Oleh :
DINO SAPUTRA
NIM : 143110210
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
`
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma pada
Program Studi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang
Oleh :
DINO SAPUTRA
NIM : 143110210
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 143110210
Agama : Islam
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
Judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diri di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang
Tahun 2017 ”Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari ibu
Heppi Sasmita, S.Kp, M.Kep, Sp.Jiwa selaku pembimbing I dan bapak H.
Sunardi, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini. Dan tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata, peneliti berharap karya tulis ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan. Aamiin.
Padang, Juni2017
Peneliti
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG JURUSAN
KEPERAWATAN
ABSTRAK
Defisit perawatan diri banyak terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa.
Penderita gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Saanin Padang sebanyak 2.956 jiwa (28,5 %) pada tahun 2016. Tujuan
penelitian ini adalah menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan defisit perawatan diri diruangan dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Saanin Padang 2017.
Desain penelitian yaitu studi kasus dalam bentuk deskriptif. Waktu penelitian
tanggal 17-26 Mei 2017 di Ruangan Dahlia RSJ Prof HB Saanin Padang. Populasi
adalah 21 orang pasien gangguan jiwa yang mengalami defisit perawatan diri dan
sampel yang diambil adalah 2 (dua) orang pasien defisit perawatan diri yang
berada di Ruang Dahlia RSJ Prof HB Saanin Padang dengan cara simple random
sampling. Instrumen yang digunakan adalah format pengkajian sampai evaluasi
keperawatan jiwa. Cara pengumpulan data dimulai dari wawancara, pengukuran,
observasi dan studi dokumentasi. Analisa yang dilakukan meliputi menganalisis
semua tahapan proses keperawatan jiwa dibandingkan dengan dan teori.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian...................................................................................8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................60
B. Saran........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran 6. Surat izin penelitian di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang
Lampiran 7. Surat telah selesai melakukan penelitian di Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Saanin Padang
Lampiran 8. Daftar nama pasien Defisit Perawatan Diri di Ruang Dahlia Rumah
Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang
A. Latar Belakang
mental, spiritual, tapi tidak dapat mengendalikan stres dan tidak ingin
jiwa.
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir, kehendak, emosi dan
tindakan, di mana individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain
juta orang mengalami depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang
jiwa berat nasional sebesar 1,7 jiwa per mil.Sedangkan di Provinsi Sumatera
Padang, jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan gangguan
kunjungan gangguan jiwa di RSJ Prof HB Saanin Padang dengan klien rawat
jalan laki-laki dan perempuan sebanyak 24.548 orang, kunjungan rawat inap
Data dari Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang
pada tahun 2016, pasien dengan gangguan jiwa sebanyak 10.365 jiwa dengan
pasien rawat inap baru sebanyak 1.106 jiwa dan pasien lama sebanyak 1.174
jiwa, sedangkan pasien rawat jalan baru sebanyak 4.478 jiwa dan pasien lama
gangguan jiwa dengan defisit perawatan diri sebanyak 2.956 jiwa (28,5 %)
dan terbanyak pada tahun 2016 adalah di ruang Gelatik sebanyak 534 jiwa.
Gangguan jiwa terbagi kedalam dua jenis yaitu gangguan jiwa ringan dan
gangguan jiwa berat. Skizofrenia merupakan salah suatu gangguan jiwa berat
keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor,
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri biasanya
tampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak
berceceran dan tidak pada tempatnya, buang air besar atau buang air kecil
tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah buang
air besar atau buang air kecil (Keliat dan Akemat, 2014)
Dampak apabila defisit perawatan diri tidak ditangani, maka akan berakibat
Dampak fisik bagi dirinya sediri yaitu banyaknya gangguan kesehatan yang
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan untuk
interaksi sosial (Dermawan, 2013). Sedangkan dampak bagi orang lain dan
masyarakat.
perawat dalam penanganan masalah defisit perawatan diri di rumah sakit jiwa
diri/mandi, melatih pasien berdandan atau berhias, melatih pasien makan dan
minum secara mandiri dan mengajarkan pasien melakukan buang air besar
dan buang air kecil secara mandiri (Fitria, 2012). Untuk mengoptimalkan
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang merupakan rumah sakit tipe A
yang ada di kota padang dan merupakan salah satu Rumah Sakit Jiwa terbesar
yang ada di Sumatera Barat. Menurut pengalaman peneliti saat praktek klinik
keperawatan Jiwa II di Ruangan Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin
diri. Hasil wawancara dengan salah satu petugas didapatkan sekitar 65%
pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang
pada pasien di ruangan tersebut yaitu badan klien bau, pakaian yang tidak
rapi, makan berceceran, dan kadang buang air besar dan buang air kecil tidak
orang pasien pada bulan Maret dengan 21 orang mengalami gangguan defisit
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka peneliti tertarik
dengan defisit perawatan diri di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan oleh peneliti diatas, maka
Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin Provinsi Sumatera Barat Padang
2017 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
defisit perawatan diri di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Saanin
2. Tujuan Khusus
1. Aplikatif
b. Peneliti
2. Pengembangan Keilmuan
2005 dalam Direja, 2011). Tarwoto dan Wartonah (2000, dalam Direja,
seseorang
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien menderita diabetes melitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Faktor Predisposisi
Kemampuan Faktor Presipitasi
- Perkembangan : keluarga terlalu melakukan aktivitas
memanjakan klien - Kurang penurunan motivasi
menurun
- Biologis : penyakit kronis - Kerusakan kognisi atau
- Kemampuan realitas menurun : perceptual
ketidakpedulian dirinya - Lelah/lemah yang dialami
- Sosial : kurang dukungan dan individu
latihan
Data Subyektif
Data Obyektif
- Pasien mersa lemah
- Rambut kotor, acak-acakan
- Malas untuk beraktivitas
- Badan dan pakaian kotor dan bau
- Merasa tidak berdaya
- Mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku panjang dan tidak terawat
8. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut:
a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku
kembali, seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas
(Dermawan, 2013).
b. Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering
dilakukan dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau
kesibukan lain serta tidak berani melihat dan mengakui kenyataan yang
menakutkan (Yusuf dkk, 2015).
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber
stresor, misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain.
Reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi
diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan
(Dermawan, 2013).
d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban
emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah
(distorsi) misalnya rasa sedih karena kematian orang dekat, maka
mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita
lagi” (Yusuf dkk, 2015)
2) Kegiatan ibadah
Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan
ketika pasien menglami gangguan jiwa.
h) Status mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan pasien sangat tidak rapi, tidak
tahu cara berpakaian, dan penggunaan pakaian tidak
sesuai.
2) Cara bicara/ pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, sering
terhenti/bloking, apatisserta tidak mampu memulai
pembicaraan.
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan
kompulsif.
4) Alam perasaan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa,
merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa dihina.
5) Afek
Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosi
pasien berubah-ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih
dan cemas.
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya respon pasien saat wawancara tidak
kooperatif, mudah tersinggung, kontak kurang serta
curiga yang menunjukan sikap atau peran tidak
percaya kepada pewawancara atau orang lain.
7) Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan
terhadap hal-hal kebersihan diri baik halusinasi
pendengaran, penglihatan serta halusinasi perabaan
yang membuat pasien tidak mau membersihkan diri
dan pasien mengalami depersonalisasi.
8) Proses pikir
Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik,
sirkumtansial, kadang tangensial, kehilangan asosiasi,
pembicaraan meloncat dari topik satu ke topik lainnya
dan kadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
i) Kebutuhan pasien pulang
1) Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien
terganggu serta pasien tidak memiliki kemampuan
menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2) Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak
bisa menggunakan pakaian yang sesuai dan tidak bisa
berdandan.
3) Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi,
tidak gosok gigi, tidak mencuci rambut, tidak
menggunting kuku, tubuh pasien tampak kusam dan
bdan pasien mengeluarkan aroma bau.
4) BAB/BAK
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya
seperti di tempat tidur dan pasien tidak bisa
membersihkan WC setelah BAB/BAK.
5) Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak
melakukan aktivitas apapun setelah bangun tidur.
6) Penggunaan obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum
obat tidak teratur.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan defisit perawatan diri menurut Fitria (2012), adalah sebagai
berikut:
a. Defisit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Isolasi sosial
4. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan Nursing Intervention Classification & Nursing Outcome
Clsasification (2016) :
Tabel 2.1
MASALAH
KEPERWATAN NOC NIC Defist perawatan diri Perawatan diri :
mandi Bantuan perawatan
: mandi Kriteria hasil : diri :
- Masuk dan keluar mandi/berpakaian dari kamar
mandi Definisi : membantu - Mengambil pasien
melakukan alat/bahan mandi kebersihan diri.
