnosa
pertama dengan melakukan demonstrasi. Pada pertemuan ini akan dilakukan
tindak lanjut dari masalah berikutnya yaitu manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif, dengan melakukan pengenalan masalah dan pengambilan
keputusan terkait masalah yang dihadapi.
2. RENCANAN KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keluarga yang ditegakan adalah manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan dua intervensi dilakukan kepada klien
dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan iontervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 1 dan TUK 2
b. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu/17 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan tentang a. Menjawab dan
manajmen kesehatan mendengarkan
keluarga dengan
HIV/AIDS b. Menjawab dan
b. Menanyakan dan mendengarkan
menjelaskan akibat dari
masalah yang dialami c. Menjawab dan
c. Menanyakan dan mendengarkan
menjelaskan keputusan
yang tepat untuk masalah
kesehatan yang dialami
klien
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimaksih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : TUJUH
TANGGAL : 18 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan pengenalan masalah dan
pengambilan keputusan mengenai masalah yang dialami keluarga. Pada
pertemuan ini akan dilakukan intervensi yaitu merawat anggota keluarga yang
sakit
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu pemeliharaan kesehatan tidak
efektif
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit diharapkan satu intervensi dilakukan kepada klien
dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu diagnosa
yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan Intervensi TUK 3
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Minggu/18 April 2021
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An. Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan cara merawat a. Menjawab dan
anggota keluarga yang mendengarkan
sakit dengan memberikan
penjelasan mengenai
manjemen pengobatan
ARV
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : DELAPAN
TANGGAL : 19 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pertemuan sebelumnya telah dilakukan intervensi berupa cara merawat
anggota keluarga yang sakit sesuai dengan masalah yang dihadapi
keluarga. Pada pertemuan ini, dilakukan tindak lanjut pada masalah yang
dihadapi keluarga yaitu diagnosa nyeri. Sehingga akan dilakukan
pengenalan masalah dan pengambilan keputusan sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan adalah nyeri
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan dua intervensi dilakukan kepada
klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEPERAWATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 1 dan TUK 2
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin/19 April 2021
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorgarnisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan mengenai a. Menjawab dan
nyeri yang dialami klien mendengarkan
b. Menanyakan dan b. Menjawab dan
menjelaskan akibat dari mendengarkan
masalah kesehatan yang
dialami
c. Menanyakan dan c. Menjawab dan
menjelaskan keputusan mendengarkan
yang tepat untuk masalah
kesehatan yang dialami
klien
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : SEMBILAN
TANGGAL : 20 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengenalan
masalah dan pengambilan keputusan mengenai masalah yang dialami.
Pada pertemuan ini, akan dilakukan intervensi merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan adalah nyeri
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 30 menit, diharapkan satu intervensi dilakukan pada
klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 3
b. Metode : Cermah, tanya jawab dan demonstrasi
c. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Selasa/20 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan tentang a. Mendengarkan
manajemen nyeri teknik
hipnotis 5 jari
b. Mendemonstrasikan b. Menyimak dan
manjemen nyeri teknik mengulang
hipnotis 5 jari kembali
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah doiberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : SEPULUH
TANGGAL : 21 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilakukan demonstrasi cara merawat
anggota yang keluarga yang sakit dengan manajemen nyeri. Pada
pertemuan ini akan dilakukan demonstrasi cara memodifikasi lingkungan
terkait status kesehatan anggota keluarga
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan adalah nyeri
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dilakukan kepada
klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepeda keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 4
b. Metode : Ceramah dan demonstrasi
c. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu/21 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Kleuarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan terkait a. Mendengarkan
lingkungan yang sehat
