Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Tentang

TEORY JOHARY WINDOW

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah pembelajaran
keterampilan komunikasi dalam praktekk kebidanan

Disusun oleh :

MELA MELDA YANTI

Dosen Pengampu:

Maya Fernada Dielsa, S.ST, M.Keb

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) PADANG

AKADEMI KEBIDANAN PASAMAN BARAT (AKBID PASBAR)

TAHUN AJARAN 2020 M /1442 H


Kata Pengantar
Alhamdulilla, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari
golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
keterampilan komunikasi dalam praktek kebidanan Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untk menambah wawasan tentang teory johary window bagi para
pembaca dan bagi penulis sendiri.

Saya mengucapkan terimakasih kepada ibuk Maya Fernanda Dielsa, S.ST,


M.Kep selaku dosen bidang studi keterampilan komunikasi dalam praktek
kebidanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang kami miliki ini. Oleh sebab itu,
kai membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas dikemudian hari.

Pasaman, 09 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian teory johary window.........................................................................3
B. Aspek manusia......................................................................................................5
C. Ciri membuka diri................................................................................................7
D. Kendala/Hambatan dalam Membuka Diri.........................................................9
E. Panduan umum membuka diri.........................................................................10
F. Prinsip berfungsinya 4 kuadran adalah :.........................................................10
BAB III: PENUTUP.......................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................................13

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antar pribadi dapat berlangsung dalam situasi yang akrab, intik
dan berlangsung dalam tempo yang lama, tetapi juga tidak jarang kita
temui hubungan antarpribadi antara sesorang dengan orang lain hanya
berlangsung singkat dan kurang akrab. Sehubungan dengan itu maka
diperlukan upaya untuk mengembangkan hubungan antarpribadi agar
hubungan mereka dapat kontribusi yang positif terhadapa perkembangan
diri sesorang. Upaya tersebut dapat dikembangkan melalui teori-teori
pengembangan antar pribadi. Adapun salah satu teori pengembangan
antarpribadi secara ringkas yakni teory johary window.
Window atau jendela merupakan suatu hal yang menggambarkan bahwa
teori ini memiliki empat bagian seperti jendela. Johari merupakan
singkatan dari dua orang yang menciptakan teori tersebut, yaitu “Jo”
berarti Joseph dan “Hari” berarti Harrington. Komunikasi merupakan
proses pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada
komunikan untuk mencapai makna yang sama. Komunikasi membutuhkan
umpan balik dari seseorang yang artinya bahwa komunikasi tersebut dapat
berjalan dengan baik. Komunikasi yang baik membutuhkan penerapan
teori jendela Johari yang berfungsi untuk memahami perasaan, kesadaran,
dan tingkah laku lawan bicara agar terjalin komunikasi yang efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teory Johari window
2. Apa aspek diri manusia
3. Apa Ciri membuka diri
4. Apa Akibat membuka diri
5. Apa Hambatan membuka diri
6. Bagaiman Panduan umum membuka diri
7. Apa Prinsip berfungsinya 4 kuadrant
C. Tujuan

2
1. Mengetahui metode teory johary window
2. Mengetahui penerapan dari teory johary window

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian teory johary window
Teori Johari window atau jendela Johari merupakan sebuah teori yang
digunakan untuk membantu orang dalam memahami hubungan antara dirinya
sendiri dan orang lain. Teori ini digagas oleh dua orang psikolog Amerika,
yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun 1955. Teori Johari
window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku maupun pikiran
yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain. Teori jendela
Johari berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory yang berhubungan
dengan kesadaran dan perasaan manusia. Pelatihan atau training dalam teori ini
biasanya menggunakan 55 kata sifat yang akan diberikan kepada dua peserta
yang berpasangan. Masing-masing peserta akan diperintahkan untuk memilih
lima atau enam kata sifat yang dapat mendeskripsikan kepribadiannya masing-
masing. Kemudian kata-kata yang sudah dipilih akan di petakan dalam sebuah
jaringan.
Window atau jendela merupakan suatu hal yang menggambarkan bahwa
teori ini memiliki empat bagian seperti jendela. Johari merupakan singkatan
dari dua orang yang menciptakan teori tersebut, yaitu “Jo” berarti Joseph dan
“Hari” berarti Harrington. Komunikasi merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai makna
yang sama. Komunikasi membutuhkan umpan balik dari seseorang yang
artinya bahwa komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Komunikasi
yang baik membutuhkan penerapan teori jendela Johari yang berfungsi untuk
memahami perasaan, kesadaran, dan tingkah laku lawan bicara agar terjalin
komunikasi yang efektif.
Konsep teori Johari window digunakan untuk menciptakan hubungan
intrapersonal dan interpersonal, yaitu hubungan pada diri sendiri dan hubungan
antara diri sendiri dan orang lain. Konsep teori jendela Johari ini memiliki