- Mendapat air Aktivitaas-aktivitas :
mandi 1. Pertimbangkan
- Menyalakan keran budaya pasien saat - Mengatur
air mempromosikan
- Mengatur aliran aktivitas perawatan air diri
- Mandi di bak cuci 2. Pertimbangkan usia
- Mandi di bak pasien saat mandi
mempromosikan
- Mandi dengan aktivitas perawatan bersiram
diri
- Mencuci wajah 3. Tentukan jumlah dan - Mencuci
badan tipe terkait
bantuan bagian
atasyang diperlukan
- Mandi badan4. Letakkan handuk, bagian
bawahsabun, deodoran, alat -
Membersihkanbercukur, dan asesoris area
perineumlain yang diperlukan - Mengeringkandi
tepi tempat tidur badanatau kamar mandi
5. Sediakan
lingkunganyang
terapeutik dengan
memastikan
kehangatan, suasana
rileks, privasi dan
pengalaman pribadi
6. Fasilitsi pasien
untukmenggosok gigi
dengan tepat
7. Fasilitasi pasien untuk
mandi sendiri dengan
tepat
8. Monitor
kebersihankuku, sesuai
dengan kemampuan
merawat
diri pasien
9. Monitor integritas kulit
pasien
10.Jaga ritual kebersihan
11.Fasilitasi untuk
mempertahankan
rutunitas waktu tidur
pasien
pasien yang denganbiasanya,
menggunakan
tanda sebelun kursi
tidur, dan
untuk mandi,
obyek yangbak
tempatfamiliar
mandi, untuk
mandipasien
dengan
12.Dukung mandiri, atau
orangtua
dengan menggunakan
keluarga berpartisipasi
cara yang tepat atau
dalam ritual menjelang
sesuai keinginan
tidur
pasien yang biasa
dilakukan, dengan
- Cuci rambut sesuai tepat
13.Berikan bantuan sampai
dengan kebutuhan
ataupasien
keinginan benarbenar
mampu
- Mandi dengan merawat
air diri
yangsecara mempunyai
mandiri
suhu yang nyaman
Memandikan
- Bantu dalam hal
Aktivitas-aktivitas
perawatan perineal:
jika memang
diperlukan
- Bantu dalam hal
kebersihan
- Cukur pasien sesuai
dengan indikasi
- Tawarkan mencuci
eliminasi dan sebelum
makan
- Monitor kondisi kulit
saat mandi
- Monitor fungsi
kemampuan saat
mandi
Aktivitas-aktivitas : s
1. Pertimbangkan budaya pasien saat e
mempromosikan aktivitas perawatan t
diri e
2. Pertimbangkan usia pasien saat l
mempromosikan aktivitas perawatan a
diri h
3. Lepaskan baju yang diperlukan sehingga bisa
melakukan e
eliminasi l
4. Bantu pasien ke toilet atau tempat lain untuk i
eliminasi pada interval waktu m
tertentu i
5. Pertimbangkan n
respon pasien terhadap kurangnya eliminasi a
atau berdiri6. Beri privasi selama dari s
kursi bantu untukeliminasi i
Manajemen
lingkungan
Aktivitas-aktivits :
1. Ciptakan lingkungan
yang aman bagi
pasien
2. Lindungi pasien
dengan pegangan
pada sisi/bantalan
disisi ruangan yang
sesuai
3. Dampingi pasien
selama tidak ada
perawatan bangsal
4. Sediakan tempat
tidur
dengan ketinggian
yang rendah
5. Letakkan benda yang
sering digunakan
dalam jangkauan
pasien
6. Sediakan tempat tidur
dan lingkungan yang
bersih dan nyaman
7. Sediakan linen dan
pakaian dalam dengan
kondisi baik
8. Singkirkan bahan-
bahan yang
dipergunakan selama
penggantian pakaian
dan eliminasi, serta
bau apapun yang
tersisa, sebelum
kunjungan dan waktu
makan
SP 1 pasien :
1) Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK.
2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
3) Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
4) Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong kuku.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi
(2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu
kali per minggu).
SP 2 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
3) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
SP 3 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2) Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
3) Latih cara dan alat makan dan minum.
4) Latih cara makan dan minum yang baik.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum yang baik.
SP 4 pasien :
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum.
Beri pujian.
2) Jelaskan cara buang air besar dan buang air kecil yang baik.
3) Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum serta buang air besar dan buang air
kecil.
B. Tindakan keperawatan pada keluarga SP
1 keluarga :
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet).
3) Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
4) Latih cara merawat : kebersihan diri.
5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
SP 2 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri. Beri pujian.
2) Bimbing keluarga membantu pasien berdandan.
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP 3 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2) Bimbing keluarga membantu makan dan minum pasien.
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
SP 4 keluarga :
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian.
2) Bimbing keluarga merawat buang air besar dan buang air kecil
pasien.
3) Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan.
5. Implementasi
Implementasi tindakan keoerawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan yang
telah dilaksanakan beserta respons pasien didokumentasikan (Prabowo,
2014).
6. Evaluasi
Menurut Direja (2011), evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat
dibagi dua yaitu: Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil tau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respons pasien dan tujuan khusus serta
umum yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,
sebagai berikut
a. S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dapat di ukur dengan menanyakan kepada pasien
langsung.
b. O : Respon objektif pasien terhadap tinddakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien
pada saat tindakan dilakukan.
c. A : Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru
atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada .
d. P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada
respon pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan
lanjut oleh perawat.
Rencana tindakan lanjut dapat berupa:
a. Rencana diteruskan jika masalah tidak berubah
b. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah
dijalankan tetapi hasil belum memuaskan
c. Rencanakan dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak
belakang dengan masalah yang ad serta diagnosa lama dibatalkan
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang
baru.
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi aga dapat melihat
perubahan berusaha mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi
sangat diperlukan reinforment untuk menguatkan perubahan yang
positif. Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan
selfreinforcement (Prabowo, 2014).
9. Dokumentasi
Dokumentasi implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan
hendaknya tidak dianggap hal yang sepele oleh perawat maupun
peserta didik keperawatan, dan hal ini dianjurkan menggunakan
formulir yang sama seperti dokumentasi proses keperawatan di unit
rawat jalan. Gawat darurat, rehabilitasi (Direja, 2011).
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan setiap tahap proses
keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan dalam keperawatan jiwa
berupa dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Dermawan, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi
berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain
(Hidayat, 2012).
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah
proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang
ada (Nursalam 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien defisit
perawatan diri yang berda di Ruang Dahlia RSJ Prof HB Saanin Padang
tahun 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengumpulkan
seluruh pasien gangguan defisit perawatan diri di Ruangan Dahlia yang
sudah di observasi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Setelah diobservasi didapatkan 21 orang klien yang memenuhi
kriteria, maka dilakukan cara simple random sampling atau acak sederhana
yaitu dengan menggunakan cara pengambilan lot nama-nama pasien atau
pengundian. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 2 (dua)
orang pasien defisit perawatan diri yang berada di Ruang Dahlia Rumah
Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang. Sample yang dipilih berdasarkan
kriteria sampel.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
Kriteria Inklusi :
3) Klien gangguan jiwa berat yang sudah kooperatif dan sudah bisa
berkomunikasi verbal dengan cukup baik
Kriteria ekslusi :
1) Pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat mengganggu proses
penelitian.
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat kondisi dari
pasien seperti keadaan umum pasien, ekspresi pasien saat berkomunikasi
dan kegiatan pasien di ruangan
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi pasien dengan metoda
mengukur dengan menggunakan alat ukur pemeriksaan, seperti melakukan
pengukuran tanda-tanda vital.
3. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan kedua partisipan menggunakan
format pengkajian yang telah disediakan mulai dari pengkajian identitas
sampai kepada aspek medik.
4. Dokumentasi
Peneliti melakukan pendokumentasian tindakan yang telah dilakukan.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien
seperti pengkajian kepada pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat
kesehatan pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah dan pemeriksaan
fisik terhadap pasien.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
langsung dari keluarga, perawat, rekam medis, dan data penunjang
(hasil labor dan diagnostik) yang ada di Ruang Dahlia Rumah Sakit
Jiwa Prof HB Saanin Padang. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
tidak dipublikasikan.
G. Rencana Analisis
Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokan dan dianalisis
berdasarkan data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan, kemudian menyusun rencana keperawatan dan melakukan
implementasi serta evaluasi keperawatan dengan cara dinarasikan. Analisis
selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien 1 dan 2 dengan teori dan penelitian terdahulu (Nursalam, 2015).
BAB IV
A. Deskripsi Kasus
Tabel 4.1
Asuhan
Partisipan 1 Partisipan 2
Keperawatan
Identitas Klien Pengkajian dilakukan oleh Pengkajian dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 17 Mei peneliti pada tanggal 17 Mei 2017 pada pukul
11:00 WIB 2017 pada pukul 14:00 WIB dan didapatkan identitas
klien dan didapatkan identitas klien yaitu jenis kelamin laki-laki
yaitu jenis kelamin laki-laki dengan inisial Tn. N. Partisipan
dengan inisial Tn. M berusia 1 berusia 47 tahun, agama 45 tahun,
agama islam dan islam dan bertempat tinggal di bertempat
tinggal di Jl. Komp. Villa Anggrek Blok 2 Sudirman no. 125
Jawi-Jawi, no. 26 RT. 04 RW. 13 Balai Pariaman Tangah. Klien
Gadang, Koto Tangah, Padang. dirawat sejak tanggal 2 februari
Klien dirawat sejak tanggal 24 2017.
april 2017.
Alasan Masuk Partisipan 1 masuk Rumah Partisipan 2 masuk Rumah Sakit Jiwa
karena klien gelisah, Sakit Jiwa karena klien marah-marah tanpa
sebab, mengamuk di RSM Regina emosi labil, mudah Eye
Center, memecah kaca, tersinggung, meninju-ninju melempar
mobil, marah-marah dinding dan adanya perasaan tanpa sebab,
emosi labil, curiga. Klien mengatakan bicara-bicara sendiri, baju
bertengkar dengan kakaknya. barlapis-lapis, bau dan kumal.
Keluhan Pada saat dilakukan pengkajian mengepalkan
Utama pada tanggal 17 Mei 2017, partisipan 1 tangannya, masih
mengatakan lebih suka sendiri dan Pada saat dilakukan pengkajian
tidur-tiduran di kamar. Partisipan 1 tanggal 17 Mei 2017,
mengatakan malu, dan tidak memiliki partisipan 2 mengatakan ada
kemampuan untuk melakukan suara-suara yang menyuruhnya
aktivitas. Tatapan masih untuk tidak melakukan
tajam, sering aktivitas, merasa tidak mampu
melakukan aktivitas. Partisipan 2 tampak
mondar-mandir dan bicara sendiri,
menundukkan kepala. Mulut bau, pakaian
mencurigai orang lain. tidak rapi, terdapat penyakit Penampilan
partisipan 1 kulit di seluruh tubuhnya, tampak tidak rapi, kuku
pendek tampak menggaruk-garuk tapi kotor, sesekali tampak
tubuhnya. Pada saat makan menggaruk-garuk kaki dan tampak
masih berserakan. tangannya, dan saat makan masih berserakan
dan mulut bau.
Faktor Partisipan 1 mengatakan sudah Partisipan 2 mengatakan
Predisposisi mengalami sakit sejak tahun sebelumnya belum pernah 2004 dan
sekarang dirawat dirawat. Klien menderita untuk yang ketiga
kalinya, penyakit ini sejak tahun 2012. dirawat terakhir kali pada
Partisipan 2 tidak pernah tahun 2006. Partisipan 1 mengalami
aniaya fisik, menggelandang ± 3 bulan kekerasan seksual,
tindakan ini dan kadang pulang ke kriminal serta penolakan baik
rumah kakaknya. dalam keluarga maupun
Partisipan 1 sebelumnya sudah lingkungan sekitar.
pernah dirawat di Rumah Sakit Partisipan 2 mengatakan tidak
Jiwa Prof. HB. Saanin Padang. ada anggota keluarga yang
Namun sejak pulang dari menderita gangguan jiwa dan rawatan
partisipan 1 tidak tidak ada keluarga yang pernah minum obat.
memiliki riwayat gangguan
Partisipan 1 mengatakan tidak jiwa serta tidak ada memiliki ada
anggota keluarga yang pengalaman masa lalu yang menderita
gangguan jiwa dan tidak menyenangkan.
tidak ada keluarga yang memiliki
riwayat gangguan jiwa. Partisipan
1 pernah sebelumnya
melakukan kekerasan kepada
anggota keluarganya yaitu
bertengkar dengan kakaknya.
Tidak pernah mengalami aniaya
fisik, seksual, penolakan serta
tindakan kriminal baik dalam
keluarga maupun lingkungan
sekitar. Partisipan
1 mengatakan tidak pernah
memiliki pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan.
Pemeriksaan Pada saat dilakukan Pada saat dilakukan
Fisik pemeriksaan fisik pada pemeriksaan
fisik pada partisipan 1 didapatkan TD :
partisipan 2 didapatkan data 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/i,
TD : 130/70 mmHg, Nadi : 89 Pernafasan : 21 x/i, Suhu :
36,7 x/i, Pernafasan : 19 x/i, Suhu : oC. Partisipan 1 mengatakan
37 oC. Partisipan 2 mengatakan tidak ada mengalami
keluhan badan terasa lemah, mengeluh
fisik pada tubuhnya. Tampak kulitnya gatal-gatal, menderita
klien menggaruk tangan dan penyakit kulit pada kepala, kakinya.
Gigi klien terlihat tangan, kaki dan badan.
kotor.
Psikososial
a. Genogram Pada pengkajian psikososial, Pengkajian psikososial
partisipan 1 mengatakan partisipan 2 didapatkan
orangtuanya sudah meninggalpartisipan 2 merupakan anak dunia dan dia tinggal
dengan ke 2 dari 3 bersaudara dan kakaknya. Tn. N merupakan mengatakan
dirinya belum anak kelima dari 5 bersaudara. menikah.
Partisipan 2 Terkadang Tn. N sering mengatakan tidak memiliki
bertengkar dengan kakaknya, tempat tinggal dikarenakan b. Konsep diri
mengambil keputusan sendiri kedua orantuanya telah dan kabur
dari rumah meninggal dunia. Didalam kakaknya.keluarga yang
sering mengambil keputusan adalah ayahnya sebelum ayahnya Pengkajian kensep
diri pada meninggal. partisipan 1 didapatkan Pada
pengkajian pola konsep c. Hubungan partisipan 1 mengatakan diri
didapatkan Partisipan 2
Sosial dirinya seorang laki-laki dan mengatakan tidak ada anggota menyukai
seluruh bagian tubuh yang partisipan 2 tidak tubuhnya serta
menyadari sukai. Partisipan 2 menyadari perannya sebagai
seorang ayah dirinya sebagai seorang lakidari anak-anaknya dan
suami laki, tinggal di jalanan dan dari istrinya serta mengatakan
tidak punya keluarga.
d. Spiritual dirinya dihargai keluarganya, Partisipan 2 tidak ada
berperan pada saat ini partisipan 1 ingin di masyarakat.
Partisipan 2 cepat sembuh dan ingin ingin sembuh dan
pulang pulang. kerumah sendiri. Partisipan 2 Partisipan 1
mengatakan mengatakan masih bisa biasanya
dekat dengan anak- melakukan kegiatan-kegiatan anak, istri,
kakak dan dan mencari pekerjaan.
orangtuanya. Partisipan 1 Pada pengkajian pola tinggal dengan
kakaknya. hubungan sosial, Partisipan 2 Tidak ada hambatan
dalam mengatakan tidak memiliki berhubungan dengan orang
lain orang terdekat, tidak memiliki disekitarnya. Partisipan 1
tidak peran di dalam masyarakat. ada berperan serta dalam
Partisipan 2 mengatakan tidak kegiatan kelompok atau ada
orang-orang yang mau masyarakat sejak sakit. menerima
keberadaannya. Semenjak dirawat partisipan 1 mengatakan
jarang melakukan Pada pengkajian pola spiritual ibadah seperti
shalat dan didapatkan partisipan 2 berzikir namun Tn. N
mengatakan beragama islam. menjunjung tinggi dan Tapi
partisipan 2 mengatakan mengatakan beragama islam tidak perlu
beribadah karena tidak akan diterima.
Status Mental
a. Penampilan Pada saat dilakukan pengkajian Saat dilakukan pengkajian
partisipan 1 berpenampilan partisipan 2 tampak tidak
rapi, kuku pendek tapiberpenampilan tidak rapi, kuku kotor dan badan bau.
agak panjang dan kotor, badan b. Pembicaraa bau dan terdapat penyakit
kulit n Pada saat wawancara pada kaki, tangan, badan dan
partisipan 1 tidak mampu kepala.
memulai pembicaraan dengan Pada saat wawancara lawan
bicara. Partisipan 1 partisipan 2 cukup kooperatf c. Aktivitas cukup kooperatif
namun nada namun tidak mampu memulai
Motorik bicara lambat dan pelan. pembicaraan. Nada bicara
Partisipan 1 tampak gelisah, lambat dan pelan. Tampak d. Alam
sering terlihat mondar-mandir jarang berbicara dengan pasien
Perasaan di ruangan. lain.
Partisipan 1 mengatakan sedih Partisipan 2 tampak tegang,
karena jauh dari keluarganya jalan mondar-mandir dan dan
khawatir terhadap apabila sering berdiam diri di tempat
e. Afek terjadi sesuatu pada dirinya tidurnya.
namun kekhawatirannya masih Partisipan 2 mengatakan f.
Interaksi bisa dikontrol. perasaannya biasa-biasa saja, selama Pada
saat dilakukan tidak ada yang perlu wawancara
wawancara partisipan 1 tampak dikhawatirkan.
labil.
Pada saat dilakukan
g. Persepsi wawancara dan interaksi Pada saat
dilakukan partisipan 1 sering diam dan wawancara
partisipan 2 mudah tersinggung. Partisipan afeknya labil,
kadang tampak menyuruh untuk wawancara tenang.
h. Proses Pikir dengan pasien lain. Selama poses interaksi Partisipan 1
mengatakan tidak partisipan 2 menjawab ada melihat atau mendengar
pertanyaan dengan suara yang bayangan atau yang tidak pelan serta kontak
mata yang i. Isi Pikir nyata. kurang. Namun partisipan 2
tidak menunjukan sikap tidak
percaya pada orang.
j. Tingkat Ketika diajak wawancara Partisipan 2 bingung, bicara
Kesadaran partisipan 1 menjawab ngawur,
bicara-bicara sendiri, pertanyaan dengan berbelit- mondar-mandir di ruangan.
belit dan terkadang tidak Saat ditanya halusinasinya nyambung dengan
pertanyaan partisipan 2 membantahnya k. Memori tapi bisa sampai pada
tujuan dan mengatakan tidak ada bahasan. mendengar suara-suara.
Partisipan 1 terus bertanya Ketika dilakukan wawancara l.
Tingkat kapan dia akan pulang. partisipan 2 menjawab konsentrasi Partisipan 1
tidak mengalami pertanyaan dengan berbelitdan dipersonalisasi pikiran magis belit
tapi bisa sampai pada berhitung ataupun waham. tujuan pembicaraan
m. Partisipan 1 mengetahui
n. Kemampua namanya, waktu dan tempat Partisipan 2 terus
bertanya n Penilaian tetapi tampak sering bingung kapan pulang,
partisipan 2 juga saat wawancara. terus mengatakan ia ingin
bekerja dan meiliki banyak
o. Daya tarik uang.
diri Pada saat pengkajian partisipan Partisipan 2 mengetahui
nama, 1 mengatakan tidak ingat tempat dan waktu pada saat
kejadian lebih dari 1 tahun dilakukan wawancara, namun yang
lalu. sesekali tampak bingung
dengan pertanyaan yang baru
Partisipan 1 tidak mampu pertama kali didengarnya.
berkonsentrasi pada saat Pengkajian memori, partisipan
wawancara sering mengalihkan 2 mengatakan tidak mampu
pembicaraan. menceritakan tentang
pengalaman-pengalaman masa
lalunya.
Partisipan 1 mampu memilih Pada saat dilakukan dan mengambil
keputusan wawancara partisipan 2 tidak yang sederhana ketika
mampu berkonsentrasi, asik diberikan sedikit bantuan dengan
kesibukannya dan misalnya partisipan 1 mampu cenderung
meninggalkan memilih akan mandi dahulu perawat saat
berinteraksi.
baru makan. Partisipan 2 mampu memilih
Partisipan 1 mengatakan salah satu dari dua pilihan yang kurang
menyadari tentang diajukan. Partisipan 2 memilih perubahan
fisik pada dirinya untuk keluar dari proses namun tidak
menyalahkan bercakap-cakap.
orang lain atas apa yang terjadi
pada dirinya. Partisipan 2 mengatakan menerima bahwa dirinya
sedang sakit dan butuh
perawatan.
Kebutuhan
Pasien Pulang
a. Makan Partisipan 1 makan 3x sehari Partisipan 2 makan 3x sehari dengan nasi,
lauk pauk dan dengan nasi, lauk pauk dan sayuran tanpa ada pantangan sayuran
dan ada pantangan b. BAB/BAK atau alergi. Setelah makan Tn. atau alergi yaitu
ikan tongkol N membereskan alat dan kacang tanah/kedelai.
makannya. Partisipan 2 BAB/BAK secara c. Mandi Partisipan 1
mampu mandiri pada tempatnya dan BAB/BAK pada tempatnya membersihkan
kamar mandi dan selalu disiram sampai (wc) setelah menggunakannya.
d. Berpakaian/ bersih. Partisipan 2 mandi 2x sehari berhias dan harus disuruh
petugas, Partisipan 1 mandi 2x sehari sikat gigi kadang ada kadang tanpa
disuruh tapi jarang tidak.
e. Istirahat/tid menggosok gigi
ur Partisipan 2 sudah bisa
Partisipan 1 sudah bisa berpakaian dengan benar tapi
berpakaian dengan benar mengganti pakaian harus f. Pemelihara namun
belum bisa disuruh petugas. Tidak bisa an berhias/bercukur
sendiri.berhias/bercukur sendiri.
kesehatan Partisipan 2 tidur siang selama
Partisipan 1 tidur dengan 1-2 jam sehari, pada malam nyenyak di
malam hari, jarang hari partisipan 2 tidur dengan
g. Kegiatan di tidur siang, sebelum tidur tidak cukup. dalan
mencuci kaki, tangan dan
rumah gosok gigi Partisipan 2 tidak pernah h. Kegiatan/ak
Partisipan 1 minum obat melakukan pengobatan baik di tivitas di teratur
dan mengatakan akan puskesmas maupun rumah luar rumah selalu minum
obat sampai sakit sebelumnya. Sekarang dirinya sembuh. partisipan 2
mengatakan akan minum obat secara teratur karena ingin sembuh. Partisipan 1
mandiri di rumah Partisipan 2 mandiri dirumah tanpa dibantu oleh orang lain.
tanpa bantuan orang lain.
Partisipan 1 tidak memiliki Partisipan 2 tidak memiliki
pekerjaan, sering berjalan pekerjaan. Partisipan 2 keluar rumah
dan pulang pada menggelandang di jalanan. malam hari.
Mekanisme Partisipan 1 mampu berbicara Partisipan 2 mengatakan tidak
Koping dan berkomunikasi dengan terbuka dengan masalah yang
orang lain, bisa menyelesaikan dimilikinya kepada orang lain
masalah sederana dengan karena tidak memiliki orang bantuan
orang lain. Tapi jika terdekat. pusing, sering marah tanpa
sebab.
Masalah Partisipan 1 mengatakan Partisipan 2 mengatakan tidak Psikososial
didalam kelompok bisa didukung oleh kelompok, tidak dan diterima dan tidak
diasingkan, ada lingkungan yang
Lingkungan tidak ada masalah, merasa mempesulikan keberadaan
tidak pernah melakukan hal partisipan 2. Partisipan 2 yang
meresahkan masyarakat, bersekolah tidak sampai tamat hanya
saja kelompok memiliki SD, tidak memiliki pekerjaan, penilaian
berbeda terhadap tidak memiliki rumah dan tidak dirinya.
Partisipan 1 hanya mampu berobat sendiri karena bersekolah
sampai SMP dan tidak ada keluarga yang tidak melanjutkan ke
jenjang mendukung dalam program berikutnya. Partisipan 1
tidak pengobatan. memiliki pekerjaan, tinggal
dengan kakaknya dan tidak ada
masalah dengan pelayanan
kesehatan.
Pengetahuan Partisipan 1 mengatakan tahu Partisipan 2 mengatakan
kondisinya saat ini dan klien kurang mengetahui tentang
belum bisa benar-benar penyakitnya
tetapi dia berharap mengontrol emosinya. dapat sembuh dari
proses pengobatannya dan dapat mencari pekerjaan.
Aspek Medik Partisipan 1 didiagnosa Partisipan 2 didiagnosa Skizofrenia
dengan terapi skizofrenia ytt dengan terapi medik Risperidon :
2x1 mg, medik risperidon 2 mg,
Lorazepam : 1x2 mg, Fe lorazepam 1x2 mg dan
: 2x1 mg, As. Folat : 2x1 mg. ketokonazole 1x200 mg.
Perumusan Dari data hasil pengkajian dan Dari data hasil pengkajian dan
masalah observasi diatas ditemukan observasi diatas ditemukan
keperawatan diagnosa keperawatan yang diagnosa keperawatan yang muncul
sesuai dengan prioritas muncul sesuai dengan prioritas yaitu defisit
perawatan diri, yaitu defisit perawatan diri, harga diri rendah dan resiko
harga diri rendah dan perilaku kekerasan. halusinasi.
Intervensi Diagnosa keperawatan prioritasDiagnosa
keperawatan prioritas
Keperawaanpertama yang diambil adalahpertama yang
diambil adalah defisit perawatan diri. Strategidefisit
perawatan diri. Strategi pelaksanaan
tindakanpelaksanaan tindakan keperawatan
yang akankeperawatan
yang akan dilakukan pada pasien
yaitudilakukan pada pasien yaitu sebagai berikut :sebagai
berikut :
1. Mengajarkan pasien1.
Mengajarkan pasien tentang
membersihkantentang
membersihkan diri dengan
cara mandidiri dengan cara mandi
dengan benar.dengan benar
2. Mengajarkan pasien2.
Mengajarkan pasien cara
berhias dancara berhias dan
berdandan/bercukur.berdandan/bercukur.
3. Mengajarkan pasien3. Mengajarkan pasien cara makan dan
minumcara makan dan minum dengan baik.dengan baik.
4. Mengajarkan pasien4. Mengajarkan pasien melakukan BAB
danmelakukan BAB dan BAK dengan baik danBAK dengan
baik dan benar.benar.
Diagnosa keperawatan prioritasDiagnosa keperawatan prioritas
kedua adalah harga diri rendah.kedua adalah harga diri rendah.
Strategi pelaksanaan tindakan Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan yang akan keperawatan yang akan dilakukan pada
pasien yaitu dilakukan pada pasien yaitu sebagai berikut :sebagai
berikut :
beberap
a
kegiatan
yang
dapat
dilakuka
nnya,
pilih
salah
satu
kegiatan
yang
dapat
dilatih
saat ini.
2. Memban
tu
pasien
memilih
kegiatan
kedua,
latih
kegiatan
kedua.
3. Memban
tu
pasien
memilih
kegiatan
ketiga,
latih
kegiatan
ketiga.
4. Memban
tu
pasien
memilih
kegiatan
keempat
1. Memban , latih
tu kegiatan
pasien keempat
memilih .
Diagnosa 4.
keperawatan Mengontrol
prioritas marah
ketiga adalah dengan
resiko cara
perilaku spiritual.
kekerasan. 1. Membantu pasien memilih
Strategi beberapa kegiatan yang dapat
pelaksanaan dilakukannya, pilih salah satu
yang akan kegiatan yang dapat dilatih
dilakukan saat ini.
yaitu sebagai 2. Membantu pasien memilih
berikut kegiatan kedua, latih kegiatan
: kedua.
1. Melatih 3. Membantu pasien memilih
pasien cara kegiatan ketiga, latih
mengontrol kegiatan ketiga.
marah dengan 4. Membantu pasien memilih
latihan nafas kegiatan keempat, latih
dalam dan kegiatan keempat. Diagnosa
pukul bantal. keperawatan prioritas ketiga
2. Melatih adalah gangguan persepsi
pasien 6 cara sensori : halusinasi. Strategi
minum obat pelaksanaan tindakan
yang benar. keperawatan yang akan
3. Mengontro dilakukan pada pasien yaitu
l marah sebagai berikut :
secara 1. Mengontrol halusinasi dengan
verbal cara menghardik halusinasi.
yaitu 2. Mengajarkan pasien cara 6
meminta benar minum obat.
dan 3. Mengontrol halusinasi dengan
menolak cara bercakapcakap dengan
dengan orang lain.
baik. 4. Mengontrol halusinsi dengan
cara
Tindakan Implementasi keperawatan mengajarkan pasien
Keperawatan disesuaikan dengan rencana melakukan kegiatan /
tindakan keperawatan. aktivitas sehari-hari.
Implementasi tindakan Implementasi keperawatan
keperawatan yang disesuaikan dengan rencana
telah dilakukan oleh peneliti sesuai tindakan keperawatan.
dengan kriteria yang telah Implementasi tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan kriteria perawatan diri
yang telah ditetapkan dengan membuat strategi dilakukan dari
pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien. tanggal 17
Implementasi pada diagnosa keperawatan Mei-20 Mei
defisit perawatan diri dilakukan dari tanggal 17 2017.
Mei-20 Mei 2017. 1. Pada pertemuan
1. Pada pertemuan pertama pertama sekali yang
sekali yang dilakukan dilakukan peneliti
peneliti yaitu membina yaitu membina
hubungan saling percaya hubungan saling
dan melatih partisipan 1 percaya dan melatih
tentang membersihkan diri partisipan 1 tentang
dengan cara mandi dengan membersihkan diri
benar. dengan cara mandi
2. Kedua peneliti melatih dengan benar.
pasien cara berhias dan 2. Kedua peneliti melatih
berdandan. pasien cara berhias dan
3. Ketiga peneliti melatih berdandan.
pasien cara makan dan 3. Ketiga peneliti melatih
minum dengan baik. pasien cara makan dan
4. Terakhir peneliti melatih minum dengan baik.
pasien cara melakukan BAB 4. Terakhir peneliti
dan BAK dengan baik dan melatih pasien cara
benar. melakukan BAB dan
Implementasi pada diagnosa BAK dengan baik dan
keperawatan prioritas kedua benar.
yaitu harga diri rendah yang Implementasi pada diagnosa
dilakukan dari tanggal 20 Mei23 keperawatan prioritas kedua
Mei 2017 dengan implementasi yaitu harga diri rendah yang
sebagai berikut : dilakukan dari tanggal 20
1. Pertama peneliti lakukan Mei23 Mei 2017 dengan
adalah membina hubungan implementasi sebagai berikut :
saling percaya. 1.Pertama peneliti lakukan
Selanjutnya membantu adalah membina
mengarahkan pasien untuk hubungan saling
mengidentifikasikan aspek percaya. Selanjutnya
positif yang pasien miliki, lalu membantu
menolong pasien untuk menilai mengarahkan pasien
kegiatan yang dapat pasien untuk
lakukan yaitu ditetapkan dengan mengidentifikasikan
membuat strategi pelaksanaan aspek positif yang
tindakan keperawatan pada pasien miliki, lalu
pasien. Implementasi pada menolong pasien
diagnosa keperawatan defisit untuk menilai kegiatan
yang dapat pasien lakukan yaitu mencuci 4. Melatih
piring. pasien
2. Melatih kegiatan mencuci kegitan
piring. keempat
2. Melatih yaitu
kegiatan melipat
kedua pakaian.
yaitu Peneliti juga
melakukan
implementasi
pada diagnosa
keperawatan
prioritas ketiga
yaitu resiko
perilaku
kekerasan
yang
dilakukan dari
tanggal 23
Mei-26 Mei
2017 adalah :
1. Pada
pertemuan
pertama
peneliti
langsung
membina
hubungan
saling
percaya
dengan
pasien dan
melatih
pasien cara
mengontrol
marah
dengan
latihan
nafas
dalam dan
pukul
merapikan tempat tidur. bantal.
3. Melatih kegiatan ketiga 2. Kedua
yaitu menyapu ruangan. peneliti
melatih pasien 6 cara minum Hasil evaluasi defisit
obat yang benar. perawatan diri pada hari
3. Ketiga peneliti melatih terakhir tanggal 26 Mei 2017
pasien cara mengontrol didapatkan, partisipan 2 telah
marah secara verbal yaitu mampu untuk melakukan
meminta dan menolak kegiatan kebersihan diri yaitu
dengan baik. mandi dan gosok gigi tapi
4. Dan yang terakhir peneliti belum mandiri. Peneliti sudah
melatih pasien cara
mengontrol marah dengan
cara spiritual.
• Ideal Diri
Klien mengatakan dari ingin
cepat sembuh dan ingin
pulang
• Harga Diri
c. Hubungan Sosial
• Orang Terdekat
Anak-anak ,Istri, Kakak dan
Perempuan= Klien orangtua
m. Kemampuan penilaian
e. Afek
Klien dapat memeilih dan
Klien tampak labil pada saat megambil keputusan yang
dilakukan wawancara sederhana ketika diberikan sedikit
bantuan misalnya klien mampu Klien mengatakan minum obat
memilih akan menjadi dahulu secara teratur selama dirumah
atau makan. sakit
Risperidon
n. Daya tilik diri Lorazepam
Klien kurang menyadari tentang
g. Pemeliharaan kesehatan
perubahan fisik pada dirinya
namun klien juga tidak Klien mengatakan akan selalu
menyalahkan orang lain atas apa minum obat sampai dirinya
yang terjadi pada dirinya. sembuh
j w
i a
k s
a p
a
e d
m a
o
s - K
i l
i
i e
a n
m t
e a
n m
g p
g a
e k
p
a k
l e
k s
a a
n l
t j
a i
g k
a
2 - Klien mengatakan jarang
d mengosok gigi dan menyisir Defisit pe
i rambut
t
a DO:- Saat makan masih
n berserakan dan ada sisa-
y sisa makanan dimulut
a - Kuku tamapak panjang dan
kotor
b - Klien mandi masih disuruh,
a badan bau
n
3 DS:- Klien mengatakan lebih suka Harga dir
y
sendirian di kamar
a
- Klien mengatakan tidak
k
memiliki kemampuan untuk
- melakukan aktivitas
b
a DO:- Klien tidak mau menatap mata
n pada saat wawancara
y - Klien tampak sering
a menyendiri
k - Klien tampak mudah
tersinggung
DS:- Klien mengatakan
mandi
2x sehari I. Daftar Masalah
1. Perilaku kekerasan
2. Ketidakefektifan koping
keluarga : ketidakmampuan
3. Disstres spiritual
4. Defisit perawatan diri
5. Gangguan komunikasi verbal
6. Resiko perilaku kekerasan
7. Gangguan proses pikir :
obsesi
8. Gangguan pemeliharaan
kesehatan
9. Kurang pengetahuan
perawatan
INTERVENSI diri: atan
KEPERAWATAN mandi
Nama klien : Tn. N
kebersihan
No. MR : 030381 diri,
sehingga 2.
Mampu
Diagnosa
Rasio
No Keperawa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi berdandan,
1. Defisit nal
tanPasien Setelah 2-4x SP 1 klien
Pasien: Perawatan mampu: berhias
pertemuan: pengkajian dan
Diri Menjaga makan/minu
Klien m,
mampu merasa dan
melatih BAB/BAK
nyama
cara n
kebersih bedan
menjaga da 2.
menjaga Jelask
an diri an dan
rapi. n
kebersihan pentin
diri gnya
3.
kebersihan M
a a
m n
p
u
k
e
b
e
r
s
i
h
a
n
d
i
r
i
.
m
e
l
a
k
u
k
3
.
J
e
l
a
s
k
a
n
a
l
a
t
d
ancara
kebersihan
makandiri dan4.
Latih
cara
minummenjaga
denganmembersihkan baikdiri : mandi
dan 4. Mampuganti pakaian,
melakuksikat gigi, cuci anrambut,
potong BAB/BAkuku K5. Masukan
pada denganjadwal kegiatan
baik.untuk latihan mandi dan
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut
( 2 kali per minggu)
potong kuku ( satu
kali per minggu)
SP 2 Pasien:
melatih cara
berdandan setelah
kebersihan diri :
sisian, rias muka
untuk perempuan ,
cukuran untuk
pria
1. Evaluasi
kegiatankebersihan
diri. Beri pujian
2. Jelaskan cara
danalat untuk
berdandan
3. Latih cara
berdandan setelah
kebersihan diri :
sisiran, cukuran
untuk pria
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk kebersihan
diri dan berdandan.
SP 3 Pasien : melatih
cara
makan dan minum
dan baik
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri
dan berdandan .
Beri pujian
2.Jelaskan cara dan
alat makan dan
minum
3.Latih cara makan
dan minum yang
baik
4.Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
kebersihan diri,
berdandan dan
makan/minum
yang baik.
SP 4 Pasien :
melatih BAB dan
BAK yang baik
1.Evaluasi kegiatan
kebersihan diri,
berdandan,
makan/minum.
Beri pujian
2.Jelaskan cara
BAB/BAK yang
baik
3.Latih cara
BAB/BAK yang
baik.
4.Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk kebersihan
diri, berdandan,
makan/minum,
BAB/BAK
SP 2 Pasien :
Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien
1. Evaluasi tanda dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi kemampuan pasien melakukan
kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan
pujian
3. Evaluasi manfaat melakukan
kegiatan pertama
4. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan
dilatih
5. Latih kegiatan kedua (alat dan
cara)
6. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
dua kegiatan
SP 3 Pasien :
Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien
1. Evaluasi tanda dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi kemampuan melakukan kegiatan
pertama, dan kedua yang telah dilatih dan
berikan pujian
3. Evaluasi manfaat
melakukan
kegiatan pertama
4. Bantu pasien
melih kegitan
ketiga yang akan
dilatih
5. Latih kegiatan
ketiga (alat dan
cara)
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan tiga
kegiatan
SP 4 Pasien :
Strategi
pelaksanaan
pertemuan 4 pada
pasien
1. Evaluasi tanda
dan gejala harga
diri rendah
2. Validasi
kemampuan
melakukan
kegiatan ertama,
kedua dan ketiga
yang telah dilatih
dan berikan
pujian
3. Evaluasi manfaat
melakukan
kegiatan pertama,
kedua dan ketiga
4. Bantu pasien
memilih kegiatan
keempat yang
akan dilatih
5. Latih kegiatan
keempat (alat dan
cara)
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
empat kegiatan
HARI/TG IMPLEMENTASI
DIAGNOS EVALUASI PARA
L KEPERAWATAN F
17 Mei DefisitSP 1 Pasien: pengkajian dan S:
Klien
melatih cara menjaga
mengatakan kebersihan diri : cuci
malas untuk rambut, sikat gigi,
potong menyisir
kuku mengatakan kebersihan
a. Identifik diri, malas untuk
asi berdandan, mencuci
masalah makan/minum, rambutnya
Klien BAB/BAK
perawata b. Jelaskan pentingnya O :
n Tampak
diri:
kebersihan diri. rambut klien
c. Jelaskan alat dan kusut, tampak
cara kebersihan diri ada ketombe,
d. Latih cara menjaga klien
membersihkan diri : mengerti cara
mandi dan ganti untuk
pakaian, sikat gigi, mencuci
cuci rambut, potong rambut
kuku
A: Klien
dapat
melakukan
kegiatan
tetapi dengan
bantuan
P :
Optimalkan
SP 1,
lanjutkan SP
2
18 Mei Defisit SP 2 Pasien: melatih cara S : Klien
2017 perawatan berdandan setelah mengatakan
diri kebersihan diri : sisiran, nyaman
bercukur untuk pria dengan
a)Evaluasi kegiatan penampilan
kebersihan diri. Beri saat ini
pujian
b)Jelaskan cara dan alat O : Klien
untuk tampak masih
berdandan/bercukur kusut, tampak
c) Latih cara berdandan klien sudah
bercukur,
setelah kebersihan diri P :
tetapi dengan
: bercukur Optimalkan
bantuan
SP 2 dan
petugas
lanjutkan SP
3 : Depisit
A
19 Mei Defisit SP 3 Pasien : melatih cara S : Klien
perawatan
2017 perawatan makan dan minum dan baik diri mengatakan
: berhias
diri a. Evaluasi kegiatan sudah
diri bisa
masih
kebersihan diri dan melakukan
ada, Klien
berdandan . Beri cara
dapatmakan
pujian yang baik dan
melakukan
b. Jelaskan cara dan benar
kegiatan
alat makan dan dengan
minum O : Klien
bantuan
c. Latih cara makan tampak bisa
dan minum yang mempraktekk
baik an cara
makan yang
baik dan
benar
A : Klien
mampu
melakukan
kegiatan
dengan baik
tanpa arahan
P:
O
pti
m
al
ka
n
SP
3
da
n
la
nj
ut
SP
4
20 Mei Defisit SP 4 Pasien : melatih BAB
S : Klien
2017 perawatan dan BAK yang baik mengatakan diri
a. Evaluasi kegiatan mengetahui
pendengara kebersihan diri, cara
n berdandan,
BAB/BAK
makan/minum. Beri
yang benar pujian
b. Jelaskan cara O :
Klien BAB/BAK
yang tampak rapi
baik dan bersih,
c. Latih cara klien dapat
BAB/BAK yang
menyebutkan baik. alat
dan cara
BAB/BAK
yang benar
Harga diri A : Klien bisa
rendah melakukan
kegiatan yang
SP 1 Pasien : Pengkajian dilatih denan
dan latihan kegiatan baik
pertama
a) Identifikasi P:
pandangan/penilaian Optimalkan
pasien tentang diri SP 4 dan
sendiri dan evaluasi
pengaruhnya kembali SP 1,
terhadap hubungan 2 dan 3
dengan orang lain,
harapan yang telah S : Klien
dan belum tercapai, mengatakan
upaya yang perasaan
dilakukan untuk dirinya tidak
mencapai harapan mampu
yang belum melakukan
terpenuhi apa-apa
b) Bantu pasien menilai O : klien
kegiatan yang dapat tampak hanya
dilakukan saat ini berdiam diri
(pilih dari daftar saja, disela-
kegiatan mana sela
kegiatan yang dapat wawancara
dilaksanakan) klien
terkadang
c) Bantu pasien
merunduk
memilih salah satu
kegiatan yang dapat
A : Klien
dilakukan saat ini
melakukan
untuk dilatih
kegiatan
d) Latih kegiatan yang tanpa arahan
dipilih (alat dan cara perawat
melakukan nya)
P:
Optimalkan
kemampuan
SP 1
21 Mei Harga diri SP 2 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 2 mengatakan
a)Validasi kemampuan sudah
pasien melakukan melakukan
kegiatan pertama kegiatan
yang telah dilatih pertama yaitu
dan berikan pujian merapikan
b)Evaluasi manfaat tempat tidur,
melakukan kegiatan klien dapat
pertama menyebutkan
c)Bantu pasien alat untuk
memilih kegiatan kegiatan
kedua yang akan kedua
dilatih menyapu
d)Latih kegiatan kedua ruangan
(alat dan cara)
O : Klien
tampak sudah
bisa
melakukan
kegiatan,
kontak mata
kooperatif
A: Harga diri
rendah masih
ada, klien
melakukan
dengan
arahan
perawat
P:
Optimalkan
kegiatan SP 1
dan 2
22 Mei Harga diri SP 3 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 3 mengatakan
a)Validasi kemampuan drinya senang
melakukan kegiatan dapat
pertama, dan kedua melakukan
yang telah dilatih kegiatan,
dan berikan pujian klien bicara
b)Bantu pasien melih dengan nada
kegitan ketiga yang keras
akan dilatih
c)Latih kegiatan ketiga O : Kien
(alat dan cara) tampak sudah
bisa
menyiapkan
makanan,
klien tampak
bersemangat
A : Klien
mampu
melakukan
kegiatan
tanpa arahan
perawat
P : Optimal
kegiatan SP
3,2 dan 1
23 Mei Harga diri SP 4 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 4 mengatakan
(1) Validasi kemampuan dirinya lebih
melakukan kegiatan mampu dan
ertama, kedua dan mandiri dari
ketiga yang telah biasanya
dilatih dan berikan
pujian O : Klien bisa
(2) Evaluasi manfaat melakukan
melakukan kegiatan kegiatan
pertama, kedua dan mencuci
ketiga piring, klien
(3) Bantu pasien tampak
memilih kegiatan bersemangat
keempat yang akan
dilatih A : Klien
Resiko (4) Latih kegiatan mampu
perilaku keempat (alat dan melakukan
kekerasan cara) kegiatan
tanpa arahan
perawat
P:
Strategi Pelaksanaan 1
Optimalkan
(Mengontrol marah dengan
kegiatan SP 4
pukul bantal dan tarik nafas
dan evaluasi
dalam)
kegiatan SP
a)Membina hubungan
1, 2 dan 3
saling percaya
b)Mendiskusikan
tentang penyebab
marah
S : Klien
c)Mengidentifikasi
mengatakan
tanda dan gejala
jika emosi ia
marah
mengepalkan
d) Memvalidasi perasaan tangannya.
dan masalah klien Klien
e) Mengidentifikasi mengatakan
marah yang dilakukan akan bicara-
f) Menjelaskan cara bicara sendiri
mengontrol marah
dangan tarik nafas O : klien
dalam dan pukul tampak
bantal waspada.
Klien tampak
g) Masukkan kedalam keasal jika
jadwal harian ditanya
banyak-
banyak.
Tatapan klien
tajam
A : marah
masih ada, SP
1 tercapai
klien mampu
membina
hubungan
saling
percaya, klien
dapat
memperagaka
n cara tarik
nafas dalam
dan pukul
bantal
P : Lanjutkan
SP 2 perilaku
kekerasan,
evaluasi
kegiatan SP 1
24 Mei Resiko Strategi Pelaksanaan 2 (6 S : Klien
2017 perilaku benar minum obat) mengatakan
kekerasan a)Evaluasi manfaat masih sering
mengontrol marah kesal kepada
dengan cara tarik nafas pasien lain
dalam dan pukul dan klien bisa
bantal mengontrol
b)Latih cara mengontrol dengan cara
marah dengan patuh tarik nafas
minum obat. (Jelaskan dalam dan
pentingnya penggunan pukul bntal,
obat, akibat bila obat klien
tidak digunakan sesuai mengetahui
program, akibat bila obat yang
putus obat, cara didapatkanny
mendapatkan a
obat/berobat. Jelaskan O : Klien
prinsip 6 benar minum tampak
obat: jenis, waktu, gelisah, klien
dosis, frekuensi, cara bisa
dan kontinuitas minum menyebutkan
obat. obatnya
c)Masukkan kedalam
jadwal harian A : Resiko
perilaku
kekerasan
masih ada, SP
2 optimalkan
P : Lanjutkan
SP 3, evaluasi
kegiatan SP 1
dan 2
25 Mei Resiko Strategi Pelaksanaan 3 S : Klien
2017 perilaku (mengontrol marah dengan Mengatakan
kekerasan cara verbal) akan
melakukan
a) Evaluasi sp 1 dan 2
cara
pasien mengontrol
b) Validasi kemampuan marah dengan
pasien dalam meminta dan
mengontrol marah menolak
dengan tarik nafas dengan baik
dalam dan pukul
bantal, minum obat, O : klien
berikan pujian tampak agak
tenang. Klien
c) Latih cara mengontrol tampak
marah dengan cara memprakteka
verbal yaitu meminta n cara
dan menolak dengan mengontrol
baik saat merasa marah dengan
marah meminta dan
menolak
d) Masukkan ke dalam
dengan baik
jadwal harian
A : Marah
masih ada, SP
3 belum
optimal
P : Lanjutkan
SP 4, evaluasi
kegiatan SP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Pengkajian
I. Identitas Klien
Inisial Klien : Tn. M
Umur : 45 tahun
No. Rekam Medik : 016394
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2017
Informan : Klien, status dan petugas ruangan
• Tindakan Kriminal
V. Psikososial
= Laki-laki
=Hubungan Keluarga
b. Konsep Diri
• Citra Tubuh
Klien mengatakan tidak ada anggota tubuh yang klien tidak sukai.
• Identitas Diri
• Peran Diri
Klien tidak ada berperan di masyarakat.
• Ideal Diri
• Harga Diri
d. Spiritual
• Nilai dan Keyakinan
• Kegiatan Ibadah
b. Pembicaraan
Pada saat wawancara klien cukup kooperatf namun tidak mampu
memulai pembicaraan. Nada bicara lambat dan pelan. Tampak jarang
berbicara dengan pasien lain.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak tegang, jalan mondar-mandir dan sering berdiam diri di
tempat tidurnya.
d. Alam perasaaan
Klien mengatakan perasaannya biasa-biasa saja, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.
e. Afek
Pada saat dilakukan wawancara klien afeknya labil, kadang tampak
tenang.
g. Persepsi
Klien bingung, bicara ngawur, bicara-bicara sendiri, mondar-mandir di
ruangan. Saat ditanya halusinasinya klien membantahnya dan
mengatakan tidak ada mendengar suara-suara.
h. Proses pikir
Ketika dilakukan wawancara klien menjawab pertanyaan dengan
berbelit-belit tapi bisa sampai pada tujuan pembicaraan
i. Isi pikir
Klien terus bertanya kapan pulang, klien juga terus mengatakan ia ingin
bekerja dan meiliki banyak uang.
j. Tingkat kesadaran
Klien mengetahui nama, tempat dan waktu pada saat dilakukan
wawancara, namun sesekali tampak bingung dengan pertanyaan yang
baru pertama kali didengarnya.
k. Memori
Pengkajian memori, klien mengatakan tidak mampu menceritakan
tentang pengalaman-pengalaman masa lalunya.
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu memilih salah satu dari dua pilihan yang diajukan. Klien
memilih untuk keluar dari proses bercakap-cakap.
b. BAB/BAK
Klien BAB/BAK secara mandiri pada tempatnya dan membersihkan
kamar mandi (wc) setelah menggunakannya.
c. Mandi
Klien mandi 2x sehari dan harus disuruh petugas, sikat gigi kadang ada
kadang tidak.
d. Berpakaian/Berhias
Klien sudah bisa berpakaian dengan benar tapi mengganti pakaian harus
disuruh petugas. Tidak bisa berhias/bercukur sendiri.
e. Istirahat/tidur
Klien tidur siang selama 1-2 jam sehari, pada malam hari partisipan 1
tidur dengan cukup.
f. Penggunaan obat
Klien minum obat 3 kali sehari dengan bantuan minimal.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak pernah melakukan pengobatan baik di puskesmas maupun
rumah sakit sebelumnya. Sekarang klien mengatakan akan minum obat
secara teratur karena ingin sembuh.
h. Kegiatan didalam rumah
Klien mandiri dirumah tanpa bantuan orang lain.
VIII.Mekanisme Koping
a. Koping adaptif
Klien mengatakan tidak terbuka dengan masalah yang dimilikinya
kepada orang lain karena tidak memiliki orang terdekat.
b. Koping maldaptif
Klien lebih sering menghindari petugas dan memilih tidur di kamar.
f. Masalah ekonomi
Klien tidak memiliki pekerjaan
Daftar Masalah
1. Isolasi sosial
2. Disstres spiritual
3. Defisit perawatan diri
4. Resiko perilaku kekerasan
5. Perilaku kekerasan
6. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
7. Gangguan proses pikir
8. Waham kebesaran
9. Koping maladaptif
10. Gangguan pemeliharaan kesehatan
11. Kurang pengetahuan
Pohon Masalah
Causa
Harga Diri Rendah Kronis
Diagnosa
Rasio
No Keperawa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
nal
tan
1. Defisit Pasien Setelah 2-4x SP 1 Pasien: Perawatan mampu: pertemuan:
pengkajian dan
Diri Menjaga Klien mampu melatih cara menjaga kebersih
menjaga kebersihan diri : an diri kebersihan diri
mandi, cuci rambut, sesuai dengan cara: sikat gigi,
potong strategi 5. Member kuku
pelaksan sihkan a) Identifikasi masalah aan diri
perawatan diri: tindakan dengan kebersihan diri,
keperaw cara berdandan, atan mandi makan/minum,
sehingga 6. Mampu BAB/BAK
klien berhias b) Jelaskan pentingnya merasa dan
kebersihan diri. nyaman bedanda c) Jelaskan alat dan
dan rapi. n cara kebersihan diri
7. Mampu d) Latih cara menjaga
melakuk membersihkan diri : an
mandi dan ganti makan pakaian,
sikat gigi, dan cuci rambut, potong
minum kuku dengan e) Masukan
pada baik jadwal kegiatan
8. Mampu untuk latihan mandi
melakuk dan sikat gigi (2 kali an
per hari), cuci
BAB/B rambut ( 2 kali per
AK minggu) potong dengan kuku ( satu
kali per
baik. minggu)
SP 2 Pasien: melatih
cara berdandan
setelah kebersihan
diri : sisian, rias
muka untuk
perempuan ,
cukuran untuk
pria
a) Evaluasi kegiatankebersihan diri. Beri pujian
b) Jelaskan cara danalat untuk berdandan c) Latih cara berdandan
setelah kebersihan diri : sisiran, cukuran
untuk pria
d) Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan.
