DOSEN PENGAMPU :
Ns. Devia P. Lenggogeni., M.Kep., Sp.Kep.MB
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini,
kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan
oksigen untuk jaringan mengalami penurunan. Anemia merupakan kelainan patologik yang
paling sering dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak. (Wong,2009:1115)
1. Etiologi atau fisiologi yang dimanifestasikan dengan penurunan jumlah eritrosit atau
hemoglobin dan tidak dapat kembali, seperti:
- Kehilangan darah yang berlebihan.
Kehilangan darah yang berlebihan dapat diakibatkan karena perdarahan
(internal atau eksternal) yang bersifat akut ataupun kronis. Biasanya akan terjadi
anemia normostatik (ukuran normal), normokromik (warna normal) dengan syarat
simpanan zat besi untuk sintesis hemoglobin (Hb) mencukupi.
- Destruksi (hemolisis) eritrosit.
Sebagai akibat dari defek intrakorpuskular didalam sel darah merah (misalnya
anemia sel sabit) atau faktor ekstrakorpuskular (misalnya, agen infeksius, zat
kimia, mekanisme imun) yang menyebabkan destruksi dengan kecepatan yang
melebihi kecepatan produksi eritrosit
- Penurunan atau gangguan pada produksi eritrosit atau komponennya.
Sebagai akibat dari kegagalan sumsum tulang (yang disebabkan oleh faktor-
faktor seperti neoplastik, radiasi, zat-zat kimia atau penyakit) atau defisiensi
nutrien esensial (misalnya zat besi).
2. Morfologi, yaitu perubahan khas dalam ukuran, bentuk dan warna sel darah merah.
- Ukuran sel darah merah: normosit (normal), mikrosit (lebih kecil dari ukuran
normal) atau makrosit (lebih besar dari ukuran normal)
- Bentuk sel darah merah: tidak teratur, misalnya: poikilosit (sel darah merah yang
bentuknya tidak teratur), sferosit (sel darah merah yang bentuk nya globular) dan
depranosit (sel darah merah yang bentuk nya sabit/sel sabit).
- Warna/sifatnya terhadap pewarnaan: mecerminkan konsentrasi hemoglobin;
misalnya normokromik (jumlah hemoglobin cukup atau normal), hipokromik
(jumlah hemoglobin berkurang).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil dari proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar
diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia).
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Kode: 00204 Domain II Kesehatan Fisiologi Domain II Fisiologis
Ketidakefektifan perfusi Kelas E: Jantung Paru Kompleks
jaringan perifer. Kelas N: Manajemen
Kode 0407 Perfusi Jaringan: Perfusi Jaringan
Definisi: Perifer Kode 4180 Manajemen
Penurunan sirkulasi darah ke Hipovolemi
perifer yang dapat Definisi:
menggangggu kesehatan. Kecukupan aliran darah melalui Definisi:
pembuluh kecil diujung kaki dan Ekspansi dari volume cairan
Batasan karakteristik: tangan untuk mempertahankan intravaskuler pada pasien
- Bruit femoral fungsi jaringan. yang cairannya berkurang
- Edema
- Indeks ankle-brakhial Setelah dilakukan asuhan 1. Timbang berat badan
<0,90 keperawatan selama ….. perfusi diwaktu yang sama
- Kelambatan jaringan perifer adekuat dengan 2. Monitor status
penyembuhan luka kriteria hasil: homeodinamik
perifer 1. Pengisian kapiler meliputi nadi dan
- Klaudikasi intermiten ekstremitas tekanan darah
- Penurunan nadi 2. Muka tidak pucat 3. Monitor adanya
perifer 3. Capilary Refill Time < 3 tanda-tanda
- Perubahan fungsi detik dehidrasi
motorik 4. Monitor asupan dan
- Perubahan pengeluaran
karakteristik kulit 5. Monitor adanya
- Perubahan tekanan hipotensi ortostatis
darah di ekstremitas dan pusing saat
- Tidak ada nadi perifer berdiri
- Waktu pengisian 6. Monitor adanya
kapiler > 3 detik sumber-sumber
- Warna kulit pucat saat kehilangan cairan
elevasi (perdarahan,
muntah, diare,
keringat yang
berlebihan, dan
takipnea)
7. Monitor adanya data
laboratorium terkait
dengan kehilangan
darah (misalnya
hemoglobin,
hematokrit)
8. Dukung asupan
cairan oral
9. Jaga kepatenan akses
IV
10. Berikan produk
darah yang
diresepkan dokter
11. Bantu pasien dengan
ambulasi pada kasus
hipotensi postural
12. Instruksikan pada
pasien/keluarga
untuk mencatat
intake dan output
dengan tepat
13. Instruksikan pada
pasien/keluarga
tindakan-tindakan
yang dilakukan
untuk mengatasi
hipovolemia.
