Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TAFSIR HUKUM KELUARGA

AYAT TENTANG TUJUAN PERNIKAHAN

Makalah di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas semester


genap pada mata kuliah “TAFSIR HUKUM KELUARGA” program studi
hukum keluarga (ahwal syakhshiyyah) fakultas syariah
universitas islam negeri (UIN) datokarama Palu

Dosen Pengampuh: 1. Dr. H. Ali Imron S.Sy.,M.H.I


2. Saharuddin S.H.I.,M.H

Di Susun
Kelompok I

M. Syarif hidayatullah : 223090010


Moh Iqbal Amirul Haq : 223090013
Masrifaldi ifadany : 223090026
Fajli saini : 223090056

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia Allah Subhanahuwata’ala, sehingga


kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘‘AYAT TENTANG TUJUAN
PERNIKAHAN’’. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
melaksanakan tugas yang diberikan Dosen.

Pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada : Dr. Ali Imron S.sy. M.Hi. selaku dosen pembimbing Mata
Kuliah tafsir hukum keluarga . Kedua orang tua yang selalu memberikan yang terbaik kepada
kami dalam segala hal, serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
Teman-teman seperjuangan Akhwalul Syaksyiyyah, terima kasih atas semangatnya yang
begitu besar dan kebersamaannya yang begitu hangat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut.

Palu, 12 september 2023

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. iii
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. iii
BAB II........................................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
1. PENGERTIAN PERNIKAHAN ............................................................................... 1
2. DASAR HUKUM PERNIKAHAN ............................................................................ 2
3. TUJUAN PERNIKAHAN .......................................................................................... 3
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pernikahan adalah institusi sosial yang universal dan penting dalam kehidupan
manusia. Dalam konteks agama Islam, tujuan pernikahan memiliki dasar kuat dalam nash-
nash Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Tujuan ini mencakup aspek-aspek
spiritual, sosial, dan pribadi yang memainkan peran sentral dalam hidup umat Muslim.

Dalam pasangan hidup, individu diharapkan menemukan kebahagiaan dan ketenangan


dalam berbagi hidup dengan orang yang mereka cintai. Pernikahan dianggap sebagai sarana
untuk mengembangkan kasih sayang, pengertian, dan dukungan satu sama lain. Selain Al-
Qur'an, hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan wawasan tentang tujuan pernikahan.
Hadis-hadis yang menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan istri-istrinya
dengan penuh kasih sayang dan keadilan, serta bagaimana ia menekankan pentingnya
pernikahan dalam agama Islam, adalah sumber inspirasi bagi umat Muslim dalam memahami
tujuan pernikahan.

Dalam makalah ini, akan dianalisis lebih lanjut ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis
yang membahas tujuan pernikahan dalam Islam. Tujuan utama adalah memahami bagaimana
konsep pernikahan dalam Islam dapat membimbing individu dalam mencapai makna dan
tujuan hidup yang lebih dalam, sekaligus mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai tersebut
tercermin dalam praktek-praktek pernikahan dalam masyarakat Muslim.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pernikahan?


2. Apa dasar hukum pernikahan?
3. Apa saja tujuan pernikahan?

iii
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERNIKAHAN

Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ‫) النكاح‬, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj Sedangkan
menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Dewasa ini kerap kali dibedakan antara
pernikahan dan perkawinan, akan tetapi pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan hanya
berbeda dalam menarik akar katanya saja. Menurut bahasa, kata nikah ini sendiri berarti
berkumpul, bersatu serta berhubungan. Selain itu, pengertian pernikahan dalam Islam ini
kemudian lebih diperjelas oleh beberapa ahli ulama yang biasa dikenal dengan empat mazhab
fiqih, yaitu:

