Kamu mungkin sering menilai diri sendiri : Apa, Siapa, dan bagaimana diri saya.
Pandangan tentang diri sendiri ini sering terbersit didalam hati. Sebenarnya pertanyaan apakah
itu?.Pertanyaan semacam ini merupakan suatu bentuk pencarian konsep diri.
Usia remaja merupakan saat pengenalan pertemuan identitas diri dan pengembangan diri.
Pandangan tentang diri sendiri yang sudah berkembang pada masa anak-anak, makin menguatmasa
remaja. Hal ini seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup atas dasar kenyataan-
kenyataan yang dialami. Sema ini membuat remaja bisa menilai dirinya sendiri baik, dan juga
sebaliknya, kurang baik .
B. Pengertian dan macam-macam konsep diri
Para ahli piskologi dan komunikasi memberikan rumusan tentang konsep diri sebagai berikut:
- Konsep diri adalah gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan, atau perasaan
seseorang tentang dirinya sendiri (R.H.Dj. Sinurat)
- Konsep diri adalah penghargaan diri, nilai diri, atau penerimaan diri. Konsep diri meliputi
senmua keyakinan dan penglihatan tentang diri sendiri. Hal ini akan menentukan sikap kita
dalam kenyatan, tapi juga menetukan sikap kita menurut pikiran sendiri (Burns). Pandangan
dari kita sendiri atas pribadi kita dan pandangan masyarakat atas pribadi kita.
- Konsep diri emosional dan konsep diri akademis. Dengan sudut pandang ini kia bias
membedakan pandangan diri sendiiri yang diperbaharui oleh perasaan/factor.
C. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri bukanlah bawahan lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia mengenal
lingkungan hidupnya, sejak itu pula ia belajar banyak hal temntang kehidupan.
Berdasarkan pengalaman hidupnya, seseorang akan mendapatkan konsep dirinya berdasarkan
berbagai factor. Menurut E.B Horlock, seseorang fiskolog, factor-faktor itu aalah bentuk tubuh,
cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, intelegasi kecerdasan, taraf
aspirasi/cita-cita,emosi,jenis/gengsi sekolah,status sosial,ekonomi keluarga, teman-teman, dan
tokoh/orang yang berpenaruh.
Apabila berbagai factor itu cenderung menimbulkan persaan positif (bangga, senang), maka
muncullah konsep diri yang positif. Pada masa kanak-kanak, seseorang biasanya cenderung
menganggap benar apa sasa yang dikatakan oleh orang lain. Jika seprang merasa diterima, dihargai,
dicintai, maka anak itu akan menerima, menghargai, dan mencintai dirinya (Berkonsep positif).
Sebaliknya jika seseorang yang berpengaruh disekelilingnya (Orang tua, guru, orang dewasa
lainnya, dan teman-temannya) ternyata meremehkan, merendahkannya, mempermalukan, dan
menolaknya, maka pengalaman itu akan disikapi dengan negatif (Memunculkan konsep diri
negatif).
Menurut Taylor. Konsep diri merupakan inti dari kepribadian. Ada lima pengaruh konsep diri
terhadap komonikasi dalam hidup.
1. Seseorang cenderung melihat dirinya seperti yang dilihat dan dikatakan atau diharapkan orang
lain.
2. Seseorang cenderung bertingkah laku sesuai dengan yang dilihat dan dikatakan atau diharapkan
oleh orang lain. Sesuatu yang diharapkan dan diyakini tentang diri cenderung menjadi
kenyataan.
3. Seseorang, melalui konsep dirinya akan menyaring untuk melihat, mendengar, memberikan
penilaian dan memahami segala sesuatu (perasaan) yang berbeda di dalam atau berasal dari luar
dirinya.
4. Seseorang berkonsep diri positif cenderung membuka dirinya secara wajar pada orang lain,
sedangkan yang berkonsep diri negative biasanya cenderung tertutup. Orang yang memiliki
konsep diri negative biasanya sulit membuka diri, sulit dalam berbicara dengan orang lain, sulit
mengakui kesalahan, sulit menerima kritik dari orang lain, sulit mengemukakan gagasan atau
ide ( apalagi yang berbeda dengan orang lain), merasa tidak aman, merasa takut kalau-kalau
orang lain tidak menyukai pendapatnya, dan merasa berharga dan tidak mampu, serta
kehilangan kepercayaan diri.
5. Seseorang berkonsep diri positif cederung merasa senang akan dirinya dan mersa yakin bahwa
ia mampu menghadapi berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan hidup dan memiliki
kepercayaan diri.
E. Usaha-Usaha untuk mengembangkan konsep diri Remaja
Remaja adalah pribadi yang sedang berkembang menuju klematangan diri, kedewasaan. Untuk itu,
remaja perlu membekali diri dengan pandangan yang tentang konsep diri. Remaja perlu menyadari
diri memiliki konsep diri positif. Remaja perlu menjadi diri yang efek agar dapat mempengaruhi
rnag lain utuk memiliki konsep diri yang positif. Remaja perlu menjadi diri yang mampu
menciptakan inspirasi social yang saling mempercayai, saling terbuka, saling memperhatikan
kebutuhan teman, dan saling mendukung.
Refleksi
Bagaimanakah selama ini kamu menilai diri sendiri? Positif atau negatife? Menurutnu, bagaimana teman-
teman menilai dirimu? Apakah konsep idealmu? Bagaimana pula konsep diri riilmu?
Aktivitas -----------------------------------------------------------------------------------------
Tugas 1.
Pada kegiatan ini kita akan belajar meneliti dan mengungkapkan konsep diri. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini dengan jujur!
2. Bagaimana sikapmu terhadap anggota keluarga? Aspek positif apa yang kamu peroleh
dari sikap tersebut?
3. Bagaimana penilaianmu terhadap keadaan fisikmu? Unsur positif apa yang bias kamu
petik atas kedaaan tersebut?
4. Apa yang kamu rasakan dalam hal kematangan biologismu? Apakah kamu termasuk
yang tumbuh dengan cepat, biasa saja, atau lambat? Bagaimana kamu menyikapinya
7. Apa sikapmu terhadap tuntutan dari sekolahatau guru-gurumu? Pengaruh positif yang
kamu rasakan?
9. Bagaimana caramu menerima pendapat dari teman-teman? Pengaruh positif apa yang
kamu rasakan dari pendapat teman-temanmu?
10. Bagaimana kamu menyikapai kedaan ekonomi keluargamu secara positif?
11. Adakah masalah-masalah pribadi dengan anggota keluarga lainnya? Bagaimana hal
itu kamu atasi secara positif?
12. Bagaimana sikap teman-teman sebaya terhadapmu? Apa pengaruh positif dari sikap-
sikap teman sebayamu itu?
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang konsep dirimu? Apakah kamu memiliki konsep diri yang
positif atau negatif? Siapa saja yang paling berpengaruh terhadap pembentukan konsep dirimu?
Kegiatan 6
Standar kompetensi /
Tugas Perkembangan Mencapai kematangan tentang gambaran dan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan
Ekonomi sehiungga menjadi bekalyang baik untuk menjadi
pribadi yang bermutu
A. Pentingnya Motivasi
Seorang tokoh bernama Ferdinand Foch mengatakan bahwa senjata yang paling ampuh di dunia ini
adalah jiwa manusia yang terbakar menyala-nyala. Ini adalah : ungkapan tentang motivasi.
Motivasi dapat mengalahkan ketakutan, kemalasan dan kekalahan.
Dorongan yang kuat dari dalam diri akan memunculkan energi untuk terus berusaha mencapai
keberhasilan yang diinginkan. .Pada saat belajar atau mengerjakan tugas, ada saat ketika kita
bersungguh-sungguh, dan ada pula saat sebaliknya. Itu semua dipengaruhi oleh motivasi dari dalam
diri kita sendiri. Meskipun keberhasilan sebagai siswa ditentukan oleh strategi belajar dan
kemampuan dasar yang dimiliki, motivasilah sebgai pemicu energy untuk berprestasi.
Di sekolah, motivasi menjadi dasar yng amat penting untuk pencapaian keberhasilan tujuan
pendidikan dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Motivasi siswa untuk belajar membuat ia
memiliki keinginan kuat untuk mengikuti dan menghargai segala kegiatan yang berhubungan
dengan proses belajar.
Intelegensi atau kemampuan intelektual dan bakat merupakan factor penting untuk mencapai suatu
prestasi. Namun, keduanya tidak akan bermanfaat apabila seseorang tidak memiliki motivasi yang
memadai.
1. Belajar apa saja dari setiap situasi 1. Tidak dapat melihat adanya potensi
belajar
2. Mengunakan apa yang dipelajari untuk 2. Mengabaikan kesempatan untuk
keuntungan pribadi berkembang dari suatu pengalaman
belajar
3. Menguayakan agar segalanya terlaksana 3. Membiarkan segalanya terjadi
4. Bersandar pada kehidupan 4. Menarik diri dari kehidupan
Seorang pembelajar adalah pribadi yang mau dan dapat memanfaatkan banyak hal sebagai
sumber belajar.
Seorang pembelajar menyadari bahwa pa yang ia pelajari akan bermanfaat bagi kehidupannya
sekarang dan masa depan, secara langsung atau tidak langsung.
