Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP

PERCERAIAN SUAMI MUALAF YANG TIDAK


MENJALANKAN KEWAJIBAN AGAMA ISLAM
(Studi Putusan Nomor : 86/Pdt.G/2021/PA.Prw)

Seminar Proposal

Oleh

ADRI ZULHAM IZZULLAH

NPM: 1821010150

Program Studi : Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhshiyyah)

FAKULTAS SYAR’IAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H / 2022 M
ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP
PERCERAIAN SUAMI MUALAF YANG TIDAK
MENJALANKAN KEWAJIBAN AGAMA ISLAM
(Studi Putusan Nomor : 86/Pdt.G/2021/PA.Prw)

Seminar Proposal

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam

Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung

Oleh

ADRI ZULHAM IZZULLAH

NPM: 1821010150

Program Studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)

Pembimbing I: Dr. Khairuddin Tahmid, M.H

Pembimbing II: Yufi Wiyos Rini M. M.Si

FAKULTAS SYAR’IAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG


1443 H / 2022 M
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................i

PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Penegasan Judul......................................................................................1
B. Latar Belakang Masalah.........................................................................3
C. Batasan Masalah.....................................................................................11
D. Fokus dan Subfokus................................................................................11
E. Rumusan Masalah...................................................................................11
F. Tujuan Penelitian ...................................................................................12
G. Manfaat Penelitian..................................................................................12
H. Metode Penelitian...................................................................................16
I. Kerangka Teoritik...................................................................................17

OUTLINE SEMENTARA

i
DAFTAR PUSTAKA ANALISIS
YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP PERCERAIAN SUAMI
MUALAF YANG TIDAK MENJALANKAN KEWAJIBAN AGAMA ISLAM
(STUDI PUTUSAN NOMOR : 86/Pdt.G/2021/PA.Prw)

A. Penegasan Judul

Untuk memudahkan pembahasan tentang judul proposal ini agar tidak

menimbulkan kekeliruan dan kesalahpahaman, maka penulis akan

menguraikan secara singkat istilah-istilah yang terdapat dalam proposal yang

berjudul “ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP

PERCERAIAN MUALAF YANG TIDAK MENJALANKAN

KEWAJIBAN AGAMA ISLAM”, sebagai berikut :

1. Analisis yuridis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya berdasarkan hukum.1

2. Putusan adalah pernyataan hakim yang tertuang dalam bentuk tulisan

serta diucapkan oleh hakim dalam sidang, sebagai hasil dari pemeriksaan

perkara.2

3. Hakim adalah pejabat Peradilan Negara yang diberi wewenang oleh

Undang-Undang untuk mengadili.3 Hakim yang dimaksud pada penelitian

ini adalah yang memutus dan mengadili perkara perceraian nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

4. Perceraian adalah memutuskan ikatan, yang dimaksud dalam penelitian

ini ialah memutus serta melepaskan sebuah ikatan perkawinan, antara


1
Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2011), 1.
2
Linda Firdawaty, Hukum Acara dan Peradilan Agama Di Indonesia, 1 ed. (Bandar Lampung: Raden Intan,
2019), 216.
3
Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Kitab undang-undang Hukum Acara Perdata Pasal 1
seorang laki-laki dan perempuan yang telah melaksanakan ijab dan qobul

dalam perkawinan secara sah.4

5. Mualaf dapat didifinisikan sebagai orang yang baru masuk dan memeluk

agama islam, dan dibuktikan dengan ucapan dua kalimat syahadat. 5

Mualaf yang dimaksud di sini adalah mualaf karena perkawinan.

6. Kewajiban Agama Islam adalah keharusan seseorang untuk mentaati

suatu perintah di dalam agama islam, serta melaksanakan hukum-hukum

yang dibebankan kepada orang tersebut, baik secara pribadatan dan dalam

hukum perkawinan islam. Sedangkan agama islam adalah agama yang di

ajarkan Nabi Muhammad s.aw. Berpedoman Alquran yang diturunkan

melalui wahyu allah s.w.t dan bersifat samawi.