b. Menjelaskan cara b. mendengarkan
memodifikasi lingkungan
3. Terminasi : 5 Menit
a. mengucapkan terimaksih a. menjawab
b. kontrak yang akan datang b. menyetujui
c. salam penutup c. menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datag
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : SEBELAS
TANGGAL : 22 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan cara memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi keluarga. pada pertemuan ini akan dilakukan
intervensi memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan bagi keluarga dan anggota keluarga yang sakit
2. RENCANAN KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan adalah nyeri
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan satu intervensi dilakukan kepada
klien dan keluarga
c. Tujuan Khusus
Melakukan intervensi keperawatan kepada keluarga terhadap satu
diagnosa yang telah ditegakkan
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Melakukan intervensi TUK 5
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/22 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Menjelaskan fasilitas a. Mendengarkan
kesehatan yang ada
b. Menjelaskan manfaat b. Mendengarkan
fasilitas kesehatan yang ada
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan
Menyiapkan media
Melakukan kontrak waktu yang akan datang
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencanan
Kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat melakukan intervensi yang sudah diberikan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : DUA BELAS
TANGGAL : 23 April 2021
1. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan mengenai fasilitas kesehatan
beserta manfaatnya. Pada pertemuan terakhir selain perpisahan dengan
keluarga akan dilakukan terminasi intervensi semua diagnosa yang telah
dilakukan sebelumnya untuk melihat bagaimanan perkembangan keluarga
menangani masalah kesehatan yang dialami
2. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan adalah ansietas,
manjemen kesehatan keluarga tidak efektif, dan nyeri
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit, diharapkan masalah klien teratasi
c. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu mengevaluasi materi dari awal sampai
akhir
3. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik : Mengevaluasi kunjungan awal sampai akhir
b. Metode : Diskusi
c. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat/23 April 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Keluarga An.Y
d. Pengorganisasian
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Waktu
Keluarga
1. Pembukaan : 5 Menit
a. Salam pembuka a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Membuat kontrak waktu dan menyetujui
2. Pelaksanaan : 25 Menit
a. Mengevaluasi kembali a. Menjawab dan
materi dari pertemuan menjelaskan
pertama dan akhir kembali
3. Terminasi : 5 Menit
a. Mengucapkan terimakasih a. Menjawab
b. Kontrak yang akan datang b. Menyetujui
c. Salam penutup c. Menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Pengimplementasian dilakukan dirumah klien
Klien ada dirumah saat kegiatan evaluasi berlangsung
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan sesuai
rencana
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat menjelaskan evaluasi materi yang sudah
diberikan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN PERTAMA
a. Evaluasi Struktur
Rencanan berkenalan dan interaksi dengan keluarga berlangsung
dengan baik
Waktu dan tempat sesuai dengan perencanaan yaitu di rumah An.Y
Struktur pengorganisasian sesuai yang telah direncanakan
Penulis bertemu dengan klien dan anggota keluarga
b. Evaluasi Proses
Interaksi berlangsung selama ± 45 menit dan sesuai dengan tujuan
yang telah dilakukan
Keluarga dapat ditemui dirumahnya
Perkenalan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Keluarga dapat berkomunikasi dengan baik dan percaya terhadap
perawat dengan memberikan informasi yang dibutuhkan
Keluarga cukup kooperatif dalam proses perkenalan
c. Evaluasi Hasil
Dari hasil interaksi terciptanya perkenalan dan interaksi yang baik antara
keluarga dan perawat dan dapat menentukan pertemuan selanjutnya untuk
pengkajian lanjutan.
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KEDUA
a. Evaluasi Struktur
Rencana pengkajian masalah kesehatan keluarga An.Y berjalan sesuai
dengan yang diharapkan
Alat yang diperlukan untuk pengkajian tersedia
Tempat sesuai dengan kegiatan yaitu rumah An.Y
Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
b. Evaluasi Proses
Semua anggota keluarga hadir dan berperan aktif dalam melengkapi
hasil pengkajian
Pengkajian berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Anggota keluarga cukup kooperatif dalam pengkajian
Kegiatan pengkajian asuahan keperawatan berjalan lancar
c. Evaluasi Hasil
Keluarga memberi informasi yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan sehingga data terkumpul dan masalah kesehatan dapat
diidentifikasi dan keluarga menyetujui masalah.
