Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PATOFISIOLOGI KEGANASAN PADA SISTEM HEMATOLOGI DAN


ASKEP PADA ANAK

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 3
1. TITI FERA
2. FATIMAH
3. CUT PUTRI AZURA
4. MUHAMMAD ALDIKY
5. MAULINDA AFDALLINA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADDIYAH LHOKSEUMAWE


TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Patofisiologi Keganasan Pada Sistem Hematologi Dan Askep Pada
Anak”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik
tulisan maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengaharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya
Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
berkaitan dengan penyusunan makalah ini akan penulis terima dengan senang hati
untuk menyempurnakan penyusunan makalah tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Lhokseumawe, 01 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Pengertian Sistem Hemotologi..........................................................................
B. Patofisiologi Sistem Hematologi......................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Review Jurnal....................................................................................................
B. Askep Keperawatan Sistem Hematologi Pada Anak........................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................................................

iii
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian Sistem Hemotologi


Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupak bagian penting dari system transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian korpuskuli.
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang
mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang
terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson:
2005).
Spesimen darah sering digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin.
Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel-sel
darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan
haemoglobin,jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, RDW, leukosit,
hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011).
Pada pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap) selalu menggunakan
sampel darah segar.
Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk
pemeriksaan darah lengkap karena secara fisik dan biologi identik dengan
material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007).
Darah sebagai sistem transportasi tidak hanya mendistribusikan zat-zat nutrisi
ke jaringan tubuh, lebih dari itu darah berfungsi mendistribusikan O2 dari paru-
paru ke seluruh tubuh dan sebaliknya membawa CO2 dari seluruh tubuh ke paru-
paru, serta membawa sisa-sisa metabolisme ke organ ekskresi. Fungsi ini
dijalankan oleh elemen sel darah yang disebut eritrosit.
Elemen berikutnya, trombosit, berfungsi dalam sistem hemostasis, yakni
sistem pembekuan yang berfungsi mempertahankan tubuh dari resiko kehilangan
cairan akibat perdarahan. Elemen lainnya yakni lekosit berfungsi sebagai salah
satu sistem imun yang mempertahankan tubuh dari serangan patogen dan
lingkungan luar yang bersifat mengganggu.

1
Kelainan pada setiap elemen darah dapat menimbulkan gangguan pada
fungsi-fungsi terkait di atas. Pada blok sistem hematologi ini mahasiswa akan
mempelajari lebih jauh tentang komposisi, pembentukan dan fungsi dari setiap
elemen darah, termasuk berbagai gangguan/penyakit yang disebabkan oleh
defisiensi atau malformasi elemen-elemen tersebut.
B. Patofisiologi Sistem Hematologi
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang
disebabkan oleh sel – sel darah :
1.    Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh (Handayani dan Haribowo, 2008).
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau
jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan
Mentzer,2006).
Macam-macam anemia antara lain :
a)      Anemia hemoragis
Anemia akibat kehilangan darah secara berlebihan. Secara normal cairan
plasma yang hilang akan diganti dalam waktu 1-3 hari namun dengan konsentrasi
sel darah merah yang tetap rendah. Sel darah merah akan kembali normal dalam
waktu 3-6 minggu.
b)      Anemia aplastik
Sumsum tukang yang tidak berfungsi sehingga produksi sel darah merah
terhambat. Dapat dikarenakan oleh radiasi sinar gamma (bom atom), sinar X yang
berlebihan. Bahan-bahan kimia tertentu, obat-obatan pada orang dengan
keganasan.
c)      Anemia megaboblastik
Vitamin B12, asam folat dan factor instrinsik (terdapat pada mukosa
lambung) merupakan factor yang berpengaruh terhadap pembentukan sel darah
merah. Bila salah satu factor diatas tidak ada maka produksi eritroblas dalam