3
4

empat kamar atau empat perspektif yang masing-masing memiliki istilah dan
makna yang berbeda, dimana setiap makna mengandung pemahaman-
pemahaman yang mempengaruhi pandangan seseorang. Apakah perilaku,
perasaan, dan kesadaran yang dimiliki hanya dapat dipahami oleh dirinya
sendiri, hanya dipahami oleh orang lain, atau keduanya dapat memahaminya.
Adapun konsep teori jendela Johari ini terbagi menjadi empat bagian di
antaranya sebagai berikut:
1. Open self
Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana seseorang
saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada wilayah
terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan, kesadaran,
perilaku, dan motivasi. Open self dalam ilmu psikologi digambarkan dengan
sifat extrovert pada diri seseorang.
Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin komunikasi
dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi antara individu
atau kelompok untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Seseorang yang
berada dalam wilayah terbuka ini seperti ketika baru mengenal seseorang, ia
lebih cenderung melemparkan senyum, menyapa lebih awal, menjabat
tangan, dan lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri. (Baca
juga: Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi)
2. Blind self
Blind self  atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang
tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering
terjadi dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman
atau permasalahan lainnya.
Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat menciptakan
komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan. Misalnya,
orang yang biasanya bersikap ‘sok’ asik ketika bertemu dengan orang baru,
padahal dirinya sendiri merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak dapat
menilai dirinya sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia
5

miliki, tetapi orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai
orang yang ‘munafik’. (Baca juga: Model Komunikasi)
3. Hidden self
Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana
seseorang memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan
sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang
lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat, perilaku, motivasi, atau
pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu
dapat terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti
masalah keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa
malu, takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut kepada
orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya,
sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat
seseorang berada di wilayah terbuka.
b. Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi
hanya pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada
di wilayah rahasia. (Baca juga: Dasar Komunikasi)
4. Unknown self
Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi seseorang yang
tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat
mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah yang tidak dapat
menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif karena keduanya sama-
sama merasa tidak ada pemahaman. Unknown self  disebut juga sebagai
konsep diri tertutup atau introvert, dimana seseorang tidak mau menerima
masukan atau feedback dari orang lain. (Baca juga: Unsur Komunikasi)
B. ASPEK MANUSIA
1. Aspek fisiologis
Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur-unsur fisik, sepertiwarna
kulit, bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka (tampan, cantik, sedang,
atau jelek), memiliki kondisi badan yang sehat, normal/cacat dan
6

sebagainya. Karakteristik fisik mempengaruhi bagaimana seseorang menilai


diri sendiri; demikian pula tak dipungkiri bahwa orang lain pun menilai
seseorang diawali dengan penilaian terhadap hal-hal yang bersifat fisiologis.
Walaupun belum tentu benarmasyarakat seringkali melakukan penilaian
awal terhadap penampilan fisik untuk dijadikan sebagai dasar respon
perilaku seseorang terhadap orang lain.
2. Aspek Psikologis
Aspek-aspek psikologis (psychological aspect) meliputi tiga hal yaitu:
a. kognisi (kecerdasan, minat dan bakat, kreativitas, kemampuan
konsentrasi),
b. afeksi (ketahanan, ketekunan dan keuletan bekerja, motivasi
berprestasi, toleransi stress) maupun
c. konasi (kecepatan dan ketelitian kerja, coping stress, resitiensi).
Pemahaman dan penghayatan unsur-unsur aspek psikologis tersebut
akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Penilaian yang
baik, akan meningkatkan konsep diri yang positif (positive self-
concept), sebaliknya penilaian yang buruk cenderung akan
mengembangkan konsep diri yang negatif (negative self concept).
3. Aspek Psiko-sosiologis
Yang dimaksud dengan aspek psiko-sosiologis (psych osocioloyico /
aspect) ialah pemahaman individu yang masih memiliki hubungan dengan
lingkungan sosialnya. Aspek psiko-sosiologis ini meliputi 3 (tiga) unsur
yaitu: (1) orangtua saudara kandung, dan kerabat dalam keluarga, (2)
teman-teman pergaulan (peer-group) dan kehidupan bertetangga, (3)
lingkungan sekolah (guru, teman sekolah, aturanaturan sekolah). Oleh
karena itu, seseorang yang menjalin hubungan dengan lingkungan sosial
dituntut untuk dapat memiliki kemampuan berinteraksi sosial (social
interaction), komunikasi, menyesuaikan diri (adjustment) dan bekerja
sama (cooperation) dengan mereka.
Tuntutan sosial secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
agar individu mentaati aturan-aturan sosial. Individu pun juga
7

berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui lingkungan


sosialnya. Dengan demikian terjadi hubungan
mutualisme antara individu dengan iingkungan sosialnya.
4. Aspek Psikoetika dan Moral
Aspek psikoetika dan moral (moral aspect) yaitu suatu kemampuan
memahami dan melakukan perbuatan berdasarkan nilai-nilai etika dan
moralitas. Setiap pemikiran, perasaan, dan perilaku individu harus
mengacu pada nilai-nilai kebaikan, keadilan, kebenaran, dan kepantasan.
Oleh karena itu, proses penghayatan dan pengamatan individu terhadap
nilai-nilai moral tersebut menjadi sangat penting, karena akan dapat
menopang keberhasilan seseorang dalam melakukan kegiatan
penyesuaian diri dengan orang lain. Ada beberapa aspek aspek menurut
pandangan Berk (dalam Dariyo, 2007) terdiri atas 4 aspek yaitu :
a) Aspek fisik; meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu
yang dimilikinya.
b) Aspek sosial; meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan
oleh individu di lingkungan kelurga, teman, dan kemampuan
interaksi sosialnya
c) Aspek moral; meliputi berdasarkan nilai-nilai etika dan moralitas.
Setiap pemikiran, perasaan, dan perilaku individu harus mengacu
pada nilai- nilai dan kepantasan.
d) Aspek psikis; meliputi kognisi , afeksi, konasi
C. Ciri membuka diri
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) Pembukaan diri atau self-
disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi
yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu atau
yang berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini tersebut.
Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih
melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain
perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau
perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
8

Membuka diri adalah mengemukakan bagaimana reaksi terhadap situasi yang


dialami saat ini dan memberikan informasi yang relevan mengenai masa lalu
sebagai usaha untuk memahami mengapa pada saat ini muncul reaksi tertentu.
Artinya dalam membuka diri seseorang membagi perasaannya dengan orang
lain terhadap peristiwa yang baru saja terjadi, atau pada apa yang baru saja
dilakukan dan dikatakan orang lain.
keterbukaan memiliki ciri-ciri:
1. Menilai pesan berdasarkan motif pribadi.
2. Berpikir simplitis (tanpa nuansa).
3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan.
4. Mencari informasi tentang kepercayaan oranglain dari sumbernya sendiri
bukan dari sumber kepercayaan oranglain.
5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem
kepercayaannya
6. Menolak mengabaikan mendistorsi dan menolak pesan yang tidak
konsisten dengan sistem kepercayaannya.
Manfaat Membuka Diri
 Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua
orang.
 Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain
tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, Ia akan semakin membuka
diri terhadap diri kita.
 Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung
memiliki sifat : terbuka, kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif dan
intelegen.
 Pembukaan diri merupakan dasar relasi komunikasi intim dengan diri
sendiri dan orang lain
 Membuka diri berarti bersikap realistis. Maka pembukaan diri harus jujur,
tulus, dan autentik.
Faktor-faktor diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
9

1) Efek Diadik, Keterbukaan diri kita mendorong lawan komunikasi kita


dalam komunikasi atau interaksi di antara dua orang (dyad) untuk
membuka diri juga. Inilah yang dinamakan efek diadik itu.
2) Ukuran Khalayak, Keterbukaan diri lebih besar kemungkinannya terjadi
dalam komunikasi dengan khalayak kecil. Alasannya sederhana saja,
apabila khalayaknya kecil saja maka kita bisa mengontrol situasi
komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu.
3) Topik Bahasan, Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal – hal yang
umum saja. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraan.
4) Valensi, Ini terkait dengan sifat positif atau negatif keterbukaan diri. Pada
umumnya, manusia cenderung lebih menyukai valensi positif atau
keterbukaan diri positif dibandingkan dengan keterbukaan diri negatif.
5) Jenis Kelamin, Beberapa penelitian menunjukkan ternyata wanita
memang lebih terbuka dibandingkan dengan pria.
6) Ras, Nasionalitas, dan Usia, Ada ras-ras tertentu yang lebih sering
melakukan keterbukaan diri dibandingkan dengan ras lainnya.
7) Mitra dalam Hubungan, Dengan mengingat tingkat keakraban sebagai
penentu kedalaman keterbukaan diri maka lawan komunikasi atau mitra
dalam hubungan akan menentukan keterbukaan diri itu.
D. Kendala/Hambatan dalam Membuka Diri
Tidak semua orang memiliki keberanian membuka diri dalam menjalin sebuah
hubungan dengan orang lain atau pertemanan. Membuka diri merupakan
langkah awal yang sangat penting. Tanpa adanya keberanian membuka diri,
tidak akan terjadi proses saling berbicara-mendengarkan, yang merupakan
tindakan nyata yang dilakukan oleh orang-orang dalam menjalin hubungan
dengan orang lain (persahabatan). Tanpa keterbukaan diri, hubungan yang
dikembangkan dengan orang lain merupakan hubungan superficial (Nilam
Widyarini, 2009).
Hubungan yang secara merupakan cirri khas yang ada dalam jalinan
pertemanan atau hubungan dengan orang lain. Apabila seseorang mengalami
hambatan untuk membuka diri, terdapat dua kemungkinan penyebab hambatan
10

