PERBANKAN
UNTUK PERGURUAN TINGGI NEGERI
Di terbitkan Oleh Kelompok-5A
Pendidikan Akuntansi 2021
Anggota
KELOMPOK-5A
PENDIDIKAN
AKUNTANSI 2021
NIRMALA 210902500011
1.
2. ARDILLAH
FADILLAH
210902501004
MARWA NUR
3. 210902501005
4. ADHE WIDI
CAHYANI
210902501007
MUTMAINNAH
5. 210902501015
6. SYARIF
HIDAYATULLAH
210902502009
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang berkat Rahmat dan karunianya telah
mengantarkan kita sampai pada penghujung semester 4 ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
kirimkan kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW, nabi terakhir yang diutus membawa
kebenaran bagi kita semua.
Pada kesempatan ini tak henti-hentinya kami mengucapkan syukur serta terima kasih kepada
Dosen pengampuh mata kuliah Akuntansi Perbankan, Yaitu Drs.H. Abd. Rijal, M.Si &
Fajriani Azis, S.Pd, M.Pd. yamg telah memberikan banyak ilmu serta arahan kepada kami
sampai bisa ada di tahap akhir semester 3 ini. Terima kasih pula kami haturkan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam mengerjakan dan melengkapi tugas-tugas kami.
Pada buku ini akan dibahas seputar perbankan, misal seperti prinsip dasar perbankan,
simpanan giro, tabungan, deposito, simpanan dari bank lain, pinjaman diterima, ekuitas, kas,
giro, surat berharga dan lain sebagainya.
Kami memohon maaf atas ketidak sempurnaan dalam penyusunan buku kami, semoga
kedepannya dapat lebih baik lagi dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan kami.
PENULIS
DAFTAR ISI
A. Deskripsi Singkat
Pada buku ini akan membahas terkait akuntansi perbankan. Akuntansi bank adalah
salah satu proses akuntansi bank yang melibatkan pengumpulan, klarifikasi, evaluasi,
dan interpretasi data keuangan bank secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan internal dan eksternal. Bank bertindak sebagai perantara
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang tidak, serta pihak yang
memperlancar transaksi pembayaran. Pelaporan keuangan bank dalam akuntansi bank
juga harus sesuai dengan prinsip akuntansi atau teknik pembukuan yang berlaku
umum, yaitu pembukuan dan pencatatan semua transaksi yang dilakukan dalam
kegiatan usaha bank.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada bentuk transaksi berupa jenis
pendapatan dan pengeluaran dari lembaga yang terhubung. Untuk alasan ini,
akuntansi bank dan buku besar menggunakan beberapa terminologi yang berbeda
dalam proses pencatatan transaksi. Dalam akuntansi bank, catatan termasuk hutang
bank dan aset bank yang tidak ditemukan dalam buku besar.
B. Relevansi
Pada buku ini akan dibahas tentang akuntansi perbankan terkait prinsip dasar,
simpanan giro, tabungan, deposito, simpanan dari bank lain, pinjaman diterima,
ekuitas, kas, giro, surat berharga dan lain sebagainya.
C. Indicator
Setelah mempelajari mengenai akuntansi perbankan diharapkan mahasiswa dapat
memahami seputar akuntansi perbankan, dan dapat menerapkan pada dunia kerja,
pendidikan dan kehidupan social lainnya.
BAB 1
PRINSIP DASAR AKUNTANSI BANK
RANGKUMAN
Bank juga merupakan lembaga rujukan bagi pemerintah untuk mengetahui situasi
terkini mata uang mereka sendiri.
Tentu saja, semua transaksi dana dan biaya bank dicatat dalam rekening keuangan.
Dari situ diidentifikasi gap-gap yang dapat dijadikan landasan kebijakan terkait
alokasi keuangan.
Biaya masuk harian ke bank. Artinya, ada transaksi yang berlangsung setiap hari.
Biaya modal merupakan biaya transaksi terbesar di bank. Oleh karena itu, diperlukan
catatan khusus yang disebut akuntansi akrual.
Sebagian besar pendapatan bank diambil dari pinjaman nasabah. Untuk pencatatan
transaksi kredit, bank tidak menerapkan prinsip akuntansi berbasis akrual. Prinsip
pencatatan ini diterapkan untuk mencegah bank mengalami risiko yang lebih
besar. Laporan ini menunjukkan posisi keuangan meliputi asset, kewajiban dan
ekuitas bank pada tanggal tertentu. Laporan ini menggambarkan pendapatan dan
beban bank pada periode pelaporan. Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas
perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan asset bersih bank
selama periode pelaporan. Catatan atas laporan keuangan ini menjelaskan semua pos
yang ada dalam laporan keuangan agar pembaca dapat memahami semua isi laporan
keuangan yang disajikan bank.
BAB 2
SIMPANAN GIRO
A. PENGERTIAN GIRO
Giro Pengertian giro menurut Undang-Undang Pokok Perbankan (No. 14 tahun 1967
Bab I) adalah “Simpanan pihak ketiga pada bank, yang penarikkannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lain atau
dengan cara pemindah bukuan.
Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan tidak dapat dilepaskan dari
pengertian simpanan. Disamping giro, bentuk simpanan lainnya adalah tabungan dan
deposito. Ketiga bentuk simpanan tersebut harus dikaitkan dan dilakasanakan sesuai
dengan pengertian simpanan.Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer
disebut rekening giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998
tanggal 10 November 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindahbukuan”. Sedangkan pengertian simpanan adalah ”dana yang
dipercayakan oleh masyrakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat disamakan dengan itu”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simpanan adalah sejulah uang
yang dititpkan di bank atau dipelihara oleh bank. Jenis simpanan yang ada di bank
selain giro adalah tabungan dan deposito. Pengertian simpanan giro merupakan
simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya bahwa
uang yang disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi
berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor, keabsahan dan
kesempurnaan cek serta saldonya tersedia.
Penarikan uang di rekening giro dapat menggunakan sarana penarikan, yakni cek dan
bilyet giro (BG). Apabila penarikan dilakukan secara tunai, maka sarana penarikannya
adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk penarikan non tunai adalah
dengan mengunakan bilyet giro. Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut
habis atau hilang, maka nasabah dapat melakukan sarana penarikan lainnya seperti
surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani di atas materai.
Pemilik rekening giro disebut girant dan kepada setiap girant akan diberikan imbalan
berupa jasa giro yang besarnya tergantung bank yang mengeluarkannya. Bagi bank
giro merupakan dana murah karena imbalan yang diberikan kepada girant merupakan
imbalan yang paling rendah jika dibandingkan dengan imbalan simpanan lainnya
seperti tabungan dan deposito.
Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil
uang di rekening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat untuk pembayaran.
Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank
harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara
rekening nasabah untuk di uangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan,
baik secara tunai maupun pemindahbukuan.
Bilyet Giro (BG) atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah dari
nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak
penerima yang disebutkan namannya atau nomor rekeningnya pada bank yang sama
atau bank lainnya. Sama seperti halnya dengan cek, bilyet giro juga dapat ditarik dari
bank lain yang bukan penerbit rekening giro. Proses penarikannya juga melalui kliring
untuk yang dalam satu kota dan inkaso untuk luar kota dan luar negeri.
Pemindahbukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya dipindahkan dari
rekening nasabah si pemberi BG kepada nasabah penerima BG. Sebaliknya, jika
dipindahbukukan ke rekening di bank yang lain, maka harus melakukan proses kliring
atau inkaso.
Syarat yang berlaku untuk Bilyet Giro agar pemindahbukuannya dapat dilakukan
antara lain:
a. Ada nama Bilyet Giro dan nomor serinya.
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban
rekening yang bersangkutan.
c. Nama dan alamat bank tertarik.
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf .
e. Nama pihak penerima.
f. Tanda tangan penarik atau cap perusahaan jika si penarik merupakan perusahaan.
g. Tanggal dan tempat penarikan.
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.
Masa berlaku dan tanggal berlaku Bilyet Giro juga diatur sesuai persyaratan yang
telah ditentukan seperti:
a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung dari tanggal penarikannya.
b. Bila tangal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku pula
sebagai tanggal efektif.
c. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap sebagai
tanggal penarikan dan persyaratan lainnya.
Sarana atau alat pembayaran lainnya yang juga digunkan untuk menarik uang, dari
rekening giro dalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas
yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain. Surat
perintah ini dapat bersifat tunai atau pemindahbukuan.
Surat perintah pembayaran lainnya juga dapat berbentuk surat kuasa di mana yang
memiliki rekening memberi kuasa kepada seseorang untuk melakukan penarikan atas
rekeningnya. Surat kuasa ini haruslah memenuhi beberapa persyaratan, seperti tanda
tangan kedua belah pihak, si pemberi kuasa dan si penerima kuasa, bukti diri dan
materai. Pemberian kuasa ini di sebabkan si pemberi kuasa berhalangan karena
sesuatu hal.
a. Nama calon pemegang rekening Giro tidak tercantum di dalam Daftar Hitam
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
b. Menyetujui setiap pasal yang tercantum dalam “Syarat – syarat Umum
Pembukaan Rekening Koran pada Bank”.
c. Mengisi formulir “Permohonan Membuka Rekening pada Bank”.
d. Calon pemegang rekening harus mengisi Kartu Contoh Tanda Tangan.
e. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
f. Menyerahkan fotocopy bukti diri (KTP/SIM/Paspor dan KITAS bagi WNA)
dan kuasanya (bila dikuasakan).
g. Khusus calon nasabah yang merupakan badan usaha harus menyerahkan :
Akte Pendirian dan/atau Akte Perubahan yang terakhir.
Pengesahan dari Departemen Kehakiman khusus untuk badan usaha
berbentuk PT.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) dan perizinan lainnya.
2. Pembukaan Giro
Proses pembukaan rekening Giro dilaksanakan bila calon nasabah telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Rekening Giro hanya bisa dibuka bila
seluruh dokumen pembukaan Giro telah lengkap dan disetujui oleh Pemimpin
Seksi Customer Service dan Pemimpin Bagian Pelayanan.
6. Setoran Giro
Setoran awal sekurang-kurangnya adalah sebesar jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan bank, sedangkan penyetoran selanjutnya tanpa batasan
nominal dapat dilakukan secara tunai, pemindahbukuan, transfer dan
kliring. Media yang digunakan untuk transaksi penyetoran secara tunai adalah
slip setoran. Penyetoran yang bersifat pemindahbukuan dilakukan dengan
menggunakan media pemindahbukuan.
7. Penarikan Giro
Media yang digunakan untuk transaksi penarikan adalah penarikan tunai
menggunakan cek. Penarikan non tunai, untuk dikliringkan menggunakan
Bilyet Giro/Cross Cek. Untuk pemindahbukuan antar rekening, menggunakan
Cross Cek, Bilyet Giro atau media lainnya sesuai ketentuan bank.
Tidak ada batasan frekuensi penarikan dan jumlah pengambilan selama saldo
masih mencukupi (kecuali untuk rekening/saldo blokir, apabila ada).
Apabila nasabah menarik Cek/Bilyet Giro kosong melalui kliring, maka akan
diberikan Surat Peringatan kepada nasabah yang bersangkutan sesuai
ketentuan yang berlaku. Penarikan giro antar cabang dapat dilakukan dengan
memperhatikan verifikasi tandatangan dan limit transaksi sesuai ketentuan
bank.
8. Jasa Giro
a. Jasa giro Kasda Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten (PKD) :
o Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)
o Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa sebesar 3,00% (2009)
b. Jasa giro lainnya :
o Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)
o Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa 1,00% (2009)
o Saldo ≥ Rp 25.000.000 memperoleh jasa 1,50% (2009)
o Saldo ≥ Rp 100.000.000 memperoleh jasa 2,00% (2009)\
c. Jasa giro bank lain :
o Saldo < Rp 10.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)
o Saldo ≥ Rp 10.000.000 memperoleh jasa 0,25% (2009)
o Saldo ≥ Rp 50.000.000 memperoleh jasa 0,50% (2009)
a. Cek (Cheque)
Pada dasarnya, cek adalah suatu surat ataupun dokumen yang isinya berupa
perintah tanpa syarat dari nasabah kepada pihak bank untuk membayarkan
sejumlah uang yang nominalnya sudah tertulis pada surat tersebut kepada orang
yang ditulis ataupun pembawa cek tersebut.
Kemudian, pembawa atau pemilik cek yang menunjukan surat cek ke pihak bank
akan memperoleh sejumlah uang yang nominalnya sesuai dengan apa yang sudah
tertulis di atas cek.
Namun, saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa cek dan giro tidak
ada bedanya. Padahal, bilyet giro adalah suatu surat perintah pembukuan dari
pihak nasabah pada suatu bank yang dipercaya untuk memindahkan nominal uang
dari rekening penulis giro ke rekening penerima sesuai yang sudah tertulis di
dalam giro.
Artinya, perbedaan paling utama dari kedua surat ini adalah cek lebih bersifat
tunai, sedangkan giro lebih bersifat non tunai.