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KETIGA
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kegiatan intervensi TUK 1 untuk
diagnosa keperawatan keluarga yaitu ansietas dilakukan dirumah An.Y pada
tanggal 14 April 2021 pada pukul 16.00 WIB. Dari hasil kegiatan diperoleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapat hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti dengan
materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KEEMPAT
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kegiatan intervensi TUK 2 dengan
diagnosa keperawatan keluarga yaitu ansietas dilakukan di rumah An.Y pada
tanggal 15 April 2021 pada pukul 16.00 WIB. Dari hasil kegiatan di peroleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapat hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti dengan
materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KELIMA
Sesuai dengan rencana yang telah diharapkan, kegiatan intervensi TUK 3 untuk
diagnosa keerawatan kelurga yaitu ansietas dilakukan di rumah Ibu pada tanggal
16 April 2020 pada pukul 15.00 WIB. Dari hasil kegiatan diperoleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapat hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti dengan
materi yang dijelaskan
KUNJUNGAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KEENAM
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kegiatan intervensi TUK 1 dan TUK
2 untuk diagnosa keperewatan keluarga kedua yaitu manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif yang dilakukan di rumah An.Y pada tanggal 17 April 2021
pada pukul 16.00 WIB. Dari hasil kegiatan di peroleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapat hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti dengan
materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KETUJUH
Sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan, kegiatan intervensi TUK 3 untuk
diagnosa keperawatan keluarga kedua yaitu manajemen kesehatan kleuarga tidak
efektif yang dilakukan di rumah An.Y pada tanggal 18 April 2021 pada pukul
13.00 WIB. Dari hasil kegiatan di peroleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ±45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implemetasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta kleuarga
mendapatkan hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti
dengan materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KEDELAPAN
Sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan kegiatan intervensi TUK 1 dan
TUK 2 untuk diagnosa keperawatan keluarga yaitu Nyeri Akut yang dilakukan di
rumah An.Y pada tanggal 19 April 2020 pada pukul 16.30 WIB. Dari hasil
kegiatan diperoleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai dengan yang diharapkan dan klien serta
keluarga mendapat hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan
mengerti dengan materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KESEMBILAN
Sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan, kegiatan intervensi TUK 3 yaitu
diagnosa keperawatan keluarga NyeriAkut dilakukan di rumah An.Y pada tanggal
20 April 2021 pada pukul 16.00 WIB. Dari hasil kegiatan di peroleh :
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti
dengan materi yang diberikan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KESEPULUH
a. Evaluasi Stuktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibtuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta kleuarga
mendapatkan hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti
dengan materi yang dijelaskan
LAPORAN KUNJUNGAN KEGIATAN
KUNJUNGAN KESEBELAS
a. Evaluasi Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan sebelum melakukan kunjungan
Media yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung selama ± 45 menit
Keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan intervensi
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
Anggota keluarga berperan aktif
c. Evaluasi Hasil
Implementasi terlaksana sesuai yang diharapkan dan klien serta keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan dengan mengungkapkan mengerti
dengan materi yang dijelaskan
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KUNJUNGAN KEDUABELAS
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kegiatan evaluasi semua intervensii
yang telah dilakukan di rumah An.Y pada tanggal 23 April 2020 pada pukul 15.00
WIB. Dari hasil kegiatan di peroleh :
a. Evaluasi Struktur
Pengimplementasian dilakukan di rumah klien
Klien ada dirumah saat dilakukan evaluasi berlangsung
b. Evaluasi Proses
Keluarga dan klien berperan aktif dalam pelaksanaan evaluasi
Waktu yang ditentukan sesuai rencana
Kegiatan implementasi asuhan keperawatan sesuai rencana
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga dapat mengevaluasi materi yang sudah diberikan
sebelumnya
LAMPIRAN DOKUMENTASI
1) Kunjungan Pertama (12 April 2021) 7) Kunjungan Ke Tujuh (18 April 2021)
2) Kunjungan Kedua (13 April 2021) 8) Kunjungan Ke Deleapan (19 April 2021)
3) Kunjungan Ketiga (14 April 2021) 9) Kunjungan Ke Sembilan (20 April 2021)
4) Kunjungan Ke empat (15 April 2021) 10) Kunjugan Ke Sepuluh (21 April 2021)
5) Kunjungan Ke lima (16 April 2021) 11) Kunjungan Ke Sebelas (22 April 2021)
6) Kunjungan Ke Enam (17 April 2021) 12) Kunjungan Ke Duabelas (23 April 2021)
SATUAN ACARA KEGIATAN
Waktu : 30 Menit
A. Latar Belakang
Infeksi virus HIV menjadi bagian dari penyakit kronis yang menimbulkan
tekanan psikologis yang tinggi dan rasa cemas pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memiliki permasalahan pada
aspek psikososial dan spiritual yang akan menimbulkan permasalahan yang
kompleks yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakit dan kondisi fisik
ODHA (Armiyati, Rahayu, & Aisah, 2015). Dampak HIV/AIDS pada aspek
social dan spiritual seperti stigma, diskriminasi, kehilangan iman pada ODHA,
dan akan menambah beban bagi aspek psikologis ODHA itu sendiri (Diatmi &
Fridari, 2014).
Efek kecemasan yang dialami pasien ODHA ialah gangguan mental, kurang
konsentrasi, depresi, perasaan bersalah, menutup diri, pikiran tidak teratur,
kehilangan kemampuan persepsi, phobia, ilusi dan halusinasi, kegelisahan,
kemarahan dan tindakan untuk bunuh diri (Yudiati & Rahayu 2017). Untuk
menghindari efek dari kecemasan ini maka diperlukan tindakan keperawatan,
salah satu tindakan keperawatan yang dapat menurunkan kecemasan pasien
ODHA ialah terapi hipnotis lima jari (Evangelista et al, 2016).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan dan dilakukan demonstrasi Terapi Hipnotis
lima jari selama 30 menit, diharapkan pasien dengan HIV/AIDS yang
mengalami ansietas dapat memahami dan mengerti sehingga dapat
melakukan sendiri Terapi Hipnotis Lima Jari untuk menurunkan tingkat
ansietas yang dialami
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi di harapkan pasien
mampu:
1. Memahimi defenisi dari Teknik Hipnotis Lima Jari
2. Memahami tujuan dari Teknik Hipnotis Lima Jari
3. Mengetahui manfaat dari Teknik Hipnotis Lima Jari
4. Mengetahui langkah-langka dari Teknik Hipnotis Lima Jari
5. Melakukan demonstrasi Teknik Hipnotis Lima Jari
c. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian dan tujuan dari Teknik
Hipnotis Lima Jari
2. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan Teknik Hipnotis Lima
Jari
d. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Teknik Hipnotis Lima Jari
2. Sasaran : Penderita HIV/AIDS di rumah
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
c. Demonstrasi
4. Media dan alat
a. Lembar balik
b. Leafleat
c. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jumat/16 April 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Ruang tamu rumah An.Y
5. Pengorganisasian
a. Pendemonstrasian : Nurul Qamaria
b. Dokumentasi : Melia Engla Putri
6. Setting Tempat
Keterangan :
: Pasien
: Dokumenter
: Penyaji
e. Kegiatan Penyuluhan
NO DURASI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
PEMATERI PESERTA
1 3 Menit Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab
2. Memperkenalkan salam dan
diri mendengarkan
3. Menjelaskan
tujuan melakukan
konseling
4. Menjelaskan
cakupan materi
yang akan
disimpulkan
2 10 Menit Isi 1. Menjelaskan Menyimak dan
materi mengenai mendengarkan
mengurangi
ansietas pada
HIV/AIDS
2. Memberikan Bertanya,
kesempatan audies menyimak dan
untuk bertanya mendengarkan
3. Menjawab
pertanyaan audies
4. Memberikan Bertanya
kesempatan pada
audies untuk
menanyakan
materi yang
kurang jelas
5. Memberikan Menyimak
penjelasan
kembali pada
audies mngenai
hal yang kurang
jelas
3 2 Menit Penutup 1. Menutup Mendengarkan
pertemuan dengan
menyimpulkan
materi yang telah
dibahas
2. Melakukan Menjawab
evaluasi dengan
memberikan
pertanyaan pada
audies
3. Salam penutup Menjawab
salam
f. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan dapat mempersiapkan dan menyajikan materi yang
sesuai dan mudah di pahami
b. Diharapkan terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara
perawat dengan klien
c. Diharapkan dengan adanya pembentukan keorganisasian dapat
memperlancar kegiatan
d. Diharapkan media dan alat memadai dan tempat sesuai kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan penyaji sudah melakukan kontrak waktu sebelumnya
b. Diharapkan penyaji sudah standby sebelum kegiatan dimulai.