tersebut. Pertama, hambatan itu mungkin sekali disebabkan perasaan tertekan,


marasa tidak berharga, dan takut mendapatkan respon yang kurang positif.
Kedua, mingkin orang tersebut merasa berbeda dengan orang lain, karena pola
pikirnya yang berbeda, lebih canggih atau lebih rumit, sehingga orang lain
dianggap kurang memahami (Nilam Widyarini, 2009).
E. Panduan umum membuka diri
1. Tanyakan pada diri sendiri, sejauhmana saya akan membuka diri? Hal-hal
apa yang bisa saya bagi dengan orang lain dan kepada siapa?
2. Lakukan persiapan sebelum membuka diri. Atasi terlebih dahulu
kekhawatiran dan ketakutan
3. Tingkatkan terus ketrampilan dalam mengungkapkan diri.  Pelajari cara-
cara mengungkapkan diri dan bagaimana memberikan masukan yang
bermanfaat.
4. Ungkapkan diri anda secara tepat dengan pemilihan waktu dan situasi yang
tepat pula
F. Prinsip berfungsinya 4 kuadran adalah :
1. Perubahan pada satu kuadran akan mempegaruhi / menyebabkan perubahan
pada kuadran lain.
2. Semakin kecil / sempit daerah 1 ( daerah terbuka ) semakin buruk
komunikasi yang terjadi.
3. Meningkatkan komunikasi interpersonal berarti melakukan perubahan diri
sehingga kiadran 1 > besar dan kuadran lain > kecil.

1 2
3 4

Keempat kuadran diatas menunjukkan bahwa individu yang mempunyai


sikap kurang memahami, tingkah lakunya terbatas, perasaan kurang
terbuka, kurang jelas cara pandang dan variasi hidupnya.
1 2
3 4
11

Keempat kuadran diatas menunjukkan bahwa individu yang terbuka


terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari perasaan dan pikirannya
terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang menyedihkan,
menyenagkan pekerjaan dsb. Ia lebih spontan dan apa adanya.
Untuk mengetahui konsep diri anda dan anda termasuk tipe orang seperti
apa maka identifikasi kelemahan dan kelebihan anda dan juga identifikasi
kelebihan dan kelemahan teman anda. Minta teman anda melakukan hal
yang sama kemudian tukar identifikasi anda dengan teman anda tersebut.
A : adalah individu yang kurang memahami diri sendiri, tingkah lakunya
terbatas, perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan versi
hidupnya.
B : adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri
disadari, perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman
hidup yang menyedihkan, menyenangkan, pekerjaan, dsb. Ia lebih spontan
danbersikap
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan


berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri
serta pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu
kelompok tertentu. Teori Johari window merupakan sebuah teori
yang digunakan untuk membantu orang dalam memahami
hubungan antara dirinya dan orang lain. Teori ini digagas oleh
psikolog Amerika, Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun
1955.
Teori Johari window sering disebut juga dengan teori kesadaran
diri. Yaitu mengenai perilaku maupun pikiran yang ada di dalam
diri sendiri maupun di dalam diri orang lain. Teori Johari
window berkaitan juga dengan Emotional Intelligence Theory yang
berhubungan dengan kesadaran dan perasaan manusia.
B. Saran
Syukur Alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh
dari harapan, oleh karena itu penulis masih perlu kritik dan saran
yang membangun terutama dari dosen pembimbing demi
kesempurnaan makalah berikutnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.

12
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azwar, Saifuddin. (2012). Skala psikologi Ed II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi (Kartini, Kartono, Trans). Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
Creswell, John W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif,
dan mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai