Anda di halaman 1dari 19

Nama : Irfan Nicolas Simanjuntak

NPM : 21031161068
Matkul : AKMEN

BIAYA RELEVEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Konsep Biaya dan Biaya Relevan untuk Pengambilan Keputusan

Metode Pengumpulan Biaya / Pengklasifikasian Biaya


Biaya perlu diklasifikasikan untuk menentukan metode yang tepat dalam
menghimpun dan mengalokasikan biaya.
Metode klasifikasi yang penting dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Fungsi
Produksi : biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang.
Pemasaran : biaya yang dikeluarkan untuk menjual suatu barang atau jasa.
Administrasi : pengeluaran untuk menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Keuangan : bagian pengeluaran yang dikaitkan upaya mencari dana.
b. Unsur - unsur
Bahan langsung : yaitu bahan baku yang merupakan bagian yang integral dari produk
jadi.
Upah langsung : upah tenaga kerja langsung untuk keperluan komponen produk jadi.
Biaya umum pabrik : mencakup segala bahan, upah tidak langsung serta biaya
produksi yang tidak langsung dapat dibebankan pada satuan, pekerjaan atau produk
tertentu.
c. Produk
Langsung : yaitu biaya yang dibebankan kepada produk tanpa memerlukan alokasi
lebih lanjut.
Tidak langsung, biaya yang dialokasikan.
d. Departemen
Produksi : ialah satu unit kegiatan yang dilaksanakan atas suatu komponen atau suatu
produk yang biayanya dialokasikan lebih lanjut.
Pelayanan / Jasa : suatu unit yang tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi dan
biaya pada akhirnya dibebankan kepada satuan produksi.

Biaya Dalam Hubungannya Dengan Pengendalian

1. Biaya yang Terkendali (Controllable Cost)


Biaya yang pada tingkat manajemen tertentu atau yang secara langsung dapat
dipengaruhi manajer tertentu.

2. Biaya yang Tidak Dapat Dikendalikan (Uncontrollable Cost)


Biaya yang bukan tanggung jawab dan tidak dapat dipengaruhi pusat (center) tertentu.

Contoh : Uncontrollable cost :


Semua gaji karyawan dibagian pemasaran ditetapkan oleh Direksi, dan jika gaji belum
memenuhi motivasi karyawan, sehingga terjadi penurunan produksi, maka manajer atau
kepala bagian pemasaran tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas kurangnya motivasi
atau penurunan produksi.

Contoh : Controllable cost :


Misalnya bagian pemasaran memerlukan kerja lembur , sehingga harus menambah
pembayaran ekstra, maka jika pembayaran ini dapat melebihi kapasitas kerja rutin dan
manajer bagian yang bersangkutan harus pula dapat mempertanggungjawabkan kegagalan-
kegagalannya.

3. Discretionary atau Managed Cost atau Programmed Cost


Sifat biaya jangka pendek yang berarti kadang-kadang ada dan kadang-kadang tidak
ada dan berubah-ubah bisa kecil atau dinaikkan atau tidak perlu dilaksanakan apa yang telah
dianggarkan, jika memang keadaan harus demikian.
Contoh : biaya iklan, promosi, riset atau pengembangan. Biaya yang besar ini dapat
dibebankan sekaligus dalam tahun pengeluaran sebagai beban rugi / laba, atau
diamortisasikan beberapa tahun, tergantung kebijaksanaan manajemen.

4. Committed Cost atau Capacity Cost


Biaya ini sering pula disebut biaya bersiap atau biaya berjaga-jaga (stand by cost)
meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan
organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi . Beban biaya secara berkala
dibebankan ke rugi/ laba.
Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap secara periodik (bulanan atau tahunan) selalu
ada sepanjang umur aktiva yang ditetapkan sebelumnya, tanpa melihat perusahaan sedang
surut atau maju dan tidak pula dapat dihapuskan atau ditiadakan.

5. Avoidable dan Unvoidable Cost


Avoidable atau terhindar adalah suatu beban biaya yang bersifat tetap dan menjadi
tanggungan sendiri oleh suatu bagian tertentu atau biaya yang tidak akan berlanjut.
Unvoidable cost sebaliknya merupakan biaya yang menjadi tanggungan bersama
suatu organisasi atau biaya yang dirumuskan sebagai fasilitas atau jasa yang dinikmati
bersama berdasarkan beban tertentu dengan metode alokasi.
Contoh : Sebuah toko bercabang dari rangkaian toko “wongkito” menjual banyak
jenis produk. Toko itu memiliki restoran dengan meja panjangan hampir selebar toko.
Manajemen sedang mempertimbangkan untuk menutup saja restoran tersebut, karena
operasinya terus merugi. Ramalan perhitungan rugi-laba dalam ribuan rupiah tampak sebagai
berikut :

(untuk memudahkan analisis hanya 3 jenis produk) Dalam Ribuan Rupiah


Dagangan Produk Restoran
Jumlah Umum Pertanian
Penjualan 5.000 4.000 400 600
Pengeluaran Variabel 3.390 2.800 200 390
_____________________________________________
Marjin Kontribusi 1.620 1.200 200 210
(32%) (30%) (50%) (35%)
Pengeluaran tetap
(avoidable dan
Unavoidable) 1.110 750 50 310
_____________________________________________
Laba(rugi)operasional 500 450 150 (100)

Biaya terhindarkan (avoidable cost) terdiri dari upah karyawan masing-masing


departemen, Rp 100.000 dibagian restoran, Rp 20.000 dibagian produk pertanian dan Rp
250.000 dibagian dagangan umum.
Jika restoran itu ditutup, maka manajer akan menggunakan ruangan yang
dikosongkan sebagai : a). Menambah barang dagangan umum atau b). Menambah hasil
produk pertanian. Menambah barang dagangan umum tidak akan memerlukan tenaga
tambahan, tetapi menambah hasil produk pertanian akan memerlukan Rp 25.000,-. Manajer
memperkirakan bahwa penjualan barang dagangan umum akan bertambah Rp 300.000,- dan
hasil produk pertanian dengan Rp 200.000,-
Masalahnya : Keputusan apa yang akan diambil oleh manajer. Pembahasan, yang dimaksud
ialah :
1. Menutup restoran atau tidak ?
2. Yang dikembangkan dagangan umum atau produk pertanian ?
Sebetulnya dengan metode yang lain yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya, dengan
asumsi tidak ada penggunaan ruangan kosong untuk alternatif lain, tapi jika diketahui pula
pendapatan alternatif lain tersebut dapat dilihat bahwa keputusan yang terbaik adalah
meneruskan restoran.

6. Imputed dan Sunk Cost


Imputed cost ialah biaya yang menyatakan harga beli atau nilai dari suatu kekayaan
yang diukur dengan nilai penggunaannya. Biaya ini tidak menyangkut pengeluaran kas yang
sebenarnya dan juga tidak dicatat dalam buku-buku perusahaan, terutama dalam perusahaan
perorangan.
Sunk cost adalah biaya yang dalam situasi tertentu tidak dapat diperoleh kembali.
Pengeluaran yang telah dilakukan pada masa lalu, semuanya tidak dapat diperoleh kembali.
Misalnya dalam keputusan untuk penggantian aktiva lama dengan yang baru, nilai
aktiva lama atau nilai buku setelah penyusutan aktiva lama merupakan sunk cost dan tidak
relevan untuk dipertimbangkan dalam penggantian tersebut.
Misalnya, PT Benua memiliki mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 240.000,-
taksiran umurnya 12 tahun dan sudah dipakai 8 tahun, penyusutan metode garis lurus, bearti
nilai buku Rp 80.000,- untuk masa 4 tahun.
Suatu mesin baru ditawarkan dengan fungsi dan kapasitas sama, dan bedanya mesin
baru ini menghemat biaya variabel Rp 40.000,- dibandingkan dengan mesin lama sebesar Rp
70.000,-untuk tenaga kerja dan hanya 12.000,- dibandingkan Rp 30.000,- untuk biaya
overhead, sedangkan biaya komersial dan penjualan tidak berubah.
Harga mesin baru Rp 120.000,- dengan umur ekonomis 4 tahun dan tidak mempunyai
nilai residu, mesin lama dengan penggantian ini dapat laku terjual dengan harga Rp 8.000,-
Proyeksi rugi / laba per tahun apabila tetap menggunakan mesin lama adalah sebagai
berikut :
Penjualan Rp 250.000,-
Biaya produksi variabel : Bahan baku 40.000,-
Tk. Langsung 70.000,-
Overhead 30.000,-
Penyusutan 20.000,-
________
Jumlah biaya produksi 160.000,-
____________
Laba kotor Rp 90.000,-
Biaya komersial :
Variabel 20.000,-
Tetap 10.000,-
________
Jumlah biaya komersial Rp 30.000,-
____________
Laba bersih Rp 60.000,-

Analisis penggantian mesin (selama 4 tahun)


Mesin Mesin
Unsur Perbandingan tidak diganti diganti
- Biaya tenaga kerja Rp 280.000,- Rp 160.000,-
- Overhead variable 120.000,- 48.000,-
- Penyusutan mesin baru __ 120.000,-
- Harga jual mesin lama __ (8.000,-)
Jumlah biaya 4 tahun Rp 400.000,- Rp 320.000,-

Laba-Rugi 4 Tahun Menggunakan Mesin Baru


Penjualan : Rp 250.000,- x 4 = Rp 1.000.000,-
Biaya produksi variabel :
- Bahan baku : Rp 40.000,- x 4 = Rp 160.000,-
- Tk.Langsung : Rp 40.000,- x 4 = Rp 160.000,-
- Overhead : Rp 12.000,- x 4 = Rp 48.000,-
- Penyusutan : = Rp 120.000,-
______________
Jumlah biaya produksi Rp 488.000,-
_____________
Laba kotor Rp 512.000,-
Biaya komersial :
- Variabel : Rp 80.000,-
- Tetap : Rp 40.000,-
______________
Jumlah biaya komersial Rp 120.000,-
_____________
Laba bersih sebelum pendapatan & biaya lain : Rp 392.000,-
Pendapatan dan biaya lain :
- Nilai buku mesin lama :
- Harga perolehan : Rp 240.000,-
- Akumulasi penyusutan :
8 tahun x Rp 20.000,- = Rp 160.000,-
____________
- Nilai buku Rp 80.000,-
- Nilai jual Rp 8.000,-
____________
Rugi penjualan mesin lama Rp 72.000,-
_____________
Laba bersih Rp 320.000,-
_____________

7. Opportunity Cost (Biaya Kesempatan)


Jika suatu keputusan sudah dibuat untuk melaksanakan salah satu alternatif, maka
manfaat alternatif-alternatif lainnya akan lepas dari tangan. Manfaat yang lepas karena
ditolaknya pilihan yang lain disebut biaya kesempatan atau opportunity cost dari pilihan yang
telah dibuat itu.
Contoh : John adalah pemilik toko pakaian di Palembang.
Baru-baru ini ia ditawari jabatan manajer toko disalah satu supermarket sebesar Rp 50
juta setahun dan John yakin bahwa ia dapat menjual tokonya Rp 115 juta.
John meneliti dan mulai menghitung kedua alternatif yang dihadapinya, perhitungan
laba/ rugi perusahaan John untuk tahun lalu sebagai berikut :
Hasil penjualan Rp 225 juta
Harga pokok penjualan Rp 135 juta
____________
Laba kotor 90 juta
Biaya operasional : - sewa gedung 7,2 juta
- upah karyawan 4,58 juta
- umum 3,64 juta
- perlengkapan 5,6 juta
- iklan 1,45 juta
- asuransi 8,2 juta
- lain-lain 1,78 juta
_________
Jumlah biaya operasional 32,45 juta
__________
Laba bersih 57,55 juta
__________
Analisis John harus dikurangi dengan biaya kesempatan yang tercakup dalam
keputusan yang akan diambilnya, yaitu :
- Gaji yang tidak jadi diterimanya;
- Bunga deposito yang bisa diterimanya, jika tokonya dijual dan hasilnya disimpan
pada bank.

Analisis yang dimaksud adalah :


Laba bersih (dengan buka toko) Rp 57,55 juta
Dikurangi :
- Gaji yang tidak diterima Rp 50 juta
- Bunga deposito, misalnya
17 % setahun (17% x 115 juta) = 19,55 juta
_____________
Total biaya kesempatan 69,55 juta
_____________
Kerugian karena tidak menerima tawaran kerja Rp (12 juta)
_____________
Andaikata John tidak memperhatikan biaya kesempatan, tentunya ia akan menarik
kesimpulan yang salah dan akan berpendapat bahkan akan lebih untung jika ia tetap
menjalankan tokonya sendiri.
Ini merupakan analisis yang sifatnya kuantitatif semata-mata dan John perlu juga
mengukur faktor-faktor kualitatifnya, seperti misalnya kerugian karena kebebasan sebagai
pengusaha wiraswasta, dan rugi karena tidak menerima tambahan penghasilan sebesar Rp 12
juta.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan


Langkah-langkah itu meliputi :
1. Penentuan masalah, misalnya mengganti mesin baru dengan yang lama, menutup
salah satu bagian dari perusahaan, dan sebagainya.
2. Mengenal dengan baik kemungkinan atau alternatif-alternatif yang ada.
3. Menetapkan data dan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil dan
masalahnya, karena tidak semua data atau biaya relevan dengan masalah.
4. Mengevaluasi data, dengan metode yang berkaitan pada alternatif atau evaluasi yang
bagaimana seharusnya dibuat.
5. Mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif.
6. Keputusan dan alasan diambilnya.

Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama


Joint cost dapat diartikan sebagai biaya yang timbul karena proses atau pembuatan
bersama barang-barang yang dihasilkan dari bahan baku yang sama, maka jika dua atau lebih
banyak jenis produk yang dihasilkan dari faktor produksi atau dari jumlah biaya-biaya yang
sama timbul Joint Cost.
Untuk pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Alokasi biaya bersama tidak perlu diperhatikan, tapi besarnya pertambahan harga jual
yang menjadi titik perhatian dan dibandingkan dengan biaya setelah diproses / separable.
2) Biaya bersama harus dialokasikan pada titik pisah (split off), karena itu tidak akan
berbeda untuk kedua, ketiga dan alternatif berikutnya dan tidak relevan untuk
pengambilan keputusan, misalnya apakah produk setelah titik pisah harus diproses lebih
lanjut atau tidak.
3) Selain alokasi biaya, adapula faktor lainnya yang harus dipertimbangkan, seperti
kapasitas tersedia, tetapi alokasi kapasitas pun akan dipertimbangkan atau dialokasikan
menurut incremental yang terbesar dari serangkaian produk bersama.

2. Penambahan dan Pengurangan Lini Produk dan Segmen Lain


Teori lain juga menyebutkan bahwa lini produk adalah gabungan produk yang
biasanya akan dijual atau ditawarkan dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian
disebutkan juga bahwa keberadaannya akan sangat dipengaruhi dari tujuan maupun
sumber daya perusahaan itu sendiri. .
Lini Produk adalah strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk, lini
produk terdiri dari beberapa jenis produk denga berbagai variasi ukuran, warna, kualitas
atau harga.
Lini produk dapat terdiri atas produk yang berhubungan dengan berbagai ukuran,
jenis, warna, kualitas, atau harga. Sebagai contoh, suatu produsen kosmetik dapat
memiliki lini produk bedak dan lipstik, serta lini produk khusus yang ditujukan untuk
remaja dan orang tua.
Menganalisis Lini Produk dalam Media Digital dapat memperluas jangkauan
pasar perusahaan dengan melayani kebutuhan pelanggan dikarenakan lini produk adalah
kumpulan produk dalam kelas produk yang saling terkait karena melayani kelompok
pelanggan yang sama
Mengapa strategi produk merupakan salah satu strategi yang harus di lakukan oleh
perusahaan?Alasan berikutnya mengapa perusahaan harus mempunyai strategi produk
adalah supaya mereka bisa memprioritaskan sumber daya. Sejatinya, membuat product
strategy akan mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi bagian terpenting dari
implementasi rencana mereka

Langkah-langkah Memasarkan Produk

1. Mengenal Pelanggan dengan Baik


Pelanggan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu
bisnis. Hal ini karena pelanggan merupakan target pasar dari suatu produk.

Jika Anda tidak mengenal pelanggan dengan baik, maka bisa jadi produk yang
StickFriends tawarkan tidak akan laku di pasaran.

2. Melakukan Promosi yang Tepat


Kegiatan promosi adalah hal utama yang perlu Anda perhatikan dalam proses promosi.
Sebaiknya StickFriends melakukan promosi yang tepat baik dari segi penentuan tempat
hingga waktu promosinya.

3. Membangun Tempat Usaha yang Strategis


Dalam strategi bisnis, tempat membangun usaha menjadi faktor penting yang bisa
menentukan kesuksesan bisnis. Minimal area yang Anda pilih adalah area yang ramai
dan mudah untuk diakses publik. Hal ini karena tempat yang ramai biasanya memiliki
potensi pasar yang jauh lebih tinggi daripada tempat yang sepi.

4. Membuat Anggaran yang Sistematis


Anggaran merupakan salah satu strategi bisnis yang penting untuk Anda perhatikan.
Dalam membuat anggaran, StickFriends bisa menggunakan software akuntansi yang
memiliki fitur penganggaran dana pemasaran, seperti accurate online.

StickFriends bisa menambahkan insentif untuk konsumen dalam anggaran. Insentif ini
StickFriends berikan untuk konsumen yang memberikan testimoni menarik pada produk
StickFriends. Dengan adanya hal ini tentunya bisa menarik konsumen untuk terus
membeli produk StickFriends.

5. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pelanggan


Strategi pelayan yang baik dalam pemasaran produk adalah langkah terbaik untuk
keberhasilan suatu usaha. Hal ini karena pelayanan yang buruk akan membuat
konsumen akan malas berinteraksi dengan usaha StickFriends.

Pelayan terbaik itu dapat berupa memberikan hadiah atau reward kepada pelanggan. Ini
sebagai bentuk menyenangkan pelanggan sehingga mau membeli produk StickFriends
terus menerus.

Selain itu, Anda juga bisa membuat sesuatu yang menyenangkan guna menghibur
pelanggan. Misalnya, dengan mengadakan campaign marketing yanng menarik berupa
diskon bulanan atau di momen-momen tertentu. Konsumen pasti akan senang.

6. Memiliki Media Sosial


Media sosial merupakan salah satu media pemasaran yang paling ampuh saat ini.
Apalagi jika mengingat bahwa media sosial merupakan media yang paling banyak
digunakan masyarakat saat ini.

Contohnya, StickFriends bisa melakukan promosi melalui Instagram, Facebook ataupun


TikTok. Lalu, Anda juga bisa bekerjasama dengan Influencer. StickFriends bisa mulai
membuat postingan konten yang berkaitan dengan produkmu melalui media sosial
tersebut.

7. Memanfaatkan Teknik Pemasaran secara Langsung


Strategi pemasaran produk selanjutnya ialah secara langusng. Sebab, tidak hanya
melalui media sosial, StickFriends juga bisa menerapkan langkah strategi direct
selling ke konusmen melalui acara, door to door, atau dari mulut ke mulut. Dengan cara
ini StickFriends bisa berkomunikasi secara langsung dengan konsumen.

Cara ini akan sangat berguna jika StickFriends memberikan memiliki produk dan
pelayanan terbaik dalam bisnis StickFriends. Hal ini karena konsumen yang merasa
puas dengan produk StickFriends akan berpotensi untuk memberitahu konsumen lain
untuk membeli produk tersebut, loh.

8. Aktifkan Email Marketing


Jumlah pengguna email di dunia ini sangatlah banyak sehingga mempromosikan produk
via email merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Oleh karena itu, adanya akun
email marketing itu penting untuk StickFriends miliki.

Email marketing ini sebagai salah satu ajang terbaik untuk mempromosikan produk
StickFriends. Namun alangkah StickFriends memberikan kata-kata menarik dan
membujuk dalam email yang StickFriends kirimkan ya.

9. Menjalankan Bisnis Sistem Dropship


Dropship adalah agen yang membantu StickFriends menawarkan produk tanpa harus
membeli produk StickFriends. Semakin banyak dropship yang bergabung dalam bisnis
StickFriends, semakin luas juga jangkauan bisnis StickFriends sehingga kemungkinan
keberhasilan bisnis StickFriends juga akan semakin meningkat.

10. Membuat Website Toko Online


Membuat website jualan online sendiri itu penting karena tidak cukup jika StickFriends
hanya memasarkan produk melalui media sosial atau pun email. Strategi pemasaran ini
bisa membuat toko StickFriends lebih dipercaya konsumen.

Apalagi jika mengingat penipuan saat ini yang cukup tinggi. Jadi sebaiknya
StickFriends buat website toko agar pelanggan tidak ragu untuk membeli produk yang
kamu jual.

11. Iklan yang Menarik


Strategi pemasaran terutama dalam promosi akan sia-sia jika tidak menggunakan iklan
yang menarik. Hal ini karena iklan yang menarik biasanya akan menarik perhatian
banyak pelanggan sehingga pelangganpun bisa tahu produk kamu.

3. Keputusan Untuk Membuat atau Membeli

Jika perusahaan memiliki kapasitas / ruangan peralatan, tenaga kerja yang menganggur,
manajemen diharapkan pada alternative untuk menghasilkan sendiri suatu suku cadang
atau bahan pembantu di perusahaan dengan alternative membelinya dari perusahaan alin
(supplier).

Agar keputusan untuk membuat sendiri atau membeli dapat dievaluasikan dengan baik,
biaya relevan adalah sebagai berikut:

- Jika membeli dari pihak luar selain harga beli, maka biaya trasportasi atau biaya-biaya
yang timbul untuk menyampaikan produk yang dibeli ke perusahaan

- Jika membuat sendiri, maka biaya yan timbul hanya biaya variable untuk produk
tersebut saja.

- Biaya tetap yang telah terjadi akan berubah, kecuali melebihi kapasitas perusahaan
berarti berada diluat relevan range biasa, penambahan alat baru atau investasi tetap
adalah relevan dalam kasusu ini.

Berikut adalah penjelasan dari setiap keputusan–keputusan khusus di atas yang


dijelaskan oleh Darsono:

1. Menolak atau Menerima Order Khusus


Order khusus adalah penjualan yang harganya di bawah harga pasar karena
perusahaan ingin menggunakan kapasitas yang menganggur. Misalnya kapasitas
penuh dalah 1000 unit output, sekarang bekerja 800 unit output, sisa 200 unit output
diproduksi kemudian dijual dengan harga di bawah harga pasar.

Order khusus diterima jika menambah laba operasi, dan sebaliknya ditolak jika
mengurangi laba operasi. Untuk menentukan order khusus diterima atau ditolak
harus menggunakan pendekatanDirect CostingdanVariable Costing, dimana seluruh
biaya tetap dinyatakan sebagai beban. Dengan demikian yang dimaksud biaya
produksi adalah hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2. Mengembangkan atau Menutup Suatu Divisi atau Departemen


Suatu divisi pusat laba yang menderita kerugian pada umumnya akan ditutup.
Namun untuk menutupnya harus diperhitungkan laba rugi secara keseluruhan.Jika
secara keseluruhan organisasi mengakibatkan penurunan laba, maka divisi yang
menderita kerugian itu diperkenankan terus beroperasi dengan jalan harus
menguragi biaya agar dapat memperkecil kerugian.Kerugian suatu divisi pada
umumnya disebabkan oleh perilaku biaya tetap.

3. Membuat Sendiri atauMembeli


Keputusan manajemen untuk membuat sendiri atau membeli dari pihak ketiga
sesuatu produk, hakikatnya adalah masalah penggunaan peralatan untuk
memproduksi produk yang paling besar memberikan sumbangan laba.Pertimbangan
utama untuk memutuskan membuat sendiri atau membeli adalah biaya relevan,
dimana kategori biaya yang diperhitungkan adalah biaya material langsung, upah
langsung, overhead pabrik variabel.

4. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama
mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Permasalahan yang dijumpai
terutama jika produk perusahaan diolah melalui beberapa departemen
produksi.Hasil produksi dari suatu departemen produksi mungkin dapat langsung
dijual ke pasaratau diolah lebih lanjut dalam departemen lanjutan. Dalam hal ini
manajemen akan dihadapkan pada pilihan produk yang bersangkutan sebaiknya
langsung dijual atau diproses lebih lanjut.

5. Menyewakan atau Menjual Fasilitas Perusahaan


Pengambilan keputusanmanajemen dapat pula berkaitan dengan pemilihan
alternatif menyewakan atau menjual fasilitas yang sudah tidak dipergunakan lagi
dalam operasi perusahaan.Dalam pemilihan alternatif tersebut, manajemen harus
pula mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial.

Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan


penggunaan bahan produksi. Di satu pihak perusahaan mempunyai fasilitas untuk
memproduksi suku cadang tertentu, di pihak lain perusahaan dapat membeli suku
cadangtersebut dari perusahaan lain. Jika fasilitas perusahaan untuk memproduksi
suku cadang tersebut telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi
kebutuhan proses produksi karena meningkatnya volume penjualan perusahaan,
barangkali dapat dibenarkan jika perusahaan memutuskan untuk membeli
kekurangan suku cadang yang diperlukan dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam
hal kapasitas perusahaan perusahaan untuk memproduksi suku cadang masih cukup
tersedia, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus
mempertimbangkan biaya diferensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang
menganggur.
Pada dasarnya pengambilan keputusan yang menyangkut beberapa alternatif
harus mempertimbangkan aspek kualitatif dan aspek kuantitatif dari pemilihan
alternatif tersebut.Aspek kualitatif adalah segi yang tidak dapat diukur dari satuan
uang dalam pengambilan keputusan.Misalnya dalam hal perusahaan memutuskan
untuk membeli suku cadang dari luar sementara kapasitas perusahaan menganggur.
Masalah yang perlu dipikirkanadalah pekerja yang menganggur, yang tidak akan
memperoleh penghasilan jika upahnya dihitung berdasarkan satuan produk yang
dihasilkan. Demikian pula jika manajemen memutuskan untuk meniadakan
departemen tertentu dalam perusahaan.Bagaimana menangani karyawandari
departemen yang ditiadakan tersebut, merupakan permasalahan yang harus
dipertimbangkan oleh manajemen. Jika karyawan tersebut dapat dipekerjakan pada
departemen yang baru dibuka, tentunya diperlukan pelatihan bagi karyawan yang
akan dipekerjakan padadepartemen baru tersebut.
Menurut Mulyadi (2001 : 127) tentang keputusan membeli atau membuat
sendiri adalah sebagai berikut :
“Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan
yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian
mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.
b. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan
yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut”.

Contoh Kasus :

Perusahaan “MATZEN” memproduksi sku cadang mobil.

Perusahaan tersebut sering mengontrak pekerja kepada pabrik lain, tergantung apakah
fasilitas perusahaan “Matzen” seluruhnya dipakai atau tidak. Perusahaan Matzen sedang
mempersiapkan beberapa keputusan akhir mengenai penggunaan fasilitas pabriknya
untuk tahun memdatang.

Biaya untuk membuat suku cadang K426, suatu komponen utama untuk system control
emisi adalah sebgai berikut:

Unsur biaya Total Biaya Biaya


60.000 unit per unit

Bahan baku langsung Rp300,000 Rp5


Upah langsung Rp480,000 Rp8
Biaya overhead variabel Rp360,000 Rp6
Biaya overhead tetap Rp300,000 Rp5

Total biaya produksi Rp144,000 Rp24

Ada pabrik lain yang menawarkan untuk menjual suku cadang yang sama kepada
perusahaan Matzen seharga Rp 22,- per unit.

Biaya overhead tetap terdiri dari penyusutan, pajak kekayaan, asuransi dan gaji pengawas.
Semua biaya tetap overhead akan tetap terjadi, namun jika perusahaan Metzen membali
komponen tersebut, ada biaya sebesar Rp 120.000,- yang dapat dihindari (avoidable)
yaitu biaya yang berhubungan dengan tenaga pengawasan dan pengamanan.

Problem: Asumsikan bahwa kapasitas sekarang digunakan untuk membuat suku cadang
ini akan menganggur, jika suku cadang dibeli dari pihak luar.

Apakah suku cadang akan dibuat atau dibeli?

Seperti pada langkah-langkah analisis yang telah dikemukakan sebelumnya,


mengeleminir biaya yang tidak relevan, yaitu biaya tetap yang harus terjadi, baik membeli
ataupun tidak.

Terdapat biaya avoidable sebesar Rp 120.000,-, atinya biaya ini tidak akan ada jika
perusahaan tidak melakukan produksi sendiri, lain artinya unavoidable = produksi atau
tidak, tetap harus terjadi.

Jadi biaya tetap yang tidak relevan Rp 180.000,- (biaya tetap total = Rp 300.000 –
120.000(avoidable).

Biaya relevan = adalah semua biaya variable ditambah dengan biaya avoidable cost
tersebut.

Jadi kalau perusahaan tidak memproduksi sendiri biaya tetap sebesar Rp 180.000,- sama
saja harus dibayarkan atau dikeluarkan/pengeluaran, atau jika perusahaan membelu suku
cadabg dari pihak luar.

Perhitungan / table biaya diferensial (relevan)nya akan tampak sebgai berikut:

60.000 Unit Produksi


Buat sendiri Membeli
unit total unit total
Bahan langsung Rp5 Rp300,000 Rp0 Rp0
Tenaga kerja
langsung 8 Rp480,000 0 0
Overhead variabel 3 Rp360,000 0 0
Overhead tetap
Avoidable
Rp 120.000 = 2 Rp120,000 0 0
60.000.
Tot. Biaya relevan Rp21 Rp1,260,000 Rp22 Rp1,320,000

Dari table diatas terlihat bahwa dengan membuat sendiri, biaya per unit lebih rendah
sebesar Rp 1,- (Rp 22 – Rp 21), atau perusahaan Metzen lebih menguntungkan membuat
sendiri sebesar Rp 60.000,- (Rp 1.320.000 - Rp1.260.000)atau Rp 1,- x 60.000 unit.

Menggunakan format total cost akan menunjukan hasil atau alterbatif yang sama seperti
bentuk deferensial diatas.
Hal itu dapat dilihat pada table berikut:

Pendekatan Total Cost (60.000unit).

Buat sendiri Membeli

Bahan langsung Rp300,000 -


Tenaga kerja langsung Rp480,000 -
Overhead variabel Rp360,000 -
Overhead tetap
Avoidable Rp 120.000
Rp
Unavoidable 180.000 Rp180,000

Total cost membuat Rp300,000


Beli Rp 22,- x 60.000 …………………….. Rp1,320,000

Rp1,500,000

4. Keputusan Untuk Menjual Sekarang atauMemproses Lebih Lanjut

Keputusan untuk menjual sekarang atau memproses lebih lanjut adalah keputusan
strategis yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam membuat keputusan ini, perusahaan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti:

1. Harga jual: Harga jual adalah salah satu kriteria penting dalam membuat
keputusan menjual atau memproses lebih lanjut. Perusahaan harus melihat harga
jual yang diberikan oleh pembeli atau pemasok.
2. Jumlah produksi: Jumlah produksi yang diperlukan juga perlu dipertimbangkan.
Jika jumlah produksi yang diperlukan sangat besar, maka memproses lebih lanjut
lebih efisien.
3. Pendapatan perusahaan: Pendapatan perusahaan adalah faktor lain yang perlu
dipertimbangkan. Perusahaan harus melihat pendapatan yang diperoleh dari
menjual atau memproses lebih lanjut.
4. Biaya produksi: Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi
produk atau jasa. Perusahaan harus melihat biaya produksi yang diperlukan untuk
memproses lebih lanjut.
5. Biaya peluang: Biaya peluang adalah biaya yang diperlukan untuk membuka
peluang baru atau memperluas peluang yang sudah ada. Perusahaan harus melihat
biaya peluang yang diperlukan untuk memproses lebih lanju.
6. Kapasitas produksi: Kapasitas produksi adalah kemampuan perusahaan untuk
memproduksi produk atau jasa. Perusahaan harus melihat kapasitas produksi yang
diperlukan untuk memproses lebih lanjut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk memproses lebih


lanjut suatu produk antara lain:
 Harga jual: Harga jual yang diberikan oleh pembeli atau pemasok menjadi faktor
penting dalam membuat keputusan menjual atau memproses lebih lanjut.
 Jumlah produksi: Jumlah produksi yang diperlukan juga perlu dipertimbangkan.
Jika jumlah produksi yang diperlukan sangat besar, maka memproses lebih lanjut
lebih efisien.
 Pendapatan perusahaan: Pendapatan perusahaan adalah faktor lain yang perlu
dipertimbangkan. Perusahaan harus melihat pendapatan yang diperoleh dari
menjual atau memproses lebih lanjut.
 Biaya produksi: Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk
memproduksi produk atau jasa. Perusahaan harus melihat biaya produksi yang
diperlukan untuk memproses lebih lanjut.
 Biaya peluang: Biaya peluang adalah biaya yang diperlukan untuk membuka
peluang baru atau memperluas peluang yang sudah ada. Perusahaan harus melihat
biaya peluang yang diperlukan untuk memproses lebih lanjut.
 Kapasitas produksi: Kapasitas produksi adalah kemampuan perusahaan untuk
memproduksi produk atau jasa. Perusahaan harus melihat kapasitas produksi yang
diperlukan untuk memproses lebih lanjut.
 Dalam membuat keputusan ini, perusahaan perlu melakukan analisis biaya
diferensial dan biaya peluang untuk membuat keputusan yang tepat Beberapa
contoh kasus yang dapat menjadi pertimbangan dalam keputusan menjual
sekarang atau memproses lebih lanjut antara lain adalah perusahaan manufaktur
yang mempunyai kegiatan utama mengolah bahan baku menjadi produk selesai
Dalam setiap kasus, perusahaan perlu melakukan analisis biaya diferensial dan biaya
peluang untuk membuat keputusan yang tepat. Beberapa contoh kasus yang dapat
menjadi pertimbangan dalam keputusan menjual sekarang atau memproses lebih
lanjut antara lain:
i) Kasus PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA-Chicken Processing Plant:
Perusahaan ini menerapkan dua keputusan secara bersamaan, yaitu menjual bahan
dan mengolah lebih lanjut bahan utama.
ii) Kasus UD. Kacang Lady Kawangkoan: Perusahaan ini sering menemui
pengambilan keputusan untuk menjual langsung atau memproses lebih lanjut
produk mereka.
Dalam setiap kasus, perusahaan perlu melakukan analisis biaya relevan dan biaya
peluang untuk membuat keputusan yang tepat

5. Keputsan Meneruskan atau Menghentikan

Pengambilan keputsan taktis terdiri atas pemilihan diantara berbagai alternatif dengan
hasil yang langsung atau terbatas. Ada 2 contoh yang dapat dipertimbangkan ;
Contoh pertama,
meneria pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga
jualnormal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan
laba tahun ini. Jadi beberapa keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek.
Contoh kedua,
misalkan suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
memproduuksi suatu komponen dari pada membelinya dari pemasok.
Tujuannya adalah menekan biaya pembuat produk utama dengan
keseluruhan strategi perusahaan dalam meraih keunggulan biaya.
Tujuan keseluruhan pengambilan keputusan strategi adalah memilih strategi alternatif
sehingga keunggulan bersaing jangka Panjang dapat tercapai. Pengambilan keputsan
taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini meskipuntujuan langsungnyaberjangka
pendek atau berskla kecil. Jadi, pengambilan keputusan taktis yang tepat
berartik e p u t u s a n y a n g d i b u a t t i d a k h a n y a m e n c a p a i t u j u a n t e r b a t a s ,
t e t a p i j u g a b e r g u n a u n t u k jangka panjang. Sesungguhnya, tidak ada
keputusan taktis yang harus dibuat jika keputusan tersebut tidak mendukung
sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan.
1.Model Pengambilan Keputusan Taktis
Model keputusan
(decision model ) a d a l a h s e r a n g k a i a n p r o s e d u r y a n g j i k a d i i k u t i akan
mengarah pada suatu keputusan. Perusahaan membuat keputusan taktis
yang baik ada 6 pendekatan umum untuk mendeskripsikan proses
pengambilan keputusan yang direkomendasikan adalah sbb;
1.Kenali dan definisikan masalah.
2.Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas masalah tersebut;eliminasi
alternatif yang secara nyata tidak layak.
3.Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak.
4.Hitung total biaya dan manfaat yang relevan dari setiap alternatif.
5.Nilai factor-faktor kualitatif.
6.Pilih alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.

Keputusan Menghentikan atau Mempertahankan Segmen


Lingkungan eksternal mungkin mengakibatkan munculnya masalahmasalah yang
dihadapi perusahaan. Masalah-masalh itu meliputi:
a. Menurunnya volume penjualan
b. Menurunnya penjualan suatu produk sebagai bagian presentase dari total
penjualan
c. Menurunnya pangsa pasar
d. Kenaikkan berbagai biaya tanpa diimbangi oleh kenaikan penjualan
Apabila suatuperusahaan mengalami masalah seperti di atas mungkin manajemen
perusahaan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan suatu segmen yang
mempunyai keuntungan negatif. Pengambilan keputusan didasarkan pada segmented
reporting yang disusun berdasarkan variable costing. Suatu segmen dianggap tidak
menguntungkan lagi apabila memberikan keuntungan segmen margin yang negatif.
Jika manajemen perusahaan memutuskan untuk menutup suatu segmen, maka yang
harus dipertimbangkan adalah laba diferensial yaitu selisih antara pendapatan dan
biaya diferensial. Laba diferensial disini adalah pendapatan dan biaya yang berbeda
apabila perusahaan menutup salah satu segmen dengan tetap melanjutkan suatu
segmen meskipun memberikan keuntungan yang negatif. Faktor lain yang harus
dipertimbangkan adalah biaya yang dapat dihindari apabila salah satu segmen ditutup
atau diberhentikan. Biaya yang dapat dihindari adalah biaya yang tidak akan terjadi
apabila salah satu keputusan diambil. Misalnya biaya gaji manajer, biaya advertensi
untuk suatu segmen, biaya asuransi untuk suatu segmen. Biaya-biaya tersebut relevan
untuk dipertimbangkan. Biaya yang tidak dapat dihindari tidak relevan untuk
pengambilan keputusan, karena biaya tersebut tetap terjadi meskipun suatu segmen
ditiadakan. Misalnya biaya depresiasi, bunga, pajak bumi dan bangunan.
Soal Kasus :
6. Biaya Kesempatan (Peluan)

Pengertian Biaya Peluang

Biaya peluang adalah konsep ekonomi dari manfaat potensial yang diberikan
perusahaan dengan mengambil tindakan alternatif. Dengan kata lain, ini adalah
manfaat potensial yang bisa Anda terima jika Anda telah mengambil tindakan A
daripada tindakan B

Setiap transaksi dan strategi bisnis memiliki manfaat yang saling berkaitan, tetapi
bisnis harus memilih tindakan tertentu. Dengan memilih satu alternatif, perusahaan
akan kehilangan manfaat dari alternatif lain. Dengan kata lain, biaya ini bukanlah
biaya fisik sama sekali. Itu adalah biaya teoretis atas peluang yang akan didapatkan
kedepannya.

Konsep biaya peluang tidak selalu dapat sepenuhnya dihitung pada saat keputusan
dibuat. Sebaliknya, orang yang membuat keputusan hanya dapat memperkirakan
secara kasar hasil dari berbagai alternatif, yang berarti pengetahuan yang tidak
sempurna dapat mengarah pada biaya yang hanya akan terbuang percuma.

Fungsi Biaya Peluang Dalam Bisnis

Biaya Peluang adalah konsep yang berguna yang membantu organisasi atau bisnis
untuk menilai tidak hanya apa yang mereka peroleh dengan mengambil keputusan
tertentu, tetapi juga untuk merefleksikan apa yang hilang karena tidak memilih
tindakan yang berbeda ketika kelangkaan sumber daya memaksa kita untuk memilih
suatu tindakan.

Biaya peluang bukan jenis biaya yang biasanya ditangkap dalam sistem akuntansi
seperti biaya penggajian dan biaya overhead. Karena itu dapat memaksa organisasi
untuk melihat gambaran yang lebih besar ketika mengevaluasi keputusan bisnis.

Konsep biaya peluang diterapkan di berbagai bidang akuntansi manajemen termasuk:

 Penilaian investasi
 Pembiayaan hal yang relevan
 Pemrograman linier
 Biaya modal
 Membuat keputusan

Contoh Penerapannya Dalam Bisnis

Manajer harus mengevaluasi biaya alternatif di hampir pada setiap keputusan strategi
bisnis utama. Sebagai contoh, sebagai perusahaan produksi perlu meningkatkan biaya
produksi dan harus memutuskan apakah akan memperluas pabriknya atau
mempekerjakan pekerja shift ketiga.
Ada 2 opsi yang harus dipilih manajer :

 Manfaat dari perluasan pabrik adalah bahwa perusahaan akan memiliki kapasitas
ekstra dan kemampuan untuk mempekerjakan shift ketiga di masa depan.
 Keuntungan dari mempekerjakan shift ketiga sekarang adalah perusahaan akan
menghemat biaya bangunan dan risiko memperluas pabrik.

Seperti yang Anda lihat diatas , kedua alternatif ini memiliki manfaat yang saling
eksklusif. Manajemen harus memilih salah satu dari alternatif ini. Setelah banyak
perdebatan, manajemen memutuskan untuk menghemat biaya dan mempekerjakan
pekerja shift ketiga.

Biaya alternatif manajemen yang mempekerjakan shift ketiga adalah ketidakmampuan


untuk meningkatkan kapasitas. Ini juga dapat menyebabkan proyek yang hilang di
masa depan karena bisnis tidak dapat menghasilkannya tepat waktu.

Biaya peluang dalam kasus diatas dapat dilihat sebagai harga jika tidak ada tindakan.
Dengan kata lain, perusahaan yang tidak mengambil tindakan alternatif, mereka
kehilangan peluang atau menimbulkan biaya alternatif. Ini juga dapat dilihat sebagai
kelebihan dan kekurangan dari konsep biaya peluang itu sendiri

7. Harga Jual Khusus

Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin terus berkembang, untuk itu pihak
manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya
efisiensi dan efektifitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok
produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap
menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok
produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya.
Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang
tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut
dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal
yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain
mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan
penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan
produk sejenis yang ada di pasaran. Sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah
akan mengakibatkanlaba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kedua hal tersebut
dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.
CV. Cetak Jaya Makmur sama halnya dengan perusahaan lainnya, dimana dalam
melakukan kegiatan operasionalnya menggunakan tenaga manusia, peralatan, abahan
baku, serta biaya-biaya. CV. Cetak Jaya Makmur didirikan pada bulan Januari 2007,
berlokasi di Jalan Cempaka No. 37 bergerak dalam bidang advertising. Dalam
memenuhi kebutuhan stok roll paper CV. Cetak Jaya Makmur memperoleh
frontlitedari Dots Advertisisng Jakarta yang merupakan supplier resmi utama di
Indonesia.
CV. Cetak Jaya Makmur dalam operasionalnya hanya melakukan produksi jika
menerima pesanan. Pada umumnya pesanan khusus menawarkan harga lebih murah
dengan memberikan potongan harga atau dibawah harga pokok produksi yang
dihitung perusahaan dengan konsep full costing (biaya produksi secara menyeluruh)
yang pada kenyataannya tidak terlalu memberikan laba sesuai dengan harapan
perusahaan.
Melihat hal ini, perlu dikembangkan metode penentuan harga pokok lain dan
kebijakan dalam Penentuan Harga Jual dengan memberikan potongan sebesar 30%.
Salah satu metode yang paling sesuai adalah metode variabel costing. Pada
perhitungan harga pokok variabel costing hanya membebankan biaya variabel saja
pada harga pokok produksi. Biaya tetap tidak dibebankan kepada produksi karena
biaya tetap ini merupakan biaya periode. Karena suatu kenyataan menunjukkan bahwa
manfaat biaya tersebut berlaku untuk periode tertentu misalnya satu bulan.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan
perusahaan dalam menerima suatu pesanan khusus yaitu : meningkatkan laba,
kapasitas masih cukup tersedia untuk menyelesaikan pesanan tersebut, pesanan
khusus tidak menggaanggu atau merusak pemasaran produk perusahaan.

Contoh Kasus:
Perusahaan dalam menerima pesanan melakukan perhitungan harga pokok
produksinya dengan memperhitungkan elemen-elemen biaya yang terdiri dari biaya
bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Harga pokok produksi perusahaan untuk 400 lembar bendera frontlite adalah :
Biaya Bahan : Rp. 30.000.000,00,-
BTKL : Rp. 7.400.000,00,-
Biaya Overhead Pabrik : Rp. 11.888.724,33,-
Jumlah : Rp. 49.288.724,33,-
Sebaiknya, perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya khususnya
untuk biaya overhead pabrik membedakan antara biaya overhead pabrik tetap dan
biaya overhead pabrik yang bersifat variabel yang perhitungannya dapat dilihat
sebagai berikut :
Biaya Bahan : Rp. 30.000.000,00,-
BTKL : Rp. 7.400.000,00,-
BOP Variabel : Rp. 2.218.191,00,-
BOP Tetap : Rp. 9.670.533,33,-
Jumlah : Rp. 49.288.724,33,-
Dengan melakukan perhitungan biaya overhead pabrik yang dipisahkan antara
biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel memudahkan
perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya jika menerima pesanan
khusus.
Jika melihat harga pesanan khusus yang lebih kecil dari harga jual normal tentu
pesanan tersebut biasanya akan ditolak. Akan tetapi, dalam hal ini manajemen harus
memperhatikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Biaya produksi
yang bersifat tetap dan biaya usaha merupakan biaya yang tidak berubah dalam
pemilihan alternatif tersebut sehingga biaya tersebut tidak perlu diperhatikan.
Pesanan khusus bendera sebanyak 1.000 lembar dengan harga jual Rp.
105.000,00 maka jumlah bendera frontlite yang diproduksi perusahaan sebanyak
1.400 lembar.
Harga pokok produksi untuk 1.400 lembar bendera frontlite adalah :
Biaya Bahan : Rp. 105.000.000,00
BTKl : Rp. 10.400.000,00
BOP Variabel : Rp. 5.254.573,00
BOP Tetap : Rp. 9.670.533,33
Jumlah : Rp. 130.325.106,33
Hasil penjualan untuk 1.400 lembar bendera frontlite adalah :
400 x Rp. 150.000,00 : Rp. 60.000.000,00
1.0 x Rp. 105.000 : Rp. 105.000.000,00
Jumlah : Rp. 165.000.000,00
Keuntungan yang diperoleh perusahaan jika tidak menerima pesanan khusus
adalah Rp. 60.000.000 ± Rp. 49.228.724,33 = Rp. 10.711.275,76
Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan jika menerima pesanan khusus
adalah Rp. 165.000.000 ± Rp. 130.325.106,33 = Rp. 34.674.893,67. Tambahan akibat
adanya pesanan khusus Rp. 23.963.617,91.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan harga jual pesanan khusus dengan
potongan harga 30% masih memberikan keuntungan, diterima.

Anda mungkin juga menyukai