c. Diharapkan tempat, alat, media, dalam kondisi siap untuk digunakan.
d. Diharapkan peserta/ keluarga hadir tepat waktu dan mengisi daftar
kunjungan
e. Diharapkan penyaji mampu menyajikan materi dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh klien.
f. Diharapkan klien dapat mengikuti demonstrasi sampai selesai, jika
ingin meninggalkan sesegara mungkin kembali keruangan.
g. Selama proses penyajian dan presentasi berlangsung diharapkan tidak
ada peserta yang meninggalkan ruangan.
h. Diharapkan diskusi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
i. Diharapkan peserta dapat aktif bertanya terhadap materi yang
disampaikan dan dapat tercipta suasana yang interaktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan klien dapat memahami materi yang disampaikan terkait
terapi hipnotis lima jari
b. Diharapkan klien dapat mengetahui langkah-langkah terapi hipnotis
lima jari
c. Diharapkan klien dapat mengikuti demonstrasi yang diberikan
LAMPIRAN MATERI
TEKNIK HIPNOTIS LIMA JARI
A. Defenisi
Teknik hipnotis lima jari merupakan proses yang menggunakan kekuatan
pikiran dengan mengarahkan tubuh untuk menyembuhkan diri memelihara
kesehatan/ relaksasi melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra
visual, sentuhan, pedoman, penglihatan dan pendengaran (Saputri, 2011).
Hipnotis lima jari adalah pemberian perlakuan pada pasien dalam keadaan
rileks, kemudian memusatkan pikiran pada bayangan atau kenangan yang
diciptakan sambil menyentuh lima jari secara berurutan dengan
membayangkan kenangan (Hastuti & Arumsari, 2016).
B. Tujuan
Penggunaan hipnotis lima jari merupakan seni komunikas verbal yang
bertujuan membawa gelombang pikiran klien menuju trance (gelombang
alpha/theta). Dikenal jugan dengan hipnotis diri yang bertujuan untuk
mengendalikan diri, menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf
parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernapasan,
tekanan darah, kelenjar keringat Dll (Barbara, 2010 dalam Evangelista et al,
2016).
C. Manfaat
Untuk membantu mengurangi kecemasan, menurunkan tingkat stres,
menciptakan perasaan tenang dan nyaman dan membantu tubuh agar lebih
rileks
D. Langkah-langkah
Sebelum dimulai terapi ini yang harus dipersiapkan adalah persiapan alat dan
persiapan klien. Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan
yang tenang dan sunyi
Persiapan Klien :
a) Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan
terapi pada klien;
b) Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk
dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri;
c) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
d) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat
Prosedur.