a. Imam Maliki, Menurut Imam Maliki, pernikahan adalah sebuah akad yang kemudian
menjadikan hubungan seksual seorang perempuan yang bukan mahram, budak serta
majusi menjadi halal dengan shighat.
b. Imam Hanafi, Menurut Imam Hanafi pernikahan adalah seseorang memperoleh hak
untuk melakukan hubungan seksual dengan seorang perempuan. Dalam hal ini,
perempuan yang dimaksud ialah seseorang yang hukumnya tak ada halangan sesuai
dengan syar’i untuk dinikahi.
c. Imam Syafi’I, Menurut Imam Syafii, pernikahan adalah akad yang membolehkan
hubungan seksual dengan lafadz nikah, tazwij ataupun lafadz lain dengan makna
serupa.
d. Imam Hambali, Menurut Imam Hambali, pernikahan merupakan proses terjadinya
akad perkawinan. Nantinya, akan memperoleh suatu pengakuan dalam lafadz nikah
ataupun kata lain yang memiliki sinonim.

Pada dasarnya, semua pengertian pernikahan yang telah disampaikan oleh keempat
imam tersebut memiliki kandungan makna yang hampir sama. Adapun kesamaan yang
dimaksud adalah mengubah hubungan di antara laki-laki serta perempuan yang sebelumnya
tidak halal menjadi halal dengan akad atau shighat.

1
Dalam kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu
akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Dari beberapa terminologi yang telah dikemukakan nampak jelas sekali
terlihat bahwa perkawinan adalah fitrah ilahi.

Sedangkan, Pasal 1 Undang–Undang No 1 Tahun 1974 menyebutkan, perkawinan


adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. DASAR HUKUM PERNIKAHAN

A. Al-Qur’an

Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Sebagai mana firman allah
SWT didalam Al-Quran

َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖٓه ا َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِ ِّم ْن ا َ ْنفُ ِس ُك ْم ا َ ْز َوا ًجا ِلِّت َ ْس ُكنُ ْٖٓوا اِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َودَّة ً َّو ََرحْ َمًً اا َِّن ِِ ْْ ٰٰلََِ َ َٰ ٰي ٍ ِلِّقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-


isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS. Al Ruum/29 : 21).

kemudian di ayat lain Allah SWT juga berfirman:

َ ‫ٱَّللُ ٰ َو ِس ٌع‬
‫ع ِلي ٌم‬ ْ َِ ‫ٱَّللُ ِمن‬
َّ ‫ض ِلِۦه ا َو‬ ۟ ُ‫ص ِل ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمآٖئِ ُك ْم ۚ إِن يَ ُكون‬
َّ ‫وا ُِقَ َرآٖ َء يُ ْغنِ ِه ُم‬ ۟ ‫َوأَن ِك ُح‬
َّ ٰ ‫وا ْٱْل َ ٰيَ َم ٰى ِمن ُك ْم َوٱل‬

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Nur/24 : 32)

B. hadist

‫ْس ِم ِنِّى َوتَزَ َّو ُجوا َِإِ ِنِّى ُمكَاثِ ٌر ِب ُك ُم اْل ُ َم َم‬
َ ‫سنَّتِى َِلَي‬
ُ ‫سنَّتِى َِ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل ِب‬
ُ ‫ال ِنِّكَا ُح ِم ْن‬

2
“Nikah itu sunnahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku.
Menikahlah, karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh
umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).

Al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab meriwayatkan dari Ar-Raqasyi dengan lafadz,

‫ف ْاْلخ َِر‬ ِ َّ ‫ َِ ْليَت‬،‫ف ال ِدِّي ِْن‬


ْ ِّ‫ق هللاَ ِِْ ال ِن‬
ِ ‫ص‬ ْ ِ‫ِإَٰا ت َزَ َّو َج ْالعَ ْبدُ َِقَ ْد َك ُم َل ن‬
َ ‫ص‬

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya.


Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam
Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah no.625)

3. TUJUAN PERNIKAHAN

Dalam agama Islam, pernikahan merupakan ibadah yang mulia dan suci. Untuk itu,
menikah tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah
terpanjang dan selayaknya dapat dijaga hingga maut memisahkan.

Pernikahan sejatinya bukan hanya menyatukan dua insan untuk membangun biduk
rumah tangga saja. Ada beberapa tujuan pernikahan yang seharusnya dipahami oleh umat
Muslim. Berdasarkan Alquran dan hadis Nabi, inilah tujuan menikah dalam Islam.

1. Menjalankan perintah allah

Tujuan menikah dalam Islam yang utama ialah untuk menjalankan perintah Allah.
Dalam Alquran surat An Nur ayat 32, Allah memerintahkan hamba-Nya agar menikah dan
tak mengkhawatirkan soal rezeki sebab Allah akan mencukupkannya.

‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫ض ِل ِه َوهللاُ َوا ِس ٌع‬ َّ ‫َوأَن ِك ُحوا اْْلَيَا َمى ِمن ُك ْم َوال‬
ْ َِ ‫صا ِل ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمآئِ ُك ْم إِن يَ ُكونُوا ُِقَ َرآ َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِمن‬

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32)

3
2. Menyempurnakan separuh agama

Salah satu keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama.


Mengapa demikian? Para ulama menjelaskan bahwa yang umumnya merusak agama
seseorang adalah kemaluan dan perutnya. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya,
yaitu zina dengan kemaluan. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah bersabda:

ِْ‫ف البَاق‬
ِ ‫ص‬ ِ َّ ‫ َِ ْليَت‬، ‫ف ال ِدِّي ِْن‬
ْ ‫ق هللاَ ِِْ ال ِِّن‬ ْ َ‫إَِٰا ت َزَ َّو َج العَ ْبدُ َِقَ ْد َك َّم َل ن‬
َ ‫ص‬

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya,


bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)

3. Melaksanakan Sunnah rasul

Tujuan menikah dalam Islam adalah untuk menjauhkan diri dari zina. Selain itu,
menikah merupakan perintah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah. Dengan menikah,
artinya kita telah melaksanakan salah satu sunnah Rasul. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata Rasulullah bersabda:

َ ‫سنَّتِْ َِلَي‬
ِِّْ‫ْس ِمنِِّْ َوت َزَ َّو ُجوا َِإِن‬ ُ ‫ “النِِّكَا ُح ِم ْن‬:‫سلَّ َم‬
ُ ِ‫سنَّتِ ْْ َِ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل ب‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ْ َ‫شًَ قَال‬
ُ ‫ قَا َل ََر‬:ٍ
َّ ‫س ْو ُل‬ َ ِ‫عائ‬ َ ‫ع ْن‬ َ
‫ص ْو َم لَهُ ِو َجا ٌء” َرواه ابن ماجه‬ ِّ ِ ‫ط ْول َِ ْليَ ْنكِحْ َو َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد َِعَلَ ْي ِه ِب‬
َّ ‫الصيَا ِم َِإِ َّن ال‬ َ ‫ُمكَاثِ ٌر ِب ُك ْم ْاْل ُ َم َم َو َم ْن َكانَ َٰا‬

"Menikah itu termasuk dari sunnahku, siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, maka ia
tidak mengikuti jalanku. Menikahlah, karena sungguh aku membanggakan kalian atas umat-
umat yang lainnya, siapa yang mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak
mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya.” (HR. Ibnu
Majah)

4. Meningkatkan ibadah kepada allah

Rumah tangga adalah 'ladang' yang subur untuk kita beribadah dan beramal saleh.
Bahkan, berhubungan suami istri termasuk ibadah (sedekah) yang bernilai pahala. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

4
… ،‫ضعَ َها ِِْ َح َرام‬ َ ‫ أَيَأْتِْ أ َ َحدُنَا‬،ِ‫س ْو َل هللا‬
َ ‫ أ َ ََرأ َ ْيت ُ ْم لَ ْو َو‬:َ‫ش ْه َوتَهُ َويَ ُك ْونُ لَهُ ِِ ْي َها أ َجْ ٌر؟ قَال‬ ُ ‫ يَا ََر‬:‫ قَالُ ْوا‬،ًٌَ‫صدَق‬
َ ‫ْع أ َ َح ِد ُك ْم‬
ِ ‫َوِِْ بُض‬
‫ضعَ َها ِِْ ْال َحالَ ِل َكانَ لَهُ أَجْ ٌر‬ َ َ‫أ َ َكان‬.
َ ‫علَ ْي ِه ِِ ْي َها ِو ْز ٌَر؟ َِ َكذَلََِ ِإَٰا َو‬

“… Seseorang di antara kalian bersetubuh dengan istrinya adalah sedekah!” (Mendengar


sabda Rasulullah, para sahabat keheranan) lalu bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah salah
seorang dari kita melampiaskan syahwatnya terhadap istrinya akan mendapat pahala?’ Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Bagaimana menurut kalian jika ia (seorang suami)
bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah ia berdosa? Begitu pula jika ia bersetubuh
dengan istrinya (di tempat yang halal), dia akan memperoleh pahala’.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Mendapatkan ketenangan hati

Tujuan menikah dalam Islam selanjutnya sebagai penyenang hati, membentuk


pasangan suami-istri yang bertakwa pada Allah SWT. Pernikahan mampu memicu rasa kasih
dan menciptakan insan yang takwa. Bersama memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan
bermanfaat bagi orang lain. Hal tersebut tertuang dalam firman Allah Ta’ala dalam Alquran
surat Ar-Ruum ayat 21.

‫َو ِم ْن َءايَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُكم ِ ِّم ْن أَنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلِّت َ ْس ُكنُوا إِلَ ْي َها‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum:
21)

6. Mendapatkan keturunan yang sholeh

Demi melestarikan keturunan putra-putra Adam, tujuan pernikahan dalam Islam


termasuk mendapatkan keturunan. Salah satu jalan investasi di akhirat, selain beribadah,
termasuk pula keturunan yang sholeh/sholehah. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran
surat An-Nahl ayat 72 berikut ini:

5
ِ َّ ٍ
‫َّللا‬ ِ َ‫ت ۚ أََِ ِب ْالب‬
ِ ‫اط ِل يُْْ ِمنُونَ َو ِبنِ ْع َم‬ َّ َ‫اج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَدَة ً َو ََرزَ قَ ُك ْم ِمن‬
ِ ‫الط ِيِّبَا‬ ِ ‫َّللاُ َجعَ َل لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا َو َجعَ َل لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْز َو‬
َّ ‫َو‬
َ‫ُه ْم يَ ْكفُ ُرون‬

"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik.
Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-
Nahl: 72)

7. Membangun Generasi Beriman

Tujuan pernikahan dalam Islam selanjutnya untuk membangun generasi beriman.


Bertanggung jawab terhadap anak, mendidik, mengasuh, dan merawat hingga cukup usia.
Jalan ibadah sekaligus sedekah yang menjadi bekal di akhirat kelak.

‫َ ََر ِهي ٌْن‬ َ ‫ش ْْ ۚء ُكل ْام ِرٍ ببِ َما َك‬


َ ‫س‬ َ ‫َوالَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َواتَّبَعَ ْت ُه ْم ُٰ ِ َِّريَّت ُ ُه ْم بِ ِا ْي َمان ا َ ْل َح ْقنَا بِ ِه ْم ُٰ ِ َِّريَّت َ ُه ْم َو َما ٖٓ اَلَتْ ٰن ُه ْم ِ ِّم ْن‬
َ ‫ع َم ِل ِه ْم ِ ِّم ْن‬

"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya." (QS. At-Thur ayat 21).

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin yang dilaksanakan menurut syariat Islam
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah
tangga guna mendapatkan keturunan. serta bertujuan membangun sebuah keluarga yang
sakinah mawaddah wa rahmah (keluarga yang diselimuti dengan ketentraman, kecintaan,
serta rasa kasih sayang). Menjadi keinginan dari banyak setiap pasangan untuk bisa memiliki
buah hati serta mendidik generasi barunya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Munarki, Abu. Membangun Rumah Tangga dalam Islam, Pekanbaru : PT. Berlian Putih,2006

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 1994). hlm. 390

Abdullah, Samsul. Tatacara Pernikahan, Jakarta: PT. Gramedia,2011

Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum


Islam, (Bandung, Citra Umbara, 2007), Hlm.1

Mukhtar Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993), hlm. 14

Abdul Qadir Djailani, Keluarga Sakinah (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), hlm. 233

Anda mungkin juga menyukai