Domain II Fisiologis
Kompleks
Kelas N: Manajemen
Perfusi Jaringan
Kode 4030 Pemberian
Produk-Produk darah
1. Cek kembali
instruksi dokter
2. Dapakan riwayat
tranfusi pasien
3. Dapatkan atau
verifikasi kesediaan
(informed consent)
pasien
4. Cek kembali pasien
dengan benar, tipe
darah, tipe Rh,
jumlah unit, waktu
kadaluarsa dan catat
per protokol di
agensi
5. 5.Monitor area IV
terkait dengan tanda
dan gejala dari
adanya infiltrasi,
phlebitis dan infeksi
lokal
6. Monitor adanya
reaksi transfusi
7. Monitor dan atur
jumlah aliran selama
transfusi
8. Beri saline ketika
transfusi selesai
9. Dokumentasikan
waktu transfusi
10. Dokumentasikan
volume infus
2. Kode 00002 Domain II Kesehatan fisiologis Domain I Fisiologis dasar
Ketidakseimbangan nutrisi: Kelas K: Pencernaan dan nutrisi Kelas D : Dukungan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Kode 1100 Manajemen
Kode 1009 Status Nutrisi: Nutrisi
Definisi: asupan nutrisi
Asupan nutrisi tidak cukup Definisi: menyediakan dan
untuk memenuhi kebutuhan Definisi: meningkatkan intake nutrisi
metabolik Asupan gizi untuk memenuhi yang seimbang
kebutuhan-kebutuhan metabolik 1. Tentukan status gizi
Batasan karakteristik: pasien dan
- Berat badan 20% atau Setelah dilakukan asuhan kemampuan untuk
lebih dibawah rentang keperawatan selama …… jam memenuhi
berat badan ideal pasien dapat meningkatkan kebutuhan gizi
- Diare status nutrisi yang adekuat 2. Identifikasi adanya
- Kelemahan otot dengan kriteria hasil: alergi atau
mengunyah 1. Asupan kalori, protein intoleransi makanan
- Kelemahan otot untuk dan zat besi adekuat yang dimiliki pasien
menelan 2. Porsi makan dihabiskan 3. Ciptakan lingkungan
- Kram abdomen 3. Berat badan yang optimal pada
- Kurang informasi dipertahankan/meningkat saat mengkonsumsi
- Kurang minat makanan
pada makanan 4. Bantu pasien terkait
- Membran mukosa perawatan mulut
pucat sebelum makan
- Nyeri abdomen 5. Anjurkan pasien
- Penurunan berat terkait dengan
badan dengan asupan kebutuhan diet untuk
makan adekuat kondisi sakit
6. Monitor
Faktor yang berhubungan: kecenderungan
- Faktor biologis terjadinya penurunan
- Faktor ekonomi atau peningkatan
- Gangguan psikososial berat badan
- Ketidakmampuan 7. Anjurkan pasien
makan untuk makan pada
- Kurang asupan makan porsi yang sedikit
dan sering
3. Kode 00092 Intoleransi Domain 1 Fungsi kesehatan Domain 1 Fisiologis dasar
aktivitas Kelas A Pemeliharaan energi Kelas A manajemen
aktivitas dan latihan
Definisi: Kode 0005 Toleransi terhadap
Ketidakcukupan energi aktivitas Kode 0180 Manajemen
psikologis atau fisiologis energi
untuk mempertahankan atau Definisi: Respon fisiologis
menyelesaikan aktivitas terhadap pergerakan yang Defenisi:
kehidupan sehari-hari yang memerlukan energi dalam Pengaturan energi yang
harus atau yang ingin aktivitas sehari-hari digunakan untuk menangani
dilakukan atau mencegah kelelahan
Setelah dilakukan asuhan dan mengoptimalkan fungsi
Batasan karakteristik: keperawatan selama …. jam 1. Kaji status fisiologi
- Keletihan pasien dapat toleransi dengan pasien yang
- Dispneu setelah aktivitas dengan kriteria hasil: menyebabkan
beraktivitas 1. Saturasi oksigen saat kelelahan sesuai
- Ketidaknyamanan beraktivitas normal dengan konteks
setelah beraktivitas 2. Frekuensi nadi saat usia dan
- Respon frekuensi
jantung beraktivitas normal perkembangan
abnormal terhadap 3. Warna kulit tidak pucat 2. Anjurkan pasien
aktivitas 4. Melakukan aktivitas mengungkapkan
- Respon tekanan darah secara mandiri perasaan secara
abnormal terhadap verbal mengenai
aktivitas keterbatasan yang
dialami
Faktor yang berhubungan 3. Perbaiki defisit
- Gaya hidup kurang status fisiologi
gerak sebagai prioritas
- Imobilitas utama
- Ketidakseimbangan 4. Tentukan jenis dan
antara suplai dan banyaknya aktivitas
kebutuhan oksigen yang dibutuhkan
- Tirah baring untuk menjaga
ketahanan
5. Monitor asupan
nutrisi untuk
mengetahui sumber
energi yang adekuat
6. Catat waktu dan
lama istirahat/tidur
pasien
7. Monitor sumber dan
ketidaknyamanan
/nyeri yang dialami
pasien selama
aktivitas.
4. Kode 00108 Domain 1 Fungsi kesehatan Domain 1 Fisiologis dasar
Defisit perawatan diri: mandi Kelas D Perawatan diri Kelas F fasilitasi Perawatan
diri
Defenisi: Kode 0301 Perawatan diri: Kode 1801 Bantuan
Hambatan kemampuan untuk mandi Defenisi: perawatan diri:
Tindakan seeorang untuk
melakukan atau membersihkan badannya sendiri mandi/kebersihan
menyelesaikan aktivitas secara mandiri atau tanpa alat
mandi secara mandiri bantu. Definisi:
Setelah dilakukan asuhan Membantu pasien
Batasan karakteristik: keperawatan selama ….. menit, melakukan kebersihan diri
- Ketidakmampuan pasien dapat meningkatkan 1. Pertimbangkan usia
membasuh tubuh perawatan diri selama dalam pasien saat
- Ketidakmampuan perawatan dengan kriteria hasil: mempromosikan
mengakses kamar 1. Mandi dengan bersiram aktivitas perawatan
mandi 2. Mencuci badan bagian diri
- Ketidakmampuan atas 2. Letakkan handuk,
mengambil peralatan 3. Mencuci badan bagian sabun mandi,
mandi bawah shampo, lotion dan
- Ketidakmampuan 4. Mengeringkan badan peralatan lainnya
mengatur air mandi disisi tempat tidur
- Ketidakmampuan atau kamar mandi
mengeringkan tubuh 3. Sediakan lingkungan
- Ketidakmampuan yang terapeutik
menjangkau sumber dengan memastikan
air kehangatan, suasana
rileks, privasi dan
Faktor yang berhubungan: pengalaman pribadi
- Ansietas 4. Monitor kebersihan
- Gangguan fungsi kuku, sesuai dengan
kognitif kemampuan
- Gangguan fungsi merawat diri pasien
muskuloskeletal 5. Jaga ritual
- Gangguan kebersihan
neuromuskular 6. Beri bantuan sampai
- Gangguan persepsi pasien benar- benar
- Kelemahan mampu merawat diri
- Kendala lingkungan secara mandiri
- Ketidakmampuan
merasakan bagian
tubuh
- Nyeri
- Penurunan motivasi
5. Kode 00126 Defisiensi Knowledge : disease process 1. Kaji tingkat
pengetahuan Knowledge : health behavior pengetahuan pasien
dan keluarga
Definisi: Setelah dilakukan tindakan 2. Jelaskan
Ketiadaan atau defisiensi keperawatan selama …. Pasien patofisiologi dari
informasi kognitif yang dan keluarga menunjukkan penyakit dan
berkaitan dengan topik pengetahuan tentang proses bagaimana hal ini
tertentu penyakit dengan kriteria hasil: berhubungan dengan
- Pasien dan keluarga anatomi dan
Batasan karakteristik: menyatakan pemahaman fisiologi, dengan
- Ketidakakuratan tentang penyakit, cara yang tepat.
melakukan tes kondisi, prognosis dan 3. Gambarkan tanda
- Ketidakakuratan program pengobatan dan gejala yang
mengikuti perintah - Pasien dan keluarga biasa muncul pada
- Kurang pengetahuan mampu melaksanakan penyakit, dengan
- Perilaku tidak tepat prosedur yang dijelaskan cara yang tepat
secara benar 4. Gambarkan proses
Faktor yang berhubungan: - Pasien dan keluarga penyakit, dengan
- Gangguan fungsi mampu menjelaskan cara yang tepat
kognisi kembali apa yang 5. Identifikasi
- Gangguan memori dijelaskan perawat/tim kemungkinan
- Kurang informasi kesehatan lainnya penyebab, dengan
- Kurang minat cara yang tepat
untuk belajar 6. Sediakan informasi
- Kurang pada pasien tentang
sumber pengetahuan kondisi, dengan cara
- Salah pengertian yang tepat
terhadap orang lain 7. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
8. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
9. Dukung
pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
10. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat
6. Kode 00146 Ansietas Kelas : Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Koping (penurunan kecemasan)
Definisi: perasaan tidak - Gunakan pendekatan
nyaman atau kekhawatiran Setelah dilakukan asuhan selama yang menenangkan
yang samar disertai respons ..... klien kecemasan teratasi dgn - Nyatakan
otonom, perasaan takut yang kriteria hasil: dengan jelas
disebabkan oleh antisipasi 1. Klien mampu harapan
terhadap bahaya. mengidentifikasi dan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
Batasan karakteristik: cemas - Jelaskan semua
perilaku: 2. Mengidentifikasi, prosedur dan apa
- Agitasi mengungkapkan dan yang dirasakan
- Gelisah menunjukkan tehnik selama prosedur
- Gerakan ekstra untuk mengontrol cemas - Temani pasien untuk
- Insomnia 3. Vital sign dalam batas memberikan
- Kontakmata yang normal keamanan dan
buruk
- Melihat sepintas 4. Postur tubuh, ekspresi mengurangi takut
- Mengekspresikan wajah, bahasa tubuh dan - Berikan informasi
kekhawatiran karena tingkat aktivitas faktual mengenai
perubahan menunjukkan diagnosis, tindakan
- Penurunan berkurangnya kecemasan prognosis
produktifitas - Libatkan
- Tampak waspada keluarga
untuk mendampingi
Afektif : klien
- Distres - Instruksikan pada
- Gelisah pasien untuk
- Gugup menggunakan tehnik
- Kesedihan yang relaksasi
mendalam - Dengarkan dengan
- Menyesal penuh perhatian
- Peka - Identifikasi tingkat
- Putus asa kecemasan
- Ragu - Bantu pasien
- Sangat khawatir mengenal situasi
yang menimbulkan
Fisiologi: kecemasan
- Gemetar - Dorong pasien untuk
- Peningkatan mengungkapkan
ketegangan perasaan, ketakutan,
- Tremos tangan persepsi
- Wajah tegang - Kolaborasi
pemberian terapi
Simpatis:
- Anoreksia
- Daire
- Dilatasi pupil
- Lemah
- Mulut kering
- Peningkatan refleks
- Peningkatan frekuensi
napas
- Wajah memerah
Parasimpatis:
- Dorongan segera
berkemih
- Gangguan pola tidur
- Melamun
- Nyeri abdomen
- Penurunan
kemampuan untuk
belajar
- Pusing
- Penurunan denyut
nadi
Kognitif:
- Cenderung
menyalahkan orang
lain
- Gangguan konsentrasi
- Melamun
- Penurunan lapang
persepsi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sedang, kesadaran
komposmentis. BB pasien 42 kg, TB 163 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di
dapatkan tekanan darah: 90/70 mmHg, frekuensi denyut nadi: 100 x/menit, capillary refill
time (CRT) > 3 detik, pernapasan: 28x/menit, nafas pendek dan dangkal, saat ini pasien
terpasang oksigen nasal canul 3 lpm dan suhu: 37,8°C. Konjungtiva mata anemis, sklera
anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene
cukup. Pemeriksan leher dalam batas normal. Pemeriksaan jantung, dan paru dalam batas
normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan distensi (-), bising usus normal, timpani (+), nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal,
tidak sianosis, tidak oedem, dan akral hangat. Status neurologis: reflek fisiologis normal,
reflek patologi (‐).
Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan eritrosit sebanyak 2.50 x106 μL, Hemoglobin 9,2
g/dL, MCV 59.1 fL MCH 16,9 pg dan MCHC 28,6 g/dL. RDW-CV 19.4%. Leukosit dan
trombosit dalam batas normal. Hasil pemeriksaan sediaan apus darah tepi ditemukan eritrosit
mikrositik hipokrom.
Pasien juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien
mengatakan sulit tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak lesu serta klien tampak
mengantuk pada siang hari. Saat ini pasien terpasang infus Nacl 20 tetes permenit. Terapi
pengobatan: Omeprazol 2x20 mg Emibion 2x500 mg Asam folat 3x500 mg Curcuma 3x500
mg Paracetamol 1x500 mg.
1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Nn. S
PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Biodata Pasien
a. Nama : Nn. S
b. Umur : 28 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Padang
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Karyawan
g. Tanggal Masuk : 05 November 2022
h. Diagnosa Medis : Anemia
i. Nomor Registrasi : 09380
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah lelah, lesu dan
sesak nafas.
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan badan terasa lemas, mata berkunang – kunang,
mudah lelah meskipun minim aktivitas dan sesak nafas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan ia merasa lemas 4 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien juga mengatakan sudah menjalankan diet ketat selama 4 bulan.
2. Buatlah analisa data untuk kasus di atas lengkapi dengan path way singkat! Jelaskan semua
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas!
PATHWAY
ANALISA DATA
DO : Kadar Hb menurun
Tinggi badan 163 cm, Berat
badan 42 kg. Hasil Indeks BMI Penurunan suplai O2
15,8 yaitu berat badan di bawah ke jaringan
normal.
Kerja lambung
menurun
Asam lambung
meningkat
BB menurun, mual,
muntah
Defisit Nutrisi
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
Diagnosa
No. Kreteria Hasil/Luaran Intervensi
Keperawatan
1. Perfusi jaringan Perfusi Perifer (L.02011) Pencegahan Perdarahan
tidak efektif b.d Setelah dilakukan asuhan (I.02079)
penurunan keperawatan diharapkan Observasi
konsentrasi pemenuhan kebutuhan a. Periksa sirkulasi perifer
hemoglobin d.d pasien tercukupi dengan ( mis, nadi perifer, edema,
Capillary repill > 3 kriteria hasil, yaitu : pengisian kapiler, warna,
detik 1. Kelemahan otot suhu, enkebrachial indeks).
menurun dari 2 ke 4
b. Identifikasi factor risiko
2. Tekanan darah sistolik gangguan dirkulasi (mis.
meningkat dari 2 Diabetes, perokok,
menjadi 4 (Tekanan orangtua, hipertensi, dan
darah sistolik dari 90 kadar kolesterol tinggi).
manjdai 120)
c. Monitor panas, kemerahan,
3. Tekanan darah nyeri, atau bengkak pada
diastolic meningkat ekstremitas.
dari 3 menjadi 4
(Tekanan darah
Terapeutik
diastolik dari 70
4. Hindari pemasangan infuse
manjdai 80)
atau pengambilan darah are
keterbatasan perfusi.
7. Lakukan pencegahan
infeksi.
9. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok,
6. Anjurkan menghindari
pernggunaan obat penyekat
beta.
7. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki).
8. Anjurkan program
rehabilitasi.
Eduakasi
1. Anjurkan tirah baring.
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkanmenghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan gizi.
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. piramida
makanan)
7. Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogatril jika asupan oral
dapat di toleransi.
Edukasi
1. Anjutkan posisi duduk, jika
perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antimetik), jika perlu
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Nn.S dan jelaskan PICO terkait EBN tersebut.
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Devia P. Lenggogeni., M.Kep., Sp.Kep.MB
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
BAB I
TEORITIS LEUKIMIA
b) Leukemia Limfositik Akut (LLA) LLA sering menyerang pada masa anak-anak
dengan persentase 75% - 80%. LLA menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel
limfoblastik yang menyebabkan anemia, memar (trombositopeni), dan
infeksi(neutropenia). Limfoblas biasanya di temukan dalam darah tepi dan selaluada
di sumsum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya limfedenopati, splenomegali, dan
hepatomegali 70% anak dengan leukemia limfatik akut ini bisa disembuhklan,
c) Leukemia Limfositik Kronis (LLK) LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati
generalisata dan peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis, Perjalanan penyakit
biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul gejala
d) Leukemia Mielositik Kronis (LMK) LMK sering juga disebut leukemia granulositik
kronik (LGK), gambaran menonjol adalah,: a. Adanya kromosom Philadelphia pada
sel-sel darah. Ini adalah kromosom abnormal yang ditemukan pada sel-sel sumsum
tulang.b. Krisis blast fase yang dikarakteristikkan oleh poroliferasi tibatiba dari
jumlah besar mieloblast.