1) Ciptakan lingkungan yang nyaman
2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk
atau berbaring
3) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
4) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
5) Minta klien untuk menutup mata agar rileks
6) Dengan diiringi musik (jika klien mau), pandu klien untuk
menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini :
Bayangkan saat kondisi badan sehat
Bayangkan saat mencapai prestasi atau sebuah kesuksesan
Bayangkan saat bersama dengan orang yang dicintai
Bayangkan saat berada di tempat yang paling menyenangkan
Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Armiyati, Y., Rahayu, D. A., &Aisah, S. (2015). Manajemen masalah psikososio
spiritual pasien hiv/aids di kota semarang. In Prosiding Seminar Nasional
& Internasional.
Evangelista, T., Widodo, D., & Widiani, E. (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik
Mandiri Mulyorejo Sukun Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 1(2).
Yudiati, E. A., & Rahayu, E. (2017). Coping stress dan kecemasan pada orang-
orang pengidap hiv/aids yang menjalani tes darah dan VCT (Voluntary
Counseling Testing). Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi
Perkembangan Indonesia, 1.
SATUAN ACARA KEGIATAN
Waktu : 30 Menit
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan
Acquired Imumunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV dan AIDS merupakan
suatu spektrum dari penyakit infeksi menyerang sistem imun sehingga
menyebabkan imunodefisiensi. Acquired Imumunodeficiency Syndrome
(AIDS) adalah kumpulan gejala berkurangnya kemampuan mempertahankan
diri yang disebabkan oleh virus HIV. Orang yang terinfeksi HIV dan AIDS
selanjutnya dikenal dengan ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS (Daili,
2018).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum\
Setelah di berikan penyuluhan mengenai manajemen pengobatan ARV
selama 30 menit, diharapkan pasien dengan HIV/AIDS yang mengalami
manjemen kesehatan keluarga tidak efektif dapat memahami dan mengerti
sehingga dapat menerapkan manjemen pengobatan ARV
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan pasien mampu :
1. Memahami pengertian pengobatan ARV
2. Memahami tujuan pengobatan ARV
3. Mengetahui prinsip pemberian ARV
4. Mengetahui panduan pemberian pengobatan ARV
5. Mengetahui peran keluarga dalam pengobatan ARV
c. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang manajemen pengobatan ARV
2. Meningkatkan kemampuan dalam menerapkan manajemen pengobatan
ARV
d. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Manajemen pengobatan ARV
2. Sasaran : Penderita HIV/AIDS di rumah\
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat
a. Lembar balik
b. Leaflet
c. Waktu dan tenpat
Hari / Tanggal : Minggu / 18 April 2021
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Rumah An. Y
5. Pengorganisasian
a. Pendemonstrasi : Nurul Qamaria\
b. Dokumentasi : Fitri Aulia
6. Setting Tempat
Keterangan :
: Pasien
: Dokumenter
: Penyaji
E. Kegiatan Penyuluhan
NO DURASI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
PEMATERI PESERTA
1 3 Menit Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab
2. Memperkenalkan salam dan
diri mendengarkan
3. Menjelaskan
tujuan melakukan
konseling
4. Menjelaskan
cakupan materi
yang akan
disimpulkan
2 10 Menit Isi 1. Menjelaskan Menyimak dan
materi mengenai mendengarkan
manjemen
pengobatan ARV
2. Memberikan Bertanya,
kesempatan audies menyimak dan
untuk bertanya mendengarkan
3. Menjawab
pertanyaan audies
4. Memberikan Bertanya
kesempatan pada
audies untuk
menanyakan
materi yang
kurang jelas
5. Memberikan Menyimak
penjelasan
kembali pada
audies mngenai
hal yang kurang
jelas
3 2 Menit Penutup 1. Menutup Mendengarkan
pertemuan dengan
menyimpulkan
materi yang telah
dibahas
2. Melakukan Menjawab
evaluasi dengan
memberikan
pertanyaan pada
audies
3. Salam penutup Menjawab
salam
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan dapat mempersiapkan dan menyajikan materi yang
sesuai dan mudah di pahami
b. Diharapkan terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara
perawat dengan klien
c. Diharapkan dengan adanya pembentukan keorganisasian dapat
memperlancar kegiatan
d. Diharapkan media dan alat memadai dan tempat sesuai kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan penyaji sudah melakukan kontrak waktu sebelumnya
b. Diharapkan penyaji sudah standby sebelum kegiatan dimulai.
c. Diharapkan tempat, alat, media, dalam kondisi siap untuk digunakan.
d. Diharapkan peserta/keluarga hadir tepat waktu dan mengisi daftar
kunjungan
e. Diharapkan penyaji mampu menyajikan materi dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh klien. .
f. Selama proses penyajian dan presentasi berlangsung diharapkan tidak
ada peserta yang meninggalkan ruangan.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Antiretroviral (ARV) dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan,
meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat
(Kemenkes RI, 2012). ARV memiliki 2 golongan yaitu NRTI (Nucleoside
Reverse Transcriptase Inhibitor) dan ARV golongan NNRTI (Non
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) yang berperan menghambat
proses perubahan kode genetik virus HIV dari RNA menjadi DNA.
Untuk ODHA yang akan memulai terapi ARV dalam keadaan jumlah CD4
di bawah 200 sel/mm3 maka dianjurkan untuk memberikan Kotrimoksasol
(1x960mg sebagai pencegahan IO) 2 minggu sebelum terapi ARV. Hal ini
dimaksudkan untuk: 1. Mengkaji kepatuhan pasien untuk minum obat,dan 2.
Menyingkirkan kemungkinan efek samping tumpang tindih antara
kotrimoksasol dan obat ARV, mengingat bahwa banyak obat ARV
mempunyai efek samping yang sama dengan efek samping kotrimoksasol
(Kemenkes, 2012)
B. Tujuan
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu
revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu
menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping
serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV
menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup
ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV
dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak
lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan (Kemenkes, 2011).
Hidayat 2009, dalam Basri dkk, 2020. 2020. Konsep Dasar Dokumentasi
Kesehatan RI 2021
SATUAN ACARA KEGIATAN
Waktu : 30 Menit
A. Latar Belakang
Nyeri adalah salah satu gejala yang sering didapatkan pada penderita
HIV/AIDS, sringkali gejala nyeri ini timbul, walaupun tidak didapatkan
infeksi oportunistik. Nyeri pada penderita HIV memberikan dampak negatif
pada fungsi fisik dan psikis, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup
secara keseluruhan.
Virus HIV bersofat neurotropik, sehingga sistem saraf sudah terkena pada
awal penyakit. Keluhan nyeri yang timbul pada sistem saraf sudah terkena
pada awal penyakit. Keluhan nyeri yang timbul pada sistem saraf pada
penderita HIV pada umumnya berupa keluhan nyeri kepalal, nyeri oleh
karenan neurotropik, sehingga sistem saraf sudah terkena pada awal penyakit.
Keluhan nyeri yang timbul pada sistem saraf pada penderita HIV pada
umumnya berupa keluhan nyeri kepala, nyeri oleh karena neuropati, mietopati
dan radikulopati.Masalah nyeri pada pasien dapat diatasi melalui
penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu terapi yaitu
terapi relaksasi otot progresif (Butcher, dkk, 2018)
Prinsip dasar relaksasi otot progresif yaitu aktifitas fisik. Terapi relaksasi ini
telah digunakan untuk mengobati ketegangan, sakit kepala, sakit kepala
migrain, asma, insomnia, dan hipertensi. Aktivitas fisik merupakan sarana
penting untuk mengurangi tingkat stres dan mencegah beberapa efek
merusaknya pada tubuh. Olah raga menghabiskan adrenalin dan hormon lain
yang diproduksi tubuh di bawah tekanan dan mengendurkan otot. Ini akan
membantu memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi darah juga
(Bommareddi, Valsaraj, & Shalini, 2015).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan dan dilakukan demonstrasi Terapi Relaksasi
Otot Progresif selama 30 menit, diharapkan pasien dengan HIV/AIDS
yang mengalami nyeri dapat memahami dan mengerti sehingga dapat
melakukan sendiri terapi relaksasi otot progresif untuk menurunkan
tingkat nyeri yang dialami
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi diharapkan pasien mampu:
1) Memahami defenisi dari terapi relaksasi otot progresif
2) Memahami tujuan dari terapi relaksasi otot progresif
