TINJAUAN PUSTAKA
b. Ideal diri
Ideal diri merupakan suatu cara individu mempersepsikan
dirinya dalam bentuk perilaku sesuai dengan standar, tujuan
atau nilai-nilai yang dipengaruhi oleh keluarga, keinginan,
kebudayaan, dan kemampuan individu sesuai dengan norma
yang berlaku dimasyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ideal diri menurut Sunaryo (2013) sebagai berikut :
1. Faktor budaya yang dibandingkan dengan standar orang
lain
2. Perasaan cemas dan rendah diri
3. Keinginan untuk melebihi orang lain
4. Penentun standar ideal diri yang didasarkan pada batas
kemampuan
c. Harga diri
Harga diri merupakan suatu penilaian individu terhadap dirinya
sendiri mengenai hasil dan pencapaian untuk memenuhi standar
ideal dirinya. Seseorang akan merasa harga dirinya naik saat
mencapai suatu keberhasilan tetapi jika seseorang mengalami
suatu kegagalan makan harga dirinya akan mengalami
penurunan. Menurut Suhron (2016) harga diri seseorang
memiliki dua kondisi sebagai berikut :
1. Harga diri lemah
Individu memiliki harga diri lemah apabila memiliki citra
diri yang negatif dalam dirinya sehingga konsep dirinya
buruk dan menjadi penghalang dalam membentuk suatu
hubungan antar individu. Disisi lain orang dengan harga diri
lemah seringkali menghukum dirinya sendiri karena
ketidakmampuan dalam berinteraksi dan larut dalam
penyesalan.
2. Harga diri kuat
Individu yang memiliki harga diri kuat biasanya akan
mampu membina relasasi dengan baik dan sehat dengan
orang lain. Hal tersebut terjadi karena individu tersebut
merasa dicintai dan dihargai oleh orang lain.
d. Peran diri
Peran diri merupakan serangkaian perilaku, pola sikap, tujuan,
dan nilai yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan
norma budaya yang berlaku.
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap
peran :
1. Kejelasan pengetahuan dan perilaku yang sesuai dengan
peran
2. Tanggapan yang konsisten dari orang-orang yang berarti
terhadap perannya
3. Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang
diembannya
4. Keselarasan norma budaya dan harapan individu terhadap
perilaku
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan
peran yang tidak sesuai
e. Identitas diri
Identitas diri merupakan kesadaran diri yang didapatkan dari
pengakuan individu yang utuh serta berbeda dengan orang lain
dan mengakui jenis kelamin sendiri. Adapun ciri-ciri identitas
diri menurut Sunaryo (2013) sebagai berikut:
1. Memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri sebagai
individu yang utuh dan berbeda dari orang lain
2. Menilai dirinya sendiri sesuai dengan penilaian orang lain
3. Menyadari dan mengakui jenis kelamin
4. Menyadari hubungan-hubungan yang terjadi dimasa lalu,
sekarang, dan yang akan datang
5. Mencapai aspek dalam dirinya dipandang sebagai suatu
keselarasan dan keserasian
6. Memiliki tujuan hidup yang dapat direalisasikan
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor Biologis
Faktor biologis terjadinya harga diri rendah adalah pasien yang
memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya (75%), sebagian
kecil memiliki riwayat genetik (25%). Faktor genetik berperan
dalam mencetuskan terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
Menurut Sadock dan Sadock (2007), seseorang yang beresiko
10% jika salah satu orang tua menderita gangguan dan jika kedua
orang tua memiliki gangguan jiwa maka resiko akan lebih besar
menjadi 40%.
2) Faktor Psikologis
Pasien yang diberikan terapi kognitif memiliki riwayat psikologis
kurang percaya diri. Menurut Stuart (2016) bahwa faktor
psikologis meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian,
moralitas, pengalaman masa lalu, koping dan keterampilan
komunikasi secara verbal mempengaruhi perilaku seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain.
3) Faktor Sosial
Pasien yang diberikan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga
memiliki masalah sosial yang sangat berpengaruh yaitu tidak
memiliki teman (85%), konflik keluarga (80%), dan status
ekonomi rendah (70%). Menurut Towsend (2007) menyatakan
bahwa status sosio ekonomi yang rendah lebih banyak mengalami
gangguan jiwa dibandingkan tingkat sosio ekonomi tinggi.
Isolasi sosial
2.1.12 Penatalaksanaan
a. Psikofarmako
Berbagai obat psikofarmako dibagi dalam dua golongan yaitu
golongan pertam (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongan pertama misalnya Chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Halloperidol. Sedangkan obat yang termasuk
golongan kedua misalnya Risperidone, Olazapine, Quantiapine,
Glanzapine, dan Aripriprazole (Prabowo, 2014)
b. Psikoterapi
1) Terapi okupasi
Terapi terarah bagi pasien dengan menggunakan aktivitas dan
media sebagai perantaranya. Aktivitas tersebut berupa kegiatan
yang sudah direncanakan sesuai dengan tujuan.
2) Terapi psikososial
Rencana pengobatan harus ditujukan sesuai dengan kemampuan
dan kekurangan pasien, selain itu sebagai strategi penurunan stres,
mengenal masalah, dan keterlibatan kembali pasien dalam
aktivitas.
3) Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu penderita misalnya psikoterapi
suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang
praktis.
Penatalaksanan pada pasien dengan masalah harga diri rendah
diberikan terapi generalis dan spesialis untuk melatif pasien dalam
mengidentifikasi kemampuan positif pasien tersebut. Terapi spesialis yang
diberikan pada kelompok adalah terapi supportif (supportive therapy) dan
kelompok swabantu (self-help grup). Sedangkan untuk terapi pada
keluarga adalah triangle therapy dan pada terapi individu adalah
logotherapy dan terapi kognitif (cognitive behavior therapy)
a. Terapi kelompok: supportive therapy dan self-help grup
Terapi ini memberikan individu kesempatan untuk melakukan
sharing terhadap masalah yang sama dan bagaimana mekanisme
penyelesaiannya.
b. Terapi keluarga: triangle therapy dan psikoedukasi
Dengan sistem support dan pengetahuan baru pada perawatan
pasien dengan masalah harga diri rendah dapat membantu
pemulihan pasien dengan gangguan harga diri rendah, selain itu
terapi keluarga memiliki tujuan untuk mengoptimalkan proses
kesembuhan dan membantu kemampuan adaptif pasien.
c. Terapi individu: logotheraphy dan cognitive behavior therapy
Dalam terapi ini difokuskan untuk mempertahankan kehidupan
pasien untuk mendapatkan kekuatan pendorong positif dan
menemukan arti makna hidup dalam dirinya.
2.2 Writing Exploring
2.2.1 Definisi
Menulis ekspresif merupakan suatu teknik menulis tentang
pengalaman yang mengganggu pikiran dalam waktu 15-30 menit sehari
selama tiga atau empat hari. Kegiatan sederhana ini bermanfaat untuk
memperbaiki kesehatan fisik dan mental seseorang selama berminggu-
minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa saja bertahun-tahun. Terapi ini
merupakan teknik penulisan singkat yang membantu seseorang memahami
dan mengatasi gejolak emosional dalam kehidupan mereka (Pennebeker &
Smyth, 2016). Writing exploring merupakan terapi untuk menuliskan atau
mencurahkan segala pikiran yang ada berhubungan dengan kejadian
traumatis yang dialami maupun impian yang ingin dicapai dimasa yang
akan datang (Purnamarini, Setiwan, & Hidayat, 2016). Writing exploring
adalah suatu teknik menulis yang mendalam dan bermakna tentang sebuah
topik pribadi yang signifikan dapat berupa peristiwa traumatis atau
peristiwa yang mengganggu perasaan seseorang (Shen, Yang, Zhang, &
Zhang, 2018).
Kegiatan writing exploring dapat membantu individu untuk
menghadapi peristiwa maupun perasaan yang menjengkelkan. Menuliskan
perasaan dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang membuat individu
belajar untuk menemukan cara dalam mengatasi masalah yang dhadapi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan pada
remaja yang mengalami harga diri rendah adalah dengan mengeksplorasi
aspek positif yang dimiliki oleh remaja dengan cara terapi menulis. Terapi
menulis dapat membantu remaja untuk mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan
mengungkapan permasalahan yang ada pada remaja secara verbal. Karena
terapi ini memfasilitasi individu untuk merubah kognitifnya, meregulasi
emosi menjadi lebih baik, meredakan tekanan emosional, serta memberi
kesempatan untuk fokus tujuan dan perilakunya (Kaufman & Kaufman,
2009)
2.2.2 Tujuan
1) Eksplorasi
Tujuan writing exploring antara lain :
a. Membantu untuk menyalurkan ide, perasaan, dan harapan subyek
ke dalam suatu media yang bertahan lama dan akan membuat
subjek tersebut aman
b. Membuat mengurangi tekanan yang ada pada dirinya sehingga
membantunya untuk mereduksi stres yang selama ini
mengganggunya
c. Meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang lain
d. Meningkatkan kreatifitas dan harga diri
e. Menurunkan ketegangan
f. Membantu individu untuk memahami dirinya sendiri dengan lebih
baik dan menghadapi depresi, kecemasan, dan distrees yang
berlebihan
2.2.3 Manfaat
Manfaat writing exploring antara lain :
1) Merubah sikap dan perilaku
2) Meningkatkan kreativitas
3) Membantu mengurangi obat-obatan
4) Mengurangi intensitas untuk terapi ke dokter
5) Mengurangi tekanan atau kecemasan yang dihadapi
6) Meningkatkan psikologis dan meningkatkan perasaan bahagia
2.2.4 Tahapan
a. Recognition atau Initial Write
Recognition atau initial write adalah tahap pertama dalam sesi
menulis yang bertujuan untuk mengevaluasi perasaan
responden, membuka imajinasi responden, dan memfokuskan
pikiran respondeb untuk relaksasi. Pada fase ini responden
menuliskan kata-kata, frase secara bebas tanpa memperhatikan
tata bahasa.
Responden yang
1. memiliki masalah
Responden Pemberian intervensi:
2. pada :
dengan masalah Expressive Writting
Gambaran diri
harga diri Therapy
Peran diri
Identitas diri
Ket :
: intervensi