Usulan Penelitian
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mengikuti Seminar
Proposal Penelitian
Oleh :
Yayan Abdul Rohman
41033300181136
Pembimbing :
Ahmad Jamaludin, S.H,. M.H.
Fitri Wahyuni, SH., M.KN., MH.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
Rahmat dan Ridho-nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian skripsi ini
yang disebabkan oleh adanya keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang
penulisan proposal penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dalam
penyajian materi, namun dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
data yang dibutuhkan dalam proposal penelitian skripsi ini, maka kesulitan tersebut
kepada para Dosen Pembimbing pada penulisan proposal penelitian skripsi ini,
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan serta
ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iii
A. Latar Belakang………………………………………………..... 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………5
F. Metode Penelitian………………………………………………14
G. Sistematika Penulisan…………………………………………..17
DAFTAR ISI……………………………………………………………19
iii
ANALISIS YURIDIS PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI
INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR1 TAHUN 1974 TENTANG PERNIKAHAN
(Studi Kasus Putusan PN Bandung no 495/pdt p/2021/PN Bdg)
A. Latar Belakang
221 dan Q.S al-Maidah: 5 tentang siapa yang dimaksud kafir dan ahli kitab
dalam kedua ayat tersebut dan apakah larangan dalam ayat tersebut masih
1
Achmad Nurcholish, Memoar Cintaku : Pengalaman Empiris Pernikahan Beda Agama, (Yogyakarta
: LKIS, 2004), h. 6.
2
Muhammad Amin Suma, Kawin Beda Agama di Indonesia Telaah Syariah dan Qanuniah,
(Tangerang : Lentera Hati, 2015), h. 105.
1
tertuang dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
dilarang kawin.”
karena keadaan tertentu: c. seorang perempuan yang tidak beragama Islam” dan
dengan seorang pria yang tidak beragama Islam.” Larangan ini diperkuat
Tentang Perkawinan Beda Agama.3 Oleh karena itu, perkawinan beda agama
dianggap tidak sah oleh hukum Islam yang disepakati oleh ulama Indonesia dan
3
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 4/MUNAS VII/MUI/8/2005 Tentang Perkawinan
Beda Agama
2
Namun, adanya larangan tersebut belum mampu untuk menghentikan
ada empat cara menurut Prof. Wahyono Darmabrata, yang populer ditempuh
oleh negara:4
melakukan dua kali prosesi perkawinan yaitu menurut agama calon suami dan
istri.
cara ini salah satu pihak berpindah agama sementara sebagai bentuk
4
Wahyono Darmabrata, Tinjauan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan beserta
Undang-Undang dan Peraturan Pelaksanaanya, (Jakarta : CV. Gitama Jaya, 2003), h. 102
5
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1400 K/Pdt/1986 perihal Permohonan Izin Pernikahan Beda
Agama antara AVGP (Islam) dan APHN (Kristen)
3
penundukan hukum kemudian kembali memeluk agamanya setelah
Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Negeri Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
4
2. Untuk mengetahui yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teoritis
5
manusia. am peristiwa hukum akan menimbulkan akibat hukum berupa
setiap warga negara, hal tersebut temuat tegas dalam Pasal 28B ayat(1).
dilakukan oleh pasangan dengan agama yang berbeda. Hanya saja pada
itu. Fenomena inilah yang banyak timbul polemik serta pandangan pro
dan kontra.
6
menjelaskan bahwa setiap orang memeluk agamanya masing-masing
muslimah dengan pria non muslim baik ahlul kitab atau musyrik tidak
akidah, karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa istri wajib tunduk
1) Mazhab Hanafi
6
Made Widya Sekarbuana, Ida Ayu Putu Widiawati, I Wayan Arthanaya., perkawinan beda agama
dalam perspektif hak asasi manusia di Indonesia, Jurnal Preferensi Hukum, Vol. 2, No. 1 –
Februari 2021, Hal. 16-21
7
M. Ali al-Shabuniy, Tafsir Ayat Ahkam, terj (Semarang: Pustaka Rizki Putra,.1991), 205
8
Muhammad Bin Ali Bin Muhammad As-Syaukani, Fathu al-Qadir al-Jami' Baina Fannai alRiwayah
wa al-Dirayah Min 'Ilmi al-Tafsir (Beirut: Darul Ma’rifah, 1428 H / 2007 M), juz III, 228
7
diturunkan Allah SWT, termasuk juga orang yang percaya
boleh hukumnya.
daging babi. 10
2) Mazhab Maliki
9
Sihabuddin bin Muhammad as-Shna’ni, Bada’i Ash-Shana’i (Lebanon: Darul Ma’arif Arabiyah, t.th),
Juz II, 270
10
Az-Zailaiy, Tabyin Al-Haqaiq Syarh Kanzu Ad-Daqaiq (Beirut: Daar Al-Ma’rifah, t.th), Juz II, 109
8
yang tunduk pada hukum Islam) maupun harbiyah, namun
maka diharamkan.11
3) Mazhab Syafi’i
11
Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtashid (Beirut: Maktabah Ilmiyah, t.th), juz II
12
Muhammad Syamsuddin bin Ahmad Al-Khotib Asy-Syarbini, Mughni Al-muhtaj (Beirut – Lebanon:
Darul Ma'rifat, 1997 M), Juz III, 187
9
a) Karena Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS hanya diutus untuk
tersebut.13
4) Mazhab Hambali
13
Badruddin bin Abi Muhammad al-Nawawi, Raudhah Ath-Thalibin (Cairo: Darul Maarif, 1327 H),
Juz VII, 132
10
dan Nasrani sejak saat Nabi Muhammad belum diutus menjadi
Rasul.14
musyrik haram beda agama adalah haram. Menikahi wanita Ahl al-
yakni mengakui trinitas atau mengatakan Uzer dan Isa sebagai anak
14
Taqwiyudin Ibnu Najjar, Syarh Muntaha Al-Iradaat (Lebanon, Maktabah Aalamiyah, 1276 H), Juz
III
11
menampakkan kesempurnaan Islam, keluhuran budi pekerti secara
2. Kerangka Konsepsual
ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan
perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan wanita untuk
15
Ny. Soemiyati, S.H., Hukum Perkawinan Islam dan Undang Undang Perkawinan, Cetakan Kedua,
(Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 1986), hal 8
12
Walaupun ada perbedaan pendapat tentang perumusan pengertian
perkawinan tetapi dari semua rumusan yang dikemukakan ada satu unsur
yang merupakan kesamaan dari seluruh pendapat, yaitu bahwa nikah itu
jual beli ataupun sewa menyewa tetapi perjanjian dalam nikah adalah
merupakan perjanjian suci untuk membentuk keluarga antara laki laki dan
secara lisan oleh salah seorang atau kedua calon mempelai atau orang
tuanya atau walinya atau diwakilkan kepada orang lain. Dalam hal
16
Ibid., hal 9.
17
O.S. Eoh, Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 1996), hal 35.
13
bersangkutan harus ditunjuk dengan kuasa khusus.18 Kemudian mengenai
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian.
penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
2. Pendekatan Penelitian.
18
Riduan Syahrani, Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta, PT. Media
Sarana Press, 1986), hal 35
19
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),h. 6.
14
kepustakaan atau penelitian dokumen yang ditujukan atau dilakukan
regulasi yang bersangkut paut dan relevan dengan perjanjian kerja waktu
tertentu yang menjadi objek penelitian ini atau dengan perkataan lain
Indonesia.
3. Sumber Data
a) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
b) Data sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
20
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UI Press, 1986) h. 51.
21
Mukti Fajar, Yulianto, Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan Empiris, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar 2015), h. 156.
15
9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
sumber penelitian juga berupa buku, dokumen, jurnal dan internet yang
tersebut.
5. Lokasi Penelitian
16
b. Perpusatakaan Dispusipda Jabar, jalan Kawaluyaan Indah III No. 4
Jatisari,
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan dan pembahasan skripsi ini lebih sistematis dan terarah
maka penulisan ini disusun dalam beberapa bab yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sitematika Pembahasan
17
Bab V merupakan bab terakhir dari pembahasan yang berupa penutup yang
18
Daftar Pustaka
A. Buku
Achmad Nurcholish, Memoar Cintaku : Pengalaman Empiris Pernikahan Beda
Agama, (Yogyakarta : LKIS, 2004),
Az-Zailaiy, Tabyin Al-Haqaiq Syarh Kanzu Ad-Daqaiq (Beirut: Daar Al-Ma’rifah, t.th),
Juz II,
Badruddin bin Abi Muhammad al-Nawawi, Raudhah Ath-Thalibin (Cairo: Darul Maarif,
1327 H), Juz VII,
Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtashid (Beirut: Maktabah Ilmiyah,
t.th), juz II
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
Muhammad Amin Suma, Kawin Beda Agama di Indonesia Telaah Syariah dan
Qanuniah, (Tangerang : Lentera Hati, 2015),
M. Ali al-Shabuniy, Tafsir Ayat Ahkam, terj (Semarang: Pustaka Rizki Putra,.1991),
Muhammad Bin Ali Bin Muhammad As-Syaukani, Fathu al-Qadir al-Jami' Baina
Fannai alRiwayah wa al-Dirayah Min 'Ilmi al-Tafsir (Beirut: Darul Ma’rifah, 1428
H / 2007 M), juz III,
Muhammad Syamsuddin bin Ahmad Al-Khotib Asy-Syarbini, Mughni Al-muhtaj (Beirut
– Lebanon: Darul Ma'rifat, 1997 M), Juz III,
Mukti Fajar, Yulianto, Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan Empiris, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar 2015),
Ny. Soemiyati, S.H., Hukum Perkawinan Islam dan Undang Undang Perkawinan,
Cetakan Kedua, (Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 1986),
O.S. Eoh, Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, Cetakan Pertama,
(Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
Riduan Syahrani, Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta, PT.
Media Sarana Press, 1986),
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UI Press, 1986)
Sihabuddin bin Muhammad as-Shna’ni, Bada’i Ash-Shana’i (Lebanon: Darul Ma’arif
Arabiyah, t.th), Juz II,
19
B. Undang-Undang
C. Sumber Lain
20