Seorang pembelajar akan termotivasi pula untuk mencoba menerapkan pemahaman dari banyak hal
yang ia pelajari dalam kehidupannya. Ia mampu mencari peluang untuk memanfaatkan
pengetahuannya bagi perkembangan diri sehingga dapat meningkatkan mutu hidupnya.
Seorang pembelajar melihat kehidupan itu sesuatu yang menarik dan member arti penting bagi
dirinya dan orang lain. Ia menikmati kehidupan dan meraih manfaatnya. Kehidupan diisi dengan
banyak hal yang berguna.
Yakinlah dirimu! Kalau kamu ingin mencapai tujuan yang kamu inginkan. Motivasilah dirimu!
Untuk itu, pola belajar aktif harus menjadi pegangan dan dijadikan prinsip hidup. Motivasimu
adalah modal dasar meraih prestasi.
Refleksi
Bagaimana cara belajarmu selama ini? Pola belajar yang manakah yang telah kamu terapkan?
Ceritakanlah di selembar kertas atau di depan! Jangan ragu meminta masukan dari teman-temanmu!
Aktivitas -----------------------------------------------------------------------------------------
Tugas 1.
Mari kita teliti lebih dalam motivasi belajar kita!
2. Keluarga
.3. Sekoah
4. Diri sendiri
Tugas 2
Alasan
Alasan
Alasan
Alasan
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang dirimu berdasarkan realita diatas?
Diskusi
Bayangkanlah bahwa kamu hidup di sebuah tempat yang tengah dilanda peperangan atau bencana alam.
Semua Fasilitas sekolah rusak. Bagaimana kamu memotivasi diri untuk terus belajar dan mencapai cita-
cita? Diskusikanlah
Kegiatan 7
Standar kompetensi /
Tugas Perkembangan - Mencapai kematangan dalam hal hubungan antar teman sebaya
dan perannya sebagai pria dan wanita sehingga terjalin
komunikasi yang saling menguntungkan
- Mencapai kematangan dalam bertingkah laku yang dapat
diterima oleh masyarakat dengan cara berkomunikasi dan
berhubungan dengan orang lain secara efektif dan bermakna
- Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi, dan seni
sehingga dapat berperan di masyarakat yang lebih luas dengan
cara memanfaatkan sarana komunikasi yang ada secara sehat
A. Pengertian Komunikasi
Disarikan dari berbagai pandangan para ahli ilmu komunikasi, secara luas komunikasi dapat
diartikan sebagai bentuk tingkah laku seseorang, baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi
oleh orang lain, tidak sekedar pertukaran kata atau ungkapan pesan tertentu. Pesan yang dikirimkan
seseorang kepada orang lain atau sejumlah penerima melalui tingkah laku tersebut dengan sadar
dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah laku atau sikap dan mengubah opini atau pandangan
orang lain.
Ada tiga unsur utama dalam komunikasi yaitu :
1. Orang yang menyampaikan pesan dalam komunikasi yang dikenal dengan istilah komunikator.
2. Pesan komunikasi itu sendiri
3. Penerima pesan komunikasi, yang dikenal dengan istilah komunikan.
Terlepas dari ketiga unsur tersebut, harus disadari bahwa media komunikasi (bias dalam
bentuk lisan, tulisan, atau bahasa tubuh) juga tidak kalah pentingnya. Hal ini terlihat jelas misalnya
dalam dunia bisnis. Keberhasilan pemasaran sebuah produk tidak terlepas dadri media iklan yang
digunakan, seperti televise, radio, atau media iklan luar ruang.
B. Kepada Siapa Kita Berkomunikasi?
Komunikasi yang paling banyak terjadi dan mudah dilihat adalahkomunikasi antarmanusia.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa komunikasi pun bias dilakukan dengan objek yang
lain. Manusia membutuhkan dan melakukan komunikasi terhadap dirinya sendiri, orang lain,
mahluk hidup lainnya, dan kepada Tuhan.
Ketika manusia menimbang dan ingin mengambil suatu keputusan tertentu yang selaras dengan
nuraninya, berarti ia sedang berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Proses pertimbangan dan
perenungan diri sebelum mengam,bil sikap atas keputusan adalah bentuk komunikasi pribadi.
Hampir setiap hari kita berkomunikasi dengan orang lain. Kita berkomunikasi dengan orang
tua, anggota keluarga, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat lainnya. Komunikasi tersebut
dilakukan dengan berbagai cara, seperti percakapan berhadapan muka, surat, hingga penggunaan
teknologi komunikasi (seperti telpon,dan e-mail).