Dari pengertian serta penjelasan diatas tersebut, dapat ditegaskan

bahwa yang dimaksud dengan judul proposal ini peneliti akan

menganalisis putusan Pengadilan Agama tentang perceraian mualaf yang

tidak menjalankan kewajiban Agama Islam dan Implementasinya terhadap

hak hadhanah.

B. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah suatu ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.

Hal demikian yang di sebut dalam UU No.1 Tahun 1994. 6 Perkawinan sangat
4
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 401.
5
Siti Nur Isnaini, Skripsi: “Peran Orang Tua Muallaf dalam Meningkatkan Pemahaman Nilai-Nilai Ajaran
Islam kepada Anak di desa Semban Jaya Bengkulu Utara” (Bengkulu: IAIN Bengkulu,2019), 15.
6
“Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,” t.t., 1.

2
erat hubungannya antara rohani serta agama dan bukan sebatas hubungan

seksual saja, maka perkawinan di anggap suci dan sakral.

Sedangkan menurut komplikasi hukum islam perkawinan adalah akad

yang sangat kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.7

Berdasarkan uraian diatas tersebut, maka terdapat lima unsur dalam

perkawinan:

1. Antara seorang wanita dan pria

2. Ikatan lahir dan batin

3. Sebagai suami istri

4. Membentuk rumah tangga yang kekal dan bahagia

5. Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.

Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum islam sesuai

dengan pasal 2 ayat 1 undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan,

maka dari penjelasan diatas perkawinan wajib dilakukan seorang muslim

dengan seorang muslimah. Perkawinan merupakan perbuatan hukum maka

seseorang yang belum beragama islam dan hendak ingin menikahi seorang

dari kalangan muslim harus di mualafkan terlebih dahulu. Hal ini sesuai

dengan Q.S Al-Baqarah ayat 221 yang berbunyi:

ْ‫و‬DDَ‫ ِر َك ٍة َّول‬D ‫ ٌر ِّم ْن ُّم ْش‬D ‫ةٌ َخ ْي‬D َ‫ ةٌ ُّمْؤ ِمن‬D‫ْؤ ِم َّن ۗ َواَل َ َم‬D ُ‫ت َح ٰتّى ي‬
ِ ‫ ِر ٰك‬D ‫وا ْال ُم ْش‬DD‫َواَل تَ ْن ِك ُح‬
ٍ ‫ ِر‬D‫ ٌر ِّم ْن ُّم ْش‬D‫ ٌد ُّمْؤ ِم ٌن َخ ْي‬D‫اَ ْع َجبَ ْت ُك ْم ۚ َواَل تُ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َح ٰتّى يُْؤ ِمنُوْ ا ۗ َولَ َع ْب‬
‫ك‬

7
Komplikasi Hukum Islam Bab II Dasar-dasar Perkawinan Pasal 2, 2.

3
ٰۤ ُ
‫ه‬Dۚ ٖ Dِ‫ َر ِة بِا ِ ْذن‬Dِ‫ ْد ُع ْٓوا اِلَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغف‬Dَ‫ار ۖ َوهّٰللا ُ ي‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ِ ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬‫ع‬ُ ْ
‫د‬ َ ‫ي‬ ‫ك‬
َ ِٕ ‫َّولَوْ اَ ْع َجبَ ُك ْم ۗ ا‬
‫ى‬ ‫ول‬
{٢٢١ :٢/‫اس لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ نَ } البقرة‬ ِ َّ‫َويُبَي ُِّن ٰا ٰيتِ ٖه لِلن‬
“dan jangan lah kamu menikahi perempuan musyrik sebelum mereka
beriman. Sungguh hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik dari
pada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan jangan lah
kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik dengan (perempuan yang
beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh hamba sahaya laki-laki yang
beriman lebih baik dari pada laki-laki musyrik meskipun dia menarik
hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia agar mereka mengambil pelajaran.8

Ayat ini menjelaskan larangan bagi seorang muslim menikahi perempuan

musyrik begitu juga sebaliknya larangan mengawini mukmin dengan laki-

laki musyrik, kecuali mereka sudah beriman. Walaupun mereka itu menarik

pandangan mu sekalian, baik gagah, kaya, dan tampan meski belum beriman

maka hal demikian dilarang untuk menikahinya.

Setelah melalui proses mualaf seorang yang sudah menyebut dua kalimat

syahadat di depan saksi secara langsung ia telah menjadi seorang muslim

dan terbebankan suatu hukum baik kepada agamanya maupun kepada

keluarganya. Kewajiban-kewajiban dalam beragama islam adalah

mengimani islam, mendalami ilmunya, mengamalkannya,

mendakwahkannya, dan membelanya.9

Sedangkan kewajiban seorang suami didalam perkawinan dan rumah

tangga telah tercantum dalam komplikasi hukum islam pasal 80, adapun

bunyinya sebagai berikut:

8
Quran Kemenag(https://quran.kemenag.go.id/sura/2/221) Diakses Pada 6 November 2021, 14.55)
9
Endang Saifudin Anshary, Kuliah Al-Islam (Bandung: Pustaka Salman, 1980), 20.

4
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan

tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting

diputuskan oleh suami istri bersama.

2. Suami wajib melindungi istri dan memberikan segala sesuatu keperluan

hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat

bagi agama, nusa, dan bangsa.

4. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung nafkah, kiswah, dan

tempat kediaman bagi istri. Membiayai segala keperluan keluarga dan

pendidikan anak.

5. Kewajiban suami terhadap istrinya pada ayat 4 berlaku sesudah ada

tamkin sempurna dari istrinya.

6. Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya

sebagaimana tersebut pada ayat 4.

7. Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat 5 gugur apabila istri

nuzyus.

Apabila kewajiban yang telah diuraikan diatas tidak dipenuhi oleh suami

maka istri berhak mengajukan gugatan ke pengadilan agama setempat.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan putusnya suatu perkawinan,

yaitu:

1. Thalaq

5
Talak berasal dari kata “ithlaq” yang menurut bahasa artinya

melepaskan atau meninggalkan, sedangkan menurut syara melepas tali

perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Talak terdiri dari

beberapa jenis: Talak raj’i, talak ba’in sughro, talak ba’in kubro, talak

sunny, talak bid’i.10

2. Khulu

Menurut para ulama, khulu terkadang memiliki arti umum, yaitu

perceraian dengan harta tertentu seperti iwadh, yang diberikan istri

kepada suaminya untuk melepaskan diri dari perkawinan, bahkan dalam

kata-kata khulu, mubara'ah atau talak.11

3. Fasakh

Fasakh adalah perbuatan memutus atau melepas suatu ikatan

perkawinan antara suami istri yang dalam artian adannya sesuatu yang

memberatkan atau membatalkan perkawinan suami istri yang diatur oleh

undang-undang.

4. Zhihar

Zhihar adalah perkataan suami kepada istrinya yang menyebut

menyerupakan punggung istri dengan punggu ibu suami, seperti ucapan

suami kepada istrinya: “Engkau bagiku adalah seperti punggung ibuku”.12

10
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, 1 ed. (Jakarta: Kencana, 2003), 191
11
Ibid., 220.
12
Ibid., 228

6
Dengan kata lain menyamai sesuatu perbuatan baik tingkah laku, bentuk

fisik isteri sampai makanan diartikan Zhihar.

5. Ila

Menurut hukum islam, Ila adalah prilaku yang terlarang karena

menyalahi hakikat dari perkawinan untuk mendapatkan ketenangan hidup,

kasih sayang rahmat.13

6. Li’an

Li’an adalah sumpah yang didalamnya terdapat kesiapan mendapat

laknat Allah SWT, apabila dalam sumpahnya terbukti benar berdusta.

Li’an merupakan perceraian akibat sumpah suami kepada istri bahwa telah

melakukan perbuatan zina tanpa adanya bukti dan saksi.14

Sedangkan perkawinan menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal

38 dapat putus karena Kematian, perceraian, dan putusan pengadilan. 15

Apabila didalam perkawinan terjadi hal perselisihan yang mengakibatkan

terjadinya perselisihan secara terus menerus, maka wajib diadakannya proses

pendamaian hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S An. Nisa : 35

‫دَآ‬D‫ا ۚ اِ ْن ي ُِّر ْي‬DDَ‫ا ِّم ْن اَ ْهلِه‬DD‫ه َو َح َك ًم‬Dٖ Dِ‫ا ِّم ْن اَ ْهل‬DD‫ا ْب َعثُوْ ا َح َك ًم‬DDَ‫ا ف‬DD‫ق بَ ْينِ ِه َم‬
َ ‫قَا‬D ‫َواِ ْن ِخ ْفتُ ْم ِش‬
{۳۵ :۴/‫ق هّٰللا ُ بَ ْينَهُ َما ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ َعلِ ْي ًما َخبِ ْيرًا } النساۤء‬ ِ ِّ‫اِصْ اَل حًا ي َُّوف‬
“Dan Jika kamu khawatir Terjadi persengketaan antara keudanya, Maka
kirimlah seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika Kedua orang hakam

13
R.M Dahlan, Fikih Munakahat (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 124
14
Ibid, 124-125
15
Undang-Undang Pokok Perkawinan No 1 Tahun 1974 Pasal 38, 9

7
itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufiq kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”

Ayat ini telah menjelaskan bahwa jika terjadi perselisihan antara suami dan

istri yang tidak dapat mereka selesaikan, maka Allah memberikan petunjuk

kepada keduanya untuk menunjuk seorang penengah di kedua belah pihak

suami istri untuk menyelesaikan masalahnya dengan benar. Seorang mediator

yang baik dari keluarga suami dan keluarga istri, Setiap orang mendengarkan

permasalahan dan keluhan anggota keluarga. Jika suami istri dan dua orang

penengah berniat untuk memperbaiki hubungan perkawinan mereka, pasti

Allah akan memberikan hidayah dan taufiq bagi suami istri, karena keikhlasan

mereka untuk memperbaiki hubungan perkawinan. 16 Jika proses pendamaian

oleh mediator yang telah di tunjuk tidak berhasil maka Allah telah memberikan

jalan keluar yakni perceraian.

Berdasarkan putusan perkara nomor 86/Pdt.G/2021/PA.Prw, hakim

memutus perkara harus didasarkan pada asas keadilan, kepastian hukum, dan

legalitas, dengan kata lain tingkat keputusan peradilan agama harus didasarkan

pada penalaran yang jelas dan memadai agar dapat mengambil keputusan

hukum, mengubahnya menjadi keputusan yang ideal, dan membuatnya mudah

dipahami.17 Pada perkara tersebut telah terjadi perkawinan di luar nikah yang

dikenal dengan zina ghairu muhsan dengan seorang wanita muslim dengan pria

beragama budha, setelah calon suami mendapat desakan untuk dimintakan

16
Bayu Putra, “Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama No.0101/Pdt.G/2019/PA.Tnk
Tentang Perceraian Karena Dualisme Dalam Beragama” (Skripsi, UIN Radrn intan, 2020), 4.
17
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 797.

8
pertanggung jawaban akhirnya calon suami mau menundukkan kehidupannya

untuk memeluk agama islam sebagai mualaf dan akan menjadi seorang muslim

yang taat terhadap ajaran-ajaran agama islam, untuk menikah siri dan

selanjutnya pernikahan keduanya dilaksanakan secara sah hukum negara dan

tercatat di PPN Kua Kabupaten Pringsewu dan di karuniai dua orang anak.

Namun seiring waktu berjalan suami sering pergi sampai larut malam dan

pulang dalam keadaan mabuk, tempramental, berkata kasar dan melakukan

kekerasan dalam rumah tangga, tidak memberikan nafkah hidup sebagaimana

seorang pemimpin keluarga dalam ajaran agama islam dan undang-undang,

serta mengingkari janjinya untuk menjadi seorang muslim dan mentaati ajaran-

ajaran agama islam seperti halnya puasa dan ibadah, serta untuk membimbing

keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Bahkan kedapatan oleh istri,

suami sedang berada di kuil budha, sehingga sering terjadi pertengkaran

diantara keduanya

Permasalahan di atas telah terjadi perceraian antara suami istri yang

disebabkan syiqaq dikarenakan suami mualaf yang tidak menjalankan

kewajiban agama islam, dan tidak menjalankan kewajiban suami kepada istri

dengan baik. Oleh karena itu peneliti tertarik membahasnya pada proposal

skripsi yang berjudul “Analisi Yuridis Putusan Hakim Terhadap perceraian

Mualaf yang tidak Menjalankan Kewajiban Agama (Studi putusan nomor:

86/Pdt.G/2021/PA.Prw)

C. Batasan Masalah

9
Agar tidak terjadi perluasan masalah yang nantinya tidak sesuai dengan

tujuan penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti memfokuskan pada

analisis yuridis perkara perceraian mualaf yang tidak menjalankan kewajiban

agama islam serta aspek hukumnya.

D. Fokus dan Sub-Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini yaitu analisis yuridis putusan hakim terhadap

perceraian suami mualaf yang tidak menjalankan kewajiban agama islam

yang kemudian dijabarkan menjadi sub fokus sebagai berikut.

1. Bagaimana pertimbangan oleh hakim dalam memutus perkara nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

2. Bagaimana analisis yuridis terhadap putusan hakim dalam perkara nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumusankan masalah

sebgai berikut.

1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw ?

2. Bagaimana analisis yuridis terhadap putusan hakim dalam perkara nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw?

F. Tujuan Penelitian

10
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan maka tujuan

penelitian skripsi ini adalah.

1. Untuk mengetahui pertimbangan dan putusan hakim dalam memutus

perkara cerai gugat mengenai perceraian mualaf yang tidak menjalankan

kewajiban Agama Islam.

2. Untuk mengetahui analisis yuridis terhadapat putusan hakim dalam

perkara nomor 86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah.

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

wawasan keilmuan dan dapat menjadi bahan refrensi ataupun bahan

diskusi bagi para mahasiswa Fakultas Syari’ah Hukum Keluarga Islam

serta masyarakat dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khusus nya yang berkaitan dengan hukum keluarga islam dan hukum

perdata.

b. Secara praktis, sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi semua

pihak untuk memahami mengenai perceraian dalam hukum keluarga

islam dan perdata.

H. Kajian penelitian Terdahulu yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang sejenis dengan judul

skripsi dan karya tulis ilmiah yang penulis temukan antara lain:

1. Skripsi berjudul Analisis Hukum Islam terhadap putusan pengadilan

agama No.1010/Pdt.G/2019/PA.Tnk tentang perceraian karena Dualisme

11
dalam Beragama (Studi di pengadilan Agama Kelas 1A Tanjung Karang)

yang ditulis oleh Bayu Putra Mahasiswa fakultas syar’iah UIN Raden

intan lampung kelulusan tahun 2020.18 Skripsi ini membahas perceraian

dimana studi yang dilakukan di Pengadilan Agama tanjung karang dan

analisis Hukum Islam, berbeda dengan penelitian yang penulis teliti yaitu

di Pengadilan Agama Pringsewu, analisis yuridis dengan nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

2. Penyelesaian perkara perceraian pasangan beda agama (Studi kasus

perceraian pasangan beda agama yang melakukan dua pencatatan

perkawinan pada putusan No. 0979/Pdt.G/2015/PA.Kds, skripsi tahun

2018 yang di tulis oleh Awwaluddin Hakim Zen mahasiswa kelulusan

UIN Syarif Hidayatullah fakultas syar’iah Jakarta. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana keabsahan perkawinan yang melakukan

pencatatan di dua lembaga. Hasil penelitian ini yaitu apabila terjadi dua

kali perkawinan, maka perkawinan yang pertama dilakukanlah yang sah,

sedangkan perkawinan yang kedua dianggap batal demi hukum.

Walaupun pasangan suami isteri itu berbeda agama namum perkawinan

pertama dilakukan di kantor urusan agama, maka pengadilan agama

berhak memeriksa dan memutus perkara tersebut.19

3. Jurnal yang ditulis oleh Yulia Putri, Jamaluddin, Faisal “Analisis Yuridis

Perceraian di luar Pengadilan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun

18
Putra Bayu, “Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama No.0101/Pdt.G/2019/PA.Tnk
Tentang Perceraian Karena Dualisme Dalam Beragama (Studi Di Pengadilan Agama Kelas IA Tanjung
Karang)” (Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2020), http://repository.radenintan.ac.id/11804/.
19
Awwaluddin Hakim Zen, “Penyelesaian Perkara Perceraian Pasangan Beda Agama” (Skripsi, UIN Raden
Intan Lampung, 2018), 62.

12
1974 tentang Perkawinan dan menurut Pendapat Fikih Islam” Mahasiswa

dan dosen program magister universitas malikkusaleh Tahun 2019.20

Meneliti tentang bagaimana proses perceraian di luar pengadilan dengan

tinjauan undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 dan tokoh fikih

islam. Sedangkan penulis meneliti tentang perceraian yang tidak

menjalankan kewajiban beragama islam baik ibadah dan dalam lingkup

rumah tangga.

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penyusunan skripsi ini menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (Libarary reseach), yaitu mencari bahan pustaka atau

dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan cara

memilih, membaca, dan meneliti buku, undang-undang atau sumber

lain yang berhubungan dengan judul penelitian..21 Data yang didapat

bersumber dari putusan hakim di Pengadilan Agama Pringsewu

nomor 86/Pdt.G/2021/PA.Prw.

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat analisis yuridis normatif karena penelitian

ini menggambarkan suatu objek untuk mengambil kesimpulan-

kesimpulan yang berlaku secara umum.22


20
Yulisa Fitri, Jamaluddin Jamaluddin, dan Faisal Faisal, “Analisis Yuridis Perceraian Di Luar Pengadilan
Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Menurut Pendapat Ahli Fikih Islam,”
Suloh:Jurnal Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh 7, no. 1 (22 November 2019): 29,
https://doi.org/10.29103/sjp.v7i1.1980.
21
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 10 ed. (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.
22
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1986), 3.

13
2. Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

primer, data sekunder dan data tarsier.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh sebagai data utama penelitian,

berbentuk dukumen yang kemudian diolah oleh peneliti.23 Data

primer dalam penelitian ini yaitu putusan hakim Nomor

86/Pdt.G/2021/PA.Prw Tentang Perceraian Mualaf yang tidak

menjalankan Kewajiban Agama Isalam.

b. Data sekunder yaitu jenis data yang dapat disajikan sebagai

pendukung data pokok, atau dapat pula didifinisikan sebagai sumber

yang mampu atau dapat memberi informasi atau data tambahan yang

dapat memperkuat data primer.24 Data sekunder didapat dengan

melakukan studi kepustakaan yaitu melakukan serangkaian kegiatan

membaca, mengutip, mencatat buku-buku, menelaah perundang-

undangan, Komplikasi Hukum Islam serta buku-buku fikih

perkawinan.

c. Data tarsier, merupakan bahan-bahan yang memberikan penjelasan

lebih lanjut terhadap bahan-bahan primer dan sekunder yaitu kamus

hukum, kamus bahasa indonesia, kamus bahasa inggris, dan kamus-

kamus lain.25

3. Metode Pengumpulan Data

23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1986), 106.
24
Sumardi suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2012), .85.
25
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan skripsi, tesis, serta disetasi, (Bandung:Alfabeta, 2017), 68.

14
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini didasarkan pada riset

kepustakaan (library research) yakni proses pengidentifikasian secara

sistematis, penemuan-penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang

memuat informasi yang diproleh bahan-bahan yang ada diperpustakaan

baik berupa arsip, dokumen, buku-buku maupun yang lainnya. Analisis

pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

4. Pengolahan Data

a. Rekontruksi Data

Yaitu menyusun ulang data yang diperoleh secara teratur dan

berurutan sehingga mudah dipahami yang sesuai dengan

permasalahan.

b. Sistematisasi Data

Yaitu menggabungkan data dengan dengan sistematika bahasa

bahasa berdasarkan dengan urutan permasalahan. 26 Data yang sudah

diedit dan diberi tanda dikelompokan menurut klarifikasi dan urutan

masalah.

5. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang dilakukan secara diskripsi kualitatif

yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif , yang

menganalisis dengan cara menguraikan dan mendiskripsikan dokumen-

dokumen yang telah diproleh, sehingga didapat suatu kesimpulan

26
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Grafik Grafika, 2011), 26.

15
objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai dengan tujuan yang

dilakukan penulis dalam penelitian ini.

J. Kerangka Teoritik

Perkawinan seharusnya dilakukan sampai ajal menjemput inilah yang

dikehendaki oleh agama islam. Namun adakalannya keadaan tertentu terdapat

hal-hal yang menyebabkan putusnya perkawinan yang dalam artian bilamana

perkawinan diteruskan di dalam kehidupan rumah tangga seorang laki-laki

dan perempuan terjadi kemudarataan. Dalam perkara ini islam juga

membenarkan putusnya perkawianan, hal ini sebagai langkah akhir dalam

melanjutkan rumah tangga. Perceraian atau talak merupakan jalan akhir bagi

perkawinan bilamana dalam perkawinan tersebut selalu terjadi kemudaratan

atau keburukan yang terjadi secara terus-menerus, putus nya perkawinan

adalah suatu jalan keluar yang baik.27

Talak terambil dari kata “ithlaq” yang artinya melepaskan, atau

Meninggalkan. Menurut syara, melepaskan tali nikah dengan lafal talak atau

sesamanya. Menurut imam Nawawi dalam bukunya Tahdzib, talak adalah

tindakan orang yang terkuasai terhadap suami yang terjadi tanpa sebab

kemudian memutus nikah.28

Dalam Komplikasi Hukum Islam juga diatur mengenai tatacara

perceraian di dalam pasal 115 bahwa perceraian hanya dapat dilakukn

didepan muka sidang pengadilan agama. Dalam pasal 19 peraturan

27
Amir Syaripuddin, Garis-garis Besar Fiqh (Jakarta: Kencana,2003), 124.
28
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat (Jakarta:Amzah,2017),
255.

16
pemerintah nomor 9 tahun 1975 diatas, bagi yang beragama islam sesuai

dengan pasal 116 Komplikasi Hukum Islam ada penambahan sebagai berikut.

1. Suami melanggar taklik talak

2. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan ketidak-rukunan dalam

rumah tangga.

Dalam pasal 38 unndang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

disebutkan bahwa putusnya perkawinan dapat terjadi karena salah satu pihak

meninggal dunia, karena perceraian, dan karena adanya putusan pengadilan.

Dalam pasal 39 ayat 2 dijalaskan untuk melakukan perceraian harus ada

cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun

sebagai suami istri.29

Dalam putusan nomor 86/Pdt.G/2021/Prw terhadap perceraian suami

mualaf yang tidak menjalankan kewajiban agama islam, hakim menilai perkara

tersebut adalah perkara syiqaq. Karena telah terjadi pertengkaran secara terus-

menerus sebab suami tidak menjalankan kewajiban dalam agama islam dengan

baik seperti puasa bahkan kedapatan berada di tempat ibadah selain tempat

ibadah islam, sering mabuk-mabukan bahkan tidak menjunjung tinggi

kewajiban suami atas istri serta dinilai tidak ada lagi hidup rukun bilamana

pernikahan tersebut dilanjutkan.

29
Anam Moch Khairul dan Nelli Jumni, “Perceraian Di Depan Pengadilan Agama Menurut Hukum Islam dan
Hukum Positif di Indonesia Studi Analisis Multi Displiner,” Journal of Indonesian Law 2 (t.t.): 24,
https://doi.org/10.18326/jil.v2i1. 1-24.

17
OTLINE SEMENTARA

JUDUL

ABSTRAK

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah

18
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan penelitian
F. Metode Penelitian
G. Kerangka Teoritik

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perceraian
a. Pengertian Perceraian
b. Dasar Hukum Perceraian
c. Macam-Macam Perceraian
d. Alasan Perceraian
e. Rukun dan Syarat Perceraian
f. Hikmah Perceraian
B. Hak dan Kewajiban Suami Istri
a. Pengertian Hak dan Kewajiban Suami Istri
b. Hak dan Kewajiban Suami atas Istri
c. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami
C. Mualaf
a. Pengertian Mualaf
b. Dasar Hukum Mualaf

BAB III DISKRIPSI DATA


A. Deskripsi Data Penelitain
1. Putusan nomor 86/Pdt.G/2021/PA.Prw
B. Duduk Perkara Dalam Putusan No.89/Pdt.G/2021/PA.Prw
1. Identitas Para Pihak
2. Deskripsi duduk Perkara
3. Permohonan Gugatan
4. Amar Putusan
C. Dasar Pertimbangan Hakim PA Pringsewu dalam memutus
Perkara No. 86/Pdt.G/2021/PA.Prw
BAB IV ANALISIS DATA
A. Pertimbangan Hakim dalam Memutus Perkara
No.86/Pdt.G/2021/PA.prw
B. Analisis Yuridis terhadap Putusan Hakim dalam Perkara No.
86/Pdt.G/2021/PA.prw
BAB V PENUTUP

19
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Anshary, E. S. (1980). Kuliah Al-Islam. Bandung: Pustaka Salman.

Azzam, a. a. (2017). Fiqh Munakahat. Jakarta: Amzah.

Ali, Z. (2011). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Grafik Grafika.

Dahlan, R. M. (2015). Fikih Munakahat. Yogyakarta: Deepublish.

20
Firdawaty, L. (2019). Hukum Acara dan Peradilan Agama di Indonesia (Vol. 1).
Bandar Lampung: Raden intan.

Ghozali, A. R. (2003). Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Harahap, M. Y. (2012). Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.

Hadi, S. (1986). Metodologi Research I. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak.


Psikologi UGM.

Ishaq. (2017). Metode Penelitian Hukum dan Penulisan skrpsi, tesis, serta
disertasi. Bandung: Alfabeta.

Anonim. (2021). Komplikasi Hukum Islam. Surabaya: Permata Press.

Kartono, K. (1986). Pengantar Metode Riset Sosial. Bandung: Alumni.

Mamuji, S. (2005). Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan


penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Nawawi, H. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press

Suryabrata, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syaripuddin, A. (2003). Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana.

Saebani, A. B. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang

Undang-Undang No.1 Tahun 1974, (2022, Januari Senin). 1. Dipetik Januari 10,
2022, 23.45 dari Undang-undang No.1 Tahun 1974: ../1974_UU-1-
TAHUN-1974_PERKAWINAN.pdf

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981, (2022, Januari Senin). Diakses Januari


10,2022.23.46(https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1981/8TAHUN~1981U
U.HTM)

Jurnal : JIL Journal Of Indonesian Law

21
Anam, M. K. (2021). Perceraian di depan Pengadilan Agama Menurut Hukum
Islam dan Hukum Positif di Indonesia Studi Analisis Multi Displiner.
Journal Of Indonesia Law, 2, 1-24.

Skripsi

Isnaini, S. N. (2019). Peran Orang Tua Muallaf dalam Meningkatkan Pemahaman


Nilai-Nilai Ajaran Islam Kepada Anak di desa Semban Jaya Bengkulu
Utara. Skripsi.

Putra, B. (2020). Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama


No.0101/Pdt.G/2019/PA.Tnk Tentang Perceraian Karena Dualisme dalam
Beragama. Skripsi, 1-52.

22

Anda mungkin juga menyukai