Proposal skripsi
Oleh:
Hoirul Rohman Anwar
2019.85.03.0109
PENDAHULUAN
adalah cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya
diartikan sebagai sebuah akad suci yang dilakukan oleh suami istri dan
ungkapan Mitsaqan Ghalidan (ikatan yang kuat), dalam salah satu ayat-Nya
disebutkan :
ٍ ض ُك ْم اِىٰل َب ْع
ض َّواَ َخ ْذ َن ِمْن ُك ْم ِّمْيثَاقًا َغلِْيظًا ُ ف تَْأ ُخ ُذ ْونَه َوقَ ْد اَفْضٰى َب ْع
َ َو َكْي
Artinya: “Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu
telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri), dan mereka (istriistrimu)
telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu”.2
menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau
1
Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Jakarta: PT Insan Citra, 1994), 9.
2
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Surabaya: Al-Hidayah, 2002), 105.
3
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: CV Nuansa Aulia, 2017), 2.
2
Pernikahan merupakan aspek yang sangat penting dalam ajaran agama Islam,
badan suami istri.5 Kata nikah sendiri menurut bahasa sama dengan kata,
zawaj. Dalam Kamus al-Munawwir, kata nikah disebut dengan an-nikah dan
az-ziwaj, azzawj atau az-zijah. Secara harfiah, an-nikah berarti al- wath'u,
terambil dari akar kata dhamma – yadhummu- dhamman secara harfiah berarti
Tentunya hal ini sangat menarik untuk dikaji karena terdapat beberapa
pernikahan yang berbeda dari ke tiga aturan yang mengaturnya itu, yakni
Pernikahan Monogami.
Hukum Islam yang berlaku bagi umat Islam di Indonesia telah disusun
2019 tentang pernikahan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dalam kedua
aturan hukum tersebut pernikahan telah diatur secara lengkap, salah satunya
adalah persoalan mengenai salah satu asas dalam pernikahan, yaitu . Salah
satu asas dari pernikahan adalah , yang mana pria hanya boleh mempunyai
lain halnya dengan yang diatur dalam kitab UndangUndang Hukum Perdata,
bahwa bersifat mutlak. Poligami diberi tempat yang diatur dengan beberapa
tersebut diberi tempat, akan tetapi bukan berarti bahwa poligami dijadikan
syarat, ada suatu alasan tertentu agar bisa mendapatkan ijin dari pengadilan.9
Sifat tidak mutlak dari ini diatur dalam pasal 3 Undang-Undang No. 1
tahun 1974 tentang pernikahan, dan diatur pula dalam pasal 55, 56, dan 57
Kompilasi Hukum Islam, bahkan diatur pula dalam alQuran, yaitu Q.S. An-
ٰع ِ ُت ْق ِس طُوا ىِف الْيت ٰٰمى فَانْ ِكحوا م ا طَاب لَ ُكم ِّمن الن
َ ِّس اۤء َم ْثىٰن َوثُٰل
َ ث َو ُرب َواِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَاَّل
َ َ ْ َ َ ُْ َ ْ
ۗك اَ ْدىٰن اَاَّل َتعُ ْولُْوا ِ ِ ِ فَاِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَاَّل
َ ت اَمْيَانُ ُك ْم ۗ ٰذل
ْ َت ْعدلُْوا َف َواح َد ًة اَْو َما َملَ َك
Artinya: “Dan Jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap hakhak
perempuan bila kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain
yang kamu senangi, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak
berlaku adil maka kawinilah seorang saja.”
seorang suami.
9
Dahlan Hasyim, “ Tinjauan Teoritis Pernikahan Monogami Tidak Mutlak Dalam Pernikahan,”
Mimbar, Volume XXIII, No. 2 (April – Juni, 2007), 300.
5
bersangkutan.10
dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Arti kata
Monogami sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah sistem yang
dengan dua orang perempuan atau lebih dalam waktu yang sama.12 dalam UU
Pernikahan bersifat terbuka atau tidak mutlak, lain halnya dengan yang diatur
dalam KUH Perdata bab empat bagian kesatu Pasal 27, bahwa dalam
pernikahan ini didasari karena adanya kekaburan norma pada beberapa pasal
10
Harumiati Natadimaja, Hukum Perdata Mengenai Hukum Perorangan dan Hukum Benda,
(Jakarta: Graha Ilmu, 2000), 23.
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), 753.
12
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), 159.
6
lebih lanjut terkait problematika yang terjadi pada pengaturan dalam undang-
wanita.
illegal atau diluar dari mekanisme yang ada. Akibat dari hal itu akan lebih
B. Fokus Penelitian
Dari apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka yang menjadi
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian nantinya, peneliti berharap agar karya ini memiliki
2. Sebagai bahan studi dalam kajian ilmiah ilmu syari’ah khususnya pada
terhadap permasalahan ini secara lanjut atau pada aspek yang berbeda.
E. Defenisi Istilah
1. Studi Komparatif
dua variabel atau lebih, untuk mendapatkan jawaban atau fakta apakah ada
2. Pernikahan Monogami
poligami yaitu pernikahan dengan dua orang perempuan atau lebih dalam
3. Madzhab Maliki
Mazhab Maliki (bahasa Arab: المالكية, translit. al-mālikīyah) adalah satu dari
empat mazhab fikih atau hukum Islam dalam Sunni. Mazhab ini didirikan
oleh salah satu imam dan ahli hadis di Madinah, Al-imam Malik bin Anas
13
Sugiyono, metodologi penelitian. 2006
14
Avisena Aulia Anita, PENGATURAN PERNIKAHAN MONOGAMI BERDASARKAN UU NO 1 TAHUN
1974. 2016-02-22
15
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, 159
9
atau bernama lengkap Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirul
Ashbani.16
yang diambil dari berbagai kitab yang ditulis oleh para ulama fikih yang
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id
17
http://map.uma.ac.id/2021/12/pengertian-kompilasi-hukum-islam-dan-tujuan-kompilasi-
hukum-islam/
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Studi (S1) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 2018.
Ditinjau Dari UU No.1 Tahun 1974 Dan Agama Kristen Katolik”. Dalam
mutlak.18
2. Skripsi yang ditulis oleh Keyismanto I Hadikum (271 413 014) mahasiswa
18
Lina Arun, skripsi tentang Penerapan Pernikahan Monogami Ditinjau Dari UU No.1 Tahun
1974 Dan
Agama Kristen Katolik, (Medan : Universitas Sumatera Utara 2018)
12
Universitas Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016. Judul yang diteliti
19
Keyismanto I Hadikum, Efektivitas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan
Dalam Penerapan Pernikahan Monogami, (Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo, 2017).
20
Milia Yuliasari, Kajian Maqasid Asy-Syari’ah Tentang Monogami Sebagai Asas Pernikahan
Dalam KHI, (Semarang : Universitas Islam Sultan Agung, 2016).
13
B. Kajian Teoritik
memuaskan, dan sesuai dengan harapan. Jadi kerangka teoritik adalah sebuah
akan di pakai sebagai dasar atau landasan penelitian yang akan dilakukan,
diteliti.21
sosial yang luhur dan suci, di mana komitmen dua jenis kelamin berbeda
sebagai bentuk kesepakatan dua belah pihak untuk hidup bersama dalam
1. Pengertian Pernikahan
pernikahan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk
ilmu fiqh disebut احTT نكdan زواجkeduanya berasal dari bahasa arab yang
sebuah naungan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, yang
dicipptakan dengan cinta serta dukungan yang diberikan seorang pria kepada
(perjanjian) yang suci untuk hidup sebagai suami istri yang sah, membentuk
22
Rosnidar Sembiring, Hukum Keluarga Harta-Harta Benda dalam Pernikahan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), 42.
23
Abdul Gani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1994), 78.
24
Salim HS, Nurbaini Septiana Erlies, Perbandingan Hukum Perdata Civil Law, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2004), 115.
15
warahmah.25
warahmah).
sepasang calon suami istri dipertemukan secara formal dihadapan ketua agama,
para saksi, dan sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi dengan
seremonial acara pernikahan di negeri ini, sangat beragam dan unik. Sehingga
bisa dikatakan sebagai bagian dari ribuan adat dan kekayaan tradisi di Indonesai.
pokok untuk kelangsungan hidup suatu kelompok, dalam hal ini adalah
masyarakat.
25
, (Jakarta: Bumi Aksara 1999), 45.
16
suatu hak dan kewajiban serta mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi
Allah SWT.26 Sebagaimana diketahui bahwa salah satu dari ajaran agama atau
maqosid syariah adalah Hifz Al-din dan Hifz An-nafs, yakni menjaga agama dan
Adapun harapan yang sering dikemukakan bagi pasangan yang sudah menikah
adalah :
kehidupan pernikahan.
bahwa pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang lelaki dan
perempuan sebagai sepasang suami istri dan memiliki kekuatan hukum dengan
proses legal melalui pencatatan di KUA, serta diakui dalam sosial kemasyarakatan
melestarikan keturunan.
26
Abdurrahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 20.
17
perlindungan satu dengan lainnya, karena adanya rasa saling memiliki serta
kasih saying, sehingga timbul persaan damai dan tenang dalam mengarungi
Pernikahan yang dalam hal ini manifestasi dari ketaatan seorang hamba
kepada tuhannya tentu memiliki dasar hukum yang jelas. Dasar hukum
melaksanakan pernikahan.
Hubungan suami istri antara pria dan wanita melahirkan kasih sayang
Dengannya hal-hal yang dapat memperkokoh ikatan cinta dan kasih sayang
antara pria dan wanita tersebut. Selain itu, adanya sang istri disamping suami
menurut fitrahnya tidak sanggup menahan nafsu seksual. Islam sebagai agama
27
Ibrahim Hosen, Fiqih Perbandingan masalah pernikahan, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), 131.
18
ثَّ َاح َد ٍة َّو َخلَ َق ِمْن َه ا َز ْو َج َه ا َوب ِ س َّو ٍ َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف
ُ ٰياَيُّ َه ا الن
ِمْن ُه َم ا ِر َج ااًل َكثِْي ًرا َّونِ َس اۤءً ۚ َو َّات ُق وا اللّٰهَ الَّ ِذ ْي تَ َس اۤءَلُْو َن بِ ه َوااْل َْر َح َام ۗ اِ َّن اللّٰهَ َك ا َن
َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا
pernikahan terdapat dalam Hadis berikut ini: Umar bin Hafsh bin Ghiyats
تنكح املرأة ألربع ملاهلا وحلسبها وجلماهلا ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك
bahwa Nabi menyebut nikah adalah suatu kesunnahan baginya dan bagi
umatnya.
hukum menikah jika tidak dipengaruhi oleh kondisi apapun adalah sunah.
Akan tetapi jumhur ulama memahami hukum tersebut bisa berubah sesuai
pernikahan.
perbuatan zina.
28
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, (Bandung: Matba’atul Ma’arif), 201.
20
dirinya dan istrinya, atau bagi orang yang memiliki niat yang tidak
menikah.
qath’i yakni Al-qur‟an dan hadist, dapat diuraikan bahwa pernikahan adalah
merupakan perintah Alah SWT dan Sunnah Rosul yang harus diikuti oleh
hanya dinilai atau dilihat dari segi materi saja, akan tetapi harus dilihat dari
segi non materi, sedangkan bagi yang tidak mampu hendaklah atau dianjurkan
untuk berpuasa. Sedangkan tujuan pernikahan dari dalil diatas adalah untuk
29
Said bin Abdullah bin Thalib al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), 8.
21
Syarat adalah segala sesuatu yang mesti ada untuk menentukan sah
tidaknya suatu pekerjaan atau ibadah, tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam
rangkaian pekerjaan seperti menghadap kiblat untuk salat atau calon pengantin
laki-laki atau perempuan itu harus beragama Islam. Sedangkan sah ialah suatu
Muslim
Merdeka
Berakal.
Benar-benar lelaki
Adil
Muslimah
Benar-benar perempuan
3) Saksi :
Islam
Berakal
Baligh
Laki-laki
Merdeka.
4) Wali
Laki-laki
Dewasa
atau nikahkan
23
4. Pernikahan Monogami
tahun 1974 tentang perkawinan yang bunyinya : “Pada asasnya seorang pria
hanya boleh memppunyai seorang istri, seorang istri hanya boleh mempunyai
seorang suami”.31
Ketentuan ini secara kental ditransfer dari garis hukum yang terdapat
dalam QS. An-Nisa’ ayat 3, yang meletakkan dasar Monogami bagi suatu
anjuran itu yaitu untuk beristri satu saja adalah untuk menghindarkan
menderita apabila orang beristri lebih dari satu. Walaupun laki-laki dibolehkan
30
Mardani. Hukum Pernikahan islam di dunia islam Moderen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),
10.
31
Undang-undang No 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 3 ayat (1).
32
M Anshary Mk, Hukum Perkawinan di Indonesia: Masalah-masalah Krusial,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010), 89.
24
wanita. Dengan persyaratan yang ketat dari pengadilan, poligami tidak dapat
poligami sampai dengan empat istri dijelaskan oleh Allah dalam firmannya:
ۚ ٰع ِ ُت ْق ِس طُوا ىِف الْيت ٰٰمى فَانْ ِكحوا م ا طَاب لَ ُكم ِّمن الن
َ ِّس اۤء َم ْثىٰن َوثُٰل
َ ث َو ُرب َواِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَاَّل
َ َ ْ َ َ ُْ َ ْ
َۗت ْع ِدلُْوا َف َو ِاح َدةً اَْو َما َملَ َك ْت اَمْيَانُ ُك ْم ۗ ٰذلِ َك اَ ْد ٓنٰى اَاَّل َتعُ ْولُْوا فَاِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَاَّل
Artinya :“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya),
maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu
miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zhalim.”34
menurut hukum perkawinan di Indonesia yang termuat dalam Pasal 3 ayat (1)
kepercayaanya”.54
adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa
(lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan. 35 Laki-laki yang melakukan
tinggi rendahnya kedudukan dan derajat wanita di mata masyarakat. hal lain yang
35
Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami, (Yogyakarta: Al Kautsar, 1990), 11
36
Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami, 15.
26
Poligami atau menikahi lebih dari seorang istri bukan merupakan masalah
baru, ia telah ada dalam kehidupan manusia sejak dulu kala di antara berbagai
karena telah dipraktikkan juga oleh orang-orang Yunani yang di antaranya bahkan
seorang istri bukan hanya dapat dipertukarkan, tetapi juga bisa diperjualbelikan
secara lazim diantara mereka. Hal serupa bisa dijumpai di Romawi pada masa
isteri dalam waktu yang bersamaan, sebagaimana dalam al-Qur’an surat an-Nisa’
صتُ ْم فَاَل مَتِْيلُ ْوا ُك َّل الْ َمْي ِل َفتَ َذ ُر ْو َها ِ ولَن تَست ِطيعوا اَ ْن َتع ِدلُوا ب الن
ْ ِّساۤء َولَ ْو َحَر َ َ ْ ْ َنْي ُْ ْ َ ْ ْ َ
صلِ ُح ْوا َوَتَّت ُق ْوا فَاِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َغ ُف ْو ًرا َّر ِحْي ًما ِ ِ
ْ َُكالْ ُم َعلَّ َقة ۗ َوا ْن ت
Arinya: “Dan kamu sekali-kali tidak akan berbuat adil di antara isteri-
isterimu, walau kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.37
37
R.H.A. Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahannya, 143-144.
27
syarat yang dapat menjamin keadilan suami kepada isteri-isteri terpenuhi. Dan
syarat keadilan ini menurut ayat 129 di atas, terutama dalam hal membagi cinta,
tidak akan dapat dilakukan. Namun demikian, hukum Islam tidak menutup rapat-
baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
metodelogis, sistematis dan konsisten.38 Jadi metode penelitian adalah suatu cara
metode penelitian ini memuat tujuh sub bahasan pembahasan, yaitu pendekatan
dan jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data
nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola
pernikahan Monogami.
38
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 13.
28
29
kompilasi hukum Islam tentang pernikahan Monogami. Dalam hal ini data
kepustakaan juga diperlukan untuk menggali pendapat para ulama yang digali
dari berbagai sumber, berupaya untuk membaca referensi yang asli dan
kutipan.
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian
catatan atau laporan resmi, barang cetakan, buku teks, buku-buku referensi,
sebagainya.
Adapun data penelitian ini dibedakan menjadi tiga (3) berdasarkan sumber
1. Bahan primer
39
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline Versi 1.3
30
dalam penelitian ini sumber bahan primer yang dimaksud adalah buku-
Rushd.
bahan hukum primer. Bahan sekunder adalah data yang diperole seorang
peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain,
baik
3. Data tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk dan penjelasan
40
Marzuki, Metode Riset, (Yogyakarta: BPFE-UII. Cet. Ke 6, 1995). h.55.
31
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa
metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
yakni mencari atau memperoleh data dari buku-buku , surat kabar, majalah,
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 42
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, h 224.
42
2Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h. 103
32
1. Content Analysis
pernikahan Monogami.
2. Critic analysis
3. Comparative analysis
yang dimulai dengan penyajian pendapat para ahli untuk dicari persamaan
yang prinsipil dan perbedaan yang juga prinsipil, setelah itu benar-benar
43
3Adi Gunawan, Kamus Praktis Ilmiah Popular, (Surabaya: Kartika, T.T), h. 270
33
suatu kesimpulan atau diambil salah satu pendapat yang dianggap paling
kuat.44
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), h. 216
34
Daftar Pustaka
Abdul Gani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Press, 1996), ),
Terlengkap, .
Semarang, 1998 ),
Ma’arif),
Surabaya: al-Ikhlas
35
2002),
http://map.uma.ac.id/2021/12/pengertian-kompilasi-hukum-islam-dan-tujuan-
kompilasi-hukum-islam/
Firdaus, 2003),
Aksara, 2006) ,
Ilmu, 2011),
Rahmi, “Poligami: Penafsiran Surat An-Nisa‟ Ayat 3,” (Kafa’ah : Jurnal Ilmiah
Said bin Abdullah bin Thalib al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Pustaka
Amani, 2002),
Salim HS, Nurbaini Septiana Erlies, Perbandingan Hukum Perdata Civil Law,
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Aulia, 2017),
2009), .
2002),