Manusia pun dapat berkomunikasi dengan mahluk lain, seperti hewan atau tumbuhan. Merawat
hewan peliharaan atau tanaman hias, misalnya memerlukan teknik tertentu. Ada istilah
“Berkomunikasi dengan alam”. Istilah ini banyak digunakan oleh orang-orang yang mempraktikkan
meditasi atau hal-hal yng bersifat psikologis //spiritual lain. Inilah contoh komunikasi manusia
dengan mahluk yang lainnya.
Doa dan ibadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan agama atau kepercayaan yang
dianut, membaca dan memahami kitab suci agama yang dianut, serta manjalankannya, adalah
bentuk nyata komunikasi manusia dengan Tuhan.
C. Komunikasi Antarpribadi
Ada lima tingkatan komunikasi antarpribadi menurut Powell.
1. Tingkat kelima, yaitu basa-basi itu-itu saja. Pada tingkat ini, muncul ungkapan basa-basi
seperti : Apa kabar? Akan pergi ke mana? Singgah dulu sebentar! Dan sejenisnya. Tingkat ini
berada pada sikap berpura-pura, bersandiwara, berbicara sekedar untuk sopan santun.
2. Tingkat keempat, yaitu membicarakan orang lain. tidak membuka sedikit pun diri kita kepada
orang lain; tingkat ini lebih banyak membicarakan orang lain (gossip)
3. Tingkat ke tiga, yaitu menyatakan gagasan atau pendapat, hubungan yang lebih erat
antarpribadi sudah terjalin. Pribadi yang berkomunikasi sudah berani menyatakan kepada orang
lain beberapa gagasan, pendapat, dan keputusan sekalipun masih dengan berhati-hati. Orang-
orang yang terlibat komunikasi masih berusaha untuk menjadi apa yang diinginkan atau yang
menyenangkan orang lain.
4. Tingkat ke dua, yaitu perasaan atau tingkat hati, yang paling membedakan orang yang satu
dengan orang lain adalah perasaan atau emosi. Pengungkapan perasaan inilah yang membuat
hubungan antarpribadi merupakan pengalaman yang unik. Pada tingkat ini, kalau “aku”
sungguh-sungguh menghendaki agar “anda” mengenal aku, maka “aku” harus bercerita tantang
“isi hatuku, bukan hanya tentang “isi kepalaku”. Pada tingkat ini kita mudah mempunyai
gagasan, pikiran dan keyakinan yang sama, tetapi perasaan-perasaan yang ada di baliknya
adalah khas kepunyaan setiap pribadi (aku). Tingkat ini mengenalkan diri dengan lebih
mendalam kepada orang lain, dan sebaliknya.
5. Pada tingkat pertama, yaitu hubungan puncak, ada persatuan perasaan/emosi. Hubungan yang
terjadi sungguh-sungguh, terbuka jujur, dan membahagiakan. Ini dapat terjadi pada sahabat-
sahabat karib atau pasangan dalam perkawinan.
Komunikasi sudah dianggap mendekati ideal, atau lebih dari cukup jika telah mencapai tingkat
kedua. Hal ini karena pada tingkat tersebut afeksi atau sikap sudah terbentuk.
Ketiga efek di atas saling berhubungan satu sama lain. Efek konatif tercapai jika efek kognitif
dan efektif tercapai. Komunikasi akan berhasil secara efektif apabila komunikator mengunakan
bahasa yang baik,benar, dan dapat dimengerti; pemberi pesan adalahorang yang dapat dipercaya;
pesan yang disampaikan adalah sesuatu yang berguna; pesan disampaikan secara jelas, menarik,
dan objektif; menggunakan media/sarana/lambing-lambang/ekspresi tubuh yang tepat dan sesuai
dengan situasi dan kondisi; ada keserasian antara pemberi dan penerima pesan; dan ada
lingkungan atau suasana yang cukup mendukung.
Refleksi
Adakah pengalaman berkesan tentang komunikasimu dengan teman-teman, keluarga, guru, atau anggota
masyarakat yang lain? Mungkin tentang miskomunikasi, salah paham, atau hal-hal yang lain? Ceritakanlah
diselembar kertas atau di depan kelas! Jangan ragu meminta masukan dari teman-temanu!
Aktivitas -----------------------------------------------------------------------------------------
Tugas 1.
Pengalamanmu
Tugas 2.
Berilah tanda cek pada kolom yang adasesuai dengan tingkatan yang kamu alami dalam berkomunikasi
antarpribadi dengan orang-orang yang disekelilingmu. Berilah alas an singkat!
1. Ayah
Alasan:
2. Ibu
Alasan:
3. Kakak/adik
Alasan:
4. Saudara lain
Alasan:
5. Kakek/nenek
Alasan:
Alasan:
7.
Alasan:
8.
Alasan:
9.
Alasan:
10.
Alasan: