ABSTRAK
Latar Belakang: Seribu hari pertama kehidupan merupakan penentu kualitas kehidupan.
Tingginya AKI, AKB, kejadian ibu hamil KEK dan BBLR di Kabupaten Jember membutuhkan
tindakan edukasi yang spesifik. Kader posyandu mempunyai peranan besar karena mudah diakses
masyarakat. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh pendidikan gizi terhadap praktik
kader posyandu dalam upaya penanganan ibu hamil KEK.
Metode Penelitian: Metode quasi eksperimen dengan rancangan non-randomized control group
pre-post test design. Subjek dipilih secara purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok
berdasarkan lokasi, 26 orang pada kelompok perlakuan dan 26 orang pada kelompok kontrol.
Pendidikan gizi diberikan 2 kali pertemuan dengan interval seminggu. Praktik kader diukur dengan
wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan Mann Whitney, Independen T-Test, Paired T-
Test, dan regresi linier.
Hasil Penelitian: Tidak ada perbedaan praktik (p=0,129) sebelum perlakuan antara kedua
kelompok. Ada peningkatan praktik (dari 42±7,3 menjadi 46±8,7) setelah pendidikan gizi pada
kelompok perlakuan, namun pada kelompok kontrol tidak ada peningkatan. Peningkatan skor
praktik (4±3,7) pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (-
0,6±5,02) dengan p<0,001. Pendidikan gizi berpengaruh positif terhadap praktik kader posyandu
setelah dikontrol variabel skor praktik sebelum intervensi dan variabel praktik tenaga kesehatan.
Simpulan: Pendidikan gizi meningkatkan praktik kader posyandu dalam upaya penanganan ibu
hamil kurang energi kronis.
Kata Kunci: pendidikan gizi, praktik kader, penanganan ibu hamil KEK
THE IMPACT OF NUTRITION EDUCATION TOWARD INTEGRATED CADRES
PRACTICES OF POSYANDU IN THE MANAGEMENT OF PREGNANT WOMEN WITH
CHRONIC ENERGY DEFICIENCY
ABSTRACT
Background: The first thousand days of human life is a key determinant of quality of life.
The high MMR, IMR, the incidence of pregnant women with chronic energy deficiency
(CED) and Low Birth Weight (LBW) in Jember Region require specific education actions.
Posyandu cadres have a big role since it is publicly accessible. The aim of the research is to
analyze the effect of nutrition education on posyandu practices in the management of
pregnant women with CED.
Methods: This study was a quasi-experimental research using non-randomized control
group pre-post test design. Subject were selected by purposive sampling and divided into 2
groups based on location, 26 subjects in the treatment group and 26 in the control group.
Nutrition education was given twice in 2 weeks. Cadre practices as the dependent variable
were measured by interview and observation. Data was analyzed by Mann Whitney,
Independent T-Test, Paired T-Test and linear regression.
Results:
No difference in practice (p=0.129) between the two groups before treatment. There was an
increase in practice (from 42±7.3 to 46±8.7) after nutrition education in the treatment
group, meanwhile decrease in the control group. Increased practice (4±3.7) was higher
than the control group (p<0.001). Nutrition education had a positive effect on cadres
practices after controlling “practise before treatment” and “health professionals practise”
variable.
Conclusion: nutrition education improves cadres practices of posyandu in the management
pregnant women with CED.
Tabel 1 menyajikan pula skor praktik praktik pada kelompok kontrol disebabkan
kader yang menunjukkan ada perbedaan pada saat observasi di lapangan ternyata
bermakna sebelum dan sesudah intervensi didapatkan bahwa praktik-praktik yang
(p<0,001), ditunjukkan dengan rerata sebelum diharapkan dilakukan oleh kader ternyata
intervensi 41,5 sedangkan setelah intervensi banyak dilakukan dan dibantu oleh bidan
45,8 pada kelompok perlakuan. Kelompok desa, misalnya pada pengukuran LILA,
kontrol menunjukkan skor praktik yang penimbangan berat badan ibu hamil.
menurun namun tidak berbeda bermakna yaitu Praktik yang diharapkan dilakukan
44,9 pada pre test dan 43,8 pada post test. dalam penelitian ini adalah praktik standar
Hasil observasi dan wawancara yang yang terdapat dalam SOP Posyandu dan SOP
dilakukan untuk menilai praktik kader Pasca Pelayanan Posyandu (Dinas Kesehatan
menunjukkan bahwa ada perbedaan praktik Kabupaten Jember, 2013). Hasil survei awal
kader sebelum dan sesudah perlakuan pada yang dilakukan sebelum penelitian
kelompok perlakuan. Pengetahuan dan menunjukkan bahwa banyak kader yang
pendidikan seseorang akan mempengaruhi masih belum paham tugasnya dalam
perilaku kesehatan seseorang (Nugroho, menangani ibu hamil. Hal ini menjadi dasar
20008). lni berarti pengetahuan kader yang pembuatan materi pendidikan gizi yang
baik dan meningkat setelah diberi pendidikan menyiratkan praktik yang diharapkan akan
gizi akan mempengaruhi praktik kader dalam dilakukan kader di lapangan. Pesan dikemas
penanganan ibu hamil KEK. Penurunan skor sebagai jargon yang mudah diingat oleh kader
yaitu Dul Kombat yang merupakan akronim mempengaruhi partisipasi masyarakat.
dari Data, Ukur Lila, Komunikasi, Makanan Kepemimpinan berfungsi memunculkan
bergizi, Berat badan, Antenatal care, dan motivasi yang positif sehingga membentuk
Tablet besi. Penyuluhan yang merupakan peran yang diharapkan. Posisi ini dapat
salah satu praktik kader, diharapkan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan,
menggunakan media lembar balik beserta ahli gizi maupun dokter kepala puskesmas,
panduan yang telah disediakan peneliti. Hasil tokoh agama dan tokoh masyarakat.
observasi di lapangan, penyuluhan yang Dukungan tenaga kesehatan dalam hal
dilakukan kader lebih bersifat kondisional dan ini bidan sangat berpengaruh kepada praktik
belum memungkinkan untuk mempergunakan kader. Bidan hendaknya selalu melibatkan
lembar balik secara optimal. Lembar balik kader dalam kegiatan-kegiatan deteksi dini,
yang telah dibuat peneliti belum dimanfaatkan monitoring, dan follow-up dan penanganan
secara optimal oleh kader, namun telah ibu hamil KEK. Hal ini diharapkan mampu
dimanfaatkan oleh tenaga gizi puskesmas menumbuhkan kepercayaan diri kader
dalam memberikan penyuluhan kepada ibu sehingga kader dapat mandiri, berdaya dan
hamil KEK yang menerima PMT pemulihan. menciptakan kemandirian posyandu.
Hal ini diharapkan dapat menjadi perhatian Perubahan skor praktik pada
pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan kelompok perlakuan lebih tinggi daripada
Kabupaten Jember bahwa keberadaan media kelompok kontrol (p<0,001). Hal ini
penyuluhan sangat dibutuhkan dalam upaya membuktikan bahwa perlakuan yang
penyampaian pendidikan kesehatan sehingga diberikan berupa pendidikan gizi dapat
ke depannya dapat diupayakan pengadaan meningkatkan praktik kader. Peningkatan ini
media-media yang sesuai dengan kebutuhan memberikan gambaran bahwa informasi baru
masyarakat. yang diberikan akan meningkatkan
Memperkuat praktik tidak cukup pengetahuan subjek. Pengetahuan seseorang
hanya dengan melakukan pendidikan gizi saja. tentang suatu objek tertentu mengandung dua
Praktik tidak hanya dipengaruhi oleh aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
pengetahuan, namun juga kepercayaan, aspek inilah yang menentukan sikap
tradisi, sikap, ketersediaan fasilitas, dukungan seseorang dan akan terealisasi dalam bentuk
sosial baik dari petugas kesehatan, keluarga, praktik. Sejalan dengan penelitian Sukiarko
tokoh agama ataupun tokoh masyarakat dan (2007) yang mampu meningkatkan
lain sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Sesuai ketrampilan kader gizi setelah diberi pelatihan
dengan penelitian Widagdo (2007) yang dengan metode Belajar Berdasarkan Masalah
menyatakan bahwa peranan kepimpinan di (BBM) selama 2 hari ditambah kegiatan
pedesaan terbukti masih sangat penting dalam tutorial sebanyak 4 kali pertemuan.
Tabel 2 Hasil Analisis Multivariat Regresi Linier Variabel Praktik Setelah ntervensi
Variabel independen Koefisien P Koefisien korelasi
Pendidikan gizi 4,310 0,001 0,251
Skor praktik sebelum intervensi 0,898 0,000 0,809
Praktik tenaga kesehatan 0,126 0,016 0,186
Konstanta -1,773 0,623
Adjusted R Square: 0,770
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2012. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Jember. Jember:
Dodo, DO. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader dalam Pelaksanaan
Kegiatan Posyandu di Kelurahan Sikumana. Jurnal Pangan, Gizi, dan Kesehatan
Masyarakat. Vol. 1 No. 1, April 2009 hal 37-45. Universitas Nusa Cendana
Hastono, SP. 2006. Basic Data Analysis for Health Reseach. FKM Universitas Indonesia.
Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Ibu Selamat, Anak Sehat: Buku Panduan Hari
Kesehatan Nasional ke-48, 12 November 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto HS. 2010. Perkiraan Besar
Sampel. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-2. Sudigdo Sastroamoro,
Sofyan Ismael (penyunting). Jakarta: Sagung Seto
Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Jakarta: Cipta
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, HA dan Dewi N. 2008. Hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu
dengan keaktifan kader posyandu di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungali
Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Fikkes Volume 2 No. 1 Oktober 2008: 1-8
Sandjaja. 2009. Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil di Indonesia. Jurnal Gizi
indonesia 32(2):128-138
Sucipto, E. 2009. Berbagai Faktor yang berhubungan dengan praktik kader posyandu dalam
penimbangan balita dan cakupan D/S di posyandu di wilayah Puskesmas Geyer II
Kabupaten Grobogan. Tesis; Semarang: Universitas Diponegoro
Sukiarko, E. 2007. Pengaruh Pelatihan dengan Metode Belajar Berdasarkan Masalah Terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Kader Gizi Dalam Pelayanan Posyandu (Studi di
Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Widagdo, L. 2007. Ciri-ciri Kepala Desa yang Berpengaruh Terhadap Peran Serta
KaderKesehatan dalam Meningkatkan Kinerja Posyandu. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia Vol. 2/No. 1 Januari 2007