PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Wahyuni Danial Khotimah
NIM: 1891014019
Pembimbing:
Drs.Abd.Aziz,M.HI.
NIY.UHA.01.0028
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Hasyim Asy’ari
di,-
Tebuireng Jombang
Drs.Abd.Aziz,M.HI.
NIY.UHA.01.0028
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali bagian
tertentu yang dirujuk sumbernya.
iii
KEKUATAN PERJANJIAN PRA NIKAH TENTANG KETENTUAN HAK
DAN KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI DAN ANAKNYA DALAM
PRESPEKTIF UUP NO.1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM.
(Studi Kasus di desa siraman, Kecamatan kesamben, Kabupaten Blitar)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prenuptial Agreement atau Perjanjian Pra-nikah dikenal sebagai sebuah
perjanjian yang dibuat oleh calon mempelai sebelum mengadakan upacara
pernikahan untuk mengesahkan keduanya sebagai pasangan suami dan istri.
Perjanjian ini mengikat kedua calon mempelai dan berisi masalah pembagian
harta kekayaan masing-masing atau berkaitan dengan harta pribadi kedua
belah pihak sehingga bisa dibedakan jika suatu hari terjadi perceraian atau
keduanya dipisahkan oleh kematian. Selintas, perjanjian ini terkesan sebagai
perjanjian yang seolah-olah mendoakan terjadinya perpisahan antara pasangan
calon mempelai. Akan tetapi tidak ada orang yang bisa memastikan 100%
tentang apa yang akan terjadi dan menimpa orang lain. Sehingga, kesannya
tidak mendukung kukuhnya bahtera rumah tangga yang dibangun seseorang,
perjanjian ini sama-sama melindungi harta pribadi baik dari pihak suami atau
istri nantinya bila terjadi perceraian atau kematian.
1
2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
3
C. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang cara-cara
bagaimana meng-aplikasikan perjanjian pra-nikah dengan semestinya
dan lebih berhati-hati lagi supaya tidak di rugikan dalam perjanjian
pra-nikah tersebut.
b. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan oleh
penulis dapat memberikan tambahan pengetahuan terhadap orang-
orang yang masih minim perihal kasus seperti ini dan hukum yang ada
di indonesia.
c. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi semua orang yang kurang
tau akan perjanjian pra-nikah serta hak-hak nya Ketika menjadi
seorang suami, istri,dan anak.
4
2. Praktis
a. Dapat dijadikan bahan acuan atau rujukan siapa saja yang ingin
menggunakan perjanjian pra-nikah dengan semestinya.
b. Sebagai sumber pengetahuan untuk memecahkan permasalahan dalam
rumah tangga dan haknya istri beserta anaknya.
D. Penegasan Judul
Demi mendapatkan persamaan persepsi dan untuk menghindari adanya penafsiran
yang berbeda-beda terhadap pembahasan yang diangkat, maka perlu adanya
penegasan judul terhadap karya ini, yaitu KEKUATAN PERJANJIAN PRA
NIKAH TENTANG KETENTUAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI
TERHADAP ISTRI DAN ANAKNYA DALAM PRESPEKTIF UUP NO.1
TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM.
(Studi Kasus di desa siraman, Kecamatan kesamben, Kabupaten Blitar)
sebagai berikut:
F. Landasan Teori
1. Kekuatan Perjanjian Pra-Nikah Tentang Ketentuan Hak Dan Kewajiban
Suami Terhadap Istri Dan Anak Dalam Prespektif UUP No 1 tahun 1974
Dan Hukum Islam.
1). Pengertian Perjanjian Pra-Nikah
Perjanjian Pra-nikah adalah sebuah kontrak tertulis yang dilakukan
sebelum perkawinan yang dibuat oleh kedua belah pihak yang berniat
untuk segera menikah, isi pranikah ada berbagai macam variasi,akan
tetapi mencakup ketentuan untuk pembagian properti dan dukungan
pasangan dalam hal perecraian atau retaknya sebuah pernikahan dan juga
meliputi persyaratan untuk penyitaan aset sebagai akibat pereceraian
dengan alasan perzinahan, kondisi perwalian lebih lanjut juga bisa di ikut
sertakan, seharusnya tidak disalah artikan dengan penyelesaian
perkawinan bersejarah yang tidak berkaitan dengan efek perceraian.
Perjanjian pra-nikah dalam pasal Pasal 29 Ayat 1 UU No. 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan mengatur mengenai beberapa hal, di antaranya:
Pemisahan harta benda mungkin saja terjadi ketika posisi istri dalam keadaan
terpojok akibat 3 alasan berikut:
Perjanjian ini dibuat oleh calon mempelai untuk mengatur akibat yang
mungkin muncul mengenai harta kekayaan bersama. Dalam perjanjian ini
pihak ketiga boleh diikut sertakan. Hal yang jelas harus menjadi perhatian
ketika membuat perjanjian kawin ini adalah:
Perjanjian itu tidak diperbolehkan bertentangan dengan kesusilaan dan
ketertiban umum.
Perjanjian itu tidak dibuat menyimpang dari: (1) hak-hak yang timbul dari
kekuasaan suami, (2) hak-hak yang timbul dari kekuasaan orang tua.
8
Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan akad yang sangat kuat dan
salah satu ibadah yang terikat dengan aturan-aturan yang telah digariskan
10
oleh Allah SWT. dan RasulNya. Oleh karena itu, pernikahan bukan
perkara main-main, dan untuk menuju ke sebuah ikatan pernikahan, calon
suami isteri haruslah mempunyai bekal pengetahuan tentang bagaimana
cara membina rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah sesuai
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Penciptaan laki-laki dan perempuan dari jenis manusia merupakan salah
satu diantara bukti yang menunjukkan keesaan-Nya. Dengan menjadikan
manusia berpasang-pasangan, Allah SWT. ingin memberikan ketenangan
bagi pasangan tersebut dan untuk bersenang-senang diantara keduanya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ar-Rum ayat 21 sebagai
berikut:
ِاَّن ِفْی ٰذ ِلَك ٰاَلٰیٍت ِّلَق ْو ٍم َّیَتَف َّك ُر ْو َن-َؕو ِم ْن ٰاٰیِتهٖۤ َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّمْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًج ا ِّلَتْس ُك ُنْۤو ا ِاَلْیَه ا َو َجَعَل َبْیَنُك ْم َّمَو َّدًة َّو َر َمْحًة.
ُهَو اَّلِذ ْی َخ َلَقُك ْم ِّم ْن َّنْفٍس َّواِحَدٍة َّو َجَعَل ِم ْنَها َز ْو َجَه ا ِلَیْس ُك َن ِاَلْیَه ا
Artinya : “dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan
darinya dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang
kepadanya.”
Sama dengan maksud dari pasal 3 Kompilasi Hukum Islam bahwa
perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dan untuk mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan komitmen suami isteri untuk menjalankan hak dan kewajiban
masing-masing sesuai kemampuan. Suami mejalankan kewajibannya
sebagai suami sekaligus kepala rumah tangga dan istri menjalankan
kewajibannya sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga, sehingga akan
tercipta suatu suasana yang harmonis jika semua kewajiban dapat
dijalankan. Tentu timbal baliknya dengan terlaksananya semua kewajiban
maka hak-hak sebagai suami atau sebagai istri pun akan terpenuhi dengan
sendirinya, sehingga ketentraman (sakinah) yang berlandaskan rasa kasih
sayang dalam menjalani bahtera rumah tangga sebagai suatu tujuan
perkawinan akan mudah terwujud.
Kewajiban Suami terhadap Isteri Menurut Al-Qur’an
Akad pernikahan dalam syariat Islam tidak sama dengan akad
kepemilikan. akad pernikahan diikat dengan memperhatikan adanya
kewajiban-kewajiban di antara keduanya. Dalam hal ini suami mempunyai
11
1. Mahar
Menurut Mutafa Diibul Bigha, Mahar adalah harta benda yang harus
diberikan oleh seorang laki-laki (calon suami) kepada perempuan (calon
isteri) karena pernikahan.
Pemberian mahar kepada calon istri merupakan ketentuan Allah SWT.
bagi calon suami sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa
ayat 4 yang berbunyi:
َفِاْن ِط َنْب َلُك ْم َعْن َش ْی ٍء ِّمْنُه َنْف ًس ا َفُكُلْو ُه َه ِنْٓیـًٴـا َّم ِر ْٓی ـًٴـا-َؕو ٰاُتوا الِّنَس آَء َصُد ٰقِتِه َّن ْحِنَلًة
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa kata ؕ الِنْح َلًةmenurut lbnu ‘Abbas
artinya mahar/maskawin. Menurut ‘A’isyah, ؕ الِنْح َل ًةadalah sebuah
keharusan. Sedangkan menurut Ibnu Zaid ؕ الِنْح َل ًةdalam perkataan orang
12
اَل-ؕ َو َعَلى اْلَمْو ُل ْو ِد َل هٗ ِر ْز ُقُه َّن َو ِكْس َو ُتُه َّن ِب اْلَم ْع ُر ْو ِف-َؕو اْلَو اِل ٰد ُت ُیْر ِض ْعَن َاْو اَل َدُه َّن َح ْو َلِنْی َك اِم َلِنْی ِلَمْن َاَر اَد َاْن ُّیِتَّم الَّر َض اَعَة
ُتَك َّلُف َنْف ٌس ِااَّل ُوْسَعَه ا
Maksud dari kata ٗ اْلَمْو ُل ْو ِد َل هpada ayat di atas adalah ayah kandung si anak.
Artinya, ayah si anak diwajibkan memberi nafkah dan pakaian untuk ibu
13
dari anaknya dengan cara yang ma’ruf. Yang dimaksud dengan ِب اْلَم ْع ُر ْو ِف
adalah menurut kebiasaan yang telah berlaku di masyarakat tanpa
berlebih-lebihan, juga tidak terlalu di bawah kepatutan, dan disesuaikan
juga dengan kemampuan finansial ayahnya.
Adapun menyediakan tempat tinggal yang layak adalah juga kewajiban
seorang suami terhadap istrinya sebagaimana Firman Allah SWT berikut:
ِد ِم ِك
…َاْس ُنْو ُه َّن ْن َحْیُث َس َك ْنُتْم ِّمْن ُّو ْج ُك ْم
Artinya “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu (suami) bertempat
tinggal menurut kemampuan kamu,…” (QS. Ath Thalaaq: 6).
Menggauli istri dengan baik dan adil merupakan salah satu kewajiban
suami terhadap istrinya. Sebagaimana Firman Allah dalam Alquran surat
an-Nisa ayat 19 yang berbunyi:
ُل َّن ِلَت ْذ ا ِب ِض ۤا ٰا ُت َّن ِاۤاَّل َاْن َّیْاِت ِبَف اِح َش ٍة ُّم ِّیَنٍۚة ِحَی ِذ ٰۤی
َب َنْی َه ُبْو َبْع َم َتْی ُم ْو ُه َاُّیَه ا اَّل ْیَن ٰاَم ُنْو ا اَل ُّل َلُك ْم َاْن َتِرُث وا الِّنَس آَء َك ْر ًه اؕ َو اَل َتْع ُض ْو ُه
َفِاْن َك ِرْهُتُمْو ُه َّن َفَعٰۤسى َاْن َتْك َر ُه ْو ا َش ْیـًٴـا َّو ْجَیَعَل الّٰل ُه ِفْیِه َخ ْیًر ا َك ِثْیًر ا- َو َعاِش ُر ْو ُه َّن ِباْلَم ْع ُر ْو ِۚف
Maksud dari kata َو َعاِش ُر ْو ُه َّن ِب اْلَم ْع ُر ْو ِفadalah ditujukan kepada suami-suami
agar berbicara dengan baik terhadap para istri dan bersikap dengan baik
dalam perbuatan dan penampilan. Sebagaimana suami juga menyukai hal
tersebut dari istrinya, maka hendaklah suami melakukan hal yang sama.
Sebagaimana hadist dari riwayat ‘A’isyah ra., bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap
keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku”.
Dan di antara akhlak Rasulullah saw. adalah memperlakukan keluarganya
dengan baik, selalu bergembira bermain dengan keluarga, bermuka manis,
bersikap lemah lembut, memberi kelapangan dalam hal nafkah, dan
bersenda gurau bersama istri-istrinya.
1. Kewajiban bagi seorang ayah adalah memilih nama terbaik bagi anaknya,
baik dari sisi lafadz dan maknanya, sesuai dengan syar‟i dan lisan arab.
Kadangkala pemberian nama kepada seorang anak baik adab dan diterima
oleh telinga atau pendangaran akan tetapi nama tersebut tidak sesuai
dengan syari‟at.
2. Mendidik anak dengan pendidikan terbaik Kewajiban orang tua untuk
mendidik anak-anaknya mulai dari pendidikan di rumah, pendidikan di
sekolah atau pesantren, bahkan sampai anak melanjutkan ke perguruan
tinggi, merupakan hak anak yang patut diterima dengan sebaikbaiknya.
Pendidikan buat anak yang paling vital di rumah yaitu mengajarkan dan
membiasakan shalat kepada anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. Thaaha (20) ayat 132 : “Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang
memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang
yang bertakwa.”
16
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi
ini adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu berupa:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan berada pada obyek/tempat,
terutama dalam mengumpulkan data dan berbagai informasi dalam
17
1
Masyhuri dan Zainudin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, cet ke-2
(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 46-47.
2
3
Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda Karya, 2011), 6.
18
4
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, cet ke-5 (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), 106.
5
19
6
Masyhuri dan Zainudin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, cet ke-2
(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 46.
20
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
HALAMAN NOTA PERBAIKAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
TRANSLITERASI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Penegasan Judul
F. Kajian Penelitian Terdahulu
G. Sistematika Pembahasan
BAB II : LANDASAN TEORITIK.
A. Kekuatan perjanjian Pra-Nikah Yang Ada Di Indonesia
Didalam UUP No.1 Tahun 1974.
B. Kekuatan Perjanjian Pra-Nikah Jika Jika Hak Istri Dan Anak
Belum Terpenuhi .
23
Shihab Quraish. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an: Jilid
11. Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam wa Adillatuhu, juz 9.
Abu Zahrah Muhammad. Ushul Fiqh. Terj. Saefullah Ma’shum, dkk. Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2016.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemah Syamil Qur’an. Bandung:
Sygma Examedia, 2009.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2008.
Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.
Lexy, Maleong J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya ,
2011.
Zainudin, Masyhuri. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, cet
ke-2 . Bandung : PT Refika Aditama, 2009 .
Masyhuri dan Zainudin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
cet ke-2 Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Sholahudin, Umar. “Pendekatan Sosiologi Hukum Dalam Memahami Konflik
Agraria.” Jurnal Dimensi Vol.10, 2017: 52.