3) Mengetahui manfaat dari terapi relaksasi otot progresif
4) Mengetahui langkah-langkah dari terapi relaksasi otot progresif\
5) Melakukan demonstrasi terapi relaksasi otot progresif
C. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian dan tujuan dari terapi
relaksasi otot progresif
2. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan terapi relaksasi otot
progresif
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Terapi Relaksasi Otot Progresif
2. Sasaran : Penderita HIV/AIDS di rumah
3. Metode
a. Lembar balik
b. Tanya jawab dan diskusi
c. Demonstrasi
4. Media dan alat
a. Lembar balik
b. Leaflet
c. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Selasa / 20 April 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Ruang tamu rumah An.Y
5. Pengorganisasian
a. Pendemonstrasi : Nurul Qamaria
b. Dokumentasi : Melia Engla Putri
6. Setting tempat
Keterangan :
: Pasien
: Dokumenter
: Penyaji
E. Kegiatan Penyuluhan
NO DURASI KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN
PEMATERI PESERTA
1 3 Menit Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab
2. Memperkenalkan salam dan
diri mendengarkan
3. Menjelaskan
tujuan melakukan
konseling
4. Menjelaskan
cakupan materi
yang akan
disimpulkan
2 10 Menit Isi 1. Menjelaskan Menyimak dan
materi mengenai mendengarkan
mengurangi nyeri
pada HIV/AIDS
2. Memberikan Bertanya,
kesempatan audies menyimak dan
untuk bertanya mendengarkan
3. Menjawab
pertanyaan audies
4. Memberikan Bertanya
kesempatan pada
audies untuk
menanyakan
materi yang
kurang jelas
5. Memberikan Menyimak
penjelasan
kembali pada
audies mngenai
hal yang kurang
jelas
3 2 Menit Penutup 1. Menutup Mendengarkan
pertemuan dengan
menyimpulkan
materi yang telah
dibahas
2. Melakukan Menjawab
evaluasi dengan
memberikan
pertanyaan pada
audies
3. Salam penutup Menjawab
salam
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan dapat mempersiapkan dan menyajikan materi yang
sesuai dan mudah di pahami
b. Diharapkan terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara
perawat dengan klien
c. Diharapkan dengan adanya pembentukan keorganisasian dapat
memperlancar kegiatan
d. Diharapkan media dan alat memadai dan tempat sesuai kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan penyaji sudah melakukan kontrak waktu sebelumnya
b. Diharapkan penyaji sudah standby sebelum kegiatan dimulai.
c. Diharapkan tempat, alat, media, dalam kondisi siap untuk digunakan.
LAMPIRAN MATERI
A. Defenisi
Terapi relaksasi otot progresif (Progressive Muscle Relaxation/PMR)
merupakan teknik relaksasi yang digunakan oleh Edmud Jacobson pada
tahun 1930 an berdasarkan prinsip bahwa ketenanagn jiwa (mental) adalah
hasil alami dari fisik yang relaksasi
Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi yang
mengkombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi dan
relaksasi otot tertentu (Kustanti dan Widodo, 2008).
B. Tujuan
Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi digunakan untuk menurunkan
ketegangan otot seseorang. Terapi ini merupakan terapi yang menghemat
biaya, dapat dilakukan dirumah (Prihanto, dkk, 2020).
C. Langkah-langkah Terapi
Sebelum dimulai terapi yang harus dipersiapkan persiapan alat dan persiapan
klien. Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang
tenang dan sunyi.
Persiapan klien :
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan
terapi pada klien
2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk
dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi terdiri
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam dan sepatu
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat
Prosedur :
Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan
1. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan
2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi
3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks
selama 10 detik
4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami
5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan
DAFTAR PUSTAKA