Materi 4 Pesanan-Rusak Cacat
Materi 4 Pesanan-Rusak Cacat
4
2. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang
dihasilkan dalam proses produksi,
dimana produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan, tetapi secara ekonomis
produk tersebut dapat diperbaiki dengan
mengeluarkan biaya tertentu setelah
produk tersebut diperbaiki.
5
Faktor Penyebab Terjadi
Produk Cacat
1. Bersifat normal.
Dalam setiap proses produksi baik yang
dilakukan dengan menggunakan biaya
pesanan, terjadinya produk cacat tidak bisa
dihindari, maka untuk memperbaiki produk
cacat tersebut membutuhkan biaya
tertentu. Perlakuan biaya tambahan ini,
akan dibebankan pada biaya overhead
pabrik.
6
Contoh 1
PT Lucky Star adalah perusahaan yang menghasilkan komponen untuk
sepeda motor. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima
pesanan 1.400 unit komponen. Harga pokok untuk satu unit komponen Rp
4.500, yang terdiri bahan baku langsung Rp 2.000, tenaga kerja langsung
Rp 1.600, dan BOP dibebankan Rp 900. Terjadi kerusakan sebanyak 50
unit, dianggap sebagai kerusakan normal. Produk ini perlu diperbaiki
dengan mengeluarkan : biaya bahan baku langsung Rp 30.000, biaya
tenaga kerja langsung Rp 12.500, biaya overhead pabrik Rp 10.000.
Jurnal :
Biaya Overhead Pabrik Rp 52.500
Persediaan bahan baku Rp 30.000
Beban gaji Rp
12.500
Macam-macam kredit Rp
10.000
7
Faktor Penyebab Terjadi
Produk Cacat
2. Karena kesalahan.
Terjadinya produk cacat akibat
kesalahan dalam proses produksi
seperti kurangnya perencanaan,
pengawasan, dan pengendalian,
kelalaian pekerja. Maka biaya untuk
memperbaiki produk cacat ini
diperlakukan sebagai rugi produk
cacat.
8
Contoh 2
PT Dinda Star adalah perusahaan yang menghasilkan komponen untuk
radio. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 3.000
unit komponen. Harga pokok untuk satu unit komponen Rp 1.800, yang
terdiri bahan baku langsung Rp 700, tenaga kerja langsung Rp 800, dan
BOP dibebankan Rp 300. Terjadi kerusakan sebanyak 100 unit, dianggap
sebagai kerusakan karena kesalahan. Produk ini perlu diperbaiki dengan
mengeluarkan : biaya bahan baku langsung Rp 15.000, biaya tenaga
kerja langsung Rp 10.000, biaya overhead pabrik Rp 1.000.
Jurnal :
Rugi Produk Cacat Rp 26.000
Persediaan bahan baku Rp 15.000
Beban gaji Rp 10.000
Macam-macam kredit Rp 1.000
9
3. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk yang dihasilkan
dalam proses produksi, dimana produk yang
dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara
ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki
dengan mengeluarkan biaya yang lebih besar
dari nilai jualnya setelah produk tesebut
diperbaiki. Produk rusak ini umumnya diketahui
setelah proses produksi selesai.
10
Faktor Penyebab Terjadi
Produk Rusak
1. Bersifat normal.
Setiap proses produksi tidak akan bisa
dihindari terjadinya produk rusak, maka
perusahaan akan memperhitungkan
sebelum proses produksi dimulai.
2. Karena kesalahan.
Terjadinya produk rusak diakibatkan
kesalahan dalam proses produksi, masalah
ini karena kurangnya perencanaan dan
pengawasan terhadap tenaga kerja.
11
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak
12
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak
Jurnal :
Kas Rp 100.000
Biaya Overhead pabrik Rp 125.000
Barang Dalam Proses Rp 225.000
13
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak
Jurnal :
Kas Rp 100.000
Rugi karena produk rusak Rp 125.000
Barang Dalam Proses Rp 225.000
14
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak
Jurnal :
Biaya overhead pabrik Rp 225.000
Barang Dalam Proses Rp 225.000
15
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak
16
Contoh 6
PT Bukit Tinggi menggunakan sistem akumulasi biaya berdasarkan pesanan
untuk produk yang dihasilkan. Perusahaan membebankan biaya overhead
pabriknya berdasarkan Jam Kerja Langsung (JKL).
Pada tanggal 1 Januari 2006, kartu biaya pesanan perusahaan
menunjukkan sebagai berikut :
Status Produk :
JOB C.01 = Telah selesai dan belum diserahkan ke pemesan
JOB C.02 = Masih dalam proses
JOB C.03 = Masih dalam proses
JOB C.04 = Masih dalam proses
17
Latihan
Pada bulan Januari selain menyelesaikan JOB C.02, JOB C.03,
JOB C.04, perusahaan juga menerima pesanan lain yaitu : JOB
C.05, JOB C.06, dan JOB C.07. Pemakaian bahan baku dan
jam kerja untuk masing-masing produk selama bulan Januari
2006 sebagai berikut :
JOB C.02 JOB C.03 JOB C.04 JOB C.05 JOB C.06 JOB C.07
JKL 200 jam 150 jam 100 jam 210 jam 100 jam 190 jam
18
Pada tanggal 31 Januari 2006 terdapat produk dalam proses
dan produk selesai dengan serapan biaya sebagai berikut :
Produk jadi :
19
Data lain :
1. Tarif biaya tenaga kerja sebesar Rp 20 per jam, tarif ini tidak akan
mengalami perubahan selama 2006.
2. Perusahaan hanya memiliki satu akun (pengendali bahan baku)
untuk menampung bahan baku langsung. Saldo akun ini pada awal
Januari sebesar Rp 5.500.
3. Biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari, sbb :
Pembelian bahan baku Rp 23.000
Bahan baku tidak langsung digunakan Rp 5.580
Tenaga kerja tidak langsung Rp 5.000
Penyusutan peralatan pabrik Rp 2.750
Listrik, air pabrik Rp 5.400
4. Semua penjualan dilakukan secara kredit dengan margin yang
diinginkan 40% dari total biaya produksi.
5. Semua varians BOP over/under applied dibebankan ke Harga Pokok
Penjualan.
20
Diminta :
1. Hitunglah saldo persediaan bahan dan produk
dalam proses per 31 Januari 2006.
2. Hitunglah Harga Pokok Penjualan bulan Januari
2006.
3. Hitunglah selisih biaya overhead pabrik.
4. Hitunglah Laba Kotor bulan Januari 2006.
21
Penyelesaian
Petunjuk :
1. Identifikasi terlebih dahulu masing-masing JOB.
2. Hitunglah jam dan tarif pembebanan BOP.
22
Penyelesaian
Tarif Pembebanan
Tarif dihitung berdasarkan jam kerja langsung
JOB C.01 JOB C.02 JOB C.03 JOB C.04 JOB C.05 JOB C.06 JOB C.07
24
Penyelesaian
1. Saldo Bahan Baku per 31 Januari 2006.
Saldo Awal Rp 5.500
Pembelian Bahan Rp 23.000 +
Rp 28.500
Pemakaian Bahan
Bahan Langsung Rp 19.410
(JOB 02, 03, 04, 05, 06, 07)
Bahan tak langsung Rp 5.580 +
Rp 24.990 –
Saldo Akhir Rp 3.510
Bahan Baku
Persediaan awal Rp 5.500
Pembelian Bahan Baku Rp 23.000 +
3. Laba Kotor
Penjualan : 48.560 x 140% Rp 67.984
Harga Pokok Penjualan Rp 48.560
Under Applied Rp 3.530 +
Rp 52.090 -
Laba Kotor Rp 15.894
27