Cek adalah surat yang dikeluarkan bank dan bisa digunakan oleh nasabah untuk
melakukan perintah penarikan uang kepada bank tersebut. Jumlah uang yang bisa
ditarik dari bank dengan menggunakan cek bergantung kepada jumlah nominal
uang yang tertulis/tertera dalam cek. Untuk bisa menggunakan cek, nasabah harus
memiliki rekening giro terlebih dahulu di bank. Cek juga merupakan surat
berharga yang bisa digunakan sebagai alat tukar.
c) Cek Silang
Cross Cheque atau cek silang adalah suatu cek yang mempunyai tanda
silang berjajar yang terletak di atas pojok kiri. Cek yang diberi tanda silang
ini juga akan menjadi suatu cek non tunai atau bilyet giro. Dari tunai, maka
cek silang ini akan menjadi non tunai atau sebagai suatu pemindahbukuan.
d) Cek Mundur
Cek mundur adalah suatu cek yang diberi tanggal mundur dari ditulisnya
tanggal cek. Pada umumnya, jika dalam cek tertulis 2 tanggal yang berbeda,
maka hampir bisa dipastikan bahwa cek tersebut adalah cek mundur.
Cek mundur juga biasa disebut dengan cek yang belum jatuh tempo.
Umumnya, cek ini diterbitkan saat pihak penerima dan pihak pemberi cek
sudah menyetujui kesepakatan tertentu. Alasannya juga sangat beragam,
ada yang karena jatuh tempo suatu pembayaran belum tercapai, atau ada
juga yang karena dananya belum tersedia.
e) Cek Kosong
Cek Kosong atau Blank Cheque adalah saat dana sudah tidak tersedia di
dalam rekening giro. Sebagai contoh, saat Tn. Andi ingin mencairkan cek
dengan nominal Rp 100 juta sesuai dengan jumlah yang sudah tercantum,
namun dana rekening yang ada pada pihak pemberi cek hanya Rp 80 juta
saja.
Itu artinya, dana tersedia di rekening tidaklah sebanyak seperti yang
seharusnya agar bisa diambil oleh pembawa cek. Dalam hal ini, pihak
nasabah akan terkena masalah cek kosong dana akan diberikan peringatan
lisan atau tulisan.
Apabila hal ini terjadi sebanyak tiga kali, maka pihak nasabah akan masuk
ke dalam daftar hitam Bank Indonesia. daftar tersebut akan disebarluaskan
ke seluruh perbankan, sehingga nantinya akan menyulitkan pihak untuk
bisa berhubungan dengan bank lainnya.
c. Bilyet Giro
Istilah bilyet giro (BG) mungkin jarang terdengar, namun nyatanya banyak
masyarakat yang menggunakan bilyet giro dalam urusan transaksi perbankan
untuk berbagai keperluan.
Secara sederhana, Bilyet giro merupakan instrumen pembayaran nontunai di
Indonesia. Istilah bilyet giro juga digunakan seorang nasabah bank untuk
memberikan perintah pada bank agar memindahbukukan sejumlah uang kepada
penerima.
Pengertian sederhana lain dari istilah tersebut juga mengandung arti sebuah
mekanisme pembayaran atau bisa disebut pencairan uang yang berlaku pada
rekening giro. Penggunaan bilyet giro ini sangat banyak manfaatnya dalam
transaksi perbankan. Salah satunya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi
dalam jumlah besar.
Sementara dikutip dari situs Bank Indonesia (BI), bilyet giro adalah surat perintah
dari nasabah rekening giro kepada bank yang bersangkutan untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekeningnya ke rekening penerima dana
yang disebutkan.
E. PEMBUKAAN REKENING
Pembukaan rekening giro merupakan perjanjian awal yang terjadi antara nasabah
sebagai pemilik dana dan bank. Nasabah akan memu lai aktivitasnya dengan
menggunakan fasilitas rekening yang dimiliki oleh nasabah di bank sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian simpanan giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor
10 tahun 1998?
2. Kapankah Masa berlaku dan tanggal berlaku Bilyet Giro sesuai persyaratan yang
telah ditentukan?
3. Sebutkan jenis – jenis cek dan berikan contohnya?
4. Sebutkan manfaat simpanan Giro
5. Sebutkan Pihak-pihak yang terkait dalam pembukuan rekening giro
BAB 3
TABUNGAN
A. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah suatu simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak
digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun kepentingan lainnya.Simpanan uang
dapat digunakan dan diambil kapan saja tanpa terikat oleh perjanjian dan waktu.
Salah satu tabungan yang paling sering digunakan banyak orang zaman sekarang
adalah di Bank.Banyak kemudahan yang ditawarkan oleh Bank-Bank untuk mereka
calon nasabah yang ingin menabung, salah satu kemudahannya adalah dapat menarik
tunai secara mandiri melalui mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang disebar
oleh Bank tersebut. Ketika menabung di Bank umumnya nasabah akan mendapatkan
fasilitas seperti kartu ATM, Buku Tabungan, Mobile Banking serta beberapa layanan
lain sesuai dengan kebijakan masing-masing Bank.
7. Setelah selesai, Teller akan memberikan buku tabungan untuk anda simpan di rumah.
Seiring waktu dengan berkembangnya teknologi, saat ini kehadiran kartu ATM dirasa
lebih memiliki peran dibandingkan dengan buku tabungan.Jika dulu ketika anda
menabung atau ketika anda mengambil uang anda harus membawa buku tabungan
anda, sekarang tidak lagi. Untuk menarik uang kurang dari 4 Juta, anda dipersilahkan
menarik tabungan via ATM, dan tidak diperkenankan melakukannya via Teller.
Namun jika anda akan menarik uang diatas 4 Juta Rupiah, anda diperkenankan ke
Bank dengan membawa kartu ATM beserta KTP asli anda. Bawa saja buku tabungan
anda untuk anda cetak.
Sedangkan untuk menabung, anda tidak membawa buku tabungan pun tidak apa-apa.
Saat ini anda hanya perlu membawa uang yang akan ditabung dan kartu ATM menuju
Teller tanpa harus mengisi slip setoran terlebih dahulu. Dari sini, Teller akan
memproses tabungan anda dan mencetaknya di slip rangkap dua sebagai tanda bukti
bagi anda dan Bank.
E. Setoran Tabungan
Untuk menambah saldo yang ada pada tabungan, nasabah atau pemegang tabungan
harus melakukan setoran pada tabungannya.Apa itu setoran tabungan? Setoran
tabungan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh nasabah bank dengan tujuan
untuk menambah saldo yang ada pada tabungannya. Adapun setoran yang dapat
dilakukan diantaranya yaitu:
o Setoran Tunai
Merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabh bank secara langsung dengan
menyetorkan sejumlah uang tunai kepada pihak bank.
o Setoran Non-Tunai
Setoran non-tunai akan dicatat jika dana atau uang tersebut telah benar-benar
diterima oleh pihak bank. Setoran ini merupakan setoran yang dilakukan oleh
nasabah bank ataupun pihak tertentu dengan menyerahkan sejumlah uang
tunai dengan cara sebagai berikut ini:
1. Pemindah bukuan, merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pihak bank atas
permintaan nasabh untuk memindahkan dana atau uang dari satu rekening ke
rekening yang lain, tapi pemindah bukuan ini harus dilakukan pada bank yang
sama.
2. Transfer yang masuk, merupakan kiriman uang yang sumbernya berasal dari
nasabah bank yang sama ataupun yang berbeda, dengan maksud untuk
menambah saldo rekening nasabah dari bank yang menerima dana atau uang
tersebut.
3. Setoran kliring merupakan suatu setoran non-tunai yang dapat dilakukan oleh
nasabah misalnya dengan menyerahkan warkat bank “seperti cek” lain untuk
keuntungan rekening tabungan deposito ataupun giro.
F. Penarikan Tabungan
Nasabah dapat melakukan penarikan tabungan dengan beberapa cara yang diantaranya
sebagai berikut ini:
o Penarikan Tunai
Merupakan penarikan tabungan yang dilakukan oleh nasabah secara langsung ke
pihak bank yakni dengan cara membawa buku tabungannya, kartu ATM, kartu
identitas dan bisanya harus mengisi slip penarikan. Atau bisa juga dengan
melakukan penarikan uang lewat mesin ATM, tentunya dengan menggunakan
kartu ATM bank tersebut.
o Penarikan Non-Tunai
Merupakan penarikan tabungan yang dapat dilakukan dengan menggunakan sarana
lain yang disediakan oleh bank selain kartu ATM dan tabungan. Salah satu contoh
penarikan non-tunai ialah transfer uang keluar atau mengirim uang. Seperti tranfer
keluar yang merupakan penarikan uang yang sumbernya berasal dari rekening
nasabah yang melakukan penarikan dan dikirimkan ke rekening nasabah lain.
G. Perhitungan Bunga Tabungan
Sebagai pihak yang menerima sejumlah dana tabungan atau simpanan dari para
nasabahnya, pihak bank juga menerapkan sejumlah bunga di dalam tabungan tersebut.
Meski berbeda-beda dan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, pada
dasarnya besaran bunga ini ditentukan langsung oleh Bank Indonesia dan sekaligus
diawasi penerapannya di dalam setiap bank.
Secara garis besar, terdapat tiga metode perhitungan bunga yang diterapkan oleh bank
pada tabungan nasabahnya.
Contoh:
Amir menabung di Bank A dengan bunga tetap 5% setiap bulan. Maka, besar bunga
tabungan yang akan didapatkan Amir adalah sebagai berikut.
Riwayat tabungan Amir selama satu bulan di bulan Februari:
KESIMPULAN
Salah satu tabungan yang paling sering digunakan banyak orang zaman sekarang adalah
di Bank.Banyak kemudahan yang ditawarkan oleh Bank-Bank untuk mereka calon
nasabah yang ingin menabung, salah satu kemudahannya adalah dapat menarik tunai
secara mandiri melalui mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang disebar oleh Bank
tersebut. Ketika menabung di Bank umumnya nasabah akan mendapatkan fasilitas
seperti kartu ATM, Buku Tabungan, Mobile Banking serta beberapa layanan lain sesuai
dengan kebijakan masing-masing Bank. Ada bebertapa alat penarikan tabungan, hal ini
tergantung pada persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang
mereka inginkan.
SOAL LATIHAN
1. Jelasakan apa yang dimaksud dengan simpanan tabungan?
2. Sarana apa saja yang ada dalam tabungan?
3. Bagaiamana cara membuat buku tabungan?
4. Jelaskan cara penyetoran, penarikan, dan perhitungan bunga bank?
5. Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000.
Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan
awal Susi di koperasi?
BAB 4
DEPOSITO
A. Pengertian deposito
Deposito(Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan
transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan.
Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank,
bunga yang diberikan kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika
dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian
bank adalah sebagai dana modal.
Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang
tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative
panjang dan frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian bank dapat dengan
leluasa untuk menggunakan kredit dana tersebut.
Pengertian Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah “Simpanan yang
tpenyimpan bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh tempo maka
akan dikenakan penalty rate, yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan”.
Pengertian deposito menurut para ahli:
1. Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 1
Deposito adalah suatu bentuk simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank.
a. Thomas Suyatno
Deposito adalah suatu bentuk tabungan di Bank dimana penarikannya
hanya bisa dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan Bank yang bersangkutan.
b. Habib Nazir dan Muhammad Hassanudin
Deposito adalah salah satu bentuk simpanan dari pihak ketiga kepada
pihak bank yang hanya bisa dilakukan penarikan sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditentukan menurut perjanjian oleh pihak ketiga dan
pihak bank.
c. Kasmir
Deposito adalah salah satu bentuk simpanan jenis ketiga yang
dikeluarkan oleh bank.
d. Lukman Dendawijaya
Deposito adalah suatu simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
sistem penarikannya hanya bisa dilakukan dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang
bersangkutan.
B. Jenis-jenis deposito
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu
yang tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18
sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik
perorangna maupun lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama
seseorang atau lembaga.
Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya
bunga pada saat deposito berjangka dibuka. Pencairan bunga deposito dapat
dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo. Penarikan dapat dilakukan
dengan tunai maupun non tunai(pemindahbukuan). Kepada setiap deposan
dikenankan pajak terhadap bunga yang diterimanya.
Deposito berjangka juga memiliki batas minimal yang harus disetor yang besarnya
tergantung bank yang mengeluarkannya. Untuk menarik minat para deposan
biasanya bank menyediakan berbagai insentif tertentu atau bonus. Insentif
diberikan untuk jumlah nominal tertentu biasanya dalam jumlah yang besar.
Insentif dapat berupa, special rate (bunga lebih tinggi dari bunga yang berlaku
umum) maupun insentif lainnya, seperti hadiah atau cendramata lainnya. Insentif
juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tertentu.
Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka yang
diterbitkan dalam valuta asing(valas), biasanya diterbitkan oleh bank devisa.
Perhitungan penerbitan pencairan dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa
umum. Penerbitan deposito berjangka dalam valas biasanya diterbitkan dalam
valas yang kuat seperti U$ Dollar, Yen Jepang atau DM Jerman.
a. Deposito Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang berlaku terus secara otomatis walaupun jangka
waktu yang telah ditetapkan sudah habis. Misalnya suatu deposito berjangka 1
bulan jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober 2001, jika pada tanggal tersebut
tidak ditarik oleh deposan, maka bank secara otomatis akan memperpanjang
deposito tersebut untuk sebulan berikutnya, dengan tingkat bunga yang
berlaku pada saat perpanjangan. Jumlah dana yang didepositokan adalah
pokok deposito ditambah dengan bungan periode sebelumya.
b. Deposito Non Automatic Roll Over
Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut
telah jatuh tempo tapi belum dicairkan oleh pemiliknya, walupun deposito
tetap berada di bank deposan tidak mendapat bunga
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulan.
Sertifikat deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya
didalam sertifiat nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu
sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga
sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun
non tunai. Dalam praktiknya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal dan
biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran
banyak untuk jumlah nominal yang sama.
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang
dari 1 bulan. Diterbitkan atas anama dan biasanya dalam jumlah yang besar
misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga
dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call
dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank
penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DEPOSITO
Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan penerapan
sistem aplikasinya, yaitu pembukaan rekening deposito nasabah dan penyetoran
dana deposito atau booking transaksi yang dilakukan secara terutut. Langkah
pertama adalah nasabah mengajukan permohonan membuka rekening yang di
catat oleh bank sehingga nasabah tersebut mempunyai nomor rekening deposito.
Setelah mempunyai nomor rekening di bank, nasabah dapat menyetorkan dananya
(Booking transaksi) dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan
permohonannya
Syarat-syarat pembukaan deposito ;
a) Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$ 5000)
atau dengan kebijasanaan setiap bank
b) Besarnya bunga yang diberikan
c) Cara pembayaran bunga
d) Cara pencairan deposito
e) Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)
ALUR PROSES PENARIKAN DEPOSITO TUNAI
MELALUI PETUGAS DINAS LUAR
Nasabah menyerahkan bilyet deposito dan menandatangani slip penarikan
yang telah disiapkan oleh PDL
a. PDL memberikan tanda terima peminjaman bilyet kepada nasabah.
Dan bilyet beserta slip penarikan dibawa ke kasir di kantor untuk
dilakukan verifikasi
b. Kasir memberikan PDL untuk membawakan uang kepada nasabah
apabila penarikan sampai dengan Rp. 1.000.000,-
c. Apabila jumlah tarikan diatas Rp. 1.000.000,- maka kasir langsung
membawakan uang kepada nasabah
d. Proses diatas memerlukan waktu selama 1 hari
MELALUI KANTOR BANK
a. Nasabah datang ke kantor bank dengan membawa bilyet
b. CS mengontrol bilyet yang telah jatuh tempo dan memberikan penjelasan
kepada nasabah serta melengkapi segala persyaratan administrasi setelah
lengkap diserahkan kepada kasir
c. Kasir memvalidasi dan mendebet saldo deposito serta langsung
menyerahkan kepada nasabah
d. Proses diatas memerlukan waktu maximal 20 menit
PENUTUPAN DEPOSITO
Penutupan depositi adalah proses penarikan dana deposito termasuk bunga
depositonya oleh nasabah yang telah jatuh tempo. Pada proses penutupan deposito
ini, nasabah tidak memperpanjang penyimpanan dananya atau roll over. Pengertian
deposito automatic roll over adalah nasabah bersangkutan menyimpan kembali
dana deposito yang telah jatuh tempo tersebut untuk periode penyipanan
berikutnya.
Proses penarikan dana deposito yang jatuh tempo bisa dilakukan dengan
pembayaran tunai, pemindahbukuan ke rekening tabungan atau giro di bank
tersebut, atau pemindah bukuan antar bank (transfer antar kliring).
Prosedur penutupan atau pencairan deposito yang jatuh tempo juga berbeda-beda
pada setiap bank, tergantung dari sistem yang berlaku pada bank tersebut. Namun
secara umum dapat di gambarkan sebagai berikut :
a. Nasabah atau deposan menyerahkan surat deposito berjangka atau bilyet
giro atau sertifikat deposito kepada pihak bank
b. Petugas di bagian deposito melihat berkas aau file nasabah tersebut
c. Bagian deposito menyiapkan slip pencairan deposito serta slip bunga yang
akan di bayarkan dan belum di cairkan.
d. Nasabah akan membubuhkan tanda tangannya di belakang setiap slip
tersebut
e. Tanda tangan ini di cocokan dengan hyang terdapat pada permohonan
pembukuan deposito nasabah pada saat pembukaan rekening. Bila sesuai,
deposito memberikan validasi dalam bentuk cap stempel dan paraf.
f. Pembuatan tiket sesuai dengan cara penarikan dananya dan diserahkan ke
kepala bagian atau pejabat administrasi pada sistem dan nasabahnya akan
menerima pembayaran tunai dari teller atau bukti penarikan jika
mengunakan pemindahbukuan,
g. Bagian deposito akan membubuhkan stampel “selesai tanggal ……” pada
surat depositi yang asli, aplikasi, atau kartu buga deposito. Jika
mengunakan sistem aplikasi deposito maka yang dilakukan adalah
menutup nomor rekeni ng deposito tersebut.
Proses penarikan deposito bisa terjadi sebelim jatuh tempo atas permintaan
nasabah karena alasan tertentu, misalnya membutuhkan dana tersebut untuk
keperluan lain. Hal ini pada prinsipnyamelanggar perjanjia sebelumnya sehingga
pihak bank dirugikan. Proses penarikan deposito sebelum jatuh tempo bisa
dilakukan tetapi nasabah dikenakan denda atau penalty.
Penetapan denda atau penalty berbeda-beda tergantung kebijaksanaan setiap bank.
Secara umum denda ini berupa denda uang dalm jumlah nominal tertentu yang di
bebankam kepada nasabah atau pengurangan tingkat suku bunga dengan oresentase
tertentu. Timgkat suku bunga yang telah dikurango tersebut di hitung saldo
deposito dari awal pembukuan sampai waktu nasabah meminta penarikan dananya.
C. Manfaat deposito
1. Mendapatkan bunga
Keuntungan memiliki deposito yang pertama adalah mendapatkan bunga yang
relatif kompetitif dibandingkan dengan tabungan biasa. Instrumen investasi
satu ini bisa memberikan bunga 3 kali lipat dibandingkan suku bunga
tabungan. Besaran bunga yang diberikan tergantung dari jangka waktu
penyimpanan yang dipilih. Bunga tersebut dapat langsung dimanfaatkan untuk
menambahkan dana tabungan atau digunakan untuk kebutuhan yang lain.
Pajak Deposito
Tarif Pajak x Bunga Deposito
Pada perhitungan bunga deposito, akan ada istilah pajak deposito. Pajak deposito
adalah pajak atas bunga yang diperoleh nasabah. Besarnya pajak produk simpanan
deposito ini adalah 20%, dengan nilai simpanan tak lebih dari Rp 7.500.000.
Sedangkan, untuk saldo simpanan di bawah Rp 7.500.000 rupiah tidak dikenakan
pajak bunga.
Dikutip dari laman OCBC NISP, berikut adalah cara perhitungan total simpanan
yang diperoleh seseorang, apabila dirinya memilih tenor deposito selama 12 bulan
(365 hari) dengan setoran awal Rp 10.000.000 rupiah dan bunga 5%.
Rumus bunga deposito: suku bunga x setoran awal x hari/365
= 5% x Rp 10.000.000 x 365/365
= Rp 500.000
Rumus pajak atas bunga: besar pajak x suku bunga
= 20% x Rp 500.000
= Rp 100.000
Total dana yang diperoleh: setoran awal + (jumlah bunga - pajak atas bunga)
= Rp 10.000.000 + (Rp 500.000 - Rp100.000)
= Rp 10.000.000 + Rp 400.000
= Rp 10.400.000
Jadi, total jumlah dana setelah 12 bulan adalah Rp 10.400.000.
D. Keuntungan dan kelemahan deposito
a. Keuntungan deposito :
b. Kekurangan Deposito :
Kurang afdol rasanya jika kita hanya menilai deposito dari kelebihannya saja.
Untuk mengetahui apakah deposito merupakan investasi yang tepat untuk kita
atau tidak, kita tentu perlu juga menilai dari kelemahannya. Dalam artikel ini
kita akan membahas 4 kelemahan deposito, antara lain:
KESIMPULAN
Deposito merupakan salah satu tabungan berjangkaayangamodel pengambilannya
berdasarkan pada kesepakatan dari pihak bank dengan nasabah deposito. Suku
bunga pertahunnya yang dapat diperoleh nasabah dari melakukan simpanan
deposito cukup tinggi dibandingkan suku bunga yang diperoleh dari tabungan biasa
ataupun dari suku bunga giro. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dari masyarakat
untuk lebih memilih melakukan simpanan deposito.
Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah salah satu dari jenis tabungan berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Deposito
berjangka telah diterbitkan bisa dengan atas nama perorangan maupun suatu
lembaga tertentu. Uang yang disimpan, hanya dapat diambil saat jatuh tempo
saja oleh pihak yang tertera pada bilyetnya. Deposito jenis ini juga merupakan
jenis deposito yang umum dikenal masyarakat.
Sertifikat Deposito
Ini merupakan suatu deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam sebuah bentuk
sertifikat. Sertifikat tersebut tidak mengacu pada nama seseorang atau suatu
lembaga tertentu, sehingga bisa dipindah tangankan dan sangat juga mungkin
untuk diperjualbelikan.
Deposito On Call
Deposito On Call adalah sebuah tabungan berjangka dengan waktu
penyimpanan yang sangat relatif singkat, minimal 7 hari dan paling lama
hanya kurang dari 1 bulan. Deposito ini dikhususkan dalam jumlah yang
sangat besar.
SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud deposito?
2. Sebutkan manfaat deposito!
3. Jelaskan jenis-jenis deposito!
4. Bagaimana cara menghitung keuntungan bunga deposito?
5. Jelaskan keuntungan dan kelemahan deposito!
BAB 5
SIMPANAN DARI BANK LAIN
C. Jenis-Jenis Simpanan
1) Buku Tabungan
2) Slip Penarikan
3) Kartu yang terbuat dari plastik
4) Kombinasi
b. Sertifikat Deposito
Seperti halnya deposito berjangka sertifikat deposito merupakan deposito yang
diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12 dan 18 bulan. Hanya
perbedaannya sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat
dapat diperjualbelikan atau ditandatangani kepaada pihak lain. Perbedaan lain
adalah pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka. Baik tunai
maupun non tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian
penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan
biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam
lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang diinginkan.
c. Deposito On Call”.
Deposito On Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk deposan yang
memiliki jumlah uang dalam jumlah besar, misalnya Rp. 30.000.000,-
(tergantung bank yang bersangkutan) dan sementara waktu belum bisa
digunakan. Penerbitan deposit on call memiliki jangka waktu minimal 7 hari
dan paling lama kurang dari 1 bulan. DOC diterbitkan atas nama. Pencairan
bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call. Namun sebelum deposit
on call dicairkan deposan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya sudah
memberitahukan bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan
DOCnya. Besarnya DOC biasanya dihitung perbulan dan untuk menentukan
jumlah bunga yang diberlakukan terlebih dahulu dilakukan negosiasi antara
nasabah dengan pihak bank.
D. GIRO BANK LAIN
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, BG, atau surat perintah penarikan
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Sedangkan Jumlah Giro yang dimaksud
adalah total keseluruhan Giro yang dihimpun oleh bank dalam periode
tertentu. Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran
yang hamper merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada
pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan
giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan
mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.Giro bank
lain : rekening giro yang dimiliki oleh bank lain yang di kelompokkan ke
dalam kewajiban bank. Giro bank lain ini diperlukan karena adanya
kerjasama antar bank. (pemilik dengan bank penerbit rekening giro).
Contohnya: ATM BersamaPerlakuan Akuntansinya :
1. Transaksi rekening giro bank lain diakui sebesar nominal setoranatau
penarikan.
2. Saldo giro bank lain disajikan sebesar kewajiban bank
kepadapemilik rekening giro bank lain.
3. Giro bank bermasalah tetap disajikan dalam akun Giro
4. Bank akan memberikan jasa giro, dan jasa giro tersebut tidak
dikenakan pajak.
Contoh Transaksinya:
a. 01 April 2008, PT. Bank M di Surabaya membuka rekening giro
diBank B secara tunai sebesar Rp. 200.000.000,- bunga jasagiro
3% pertahun dari saldo terendah.
b. 10 April 2008, Salah seorang nasabah bank M
menarikTabungannya melalui mesin ATM Bank B sebesar Rp.
5.000.000,-Biaya ATM bersama sebesar Rp. 3.000,-
Jurnal Transaksi yang dibuat bank B :Tanggal 1 April 2008 :
Kas 200.000.000
Giro bank lain-Bank M 200.000.000
Tanggal 10 April 2008 :
Giro bank lain-Bank M 5.003.000
Kas-ATM 5.000.000
Pendapatan komisi 3.000J
Jurnal Transaksi :
Jurnal pada tanggal 30 April 2008
Beban Jasa Giro 487.493
Kewajiban Segera-Jagir 487.493
(bunga jagir 3% x 1/12 x 194.997.000 = 487.493)
KESIMPULAN
Dalam dunia perdagangan kata giro sudah bukan merupakan kata asing lagi. Setiap
saat akan melakukan transaksi pembayaran sering dikaitkan dengan giro, baik
pembayaran yang bersifat tunai maupun non tunai. Dengan menggunakan giro sangat
memberikan berbagai keuntungan di antaranya pada saat kita hendak melakukan
pembayaran. Dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah di simpan
di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana
yang masih tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi persyaratan
lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan seperti keabsahan alat
penarikannya.
Sumber dana dari masyarakat luas yang ketiga adalah simpanan deposito dan pemilik
deposito adalah deposan. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, di mana
simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu lebih panjang dan dapat
dicairkan setelah jatuh tempo. Begitu juga dengan suku bunga yang relatif lebih tinggi
dari simpanan sebelumnya. Untuk mencairkan deposito yang dimiliki deposan dapat
menggunakan bilyet deposito dan sertifikat deposito.
Jadi simpanan deposito merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai
jangka waktu dan dapat ditarik dengan bilyet deposito dan sertifikat deposito.
«Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu
tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12,
18 sampai dengan 24 bulan. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan
setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jatuh temponya.
Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap deposito
dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Seperti halnya deposito
berjangka sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka
waktu 2, 3, 6, 12 dan 18 bulan. Hanya perbedaannya sertifikat deposito diterbitkan
atas unjuk dalam bentuk sertifikat dapat diperjualbelikan atau ditandatangani kepaada
pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan
dimuka.
BAB 6
PINJAMAN DITERIMA
Pencatatannya adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/6/2012 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang Diterima
dan belum digunakan 1.000.000.000
Pinjaman RI Pinjaman di
Dalam negeri LN
cabang cabang
Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh Kantor Pusat dan
akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini
merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan. Adapun ciri-ciri daro
TSL;
1. Pinjaman diberikan oleh tender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri
kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution (PFI)
yaitu bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang
terjadi menjai tanggungjawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI berkisar
80%:20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada Pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada tender oleh pemerintah sesuai
perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0.75%
per tahun.
Contoh:
Bank XYZ mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar
Rp 12M yang disalurkan melalui BI.
Jurnal oleh Kantor Pusat :
Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
Pinjaman yang Diterima-TSL Rp
12.000.000.000
b. Pinjaman Obligasi
Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari
penjualan surat berharga obligasi. Pengadministrasian penerbitan obligasi ini
harus diketahui oleh Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana bank.
Penjualan obligasi dapat saja dilakukan di cabang. Pencairan obligasi pada saat
jatuh tempo dapat dilakukan di cabang-cabang pada bank tersebut.
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal.
Disamping itu penerbitan obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan
emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh
perlindungan negative adalah dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang
saham, sebab akan dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada
pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah
persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan
pemegang obligasi, misalnya kewajiban menebitkan aporan keuangan secara
periodic agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi
dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bias mencatatnya
perlu mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk dipasar.
Contoh:
Kantor Pusat Bank XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000
dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Bogor berhasil menjual seluruh obligasi
kepada masyarakat.
Jurnal :
Kas Rp 1.000.000.000
Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Bogor akan menyisihkan biaya
bunga obligasi bulan pertama sebesar 1% :
Jurnal :
Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Contoh:
Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M. Untuk
memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC dan
Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya
dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp
200 juta yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank,
sedangkan sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini,
oleh Bank Omega kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:
Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima dana dari
bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank
Omega.
KESIMPULAN
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yanq diterima dari bank atau pihak
lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing,
dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman yang diterima
tidak termasuk pinjaman subordinasi.
Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak kreditur
dengan debitur. Perjanjian yang ditanda tangani kedua belah pihak tak dapat
dibatalkan scara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam
akutansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat
dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening administrative rupiah sisi debit dengan
nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan.
SOAL LATIHAN
1. Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana. Bank Gunadarma mendapat
pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp12.000.000.000
Buatlah jurnal Pinjaman Two Step Loan.
2. Tanggal 2 Januari 2015 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada
PT Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp 1.000.000, jangka
waktu 5 tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap
tanggal 31 Desember. Tingkat diskonto (yield) sebesar 16%. Bunga obligasi Rp
1.000.000 x 18% = Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31
Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan
anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai
untuk anuitas. Dengan tabel untuk bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433.
Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai
tunai untuk Rp1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519.
Dengan demikian harga obligasi adalah:
BAB 7
EKUITAS
A. Pengertian Ekuitas
PSAK No. 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas sebagai
bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Akuntansi untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi untuk ekuitas badan
usaha bukan PT dan Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT. Akuntansi
untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk badang usaha sejahtera dan standar akuntansi
keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya koperasi.
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT meliputi modal saham yang
meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan modal disetor. Pos modal
lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai
macam untuk penambahan modal, seperti; agio saham tambahan modal dari perolehan
kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada
saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan
modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya. Akun tambahan modal
disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha maupun laba/rugi
luar biasa.
Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Bukan PT.
Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar
akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya
koperasi. Ekuitas perusahaan perseorangan adalah kepemilikan usaha pemilik yang
pada umumnya disajikan dalam satu jumlah tertentu, di mana tidak diperlukan
pengajian sub klasifikasi ekuitas karena pemilik tidak membatasi mengenai berapa
banyak yang harus diinvestasikan atau ditarik dari bisnis. Dalam hal likuidasi atau
insolvensi, kreditor dapat mengambil aktiva pribadi si pemilik, dan laba yang timbul
dihitung secara berkala dan di tambah kan kepada untuk modal pada setiap hari di
akhir priode Trasaksi modal (penarikan dan investasi tambahan di catat langsung
dalam modal dan semua perubahan Di ikhtisarkan dalam laporan perusahaan yang
terpisah.
B. Fungsi Ekuitas
Ekuitas merupakan sebuah hal penting yang nantinya akan dilaporkan. Nilai ekuitas
ini akan tercantum dalam laporan awal perusahaan. Fungsi dari pelaporan nilai dan
informasi ekuitas ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan dari sebuah perusahaan.
Dasar Pegaturan Ekuitas
Kadang-kadang, persyaratan hukum, peraturan atau persyaratan lainnya memengaruhi
komponen tertentu ekuitas, seperti modal saham atau laba ditahan. Sebagai contoh,
beberapa persyaratan tersebut mengizinkan entitas untuk melakukan distribusi kepada
pemegang klaim ekuitas hanya jika entitas tersebut memiliki cadangan yang cukup
yang ditentukan oleh persyaratan tersebut sebagai yang dapat didistribusikan.
(Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan Paragraf 4.66) Aktivitas bisnis sering
dilakukan oleh entitas seperti perseorangan, persekutuan, trusts atau berbagai jenis
badan usaha milik negara. Kerangka hukum dan pengaturan bagi entitas tersebut
sering kali berbeda dari kerangka yang berlaku bagi entitas korporasi. Misalnya,
mungkin hanya sedikit saja, jika ada, pembatasan distribusi untuk pemegang klaim
ekuitas terhadap entitas tersebut. Namun demikian, definisi ekuitas dalam paragraf
4.63 dari Kerangka Konseptual berlaku untuk seluruh entitas pelapor. (Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan Paragraf 4.67) Penerbit instrumen keuangan pada
saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya
sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan
instrumen ekuitas. (PSAK 50 Paragraf 15) Ketika penerbit menerapkan definisi dalam
Paragraf 11 untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan instrumen
ekuitas, dan bukan merupakan liabilitas keuangan, maka instrumen tersebut
merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut
terpenuhi:
a. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
Non derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas; atau
derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas
atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas. Untuk tujuan ini, rights, opsi atau waran untuk memperoleh suatu jumlah yang
tetap instrumen ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai
mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas. menawarkan rights, opsi atau waran
prorata terhadap seluruh pemilik yang ada saat ini pada kelas yang sama pada
instrumen ekuitas non derivatif yang dimiliki. Juga, untuk tujuan ini, instrumen
ekuitas yang diterbitkan penerbit tidak termasuk instrumen yang memiliki seluruh
fitur dan memenuhi persyaratan yang dijelaskan di paragraf 16A dan 16B, atau
paragraf 16C dan 16D, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa depan.
E. Ilustrasi Jurnal
1. Pada saat penyetoran awal modal oleh pemilik secara tunai sebesar nilai nominal,
dicatat dalam jurnal
Db Kas/Rekening Bank
Kr Modal Disetor
Dana yang telah disetor penuh untuk tujuan penambahan modal, namun belum
didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat digolongkan sebagai Modal
Disetor seperti pelaksanaan rapat umum pemegang saham) maupun pengesahan
anggaran dasar dari instansi yang berwenang
2. Pada saat penyetoran awal modal oleh pemilik secara tunai di atas nilai nominal,
dicatat dalam jurnal:
Db Kas/Rekening Bank
Kr Modal - dana setoran modal") Dalam hal dana setoran modal telah memenuhi
persyaratan modal sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai bank
umum, dicatat dalam jurnal:
Kr Modal Distor
Kr Agio saham
Kr Modal Disetor
4. Perolehan dana kas dari penerbitan efek utang yang disertai penerbitan waran, dicatat
dalam jurnal:
Db Kas/Rekening Bank
Kr Modal Disetor
6. Perolehan dana dari penerbitan saham yang disertai waran, dicatat dalam jurnal:
Db Kas/Rekening Bank
G. Kasus
Kasus Piutang Yang Menghilang Terkadang perusahaan mengeluarkan saham,
mungkin tidak menerima kas dalam bentuk imbal hasil. Akibatnya, perusahaan
mencatat sebagai piutang. Kontroversi muncul terkait penyajian piutang dalam
laporan posisi keuangan. Beberapa orang berpendapat bahwa perusahaan harus
melaporkan piutang tersebut sebagai aset yang serupa dengan piutang lainnya.
Lainnya berpendapat bahwa perusahaan harus melaporkan piutang tersebut sebagai
pengurangan ekuitas (mirip dengan perlakuan saham tresuri).
Secara umum, perusahaan diharuskan menggunakan pendekatan kontra-ekuitas
karena risiko penagihan dalam jenis transaksi ini sering kali berisiko sangat tinggi.
Masalah akuntansi ini muncul pada Enron (AS). Dimulai pada awal 2000, Enron
menerbitkan saham biasa untuk keempat "entitas tujuan khusus," dengan pertukaran
yang diterima berupa wesel tagih. Enron kemudian menaikkan asetnya (dengan
mencatat piutang) dan ekuitas, pergerakan perusahaan yang disebut kesalahan
akuntansi. Sebagai akibat dari perlakuan akuntansi ini, Enron melebihkan aset dan
ekuitas sebesar $172 juta pada laporan keuangan yang diaudit tahun 2001. Penyajian
yang terlalu tinggi sebesar $1 miliar ini adalah 8,5 persen dari ekuitas Enron
sebelumnya yang dilaporkan saat itu. Seperti yang dicatat Lynn Turner, otoritas
akuntansi, menyatakan, “ini adalah prinsip akuntansi dasar yang Anda tidak mencatat
ekuitas sampai Anda mendapatkan kas, dan wesel idak dihitung sebagai kas." Situasi
seperti ini menyebabkan investor, kreditor, dan pemasok kehilangan kepercayaan
pada kredibilitas Enron, yang pada akhirnya menyebabkan kebangkrutannya.
H. Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada
sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak
lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus mempunyai nilai
nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk meninjukan hak yuridis. Modal
yuridis adalah jumlah rupiah "minimal" yang harus disetor oleh investor sehingga
membentuk modal yuridis.
Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk memberi informasi kepada para
pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya. Akuntansi
menganggap pengungkapan modal yuridis tersebut tidak penting karena akuntansi
lebih menekankan pada jumlah rupiah yang benar-benar disetor oleh pemegang saham
sebagai jumlah rupiah kontrak antara perseroan dengan pemegang saham.
1. Besarnya Modal Yuridis
Dalam hal saham bernilai nominal, modal yuridis dapat sama dengan jumlah yang
dikenal dengan nama modal saham. Modal saham menunjukkan jumlah rupiah
perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal perlahan. Jumlah ini
merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham
walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor atau
dibayar melebihi modal yuridis tersebut.
Modal saham ini juga merupakan batas tanggung jawab pemegang saham dan
batas kerugian pribadi yang harus ditanggung pemegang saham. artinya, dalam hal
terjadi likuidasi pemegang saham tidak dapat menuntun pembagian kekayaan atas
dasar modal yang disetor (kecuali adanya sisa untuk itu). Sebaliknya, dalam hal
hasil penjualan aset dalam likuidasi tidak dapat menutup.
Modal saham ini juga merupakan batas tanggung jawab pemegang saham dan
batas kerugian pribadi yang harus ditanggung pemegang saham. artinya, dalam hal
terjadi likuidasi pemegang saham tidak dapat menuntun pembagian kekayaan atas
dasar modal yang disetor (kecuali adanya sisa untuk itu). Sebaliknya, dalam hal
hasil penjualan aset dalam likuidasi tidak dapat menutup seluruh hutang
perseroan, pemegang saham tidak dapat diminta untuk menutup utang lebih dari
modal saham atau modal yang telah disetor kecuali pemegang saham sebagai
direksi.
J. Pemesanan Saham
Pada umumnya, investor yang berminat membeli saham harus memesan lebih dahulu
saham yang akan dibeli dengan harga sesuai dengan kesepakatan pada saat
pemesanan. Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik
perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan
otorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual
dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan di
serahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang
diterima perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.
Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan
terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah
adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal
setoran?
Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila
memenuhi dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama.
M. Deviden Saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan
saham yang mula-mula diterbitkan. Permasalahan yang muncul akibat pembagian
deviden saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang dikapitalisasi
menjadi modal setoran? Untuk mengatasinya, alternatif penyelesaian yang digunakan
terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.
Bila distribusi dividen saham tidak disertai dengan kapitalisasi laba ditahan Bila
distribusi dividen saham tidak disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham
akan menyerupai pemecahan saham. Pemecahan saham adalah penurunan nominal
(atau nilai nyata) per saham dengan cara menukar tiap satu saham yang beredar
dengan dua atau lebih saham baru yang nilai nominal per sahamnya merupakan
pecahan dari nilai nominal saham semula. Bila perusahaan mendistribusi dividen
saham 20% tanpa disertai kapitalisasi, perusahaan sebenarnya telah menurunkan nilai
nominal per saham menjadi 100/120 dari nilai nominal semula.
Bagi pemegang saham, dividen saham bukan merupakan pendapatan atau laba.
Berbagai teori atau argumen diajukan untuk menjelaskan mengapa dividen saham
bukan merupakan laba bagi penerimanya. Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen
saham bukan merupakan pembagian laba karena tidak ada penurunan aset perusahaan
atau kenaikan utang perusahaan. Hal ini berbeda dengan dividen kas jelas merupakan
pendapatan bagi penerima karena ada transfer kemakmuran ke pemegang saham. Bila
dividen saham dipandang sebagai pendapatan in natura karena menaikkan nilai
investasi, pendapatan tersebut belum terealisasi bila belum dijual oleh penerimaannya.
Investasi naik karena dividen saham dapat dijual atau kalau tidak dijual penerima
berhak menerima dividen tunai di mana yang akan datang atas saham tersebut.
Dari sudut pandang kesatuan pemilik dividen saham bukan merupakan laba bagi
penerimanya. Alasannya adalah bahwa laba perseroan juga merupakan laba [pemilik.
oleh karena itu dividen kas dianggap sebagai pengambilan atau prive oleh pemilik
dari sesuatu yang memang sudah menjadi haknya sehingga tidak ada tambahan
kemakmuran. Dividen saham juga bukan merupakan laba tetapi sekedar terklasifikasi
ekuitas. karena sudut pandang akuntansi adalah kesatuan usaha, apakan dividen
saham pendapatan bagi pemegang saham sebenarnya bukan masalah yang relevan.
Yang relevan bagi perusahaan adalah apakah dividen saham dipasang sebagai
reklasifikasi ekuitas dan bila demikin bagaimana kapitalisasi diukur.
Kalau tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah untuk menunjukkan
modal yuridis (legal capital), kapitalisasi dividen saham harus hanya sebesar nilai
nominal atau nyatanya: jumlah ini sebesarnya merupakan jumlah minimal yang harus
dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan yuridis. Alasan pendukung kapitalisasi
hanya sebesar nilai yuridis adalah bahwa divisi saham bukan merupakan pendapatan
dan mengkapitalisasi sebesar harga pasar memberi kesan bahwa dividen tersebut
merupakah pendapatan yang direinvestasi ke dalam perusahaan. Alasan lain yang
dianggap cukup kuat adalah bahwa harga pasar menggambarkan harga seluruh ekuitas
pemegang saham (modal setoran dan laba ditahan). Jadi sangat tidak logis
mentransfer jumlah yang merefleksielemen modal setoran dan laba di tahan ke modal
setoran itu sendiri.
Walaupun dividen saham berbeda dengan dividen kas, sebagai dividen keduanya
dianggap sebagai distribusi ke pemilik. Oleh karena itu, dividen saham dapat di
pandang sebagai pengganti dividen kas karena dividen daham mempunyai nilai.
Paling tidak, pemegang saham dapat menjual saham tersebut kalau dividen kas yang
diharapkan dan investasi semula tidak berubah. Nilai tersebut diukur atas dasar harga
saham. dengan demikian harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk menentukan
kapitalisasi berbagai dasar pikiran mendukung hal ini.
O. Saham treasuri
Saham treasuri adalah penarikan kembali saham yang beredar untuk sementara dan
kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan
kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam
programopsi saham, serta saham tersebu takan digunakan untuk membeli perusahaan
lain dalam transaksi penggabungan usaha.
Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan
jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba
ditahan, (2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri
dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep yang
dapat diterapkan yaitu konsep satu-transaksi dan konsep dua-transaksi.
KESIMPULAN
Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara manajemen
dan pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan yuridis antara
perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua
komponen yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan menjadi
modal yuridis dan modal setoran lain. Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai
hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa
didefinisi secara sintatik bukan semantik karena keperluan untuk mempertahankan
artikulasi statemen keuangan. Ekuitas mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu,
untuk organisasi non bisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih. Ekuitas berbeda
dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak penggunaan
aset, dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar konsep
kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang
terpisah dari manajemen.
Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan
suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba
ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset.
Modal setoran merupakan perubahan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal)
sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi
operasi). Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan
ditunjukkan oleh keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan
adanya modal yuridis atau modal saham yang sering dianggap sebagai batas
perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi
masalah secara teknis. Akan tetapi, secara konseptual modal yuridis dan modal
setoran lain harus ditotal untuk menunjukkan modal setoran yang harus dibedakan
dengan laba ditahan.
SOAL LATIHAN
1. Apa itu ekuitas?
2. Apa perbedaan nilai ekuitas dan neraca?
3. Apa jenis ekuitas?
4. Apa tujuan ekuitas?
5. Bagaimana memaksimalkan modal bisnis dengan ekuitas?
BAB 8
KAS, GIRO PADA BI DAN GIRO PADA
BANK LAIN
A. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran tunai yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga, instansi, atau
perusahaan. Berbagai macam transaksi yang terjadi di suatu perusahaan merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas. Agar penerimaan dan pengeluaran tersebut dapat
dengan mudah dikelola, maka harus dicatat dalam suatu buku yang di sebut dengan
buku kas, dan setiap transaksi yang terjadi harus didukung dengan bukti-bukti yang
lengkap.
Menurut Anggawirya (2007: 7), dalam pengertian sempit kas berarti uang tunai.
Istilah kas dalam akutansi meliputi:
Uang tunai (uang kertas atau uang logam)
Simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan. Misalnya, tabungan,
simpanan dalam bentuk rekening Koran, kartu keredit, dan sebagainya.
Cek dan bilyet giro yang diterima dari pihak lain.
Sedangkan menurut Wursanto (2006: 67), kata kas atau Cash memiliki berbagai
pengertian, yaitu:
Kas berarti tempat meyimpan uang Kas berarti uang(Tunai) kas berabtu tempat
membayar dan menerima uang.
Dalam kamus istilah akuntansi dijelaskan bahwa uang kas adalah setiap alat tukar
yang diterima oleh bank dengan nilai nominal untuk disimpan. Uang kas suatu
perusahaan terdiri dari uang kertas, uang logam, cek, wesel pos, dan uang yang
disimpan di bank (demand deposit; simpanan deposito, yang sewaktu-waktu dapat
dicairkan.
B. Kas Besar
Yang dimaksud dengan kas besar (cash at bank) adlah dana yang telah disiapkan oleh
perusahaan untuk pengeluaran yang jumlahnya relative besar. Jenis kas ini pada
umumnya tidak diberikan secara langsung dalam kegiatan rutin oprasional untuk alas
an keamanan karena jumlahnya yang sangat besar. Salah satu kriteria yang dimiliki
oleh kas besar adalah sistem pencatatan yang menggunakan prosedur Rekonsiliasi
Bank yang dilakukan secara periodic antara pihak perusahaan dengn pihak Bank.
Tujuan dari pembentukan kas besar adalah untuk memenuhi fungsi sebagai berikut:
C. Kas kecil
Digunakan oleh perusahaan untuk membiayai pengeluaran rutin serta kegiatan
operasional yang nilainya relative kecil, (niaya listrik, internet, transportasi, dan beli
ATK, dll)
Sistem pencatatan dengan metode dana tetap (impreset fund system)-pembukuan kas
kecil dimana jumlahnya selalu tetap, dan tidak tetap (fluctuation fund system)-
ditetapkan sesuai kebutuhan perusahaan dimana nominalnya biasa berubah-ubah.
Mudah dicairkan sehingga dapat digunakan untuk operasional rutin perusahaan kapan
saja.
Kas kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kacil, seperti
biaya tagihan Koran, taguhan listrik, tagihan telepon, tagihan air dan lain-lain.
Pencatatan atas transaksi yang berhubungan dengan dana kas kecil ini menggunakan
dua metode, yaitu:
Transfer
Transfer merupakan kegiatan bank dalam mengirimkan dana kepada bank lain atas
permintaan nasabah, dan menerima kiriman dana dari bank lain untuk keuntungan.
Dalam hal bank melakukan transfer keluar atas permintaan nasabah, maka bank akan
mencatat kas/rekening nasabah pada posisi debit dan giro pada bank Indonesia pada
posisi kredit. Transfer keluar merupakan pengiriman dana ke bank lain sehingga akan
menurunkan saldo giro pada bank Indonesia. Sebaliknya, dalam hal bank menerima
kiriman uang dari bank lain, maka bank akan menjurnal giro pada bank Indonesia
pada posisi debit dan rekening nasabah pada posisi kredit. Transfer masuk atau
kiriman uang dari bank lain akan meningkatkan saldo giro pada bank Indonesia.
Kesimpulan
Kas adalah alat pembayaran tunai yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga, instansi, atau
perusahaan. Berbagai macam transaksi yang terjadi di suatu perusahaan merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas. Agar penerimaan dan pengeluaran tersebut dapat
dengan mudah dikelola, maka harus dicatat dalam suatu buku yang di sebut dengan
buku kas, dan setiap transaksi yang terjadi harus didukung dengan bukti-bukti yang
lengkap.
Giro Bank Indonesia adalah rekening giro milik bank umum/ komersial dalam valuta
asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia (BI). Dana pada giro BI adalah
penyediaan likuiditas. Giro wajib minimum (statutory reserve) adalah simpanan
minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro Bank
Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana
pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah bank adalah kewajiban bank kepada penduduk
dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing giro Bank Indonesia adalah
rekening giro milik bank umum/ komersial dalam valuta asing maupun valuta rupiah
di Bank Indonesia (BI). Giro pada bank Indonesia merupakan dana yang disimpan
oleh bank di bank Indonesia titik dana ini diperlukan untuk memenuhi likuiditas
setiap bank dan untuk keperluan bank dalam melakukan transaksi lalu lintas
pembayaran antar bank penyajian dana dalam bentuk rekening giro pada bank
Indonesia bisa dalam valuta rupiah maupun valuta asing setiap bank umum baik bank
umum konferensional maupun Bank umum Syariah wajib memiliki rekening giro
pada bank Indonesia dan menjaga dengan saldo tertentu sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia.
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian kas
2. Apakah keuntungan yang nasabah dapatkan jika menggunkan tabungan giro?
3. Jelaskan pengertian giro pada bank Indonesia!
4. Berikan contoh transaksi giro pada bank Indonesia!
5. Berikan 1 contoh transaksi giro pada bank lainya!
BAB 9
PENEMPATAN PADA BANK LAIN
A. Pengertian penempatan pada bank lain
Penempatan pada Bank Lain adalah penempatan dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito pada bank syariah lain serta giro dan tabungan pada bank konvensional.
Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana bank pada bank lain baik dalam
negeri maupun luar negeri sebagai secondary reserve dengan tujuan memperoleh
penghasilan. Penempatan pada bank lain dapat berbentuk giro, depotiso, call money,
dll. Penempatan pada bank lain diakui pada saat dilakukan penyerahan sebesar nilai
nominal penyetoran atau nilai yang dijanjikan sesuai jenis penempatan.
Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana dalam bentuk interbank call
money, tabungan, deposito berjangka, atau bentuk lain yang sejenis, yang dimaksud
untuk memperoleh penghasilan. Penempatan pada bank lain juga dapat diartikan
sebagai penempatan/tagihan atau simpanan milik bank dalam rupiah dan atau valuta
asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun
luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran transaksi antarbank maupun sebagai
secondary reserve dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Penempatan pada bank lain disajikan di neraca sebesar nilai bruto tagihan bank.
Dalam hal bank membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) untuk
menutup kemungkinan terjadinya kerugian dari penanaman tersebut, maka penyisihan
tersebut disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari pos penempatan
tersebut.
Saldo penempatan pada bank lain dalam valuta asing dan penyisihannya dicatat dalam
valutanya, sedangkan untuk keperluan laporan keuangan ke Bank Indonesia dan
laporan keuangan publikasi, saldo valuta asing tersebut dijabarkan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs laporan Bank Indonesia. Hal-hal berikut wajib
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yaitu: jenis dan jumlah
penempatan, jenis valuta, jangka waktu dan suku bunga rata-rata. Kegiatan bank yang
berkaitan dengan penempatan pada bank lain adalah penempatan dana dalam bentuk
interbank call money, tabungan, deposito berjangka, atau bentuk lain yang sejenis
yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan, dan pendapatan bunga atas
penempatan dana serta pembentukan PPAP penempatan pada bank lain.
B. Jenis-jenis penempatan pada bank lain
1. Giro
Giro merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang, yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi.
3. Tabungan
Tabungan disimpan sebagai cadangan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
4. Deposit on Call
Deposito dengan jangka waktu minimal 3 hari dan maksimal kurang dari sebulan.
5. Deposito Berjangka
Simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank.
6. Sertifikat Deposito
Diterbitkan atas unjuk dengan nominal tertentu dengan jangka waktu yang
bervariasi sesuai dengan keinginan bank. Pencairannya dapat dilakukan setelah
jatuh tempo. Namun, apabila investor memerlukan dana, sertifikat deposito ini
dapat diperjualbelikan.
E. Penutupan deposito
Nasabah harus melakukan penutupan rekening Deposito Online melalui Internet
Banking atau SimobiPlus maksimal H-1 (hari kerja) sebelum tanggal jatuh tempo.
Contoh : Apabila jatuh tempo pada hari Kamis, maka nasabah harus melakukan
penutupan rekening Deposito Online pada hari Rabu. Apabila jatuh tempo pada hari
Sabtu/Minggu, maka nasabah harus melakukan penutupan rekening Deposito Online
pada hari Kamis.
Cara mencairkan deposito yang pertama adalah dengan melakukannya secara offline
atau mendatangi kantor cabang di mana dana Anda didepositkan. Apabila dana
tersebut sudah sudah jatuh tempo maka Anda dapat dengan mudah mengambilnya
melalui kantor cabang. Cara mencairkan deposito secara offline dapat dilakukan
dengan proses yang cepat dan mudah. Berikut beberapa cara mencairkan deposito di
Bank.
Kunjungi kantor cabang bank yang terdekat dengan lokasi Anda, bertanya pada
petugas bank untuk informasi yang lebih pasti, biasanya Anda akan disarankan untuk
mengisi data diri pada formulir pencairan deposito. Setelah itu Anda membutuhkan
beberapa identitas pribadi Anda seperti KTP, Buku rekening hingga NPWP. Setelah
syarat terpenuhi Anda dapat memberitahu pihak bank dan menunggu proses pencairan
deposito hingga selesai.
KESIMPULAN
Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana bank pada bank lain baik dalam
negeri maupun luar negeri sebagai secondary reserve dengan tujuan memperoleh
penghasilan. Penempatan pada bank lain dapat berbentuk giro, depotiso, call money,
dll. Penempatan pada bank lain diakui pada saat dilakukan penyerahan sebesar nilai
nominal penyetoran atau nilai yang dijanjikan sesuai jenis penempatan.
Jenis-jenis penempatan pada bank lain :
1. Giro
2. Interbank Call Money
3. Tabungan
4. Deposit on Call
5. Deposito Berjangka
6. Sertifikat Deposito
SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud penempatan pada bank lain ?
2. Sebutkan jenis-jenis penempata pada bank lain !
3. Jelaskan prosedur pembukaan rekening deposito !
4. Bagaimana cara penutupan deposito !
BAB 10
SURAT BERHARGA
A. Pengertian Surat Berharga
KUHD tidak menjelaskan secara implisit tentang apa yang disebut dengan surat
berharga. Oleh karena itu, untuk mengetahui definisi surat berharga perlu dirujuk
pendapat-pendapat para sarjana hukum tentang surat berharga. Prof. Drs. C.S.T
Kansil, S.H. mendefinisikan surat berharga ialah surat bernilai uang yang
diciptakan bagi keperluan efisiensi pembayaran yang diakui dan dilindungi
hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan, dan lain
sejenisnya. Surat-surat yang demikian memberika hak kepada pemegang, yang
bermanfaat bagi yang menerima atau memilikinya. Surat berharga (waarde
papier) adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksana
pemenuhan prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Akan tetapi,
pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, melainkan
mengantinya dengan alat bayar lain berupa surat yang mengandung perintah
kepada pihak ketiga, atau pernyataan sanggup membayar kepada pemegang surat.
Mengenai surat berharga Purwosutjipto, memberikan pendapatnya sebagai “Surat
berharga adalah surat bukti tuntutan utang, pembawa hak dan mudah
diperjualbelikan” Berdasarkan dua pendapat para sarjana tersebut dapat
diambilkan kesimpulan bahwa surat berharga adalah surat yang didalamnya
terkandung hak tagih berupa uang tunai, dapar diperjualbelikan,
dipindahtangankan. Hak tagih memberikan pengertian bahwa surat ini pemilik
surat berharga sebagai pembawa hak, harus meyerahkan dan menunjukkan
suratnya. Apabila dikemudian hari surat itu hilang maka hilang pula hak tagihnya.
Hal ini, berarti bahwa sebagai pembawa hak tagih dari surat berharga adalah surat
berharga itu sendiri. Berupa uang tunai memberikan pengertian bahwa fungsi
surat berharga ini hanya sebagai alat ganti dari uang tunai, dan apabila suatu saat
hak tagih itu digunakan maka yang dapat ditagih oleh pemegang hak adalah
berupa uang tunai berupa uang, bukan berupa hak lain. Dapat diperjualbelikan
memberikan pengertian bahwa surat berharga dapat dipindahtangankan kapanpun
apabila dikehendaki. Sedangkan sifat dapat dipindahtangankan ini dapat diketahui
dari klausul yang dibubuhi dalam surat itu sehingga dapat dipindahtangankan.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan, Abdulkadir Muhammad, bahwas
surat berharga memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai alat pembayaran (alat tukar uang)
2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjualbelikan dengan
mudah atau sederhana)
3. Sebagai surat bukti atas hak tagih (surat legitimasi)
Adapun tujuan dari penerbitan surat berharga adalah sebagai pemenuhan prestasi
berupa pembayaran sejumlah uang
1. Surat Wesel
Wesel sebagai salah satu jenis surat berharga memiliki beragam istilah dari
berbagai negara. Dalam bahasa Belanda disebut wisselbrief, bahasa Inggris
disebut Bill of Exchange, dan dalam bahasa Jerman disebut wechsel. Dalam
KUHD tidak disebutkan apa yang dimaksudkan dengan pengertian wesel,
akan tetapi menurut Pasal 100 KUHD dapat disimpulkan bahwa wesel ialah
Suatu Surat yang berisikan nama suratwesel yang dimuat di dalam teksnya
sendiri dan diistilahkan dalam bahasa surat ditulisnya; perintah tak bersyarat
untuk sejumlah uang tertentu; nama orang yang harus membayarnya (tertarik
atau pembayar); penetapan hari bayarnya; penetapan tempat dimana
pembayaran harus dilakukan; nama orang yang kepadanya atau kepada orang
lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus dilakukan; tanggal dan tempat
surat wesel ditariknya, dan terakhir tandatangan orang yang mengeluarkannya
(penarik).
4. Bilyet Giro
Kata “bilyet” sendiri berasal dari bahasa belanda yang artinya surat, dan “giro”
yang berarti simpanan pada bank yang penarikan dana dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek atau perintah pemindah-bukuan. Pada pasal 1
huruf d SK BI No. 28/32/KEP/DIR/1995 menyebutkan bahwa :“bilyet giro
adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana, untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada
rekening pemegang bilyet giro yang disebutkan namanya” Bilyet Giro sebagai
salah satu surat berharga pengaturannya tidak dijumpai dalam KUHD, tetapi
tumbuh dan berkembang dalam praktik perbankan karena kebutuhan dalam
melakukan transaksi. Ketentuan mengenai penggunaan terhadap bilyet giro
tersebut diatur oleh Bank Central yakni Bank Indonesia untuk dapat
dipedomani oleh bank-bank lainnya. Hal ini sebagaimana yang terdapat di
dalam Surat Edaran Bank Indonesia Np.4/670/UPB/PBB, tanggal 24 januari
1972 j.o. SK Direktur BI No. 28/32/KEP/DIR, tertanggal 4 juli 1995.Dalam
bilyet giro terdapat ketentuan mengenai penggunaan bilyet giro secara efektif
dalam tempo paling lama 70 hari, oleh sebab itu dalam bilyet giro terdapat dua
tanggal yang tertera di dalamnya, yakni tanggal penerbitan dan tanggal efektif.
Sehingga tanggal penerbitan pada bilyet giro merupakan suatu alat ukur untuk
menghitung mulainya masa penawaran, dimana tanggal efektif harus terletak
dalam masa penawaran tersebut.Meskipun bilyet giro sebagai salah satu alat
pembayaran, tetapi bilyet giro tidak dapat dialihkan kepada pihak manapun.
Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya klausula yang menunjukkan cara
memindahkannya kepada pihak lain.
5. Surat Saham
Salah satu surat berharga yang sering diperdagangkan pada pasar modal yakni
Surat Saham selain efek atau sekuritas. Saham dapat didefenisikan sebagai
surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan atau penyertaan seseorang
atau badan hukum terhadap suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT). Dengan adanya saham juga menyatakan bahwa seseorang atau
suatu badan hukum memiliki sebagian dari perusahaan itu. Saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan
pemilik perusahaan. Bagian kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. Saham memberikan
suatu timbal balik akibat penyertaan yang ditanamkan pada suatu perusahaan
yang berupa Deviden, yang umumnya dilakukan sekali setahun disertai
dengan kenaikan harga saham di pasar (capital gain). Deviden dan capital gain
akan diperoleh jika perusahaan memperoleh laba. Deviden merupakan laba
yang dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak
dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Sebuah
perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan membagikan deviden kepada
para pemegang sahamnya. Saham dapat dibagi dalam dua jenis yakni :
a.Saham Biasa Merupakan pemilik sebenarnya suatu perusahaan. Mereka yang
memiliki saham biasa memperoleh resiko dan mendapatkan keuntungan.
Dimana pada saat kondisi perusahaan memburuk, mereka tidak akan
memperoleh deviden, sebaliknya apabila perusahaan tersebut memperoleh
keuntungan maka para pemegang saham biasa memperoleh deviden yang lebih
besar dan tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh saham bonus.
Dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pemegang saham biasa ikut
menentukan kebijaksanaan perusahaan. Apabila perusahaan tersebut
dinyatakan bangkrut atau dilikuidasi maka pemgang saham biasa akan
membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham
preferen. b.Saham Preferen Saham Preferen adalah saham yang pemiliknya
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilih saham biasa. Pemegang saham
preferen akan mendapat deviden lebih dahulu dan memiliki suara yang lebih
dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Sebagai contoh dalam
menentukan direksi.
Kesimpulan
Surat berharga (waarde papier) adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja
diterbitkan sebagai pelaksana pemenuhan prestasi, yang berupa pembayaran
sejumlah uang. Akan tetapi, pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan
mata uang, melainkan mengantinya dengan alat bayar lain berupa surat yang
mengandung perintah kepada pihak ketiga, atau pernyataan sanggup membayar
kepada pemegang surat.
Hal ini, berarti bahwa sebagai pembawa hak tagih dari surat berharga adalah surat
berharga itu sendiri. Berupa uang tunai memberikan pengertian bahwa fungsi surat
berharga ini hanya sebagai alat ganti dari uang tunai, dan apabila suatu saat hak
tagih itu digunakan maka yang dapat ditagih oleh pemegang hak adalah berupa uang
tunai berupa uang, bukan berupa hak lain. Dapat diperjualbelikan memberikan
pengertian bahwa surat berharga dapat dipindahtangankan kapanpun apabila
dikehendaki. Sedangkan sifat dapat dipindahtangankan ini dapat diketahui dari
klausul yang dibubuhi dalam surat itu sehingga dapat dipindahtangankan.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan, Abdulkadir Muhammad, bahwas
surat berharga memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1) Sebagai alat pembayaran (alat tukar uang)
2) Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjualbelikan dengan mudah
atau sederhana)
3) Sebagai surat bukti atas hak tagih (surat legitimasi)
Bagi dunia perbankan penggunaan surat berharga sangatlah penting, sebagai sarana
pengganti dari penggunaan uang tunai pada masyarakat. Melalui penggunaan surat
berharga, masya-rakat dijamin pembayarannya oleh sebuah bank yang menerbitkan
surat berharga tersebut sesuai dengan klausula yang tercantum pada surat berharga
itu.Keberadaan surat berharga tersebut jelas memiliki pengaruh yang kuat untuk
menggerakkan perekonomian nasional, sebagai contoh penggunaan cek dan bilyet
giro yang diterbitkan oleh perbankan sebagai alat bayar bagi masyarakat, sangat
mempengaruhi aktivitas dari roda perekonomian nasional. Demikian pula dengan
penggunaan Garansi Bank yang banyak membantu bagi dunia usaha untuk
melakukan atau mengerjakan suatu proyek pembangunan yang pada akhirnya dapat
memperlancar roda perekonomian nasional.
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan definisi surat berharga menurut Prof. Drs. C.S.T Kansil, S.H.?
2. Jelaskan fungsi utama surat berharga?
3. Sebutkan jenis – jenis surat berharga
4. Sebutkan syarat – syarat surat berharga
5. Bagaimana Peranan Surat Berharga Dalam Perkembangan Ekonomi di Indonesia.
BAB 11
KREDIT YANG DIBERIKAN
B. PEMBUNGAAN KREDIT
Keterangan :
A = Anuitas
M = Nilai Kredit
i = Tingkat suku bunga
n = Jangka waktu kredit (bulan)
a. Sliding Rate
Angsuran pokok diperhitungkan tetap atau sama pada setiap angsuran, sedangkan
bunga diperhitungkan menurun sejalan dengan berkurangnya sisa kredit.
Rumus untuk menentukan angsuran/cicilan pokok:
M
a=
n
Keterangan :
a = angsuran / cicilan pokok
M = Plafon Kredit
n = Periode kredit (bulan)
b 1=M x i
b 2= ( M −a ) x i
b 3=( M −( ax 2 ) ) x i
b 4=( M −( ax 3 ) ) x i
sehihingga:
b. Flat Rate
Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada perhitungan bunga secara
prorata sesuai dengan jangka waktu kredit dan nominal kredit. Apabila
menggunakan flat rate umumnya akan mennentukan tingkat suku bunga yang
lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan effective rate atau sliding
rate.
M +( M x i x t)
A ngsuran pokok dan bunga=
N
Keterangan :
M = Plafon kredit
i = Tingkat suku bunga (dalam persen)
t = Jangka waktu kredit (tahun)
n = Jumlah bulan angsuran selama masa kredit
C. AKUNTANSI PERKEDITAN
Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur (yang berarti
pendapatan bagi bank). Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi, biaya
administrasi, biaya taksasi jaminan, biaya asuransi, dan sebagainya. Biaya-biaya ini
akan dibebankan kepada debitur melalui perkreditan terhadap kredit yang
direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebesar nilai realisasi kredit.
KESIMPULAN
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk kredit yang diberikan
adalah kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses
penyelamatan.
Bank dapat memberikan kredit apabila memiliki dana, atau tagihan yang sama dengan
itu, bank terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik volume, tingkat bunga,
jangka waktu maupun agunan. Kesepakatan itu dituangkan dalam perjanjian kredit.
Dengan ditandatangani perjanjian kredit berarti bank dan debitur telah terikat untuk
melaksanakan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tidak bisa
dibatalkan, begitu juga bagi debitur. Setelah kredit dikucurkan, bank selalu harus
memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu kredit umumnya semakin
besar resikonya.
Sesuai dengan pengertian kredit yaitu penyediaan uang berdasarkan kesepakatan
pinjam meminjam, ini berarti perlu adanya akad atau perjanjian kredit. Perjanjian
kredit ini akan mengikat bank dan debitur. Pengikatan tersebut tidak dapat dibatalkan
oleh salah satu pihak selama syarat-syarat dipenuhi oleh kedua belah pihak. Bagi
bank, pengikatan diri dalam perjanjian kredit berarti sebuah komitmen untuk
memberikan kredit kepada debitur.
SOAL LATIHAN
1. Tanggal 15 Maret 2006 Nugroho mengajukan permohonan kredit kepada Bank Artha
Yogya sebesar Rp150.000.000. Aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 April 2006
dengan jangka waktu 1 tahun, tingkat suku bunga 24%. Debitur dibebani biaya provisi
dan komisi 0,5%, bea materai Rp12.000, biaya penggantian barang cetakan Rp20.000,
biaya administrasi Rp150.000, biaya notaris dan PPAT Rp300.000, biaya asuransi
kredit Rp250.000. Bank memperhitungkan bunga dengan Sliding Rate. Pada tanggal
tersebut, Nugroho langsung mencairkan kredit sebesar Rp150.000.000 dengan
perincian di transfer ke cabang Solo Rp80.000.000, dikreditkan ke rekening Giro
Nugroho Rp30.000.000, dan sisanya tunai. Buatlah perhitungan angsuran
kreditnya beserta jurnalnya!
2. Nasabah pada tanggal I Mei 2006 melakukan pembelian mobil dengan fasilitas KPM
BNI. Harga mobil Rp230.000.000, biaya balik nama dan lain-lain Rp5.000.000.
Nasabah diwajibkan membayar uang muka Rp30.000.000. Berapa angsuran per bulan
bila nasabah mengambil jangka waktu KPM selama 1 tahun atau 12 bulan dengan
bunga 18%.
BAB 12
KREDIT BERMASALAH DAN
RESTRUTURISASI KREDIT
A. Pengertian deposito
Kredit bermasalah adalah pemberian suatu fasilitas kredit yang mengandung risiko
kemacetan. Akibatnya, kredit tidak dapat ditagih, sehingga menimbulkan kerugian.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015:91)
Ada beberapa pengertian kredit bermasalah, yakni:
1) Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang
diinginkan bank.
2) Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi
bank dalam arti luas.
3) Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban, baik dalam
bentuk pembayaran kredit kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga,
denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur
4) Kredit di mana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila
sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak
cukup untuk membayar kembali sehingga belum mencapai/ memenuhi target
yang diinginkan oleh bank.
5) Kredit dimana terjadi cedera janji dalam pembayaran kembali sesuai
perjanjian sehingga terdapat tunggakan, atau potensi kerugian di perusahaan
debitur sehingga memiliki kemungkinan timbulnya resiko dikemudian hari
bagi bank dalam arti luas.
6) Mengalami kesulitan didalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap
bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga
maupun pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah
debitur bersangkutan.
7) Kredit golongan perhatian khusus,kurang lancar, diragukan, dan macet serta
golongan lancar yang berpotensi menunggak.
B. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah
Kemudian juga terdapat faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya kredit
bermasalah atau non performing loan. Menurut Ismail (2010:83), dalam penyaluran
kredit, tidak selamanya kredit yang diberikan bank kepada debitur akan berjalan
dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan di dalam perjanjian kredit. Secara
umum ada dua faktor utama yang menyebabkan kredit bermasalah, yaitu faktor
internal bank dan faktor eksternal bank
1. Faktor Internal
o Analisis kurang tepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi
dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit. Misalnya, kredit diberikan
tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga nasabah tidak mampu membayar
angsuran yang melebihi kemampuan.
o Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah,
sehingga bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan. Misalnya,
bank melakukan over taksasi terhadap nilai agunan.
o Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga
tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.
o Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur
bank, sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit.
o Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur; dsb.
2. Faktor Eksternal
o Unsur Ketidaksengajaan
d. Kol-4 (DIRAGUKAN)
Kol-4 atau Kolek 4 dengan tagar (DIRAGUKAN) merupakan status
kolektibilitas yang menandakan keterlambatan membayar melebihi 120 hari
sejak tanggal jatuh tempo bulanannya atau maksimum 4 bulan ke atas (debitur
menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara 121-180 hari). Pada tahap
status kolektibilitas ini, bank sudah harus mengambil asumsi angsuran pokok
dan bunga kredit tidak terbayarkan dan bersiap mengambil kesimpulan
penyelesaian kredit bermasalah melalui pelelangan agunan sesuai pasal 6
Undang-Undang No 4 Tahun 1996 tentang HAK TANGGUNGAN ATAS
TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN
TANAH yang berbunyi :
Hak Tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu,
yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditor-kreditor lain. Dalam arti, bahwa jika debitor cidera janji, kreditor
pemegang Hak Tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum tanah
yang dijadikan jaminan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan, dengan hak mendahulu daripada kreditor-kreditor yang lain
(Uraian penjelasan Undang-Undang No 4 Tahun 1996).
Pada tahap ini, secara manual Kol-4 dapat digeser ke Kol-5 apabila bank telah
memperoleh keyakinan bahwa debitur tidak hanya tidak mampu membayar
kewajibannya, tetapi juga tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan
kewajibannya. Di tahap ini pula, bank berkewajiban mengeluarkan Surat
Peringatan-2 dan Surat Peringatan-3 kepada debitur.
e. Kol-5 (MACET)
Kol-5 atau Kolek 5 dengan tagar (MACET) merupakan kolektibilitas terendah
yang tergolong Non-Performing Loan (NPL) yang merepresentasikan angsuran
pokok dan bunga kredit tidak terbayarkan oleh debitur dengan menunggak
pembayaran pokok dan/atau bunga lebih dari 180 hari, sehingga bank
berkewajiban melaksanakan penyelesaian kredit bermasalah paling terakhir
yaitu melelang agunan untuk menutup PPAP yang terbentuk 100 persen dari
aktiva produktif untuk mengcover resiko terburuk kredit. Penyisihan
Penghapusan Aset Produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari baki debet berdasarkan penggolongan kualitas
Aset Produktif. Status kolektibilitas Kol-5 atau Kolek 5 lebih populer dengan
sebutan Kredit Macet. Bank berhak melakukan pelelangan agunan setelah
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) sebanyak 3 kali, menerbitkan anjak
piutang, dan melaporkan riwayat penanganan dan penyelesaian kredit, mulai
dari riwayat penagihan, negosiasi dan restrukturisasi (bila terdapat
restrukturisasi). NPL secara total pada suatu unit kerja perbankan disyaratkan
harus di abwah 3 persen sebagai ambang batas coverage Kol-5. Secara makro,
bila dibiarkan dapat menyebabkan kondisi perekonomian moneter di Indonesia
memburuk dan memiliki trickle down effect terhadap perekonomian
keseluruhan.
c. Restructuring
Restructuring adalah tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah
modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan
dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.
d. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapatt saja
diselamatkan dengan kombinasi antara Recheduling dengan Retructuring,
misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau
Reconditioning dengan Recheduling mislanya jangka waktu diperpanjang
modal ditambah.
e. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar
tidka punya iktikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar
semua hutang- hutangnya.
F. Restrukturisasi Kredit
Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar upaya debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat dilakukan
antara lain melalui penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan bunga kredit,
pengurangan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit, penambahan fasilitas
kredit, pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur.
Penyertaan modal adalah penyertaan sementara pada perusahaan debitur untuk
mengatasi akibat kegagalan kredit.
Tidak semua debitur yang bermasalah dapat di resktrukturisasi kreditnya. Bank harus
melihat prospek usaha debitur. Bank dapat melakukan resktrukturisasi kredit bila
debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan
pembayaran pokok dan atau bunga kredit. Untuk debitur yang tidak memiliki prospek
yang baik dapat saja dilikuidasi.
Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada prinsipnya dilaksanakan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 54 tentang Akuntansi Hutang
Bermasalah, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit dihitung dengan menggunakan
metode berdasarkan urutan prioritas
2) Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan nilai kas masa depan atas kredit
yang di restrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari
kredit sebelum restrukturisasi sebagai tingkat diskonto. Dalam hal akad kredit
sebelum restrukturisasi menggunakan tingkat bunga tidak tetap, bank dapat
menggunakan tingkat bunga yang mencerminkan tingkat bunga tidak tetap
tersebut.
3) Apabila nilai buku baru kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan
salah satu metode perhitungan dalam butir 1 lebih kecil dari saldo kredit
sebelum restrukturisasi, bank wajib memperhitungkan selisih tersebut sebagai
kerugian. Kerugian tersebut dibebankan dibebankan setelah diperhitungkan
dengan PPAP karena perbaikan kualitas kredit setelah dilakukan
restrukturisasi.
4) Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kredit
yang di restrukturisasi untuk keperluan penghitungan nilai tunai sebagaimana
dimaksud, dalam butir 1 bank wajib menggunakan asumsi yang wajar sesuai
dengan perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut realistis.
5) Dalam hal restrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan aset
termasuk surat berharga, atau konfersi kredit menjadi penyertaan modal
sementara maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih nilai pasar dari
aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit.
6) Dalam hal sebagian kredit di restrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk
surat berharga, atau konfersi kredit menjadi penyertaan modal sementara dan
sebagian kredit di restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan kredit maka
pengakuan kerugian atas modifikasi persyaratan kredit sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dengan angka 1.
7) Perhitungan kerugian untuk Kredit Usaha Kecil (KUK) dan kredit konsumsi
yang di restrukturisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit dengan
menggunakan metode statistik atau dilakukan penilaian terhadap setiap
fasilitas kredit sesuai dengan angka a, angka 2, angka 3, angka 4.
8) Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah di restrukturisasi setiap triwulan.
Apabila terdapat perbedaan yang mendasar dalam proyeksi dan realisasi dari
angsuran pokok dan bunga, jangka waktu, arus kas tingkat bunga, atau nilai
transaksi agunan, bank wajib menghitung kembali kerugian yang terjadi.
Kesimpulan
Faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet, antara lain :
a. Eksternal, seperti adanya salah urus pengelolaan usaha, problem keluarga
(misalnya : perceraian, kematian, sakit berkepanjangan, pemborosan salah satu
atau beberapa anggota keluarga debitur), kesulitan likuidasi keuangan, kejadian di
luar kekuasaan debitur (misalnya : perang atau bencana alam), dan watak buruk
debitur.
b. Internal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari pihak bank itu sendiri, seperti
keteledoran bank mematuhui peraturan pemberian kredit, terlalu mudah
memberikan kredit, kurang memadainya jumlah staf yang berpengalaman,
lemahnya pengawasan pimpinan kepada staf bagian kredit, jumlah pemberian
kredit yang melampaui batas kemampuan bank, dan lemahnya bank mendeteksi
kemungkinan timbulnya kredit bermasalah.
SOAL LATIHAN
1) Apa yang dimaksud Kredit macet? Sebutkan bentuk bentuk kredit macet!
2) Jelaskan jenis-jenis kredit macet !
3) Bagaimana bentuk Restrukturisasi Kredit?
4) Jelaskan bentuk bentuk Restrukturisasi Kredit?
DAFTAR PUSTAKA
http://warsanipurnamasari.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/162/2016/04/
bab-2-konsep-dasar.pdf
Prathama Rahardja, Uang dan Perbankan ( Jakarta: PT. Rineka Ciptam 1990) hal:
81
M. Bahsan, Giro dan Bilyet Perbankan Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005)
hal : 14
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan edisi revisi 2014 ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2014) hal: 76-77
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan edisi revisi 2014 (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014)
hal: 76-82
_____. (n.d.). Langkah-langkah Untuk Membuka Tabungan di Bank. Retrieved
Oktober 19, 2022, from Simulasi Kredit.com:
https://www.simulasikredit.com/langkah-langkah-untuk-membuka-tabungan-
di-bank/
Drs. Ismail, M. A. (2010). Akuntansi Bank. Jakarta: Prenadamedia Froup.
Franky_Zone. (2010, Juni 02). Akuntansi Perbankan (Tabungan). Retrieved
Oktober 19, 2022, from Blogspot.com:
https://frenkymay.blogspot.com/2010/06/akuntans-perbankan-tabungan.html
Setiawan, S. (2022, Oktober 3). Tabungan – Teori, Jenis, Pengertian, Setoran,
Faktor, Penarikan, Umum, Khusus. Retrieved Oktober 19, 2022, from Guru
Pendidikan: https://www.gurupendidikan.co.id/tabungan/
SNIP, O. (2022, February 3). 3 Cara Menghitung Bunga Tabungan Bank dan
Contohnya. Retrieved Oktober 19, 2022, from OCBCSNIP.com:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/02/03/cara-menghitung-bunga-
tabungan
Hasibuan, Malayu. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Bumi Aksara.
https://sarjanaekonomi.co.id/deposito/
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan, Edisi revisi 10. Jakarta: Rajawali Pers
Martono. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi II, Yogyakarta:
Ekonesia.
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGarfindo Persada, 2002), h.
288
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: derifirman, 2007), h. 64
Bastian Suhardjono, Indra.2006.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Taswan.2005.Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah.
Yogyakarta:UPPAMP YKPN YOGYAKARTA
Ismail. 2010. Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Prenadamedia
Group, Jakarta.
DR. Taswan,SE.,M.Si "Akuntansi Perbankan-Transaksi dalam Valuta Rupiah”
Edisi III UPP STIM YKPN
Lapoliwa, N & Kuswandi, S.2000.Akuntansi Perbankan:Akuntansi transaksi Bank
dalam
Valuta Rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia
Hidayat,taufiq.2020.”MAKALAH PERBANKAN” ,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-gunadarma/computer-
grafik/makalah-perbankan-klmpk-4/11943257, diakses 7 november 2022
pukul 18:32.
_____.(2018).Pinjaman yanng diterima.[Online].Tersedia:
https://www.academia.edu/9128894/pinjaman_yang_diterima [7 November
2022]
Precilia,Evitania.2018.” AKUNTANSI PERBANKAN & LPD SAP 3 – Pinjaman
yang diterima”.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/akuntansi-
perbankan-dan-lembaga-perkreditan-desa/ak-bank-lpd-sap-3-pinjaman-yang-
diterima/8144665, diakses 7 November 2022 pukul 19:20.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta
Buku Panduan Akuntansi Perbankan bagi Bank Umum Konvensional Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan, 2021 781 hlm; 5.3 cm
https://koinworks.com/blog/ekuitas-adalah/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pancasila/akuntansi-
pengantar/soal-ekuitas-b-25-maret-penyelesaian/15701318
Donald, Kieso E. dkk. 2018. "Akuntansi Keuangan Menengah". Jakarta: Salemba
Empat.
Supryanti. 2016. “Audit Laporan Keuangan Usaha Kecil Dan Menengah”.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
https://www.jurnal.id/id/blog/mengenai-tentang-kas-besar/
Drs. Ismail, MBA.,AK. 2010. “Akuntansi Bank”. Jakarta: KENCANA. Penerbit
PRENADAMEDIA GROUP
Alfi Rochmi. Ernawaty. Dr.Ryanto Setiawan Suharsono. Asnat Cornelia Bani Bili.
Fitriani. Nurhikmah. Karlina Ghazalah. Mashudi Haryanto. Hariatih. Fitri.
Dini Haryati. Anggun Pratama Husda. Wilda Tri Handayani. Dr.Justita Dura.
Juli 2022. “Akuntansi Perbankan”. Bandung: PENERBIT MEDIA SAINS
INDONESIA.
Aji Prasetyo. “Akuntansi Keuangan Syariah Teori”. Yogyakarta: ANDI
AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH.
Bastian Suhardjono, Indra.2006.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Taswan.2005.Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah.
Yogyakarta:UPP AMP YKPN YOGYAKARTA.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2015/09/PAPSI-BPRS-7.3-Penempatan-
pada-bank-Lain-271213.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/akuntansi-penanaman-dana-bank
Serlika aprita, 2021, hukum surat –surat berharga, cet.ke-1. IKAPI,
Palembang
Joni Emirzon, 2001, Hukum Surat Berharga dan Perkembangannya di Indonesia,
Prehaillindo, Jakarta
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
H.M.N.Purwosutjipto,Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia VII: Hukum
Surat Berharga. Jakarta: Djambatan, 2000.
Abdulkadir Muhammad. Hukum Dagang tentang Surat-surat Berharga. Cet. Ke-2.
Bandung: Alumni, 1984.
Lapoliwa, N & Kuswandi, S.2000.Akuntansi Perbankan:Akuntansi transaksi Bank
dalam
Valuta Rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia
Hidayat,taufiq.2020.”MAKALAH PERBANKAN” ,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-gunadarma/computer-
grafik/makalah-perbankan-klmpk-4/11943257, diakses 7 november 2022
pukul 18:32.
DR. Taswan,SE.,M.Si "Akuntansi Perbankan-Transaksi dalam Valuta Rupiah”
Edisi III UPP STIM YKPN
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-10-akuntansi-kredit-
yang-diberikan.pdf
Nurul Ichsan Hasan,MA.2014. Pengantar Perbankan. Jakarta : Gaung Persada
Press Group
https://perkim.id/pembiayaan-perumahan/penyebab-kredit-bermasalah/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pekalongan/baca-artikel/14713/
Mengenal-Kolektibilitas-Kol-Kredit-Perbankan-Kaitannya-Dengan-dengan-
Undang-Undang-No-4-Tahun-1996-UUHT.html
Karimah, Hayyin (2020) Perlakuan akuntansi kredit bermasalah berdasarkan
PSAK 50, 55, dan 60 pada PT. Bank Negara Indonesia Cabang Kramat Jakarta.
Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Syarif
Hidayatull
ah
210902502009
PENDIDIKAN
AKUNTANSI
PROFIL
Syarif Hidayatullah adalah salah satu nama penulis dari
Book Chapter Kajian Kurikulum Bidang Studi
Akuntansi. Penulis lahir pada Tanggal 05 Juli 2002,
tepatnya di Laikang , Kec Ma’rang, Kabupaten Pangkep ,
Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis merupakan anak ke-2
dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak MUH RAMLIH
dan Ibu SITTI AISYAH HAMZAH. Penulis pertama kali
menempuh Pendidikan di RA DDI LAIKANG selama 2
tahun, dan melanjutkan Pendidikannya di MI DDI
LAIKANG selama 6 Tahun. Kemudian pada tahun
2016 penulis melanjutkan pendidikannya di Mts.N
PANGKEP selama 3 Tahun, kemudian penulis
menempuh Pendidikan sekolah menengah atasnya di
MAN PANGKEP , dan lulus pada tahun 2021, setelah
lulus penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang
perkuliahan dengan Program Studi Pendidikan
Akuntansi di Universitas Negeri Makassar dari tahun
2021 hingga sekarang
Adhe Widi
Cahyani
210902501007
P EN D I D I K AN A K UN T AN S I
PROFIL
Adhe Widi Cahyani adalah salah satu nama penulis dari Book Chapter
Kajian Kurikulum Bidang Studi Akuntansi. Penulis lahir pada Tanggal
17 April 2003 tepatnya di Kota Makassar , Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak
SYARIFUDIDIN ZAIN dan Ibu NUSMIATI MACHMUD. Penulis
pertama kali menempuh Pendidikan di TK IDATHA CAMBAYYA
selama 2 tahun, dan melanjutkan Pendidikannya di SD INPRES
KALUKUANG BOKA selama 6 Tahun. Kemudian pada
tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP NEGERI
1 PALLANGGA selama 3 Tahun, kemudian penulis menempuh
Pendidikan sekolah menengah atasnya di SMK NEGERI 1 GOWA ,
dan lulus pada tahun 2021, setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan dengan Program
Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Makassar dari tahun
2021 hingga sekarang.
Nirmala
210902500011
P E N D I DI K A N A K U N T A N S I
PROFIL
PROFIL
PROFIL
Mutmainnah adalah salah satu nama penulis dari Book Chapter
Kajian Kurikulum Bidang Studi Akuntansi. Penulis lahir pada
Tanggal 22 Agustus 2003, tepatnya di Daru'mung , Kec
Bontonompo, Kabupaten Gowa , Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis
merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak
RIDWAN dan Ibu SAHARIAH. Penulis pertama kali menempuh
Pendidikan di SD NEGERI ROMANGLASA selama 6 tahun, dan
melanjutkan Pendidikannya di SMP NEGERI 3 BONTONOMPO
selama 3 Tahun. Kemudian pada tahun 2017 penulis melanjutkan
pendidikannya di SMK NEGERI 1 GOWA selama 3 Tahun , dan
lulus pada tahun 2020, setelah lulus penulis melanjutkan
pendidikannya ke jenjang perkuliahan dengan Program Studi
Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Makassar dari
tahun 2021 hingga sekarang.
MARWA NUR
210902501005
P E N D I D I K A N AK UN T A N S I
PROFIL
Marwa Nur adalah salah satu nama penulis dari Book Chapter Kajian
Kurikulum Bidang Studi Akuntansi. Penulis lahir pada Tanggal 10 Juli
2002, tepatnya di Parepare , Kec bacukiki, Kota Parepare , Provinsi
Sulawesi Selatan. Penulis merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara
dari pasangan Bapak MUH NURUNG dan Ibu MASYITAH BASRI.
Penulis pertama kali menempuh Pendidikan di SDN 46 PAREPARE
selama 6 tahun. Kemudian pada tahun 2015 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 PAREPARE selama 3 Tahun,
kemudian penulis menempuh Pendidikan sekolah menengah atasnya di
SMAN 2 PAREPARE , dan lulus pada tahun 2020, setelah lulus
penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang
perkuliahan dengan Program Studi Pendidikan Akuntansi
di Universitas Negeri Makassar
dari tahun 2021 hingga sekarang.