Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UTS

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah


Akuntansi Manajemen

Dosen pengampu :
Samsinar, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh
Kelompok 2
Marwa Nur (210902501005)
Sarginawati. L (210902501006)
Alvira Damayanti (210902501008)
Rezky Nadia Irfan (210902501009)
Putu Nanda (210902501011)
Muhammad Zulkipli Hasim (210902501012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI /A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan judul “Makalah UTS” ini tepat waktu.
Makalah ini disusun dan dapat diselesaikan berkat bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Samsinar, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA.
Selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas ini
dalam rangka menuntaskan UTS.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih terdapat kesalahan penulisan serta penyampaian materi dalam
makalah ini, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaikinya
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, dunia pendidikan khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Makassar, 18 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................................7
DOKUMENTASI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Perkembangan industri furnitur di Indonesia mampu memberikan kontribusi
positif bagi perekonomian negara (Hartono 2014). Salah satu jenis dari industri
manufaktur ini terbukti mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menambah
devisa negara. Namun, perkembangan industri furnitur bisa saja terhambat akibat dari
adanya kendala-kendala yang mungkin terjadi. Salah satu hal yang menghambat
perkembangan industri furnitur adalah kemampuan manajemen pemilik perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Kemampuan manajemen perusahaan yang baik
dibutuhkan agar tujuan-tujuan dan target perusahaan dapat tercapai dengan langkah
yang efisien dan efektif (Gunawan 2013).
Nawangwulan et al. (2018) mengatakan bahwa hasil kegiatan manajemen
perusahaan dapat dimanfaatkan untuk menilai kinerja perusahaan. Salah satu
parameter yang digunakan sebagai kontrol terhadap kinerja perusahaan adalah tingkat
laba perusahaan. Menurut Palupi et al. (2016), laba yang optimal dapat diperoleh
dengan menerapkan analisis biaya yang dikeluarkan perusahaan secara efisien. Biaya-
biaya yang dihitung meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Sari dan Syam (2016) mengatakan bahwa sebagian besar pemilik
usaha furnitur di Indonesia masih menggunakan metode penghitungan biaya secara
tradisional. Penghitungan biaya yang dilakukan hanya mempertimbangkan biaya
perolehan bahan baku dan tenaga kerja. Penerapan akuntansi biaya semacam ini
kurang efektif mengingat banyak komponen biaya-biaya lain yang perlu
diperhitungkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Lasut (2015) mengatakan bahwa kegiatan akuntansi biaya yang efisien juga bisa
digunakan sebagai acuan penetapan harga produk yang sesuai. Mebel Wanda
merupakan salah satu perusahaan kecil di Maros yang memproduksi produk furnitur
kayu berupa kursi. Perusahaan yang dalam kesehariannya melakukan kegiatan
produksi berdasarkan pesanan tersebut belum menerapkan akivitas penghitungan
biaya-biaya secara efektif. Penghitungan biaya-biaya dengan cara tersebut
dikhawatirkan dapat berimplikasi pada banyak hal, seperti kesulitan dalam
menentukan harga jual produk, kegiatan pengambilan keputusan yang tidak tepat,
bahkan kerugian secara finansial. Analisis biaya produksi furnitur di perusahaan
tersebut diharapkan dapat memberikan informasi mengenai data-data biaya produksi
yang valid dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam melakukan tindakan
pengambilan keputusan oleh perusahaan.
BAB II PEMBAHASAN
Mebel Wanda merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri furnitur
kayu. Perusahaan yang tergolong kedalam jenis perusahaan kecil ini didirikan pada
tahun 1998. Perusahaan ini hanya memiliki 1 orang tenaga kerja yaitu pemiliknya
sendiri. Jadi, tidak ada biaya tenaga kerja yang dikeluarkan.
Dalam melakukan proses produksi yaitu pada tahun 2022-2023, usaha ini
mengerjakan pesanan mebel sebesar Rp 167.285.000 atau rata-rata perbulannya
sebesar Rp 13.940.000, sedangkan biaya produksi yang digunakan sebesar Rp
5.000.000 atau rata-rata pertahunnya sebesar Rp 60.000.000. Sehingga usaha ini
memperoleh keuntungan sebesar Rp 107.285.000. Walaupun bukan dari penetapan
harga jual yang semestinya, yang terpenting bagi usaha ini adalah dalam melakukan
produksi ada biaya yang tersisa yang dianggap sebagai keuntungan.
Berikut adalah rincian biaya yg digunakan oleh perusahaan Mabel Wanda
dalam pembuatan produk
Biaya Bahan Baku Rp 5.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 0
Biaya Overhead Pabrik :
- Pajak Bumi dan Bangunan Rp 75.000
- Biaya Listrik Rp 300.000
- Biaya Pemeliharaan Alat Rp 250.000
Biaya Pengiriman Rp 150.000

No Rincian Rp
1. Biaya Produksi Per unit 5.000.000
2. Harga jual Per unit 10.000.000 – 19.000.000
3. Keuntungan per tahun 107.285.000
Biaya Bahan Baku Rp 5.000.000
4. Unit Produksi per tahun 32
Biaya Overhead Pabrik
- Pajak Bumi & Bangunan Rp 75.000
 Perhitungan
- BiayaHarga Pokok Produksi dengan
Listrik Sistem ABC
Rp 300.000
- Biaya Pemeliharaan Alat Rp 250.000
Total BOP Rp 625.000
Biaya Pengiriman Rp 150.000
Total Biaya Rp 5.775.000
Biaya/Unit Rp 175.000
 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Konvensional

HPP = Biaya Bahan Baku + BTKL + BOP


HPP = Rp 5.000.000 + Rp 0 + Rp 625.000
= Rp 5.625.000

HPP/Mabel = Total harga pokok produksi/Jumlah kapasitas produksi


= Rp 5.625.000/32
= Rp 175.781

Adapun perbandingan harga pokok produksi konvensional dengan sistem


Activity Based Costing dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterangan Jumlah
Sistem ABC Rp 175.000
Sistem Konvensional Rp 175.781
Selisih Rp 4.545
Distorsi 10%
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha Mebel Wanda menguntungkan secara
finansial. Dan biaya overhead pabrik sangat mempengaruhi penjualan dan
produksi produk pada Mebel Wanda ini. Karena Mebel Wanda tidak
menggunakan tenaga kerja maka biaya yang dikeluarkan juga sedikit sehingga
sangat menguntungkan untuk penjualan kedepannya. Akan tetapi karena
kurangnya tenaga kerja maka efisiensi produksi produk juga kurang sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk juga lama. Untuk biaya yang
dianggarkan dan biaya yang sesungguhnya itu berjumlah sama.
Adapun hasil perbandingan dari sistem ABC dan sistem konvensional
menjnjukkan bahwa sistem ABC melaporkan biaya per unit yang lebih tinggi
dibandingkan sistem konvensional yaitu sebesar 10%.
DOKUMENTASI
A. Barang yang diproduksi
B. Anggota kelompok

Anda mungkin juga menyukai