2
sumsum tulang akan bermasalah. Akibatnya sel darah tumbuh terlampau besar
dengan bentuk yang aneh, memiliki membrane yang rapuh dan mudah pecah.
d)     Anemia hemolitik
Sel darah merah yang abnormal ditandai dengan rapuhnya sel dan masa
hidup yang pendek (biasanya ada factor keturunan)
Contoh :
1) Sterositosis, sel darah merah kecil, bentuk sferis, tidak mempunyai struktur
bikonkaf yang elastic (mudah sobek)
2) Anemia sel sabit, 0,3-10% orang hitam di afrika barat dan amerika sel-
selnya mengandung tipe Hb yang abnormal (HbS), bila terpapar dengan
O2 kadar rendah Hb akan mengendap menjadi Kristal panjang didalam sel
darah merah, sehingga sel darah merah menjadi lebih panjang dan
berbentuk mirip seperti bulan sabit. Endapan Hb merusak membrane sel.
Tekanan O2 jaringan yang rendah menghasilkan bentuk sabit dan mudah
sobek. Penurunan tekanan O2 lebih lanjut membentuk sel darah semakin
sabit dan penghancuran sel darah merah meningkat hebat.
3)    Eritroblastosis Fetalis,ibu dengan Rh(-) yang memiliki janin Rh(+) pada
saat kehamilan pertama, setalah ibu terpapar darah janin maka ibu secara
otomatis akan membentuk antibody terhadap Rh(+), sehingga pada
kehamilan yang kedua anti Rh ibu akan menghancurkan darah bayi dan
bayi akan mengalami anemia yang hebat hingga meninggal.
4)      Hemolisis karena malaria atau reaksi dengan obat-obatan.
e)      Nutrional anemia
1) Anemia defisiensi besi (Fe)
2) Anemia defisiensi asam folat (akibat kekurangan asupan atau
gangguan absorbsi GI track)
f)       Anemia pernisiosa
Vitamin B12 penting untuk sintesa DNA yang berperan dalam penggandaan
dan pematangan sel. Faktor instrinsik berikatan dengan B12 sebagai transport
khusus absorbs B12 dari usus. Anemia pernisiosa bukan karena kekurangan intake
B12 melainkan karena defisiensi factor instrinsik yang mengakibatkan absorbsi
B12 terganggu.

3
g)      Renal anemia
Terjadi karena sekresi eritropoitein dari ginjal berkurang akibat penyakit
ginjal.
2.    Leukemia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a)    Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada
penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma
Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van
Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von
Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) .
Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan
informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola
kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
b)   Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik
dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini
berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi
( Wiernik,1985 ) .
c)    Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan
kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang
dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya
ANLL ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ).
d)   Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus
menyebabkan leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia
menemukan adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi
tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang

4
merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985
) . Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia
adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute
T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
e)    Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen. ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan
lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk
minyak, cat , ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik
( Fauci, et. al, 1998 ) .
f)    Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II )
dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML .
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
3.    Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling
sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia
disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX),
dikelompokkan  sebagai hemofolia A dan hemofiliaB. Kedua gen tersebut terletak
pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait-X (Ginsberg,2008).
Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia
adalah karier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena.Anak laki-laki dari
perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit
hemofilia.Dapat terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu
karier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.Kira-kira 33% pasien tidak
memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan (Hoffbrand, Pettit,
1993).

5
4.    Thalasemia
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang
dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali
ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley
pada tahun 1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan
pembesaran limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan
anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley
sesuai dengan nama penemunya.
Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat
dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino
yang membentuk hemoglobin (komponen darah).
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi (Fe).
Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi
akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal
dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah
yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever).
Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan
mengganggu fungsi organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita
thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat
besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak
jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada
kematian.
5.    Trombositopenia
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan dari
pembekuan darah pada orang normal jumlah trombosit didalam sirkulasi berkisar
antara 150.00-450.00/ul, rata – rata berumur 7-10 hari kira – kira 1/3 dari jumlah
trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran didalam limpa oleh
karena itu untuk mempertahankan jumlah  trombosit  supaya  tetap  normal  di
produksi 150.000- 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang
dari 30.000/mL, bisa  terjadi perdarahan  abnormal  meskipun  biasanya

