Di Susun
Kelompok I
Pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada : Dr. Ali Imron S.sy. M.Hi. selaku dosen pembimbing Mata
Kuliah tafsir hukum keluarga . Kedua orang tua yang selalu memberikan yang terbaik kepada
kami dalam segala hal, serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
Teman-teman seperjuangan Akhwalul Syaksyiyyah, terima kasih atas semangatnya yang
begitu besar dan kebersamaannya yang begitu hangat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut.
Kelompok I
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernikahan adalah institusi sosial yang universal dan penting dalam kehidupan
manusia. Dalam konteks agama Islam, tujuan pernikahan memiliki dasar kuat dalam nash-
nash Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Tujuan ini mencakup aspek-aspek
spiritual, sosial, dan pribadi yang memainkan peran sentral dalam hidup umat Muslim.
Dalam makalah ini, akan dianalisis lebih lanjut ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis
yang membahas tujuan pernikahan dalam Islam. Tujuan utama adalah memahami bagaimana
konsep pernikahan dalam Islam dapat membimbing individu dalam mencapai makna dan
tujuan hidup yang lebih dalam, sekaligus mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai tersebut
tercermin dalam praktek-praktek pernikahan dalam masyarakat Muslim.
B. RUMUSAN MASALAH
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ) النكاح, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj Sedangkan
menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Dewasa ini kerap kali dibedakan antara
pernikahan dan perkawinan, akan tetapi pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan hanya
berbeda dalam menarik akar katanya saja. Menurut bahasa, kata nikah ini sendiri berarti
berkumpul, bersatu serta berhubungan. Selain itu, pengertian pernikahan dalam Islam ini
kemudian lebih diperjelas oleh beberapa ahli ulama yang biasa dikenal dengan empat mazhab
fiqih, yaitu:
a. Imam Maliki, Menurut Imam Maliki, pernikahan adalah sebuah akad yang kemudian
menjadikan hubungan seksual seorang perempuan yang bukan mahram, budak serta
majusi menjadi halal dengan shighat.
b. Imam Hanafi, Menurut Imam Hanafi pernikahan adalah seseorang memperoleh hak
untuk melakukan hubungan seksual dengan seorang perempuan. Dalam hal ini,
perempuan yang dimaksud ialah seseorang yang hukumnya tak ada halangan sesuai
dengan syar’i untuk dinikahi.
c. Imam Syafi’I, Menurut Imam Syafii, pernikahan adalah akad yang membolehkan
hubungan seksual dengan lafadz nikah, tazwij ataupun lafadz lain dengan makna
serupa.
d. Imam Hambali, Menurut Imam Hambali, pernikahan merupakan proses terjadinya
akad perkawinan. Nantinya, akan memperoleh suatu pengakuan dalam lafadz nikah
ataupun kata lain yang memiliki sinonim.
Pada dasarnya, semua pengertian pernikahan yang telah disampaikan oleh keempat
imam tersebut memiliki kandungan makna yang hampir sama. Adapun kesamaan yang
dimaksud adalah mengubah hubungan di antara laki-laki serta perempuan yang sebelumnya
tidak halal menjadi halal dengan akad atau shighat.
1
Dalam kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu
akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Dari beberapa terminologi yang telah dikemukakan nampak jelas sekali
terlihat bahwa perkawinan adalah fitrah ilahi.
A. Al-Qur’an
Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Sebagai mana firman allah
SWT didalam Al-Quran
ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖٓه ا َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِ ِّم ْن ا َ ْنفُ ِس ُك ْم ا َ ْز َوا ًجا ِلِّت َ ْس ُكنُ ْٖٓوا اِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َودَّة ً َّو ََرحْ َمًً اا َِّن ِِ ْْ ٰٰلََِ َ َٰ ٰي ٍ ِلِّقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون
َ ٱَّللُ ٰ َو ِس ٌع
ع ِلي ٌم ْ َِ ٱَّللُ ِمن
َّ ض ِلِۦه ا َو ۟ ُص ِل ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمآٖئِ ُك ْم ۚ إِن يَ ُكون
َّ وا ُِقَ َرآٖ َء يُ ْغنِ ِه ُم ۟ َوأَن ِك ُح
َّ ٰ وا ْٱْل َ ٰيَ َم ٰى ِمن ُك ْم َوٱل
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Nur/24 : 32)
B. hadist
ْس ِم ِنِّى َوتَزَ َّو ُجوا َِإِ ِنِّى ُمكَاثِ ٌر ِب ُك ُم اْل ُ َم َم
َ سنَّتِى َِلَي
ُ سنَّتِى َِ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل ِب
ُ ال ِنِّكَا ُح ِم ْن
2
“Nikah itu sunnahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku.
Menikahlah, karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh
umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).
3. TUJUAN PERNIKAHAN
Dalam agama Islam, pernikahan merupakan ibadah yang mulia dan suci. Untuk itu,
menikah tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah
terpanjang dan selayaknya dapat dijaga hingga maut memisahkan.
Pernikahan sejatinya bukan hanya menyatukan dua insan untuk membangun biduk
rumah tangga saja. Ada beberapa tujuan pernikahan yang seharusnya dipahami oleh umat
Muslim. Berdasarkan Alquran dan hadis Nabi, inilah tujuan menikah dalam Islam.
Tujuan menikah dalam Islam yang utama ialah untuk menjalankan perintah Allah.
Dalam Alquran surat An Nur ayat 32, Allah memerintahkan hamba-Nya agar menikah dan
tak mengkhawatirkan soal rezeki sebab Allah akan mencukupkannya.
ع ِلي ٌم
َ ض ِل ِه َوهللاُ َوا ِس ٌع َّ َوأَن ِك ُحوا اْْلَيَا َمى ِمن ُك ْم َوال
ْ َِ صا ِل ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمآئِ ُك ْم إِن يَ ُكونُوا ُِقَ َرآ َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِمن
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32)
3
2. Menyempurnakan separuh agama
ِْف البَاق
ِ ص ِ َّ َِ ْليَت، ف ال ِدِّي ِْن
ْ ق هللاَ ِِْ ال ِِّن ْ َإَِٰا ت َزَ َّو َج العَ ْبدُ َِقَ ْد َك َّم َل ن
َ ص
Tujuan menikah dalam Islam adalah untuk menjauhkan diri dari zina. Selain itu,
menikah merupakan perintah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah. Dengan menikah,
artinya kita telah melaksanakan salah satu sunnah Rasul. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata Rasulullah bersabda:
َ سنَّتِْ َِلَي
ِِّْْس ِمنِِّْ َوت َزَ َّو ُجوا َِإِن ُ “النِِّكَا ُح ِم ْن:سلَّ َم
ُ ِسنَّتِ ْْ َِ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل ب َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا ْ َشًَ قَال
ُ قَا َل ََر:ٍ
َّ س ْو ُل َ ِعائ َ ع ْن َ
ص ْو َم لَهُ ِو َجا ٌء” َرواه ابن ماجه ِّ ِ ط ْول َِ ْليَ ْنكِحْ َو َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد َِعَلَ ْي ِه ِب
َّ الصيَا ِم َِإِ َّن ال َ ُمكَاثِ ٌر ِب ُك ْم ْاْل ُ َم َم َو َم ْن َكانَ َٰا
"Menikah itu termasuk dari sunnahku, siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, maka ia
tidak mengikuti jalanku. Menikahlah, karena sungguh aku membanggakan kalian atas umat-
umat yang lainnya, siapa yang mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak
mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya.” (HR. Ibnu
Majah)
Rumah tangga adalah 'ladang' yang subur untuk kita beribadah dan beramal saleh.
Bahkan, berhubungan suami istri termasuk ibadah (sedekah) yang bernilai pahala. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
4
… ،ضعَ َها ِِْ َح َرام َ أَيَأْتِْ أ َ َحدُنَا،ِس ْو َل هللا
َ أ َ ََرأ َ ْيت ُ ْم لَ ْو َو:َش ْه َوتَهُ َويَ ُك ْونُ لَهُ ِِ ْي َها أ َجْ ٌر؟ قَال ُ يَا ََر: قَالُ ْوا،ًٌَصدَق
َ ْع أ َ َح ِد ُك ْم
ِ َوِِْ بُض
ضعَ َها ِِْ ْال َحالَ ِل َكانَ لَهُ أَجْ ٌر َ َأ َ َكان.
َ علَ ْي ِه ِِ ْي َها ِو ْز ٌَر؟ َِ َكذَلََِ ِإَٰا َو
َو ِم ْن َءايَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُكم ِ ِّم ْن أَنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلِّت َ ْس ُكنُوا إِلَ ْي َها
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum:
21)
5
ِ َّ ٍ
َّللا ِ َت ۚ أََِ ِب ْالب
ِ اط ِل يُْْ ِمنُونَ َو ِبنِ ْع َم َّ َاج ُك ْم بَنِينَ َو َحفَدَة ً َو ََرزَ قَ ُك ْم ِمن
ِ الط ِيِّبَا ِ َّللاُ َجعَ َل لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا َو َجعَ َل لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْز َو
َّ َو
َُه ْم يَ ْكفُ ُرون
"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik.
Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-
Nahl: 72)
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya." (QS. At-Thur ayat 21).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin yang dilaksanakan menurut syariat Islam
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah
tangga guna mendapatkan keturunan. serta bertujuan membangun sebuah keluarga yang
sakinah mawaddah wa rahmah (keluarga yang diselimuti dengan ketentraman, kecintaan,
serta rasa kasih sayang). Menjadi keinginan dari banyak setiap pasangan untuk bisa memiliki
buah hati serta mendidik generasi barunya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Munarki, Abu. Membangun Rumah Tangga dalam Islam, Pekanbaru : PT. Berlian Putih,2006
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 1994). hlm. 390
Mukhtar Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993), hlm. 14
Abdul Qadir Djailani, Keluarga Sakinah (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), hlm. 233