SP 3 pasien :
Bercakap cakap
a) Evaluasi gejala halusinasi
b) Validasi kemampuanpasien dalam mengontrol alusiansi dengan
menghardik, minum obat, berikan pujian
c) Evaluasi manfaatemngontrol halusinasi dengan menghardik,
minum obat sesuai jadwal
d) Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap saat
terjadi
halusinasi
e) Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan
SP 4 pasien :
Melakukan aktifitas sehari hari
Pada tindakan keempat ini dapat diulang untuk beberapa kegiatan
harian. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan semakin sedikit
kemungkinan berhalusinasi. Berikut beberapa kegiatan yang dapat
dilatih
1. Mengepel lantai
a. Evalusi tanda dan
gejala halusinasi
b. Validasikemampuan pasien dalam
mengontrol halusiansi dengan menghardik, minum obat, dan
bercakap cakap dengan orang lain, berikan
pujian
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan kegiatan harian
(mulai 2
kegiatan)
d. Masukkan padajadwal kegiatan untuk melakukan kegiatan
harian
2. Melakukan aktifitas
sehari hari :
Menyapu lantai
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. MR : 016394
HARI/DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PAR TGL
KEPERAWATAN AF
17 Mei Defisit SP 1 Pasien: pengkajian dan S : Klien
2017 perawatan melatih cara menjaga
mengatakan diri kebersihan diri : cuci rambut, malas
untuk sikat gigi, potong kuku menyisir
e. Identifikasi masalah rambutnya,
perawatan diri: Klien
kebersihan diri, mengatakan
berdandan, malas untuk
makan/minum, mencuci
BAB/BAK rambutnya
f. Jelaskan pentingnya kebersihan diri. O :
Tampak
g. Jelaskan alat dan cara rambut klien
kebersihan diri kusut, tampak
h. Latih cara menjaga ada ketombe,
membersihkan diri : klien mengerti
mandi dan ganti cara untuk pakaian, sikat
gigi, mencuci cuci rambut, potong
rambut kuku
A: Klien dapat
melakukan
kegiatan tetapi
dengan
bantuan
P : Optimalkan
SP 1, lanjutkan
SP 2
18 Mei Defisit SP 2 Pasien: melatih cara S : Klien
2017 perawatan berdandan setelah kebersihan mengatakan diri
diri : sisiran, bercukur untuk nyaman pria dengan
d)Evaluasi kegiatan penampilan
kebersihan diri. Beri saat ini
pujian
e)Jelaskan cara dan alat O : Klien
untuk tampak masih
berdandan/bercukur kusut, tampak
klien sudah
f) Latih cara berdandan
bercukur,
setelah kebersihan diri :
tetapi dengan
bercukur
bantuan
petugas
A : Depisit
perawatan
diri : berhias
diri masih ada,
Klien dapat
melakukan
kegiatan
dengan
bantuan
P:
Optimalkan
SP 2 dan
lanjutkan SP 3
19 Mei Defisit SP 3 Pasien : melatih cara S : Klien
2017 perawatan makan dan minum dan baik mengatakan
diri d. Evaluasi kegiatan sudah bisa
kebersihan diri dan melakukan
berdandan . Beri cara makan
pujian yang baik dan
e. Jelaskan cara dan alat benar
makan dan minum
f. Latih cara makan dan O : Klien
minum yang baik tampak bisa
mempraktekka
n cara makan
yang baik dan
benar
A : Klien
mampu
melakukan
kegiatan
dengan baik
tanpa arahan
P : Optimalkan
SP 3 dan lanjut
SP 4
20 Mei Defisit SP 4 Pasien : melatih BAB S : Klien
2017 perawatan dan BAK yang baik mengatakan
diri d. Evaluasi kegiatan mengetahui
pendengaran kebersihan diri, cara
berdandan, BAB/BAK
makan/minum. Beri yang benar
pujian
e. Jelaskan cara O : Klien
BAB/BAK yang baik tampak rapi
f. Latih cara BAB/BAK dan bersih,
yang baik. klien dapat
menyebutkan
alat dan cara
BAB/BAK
yang benar
Harga diri
rendah A : Klien bisa
SP 1 Pasien : Pengkajian dan melakukan
latihan kegiatan pertama kegiatan yang
e) Identifikasi dilatih denan
pandangan/penilaian baik
pasien tentang diri
sendiri dan P : Optimalkan
pengaruhnya terhadap SP 4 dan
hubungan dengan evaluasi
orang lain, harapan kembali SP 1,
yang telah dan belum 2 dan 3
tercapai, upaya yang
dilakukan untuk S : Klien
mencapai harapan mengatakan
yang belum terpenuhi perasaan
dirinya tidak
f) Bantu pasien menilai mampu
kegiatan yang dapat melakukan
dilakukan saat ini apa-apa
(pilih dari daftar
kegiatan mana O : klien
kegiatan yang dapat tampak hanya
dilaksanakan) berdiam diri
saja, disela-
g) Bantu pasien memilih
sela
salah satu kegiatan
wawancara
yang dapat dilakukan
klien
saat ini untuk dilatih
terkadang
merunduk
h) Latih kegiatan yang
dipilih (alat dan cara A : Klien
melakukan nya) melakukan
kegiatan tanpa
arahan perawat
P : Optimalkan
kemampuan
SP 1
21 Mei Harga diri SP 2 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 2 mengatakan
e)Validasi kemampuan sudah
pasien melakukan melakukan
kegiatan pertama kegiatan
yang telah dilatih dan pertama yaitu
berikan pujian merapikan
f) Evaluasi manfaat tempat tidur,
melakukan kegiatan klien dapat
pertama menyebutkan
g)Bantu pasien memilih alat untuk
kegiatan kedua yang kegiatan kedua
akan dilatih menyapu
h)Latih kegiatan kedua ruangan
(alat dan cara)
O : Klien
tampak sudah
bisa
melakukan
kegiatan,
kontak mata
kooperatif
A: Harga diri
rendah masih
ada, klien
melakukan
dengan arahan
perawat
P: Optimalkan
kegiatan SP 1
dan 2
22 Mei Harga diri SP 3 Pasien : Strategi S : Klien
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 3 mengatakan
d)Validasi kemampuan drinya senang
melakukan kegiatan dapat
pertama, dan kedua melakukan
yang telah dilatih dan kegiatan, klien
halusinasi klien dengan dengan
berikan pujian cara
bicara dengan
(Jelaskan
terjadi
kegitan pentingnya
halusinasi
ketiga klien
yang mengatakan
klien
penggunan
akan dilatihobat, akibat mendengar
Omengetahui
: Kien
l) Mengidentifikasi
bila obat tidak suara-suara
obat yang
f) situasi
Latih kegiatan
pencetus ketiga
yang tampak sudah
digunakan
(alat dan cara) sesuai yang
didapatkannya
bisa
menimbulkan memanggil
program, akibat bila menyiapkan
halusinasi dirinya,
putus obat, cara O : Klienklien
makanan, klien
m)Menjelaskan
mendapatkan cara mengatakan
tampak
tampak
mengontrol halusinasi
obat/berobat. Jelaskan suara
gelisah, tersebut
klien
bersemangat
dengan menghardik
prinsip 6 benar minum sering
2bisa
dan 3
26 Mei Halusinasi Melatih
Strategi pasien
obat: mengontrol
jenis,
Pelaksanaan
waktu, 4 mengatakan
menyebutkan
SA :: Klien
Klien
2017 halusinasi
dosis, aktivitas
(melakukan dengan
frekuensi,sehari
cara - dirinya
obatnya
mengatakan untuk
mampu
menghardik
hari) dan kontinuitas minum mati
halusinasi
melakukan
obat. A
sudah: Halusinasi
jarang
c) evaluasi kemampuan kegiatan
O : Klien
masih
muncul,
tanpa
ada,
arahan perawat SP
klien
pasien dalam tampak
2 optimalkan
dapat sering
mengontrol halusinasi mondar
mengontrol -
P : Optimal
dengan menghardik, mandir,
P : Lanjutkan
halusinasinya klien
kegiatan SP
minum obat, dan Omampu
SP : 3, evaluasi
Klien
3,2 dan 1
bercakap-cakap dengan memperagakan
kegiatan
tampak SP 1
23 Mei Harga diri SP 4 Pasien : Strategi S : Klien sudah
orang lain,berikan menghardik
dan
berbicara2
2017 rendah pelaksanaan pertemuan 4 mengatakan
25 Mei Halusinasi StrategipujianPelaksanaan halusinasi
(5) Validasi kemampuan 3 Sdirinya
: Klienlebih
dengan orang
2017 (Bercakap-cakap dengan Mengatakan
lain, klien
d) melakukan
orang lain)
ertama,
Latihkegiatan
kedua dan
cara A
mampu
suara
masih
mandiri
dan
: Halusinasi
yang
sering
dari
mengontrol halusinasi masih
memanggil
mondar- ada, SP
e) ketiga yang melakukan
Evaluasi
dengan
dilatih dan
telahgejala
berikan
1
biasanya
tercapai
manggil
mandir klien
sudah
halusinasi
kegiatan harian A mampu
jarang
pujian O :: Klien
Klien dapat
bisa
membina
f) (6)Validasi
Evaluasikemampuanmanfaat terdengar
mengontrol
melakukan
hubungan
melakukan kegiatan
pasien dalam dengan
kegiatan
saling
O : klien
melakukan percaya,
pertama, kedua
mengontrol dan
halusinasi mencuci
klien
tampakklien
kegiatan dapat
ketiga menghardik,
dengan piring,
memperagakan
terkadang
diruangan
(7)minum
Bantu obat,
pasienberikan
memilih tampak
P cara
bermenung
: Optimalkan
kegiatan
pujian keempat bersemangat
menghardik
senndiri,
SP 4 dan klien
yang akan dilatih
g) Latih cara mengontrol
(8) Latih kegiatan A
P : Lanjutkan
tampak
evaluasi
: 2Klien
halusinasi SP
Halusinasi keempat dengan
(alat dancara bersosialisasi
kegiatan
mampu
halusinasi,
SP 1
bercakap-cakap
cara) saat 2dengan
dan 3 orang
melakukan
terjadi halusinasi evaluasi
lain
kegiatan SP
kegiatan tanpa
1
arahan perawat
24 Mei Halusinasi Strategi Pelaksanaan 2 (6 SA :: Klien
Halusinasi
2017 benar minum obat) mengatakan
masih ada, SP
P : Optimalkan
Strategi Pelaksanaan 1 suara yang
g) Evaluasi
(Menghardik halusinasi)
manfaat 3 belum SP 4
kegiatan
memanggil
mengontrol halusinasi optimal
dan evaluasi
h)Membina hubungan masih sering
dengan cara kegiatan SP 1,
saling percaya muncul dan
menghardik 2P : Lanjutkan
dan 3
i) Mengidentifikasi jenis klien
SP 4, bisa
evaluasi
h) Latih cara mengontrol
halusinasi klien mengontrol
kegiatan SP 1,
j) Mengidentifikasi isi