6
gangguan baru  timbul  jika  jumlah trombosit  mencapai  kurang  dari 10.000/mL
(Sudoyo, dkk ,2006). Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan
terjadi  akibat  penurunan  reproduksi trombosit,  seperti  pada  anemiaaplastik,
mielofibrosis,  terapi  radiasi  atau  leukimia, peningkatan penghancuran
trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi
intravaskuler,  diseminasi  (DIC);  distribusi  abnormal  atausekuestrasi pada
limpa atau trombositopenia dilusional setelah hemoragiatau tranfusi sel darah
merah (Sandara, 2003)
6. Tanda dan gejala
a. Pilek tak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c. Demam, anoreksia, mual, muntah
d. Berat badan menurun
e. Ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi, memar tanpa sebab
f. Nyeri tulang dan persendian
g. Nyeri abdomen
h. Hepatosplenomegali, limfadenopati
i. Abnormalitas WBC
j. Nyeri kepala
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung darah lengkap (CBC).
b. Pungsi lumbal, untuk mengkaji keterlibatan SSP.
c. Foto thoraks, untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum
d. Aspirasi sumsum tulang, ditemuakannya 25% sel blast memperkuat
diagnosis.
e. Pemindaian tulang atau survei kerangka, mengkaji keterlibatan tulang.
f. Pemindaian ginjal, hati, dan limpa, mengkaji infiltrat leukemik.
g. Jumlah trombosit, menunjukkan kapasitas pembekuan

7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Review Jurnal
Judul :Evaluasi Toksisitas Hematologi Akibat Penggunaan 6-
Merkaptopurin Dalam Fase Pemeliharaan Pada Pasien
Pediatri Kanker Leukimia Limfoblastik Akut.
Volume :Vol. 11 No, 1 maret 2014
Jurnal :Ilmu Farmasi
Review :Kelompok 3
Tanggal :1 oktober 2021
Tujuan penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karatekristik
pasien, angka kejadian, derajat keparahan dan
penatalaksanaan toksisitas serta faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya toksisitas hematologi
penggunaan 6-MP dalam fase pemeliharaan pada pasien
pediatri kanker LLA di RS Kanker Dharmais Jakarta
Sampel Penelitian :Pasien kanker LLA anak yang berobat di RS Kanker
Dharmais Jakarta dari tahun 2013 sampai dengan periode
Maret-April 2014 yang sedang dalam fase pemeliharaan.
Subyek yang memenuhi kriteria inklusi adalah23 pasien
Metode penelitian desain observasional cross sectional dengan mengambil
data pasien secara retrokspetif dan prospektif
Hasil penelitian :Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien laki-laki Dari
pada pasien perempuan, dengan usia paling banyak
berusia < IO tahun, dan berstatus gizi normal serta paling
banyak dengan klasifikasi LLA resiko tinggi. Angka
kejadian toksisitas hematologi anemia paling banyak
terjadi sebesar 95,66%. Derajat keparahan pada toksisitas
hematologi paling banyak terjadi pada derajat l.

8
B. Askep Keperawatan Sistem Hematologi Pada Anak
1. Pengkajian Fokus
b. Demografi
1) Usia : terjadi pada anak berusia dibawah 15 tahun dengan insidensi
tertinggi pada umur 4 tahun
2) Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan
3) Ras : pada kasus tertentu lebih banyak pada anak kulit putih
4) Lingkungan banyak terpapar pada zat radioaktif dan bahan kimia.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu
a) Riawayat kelainan kromosom (sindrom down)
b) Riwayat infeksi
2) Riawayat penyakit keluarga : faktor ras, keluarga dan genetika
c. Data fokus
1) Aktivitas : kelelahan, malaise, kelemahan otot dan somnolen
2) Sirkulasi : palpasi, takikardia, membran mukosa pucat
3) Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah pada urin, penurunan haluan
urin dan feces hitam
4) Integritas ego : perasaan tidak berdaya, depresi, menarik diri, ansietas dan
takut
5) Makanan / cairan : anoreksia, muntah, BB turun, distensi abnormal,
disfagia dan perubahan rasa.
6) Neurosensori : disorientasi, pusing, parestesi dan kesemutan
7) Nyeri : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi dan kram otot
8) Pernafasan : nafas pendek dengan kerja minimal , dispnea, batuk, ronkhi
dan penurunan bunyi nafas
9) Keamanan : pendarahan tak terkontrol, demam purpura, pendarahan gusi,
pembesaran nodus limfe, limfa atau hati
10) Seksualitas : perubahan libido, aliran menstruarsi
d. Pemeriksaan fisik
1) Palpitasi, mukosa pucat
2) Penurunan BB

9
3) Penurunan bunyi usus
4) Splenomegali, hepatomegali
5) Penurunan kesadaran
6) Nyeri abdomen, nyeri sendi
7) Pendarahan spontan
8) Purpura, kemerahan
e. Pemeriksaan penunjang
Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC
kurang dari 10.000/mm3 saat di diagnosis memiliki prognosis paling baik,
jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik
pada sembarang umur.
a) Hemoglobin : kurang dari 10 gr/100 ml
b) Retikulosit : jumlah biasanya rendah
c) Trombosit : <50.000/mm
d) SDP : >50.000/cm dengan peningkatan SDP
immatur
e) PTT : memamnjang
f) Asam urat serum : mungkin meningkat
g) Copper serum : meningkat
h) Zink serum : menurun
(Dongoes, 1999)
Pemeriksaan lainnya yaitu : fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan
susana saraf pusat, foto thoraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum,
aspirasi sumsum tulang ditemukannya 25% sel blast memperkuat diagnosis,
pemindahan tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang,
pemindaian ginjal, hati, limfa untuk mengkaji infiltrat leukemik, jumlah
trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan (Bezt, 2002)
2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
b) Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

10
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis.
3. Intervensi Keperawatan

NO. NIC NOC


DX

1. Setelah dilakukan a. Pantau suhu dengan


tindakan keperawatan teliti
2X24 jam diharapkan b. Berikan periode
pasien dapat istirahat tanpa
memenuhi kriteria gangguan
hasil : c. Anjurkan semua
1.Anak tidak keluarga ntuk
mengalami gejala- menggunakan teknik
gejala infeksi mencuci tangan
dengan baik
d. Berikan antibiotik
sesuai ketentuan

2. Setelah dilakukan a. Mengkaji tingkat


tindakan keperawatan nyeri dengan skala 0
selama 2X24jam sampai 5
diharapkan pasien b. Lakukan teknik
dapat memenuhi pengurangan nyeri
kriteria hasil : non farmakologis
pasien tidak yang tepat
mengalami nyeri atau c. Berikan obat-obat
nyeri menurun anti nyeri secara
sampai tingkat yang teratur
dapat diterima anak d. Kolaborasi dengan
tim medis lainnya

11
3. Setelah dilakukan a. Pantau status nutrisi
tindakan keperawatan b. Berikan makanan
2X24 jam diharapkan yang disertai
pasien dapat suplemen nutrisi gizi
memenuhi kriteria c. Jelaskan pada
hasil : keluarga faktor
1. Nutrisi menjadi pencetus mual dan
adekuat muntah
d. Kaloborasi dengan
ahli gizi dalam
pemenuhan protein
yang mengalami
ketidakadekuatan
tentang asupan
protein.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupak bagian penting dari system transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian korpuskuli.
Darah sebagai sistem transportasi tidak hanya mendistribusikan zat-zat nutrisi
ke jaringan tubuh, lebih dari itu darah berfungsi mendistribusikan O2 dari paru-
paru ke seluruh tubuh dan sebaliknya membawa CO2 dari seluruh tubuh ke paru-
paru, serta membawa sisa-sisa metabolisme ke organ ekskresi. Fungsi ini
dijalankan oleh elemen sel darah yang disebut eritrosit. Elemen berikutnya,
trombosit, berfungsi dalam sistem hemostasis, yakni sistem pembekuan yang
berfungsi mempertahankan tubuh dari resiko kehilangan cairan akibat perdarahan.
Elemen lainnya yakni lekosit berfungsi sebagai salah satu sistem imun yang
mempertahankan tubuh dari serangan patogen dan lingkungan luar yang bersifat
mengganggu keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg
diberikan.
Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang sudah teruji, meski
pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-penelitian yang
professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan
mengeliminasi efek samping yang terjadi.
Kemoterapi atau pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan
cara injeksi kedalam pembuluh vena, sebagian kecil dapat berupa tablet atau
capsul dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit,
serta intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan
ke otot.

DAFTAR PUSTAKA

Http://warungbidan.blogspot.com/2019/08/asuhan-keperawatan-anak-
dengan-gangguan.html?m=1

13
Https://www.scribd.com/document/516808591/MAKALAH-TENTANG-
ASKEP-PADA-GANGGUAN-SISTEM-HEMATOLOGI-2

Http://wijayanti200495.blogspot.com/2016/10/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html?m=1

Https://pdfcoffee.com/makalah-keperawatan-anak-6-pdf-free.html

Https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Anak-
Komprehensif.pdf&ved=2ahUKEwiAh8C5iLHzAhWJIbcAHSTpDSsQFnoECD
wQAQ&usg=AOvVaw2TlMBAZwoGPDcB-mTYW9oh

14

Anda mungkin juga menyukai