a. Demam tinggi disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan daya tahan tubuh kerena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan
daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
b. Malaise.
c. Keletihan (letargi).
d. Perdarahan gusi. Pendarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya pendarahan mukosa
seperti gusi, hidung ( epistaksis ) atau pendarahan bawah kulit yang sering disebut
peteki. Pendarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar
trombosit sangat rendah, pendarahan dapat terjadi secara spontan.
e. Mudah memar.
f. Nyeri abdomen yang tidak jelas.Nyeri abdomen muncul akibat adanya pembengkakan
atau rasa tidak nyaman di perut ( akibat pembesaran limpa ). Serta beberapa gejala
lain yang bisa muncul seperti gejala : pasien mengalami penurunan berat badan,
malaise, nyeri tulang, kejang, sakit kepala, dan diplopia.
g. Berat badan turun.
h. Iritabilitas.
1. Darah rutin dan hitung 1. Darah rutin dan hitung 1. Darah rutin dan hitung
jenis (anemia, jenis jenis
tromositopenia,
2. Foto thoraks AP dan 2. Foto thoraks AP dan
leukositosis >100.000/L
lateral lateral
atau leukositopenia)
3. Aspirasi sumsum tulang 3. Aspirasi sumsum tulang
2. Apusan darah tepi/ sel
blast 4. Pungsi lumbal 4. Pungsi lumbal stiokimia
sumsum tulang
5. Stiokimia sumsum
tulang 5. Imunofenotiping
6. Sitogenetik
b. Sumsum tulang
Merupakan pemeriksaan yang sifatnya diagnostik.Ditemukan banyak sekali sel
primitif.Sumsum tulang kadang-kadang mengaloblastik; dapat sukar untuk
membedakannya dengan anemia aplastik. Hiperseluler, hampir semua sel sumsum
tulang diganti sel leukemia (blast), tampak monoton oleh sel blast, dengan adanya
leukomic gap (terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang
matang, tanpa sel antara). System hemopoesis normal mengalami depresi. Jumlah
blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam hitung 500 sel pada
apusan sumsum tulang).
c. Pemeriksaan sitogenetik
Pemeriksaan kromosom merupakan pemeriksaan yang sangat diperlukan dalam
diagnosis leukemia karena kelainan kromosom dapat dihubungkan dengan
prognosis.
d. Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini menjadi sangat penting untuk menentukan klasifikasi imunologik
leukemia akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan surface marker guna
membedakan jenis leukemia.
1.8 Komplikasi
Leukimia dapa menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu:
a. Gagal sumsum tulang (Bone marroe failure)
Sumsum tualng gagal memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang memadai,
yaitu berupa:
o Lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit)
o Infeksi dan deman, karena berkurangnya jumlah sel darah putih.
o Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
b. Infeksi
Leukosit yang diproduksi satt keadaan LGK adalah abnormal, tidak menjalankan
fungsi imun yang sebenarnya. Hal ini yang menyebabkan pasien menjadi lebih
rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan kadar
leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati)
Membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal.
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa)
Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan LGK sebagian
berakumulasi di limpa. Hal ini yang menyebabkan limpa bertambah besar bahkan
beresiko untuk pecah.
e. Limpadenopati
Limpadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjer getah bening dalam
ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.
f. Kematian
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Carisna, Ade Ria. 2017. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah II “Leukimia”. Surabaya.
STIKES INSAN UNGGUL Surabaya
Hia, Yusna. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Leukimia.
Ningsih, Y. O. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. K Dan An. G Dengan Leukimia Di
Ruangan Kronis Irna Kebidanan Dan Anak Rsup Dr. M Jamil Padang. Karya Tulis
Ilmiah
Togatorop, L. B., dkk. 2021. Keperawatan Sistem Imun Dan Hematologi. Yayasan Kita
Menulis.