Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELAYANAN KEBIDANAN BERDASARKAN TEORI JOHARY


WINDOWS
REMAJA HAMIL DI LUAR NIKAH

Dosen Pengampu: Bd. Niasty Lasmy Zaen, SST., M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 1:


Tut Wuri Handayani (231051024)
Indis Gustia Zahra (231051008)
Nazwa Aidillia Fitri (231051016)
Tary Safira (231051022)
Rosetty Nur Juannari (231051019)
Izim Musfira (231051009)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, pencipta alam semesta, Wahai Dia yang karenan-Nya terlepas
simpul kesulitan, wahai Dia yang dari-Nya diperoleh jalan keluar menuju jalan keselamatan,
yang telah membawa kenganugerahan Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga makalah kami
dengan judul pembahasan ”Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Teori Johary Window Remaja
Hamil Di Luar Nikah” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu, walaupun masih jauh dari
kesempurnaan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada hambah-Nya yang diutus sebagai
rahmat bagi sekalian alam, sang revolusioner sejati yang telah mengantarkan kita dari
pengetahuan klasik sampai kepada pengetahuan modern yaitu Baginda Nabi besar Muhammad
SAW.
Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan”. Makalah ini tidak akan pernah terwujud
tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu,saya menghaturkan banyak
terima kasih kepada semua pihak. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan
makalah ini, masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu,
saya mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.

Medan, 03 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Teori Johari Window...............................................................................3
....................................................................................................................................
B. Perilaku Seksual Remaja............................................................................................4
C. Pengertian Hamil di Luar Nikah ...............................................................................4
D. Dampak Hamil di Luar Nikah ...................................................................................5
E. Persepektif Johari Window........................................................................................6
F. Pelayanan Kebidanan Dengan Metode Johari Window.............................................8
G. Faktor Penghambat Dari Lingkungan........................................................................13
H. Teori Johari Window yang Berhubungan Dengan Komunikasi................................13
BAB III: PENUTUP............................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A .Latar Belakang
Hubungan antar pribadi dapat berlangsung dalam situasi yang akrab, intik dan
berlangsung dalam tempo yang lama, tetapi juga tidak jarang kita temui hubungan antar
pribadi antara seseorang dengan orang lain hanya berlangsung singkat dan kurang akrab.

Sehubungan dengan itu maka diperluka upaya untuk mengembangkan hubungan antar
pribadi agar hubungan mereka dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan diri seseorang. Upaya tersebut dapat dikembangkan melalui teori-teori
pengembangan antarpribadi. Adapun salah satu teori pengembangan hubungan antarpribadi
secara ringkas yakni Teori Johari Window dan teori X-Y.

Cepatnya arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan
era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan Masyarakat di
Indonesia, tidak terkecuali remaja. Teknologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, disatu sisi berdampak positif tapi di sisi lain juga berdampak
negatif. Dampak positifnya, munculnya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Sementara
pengaruh negatifnya, masuknya pengaruh budaya asing seperti pergaualan bebas dan
pornografi. Masuknya pengaruh budaya asing mengakibatkan adanya pergaulan bebas dan
seks bebas yang kemudian mengakibatkan terjadinya fenomena hamil di luar nikah.
Remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang
lebih baik, yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat
menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Namun, remaja sekarang ini
banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Buktinya pelajar SMP
sampai SMA dan para mahasiswa banyak yang hamil di luar nikah. Kejadian ini terjadi di
kota-kota besar sampai pelosok desa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Teori Johari Window ?
2. Apa saja pendekatan yang dipelajari dalam teori Johari Window ?
4. Apakah faktor-faktor penyebab remaja hamil di luar nikah ?
5.Apa faktor penghambat pada Teori Johari Window ?
6. Bagaimana Pelayanan Bidan terhadap pasien dengan menggunakan Teori Johari Window?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui metode Teori Johari Window
2. Mengetahui perilaku seksual remaja
3. Mengetahui penerapan dari Teori Johari Window
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab remaja hamil di luar nikah
5. Mengetahui faktor-faktor penghambat pada Teori Johari Window
6. Mengetahui pelayanan kebidanan terhadap pasien dengan menggunakan metode johary
window

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Johari Window

Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan berguna
dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama
individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Midel ini juga berfungsi
dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali
proses memberi maupun menerima feedback.
Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog Amerika, Joseph
Luft dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti untuk program proses dari
kelompok mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri sebenarnya diambil dari potongan
masing-masing nama mereka. "Jo" untuk Luft, dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang
waktu yang tak lama, Jendela Johari banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan
kesadaran diri, peningkatan personal & komunikasi. Hubungan inter-personal, kelompok-
kelompok dinamis, dan peningkatan tim dan hubungan intergrup.
Terminologi kata Jendela Johari mengarah padapersonel/dari pribadi dan orang lain.
Personal untuk diri individu itu sendiri, sebagai subjek manusia dalam analisa Jendela
joharu. Selanjutnya, orang lain berarti objek lain dari kelompok pribadi. Jendela Johari
juga berhubungan dengan teoti intelegen emisional, emotional Intelligence theory (EQ),
dan kesadaran individu serta peningkatan EQ.
Dalam kebanyakan training atau pelatihan, proses memberi dan menerima feedback
adalah unsur terpenting. Melalui proses feedback tersebut, kita bisa melihat/mengenal
orang lain, dan demikian sebaliknya. Individu lain juga belajar bagaimana pandangan
kita terhadap mereka. Feedback menginformasikan kepada individu ataupun kelompok,
baik secara verbal maupun non-verbal dalam berkomunikasi. Informasi yang diberikan
seseorang menceritakan kepada yang lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi dia,
bagaimana perasaannya, dan apa yang diterimanya (feedback dan self disclosure).
Feedback juga bisa diartikan sebagai reaksi yang diberikan oleh orang lain, biasanya
lebih menonjol pada persepsi dan perasaan mereka, menceritakan bagaimana perilaku
seseorang bisa mempengaruhi mereka (menerima feedback).

3
B. Perilaku Seksual Remaja
Remaja dalam arti adolescence (Inggris)berasal dari kata latin adolescere yang
artinya tumbuh ke arah kematangan (Muss, 1968) dalam Sarwono (2020:11).
Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan
sosial psikologis. Beberapa penulis Indonesia berpendapat bahwa remaja adalah suatu
masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan biologis,
psikologis, moral, dan agama, kognitif dan sosial.
Menurut Hall dalam Sarwono (2020:29) masa remaja (adolescence) : 12-25
tahun, yaitu masa topan badai, yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh
gejolak akibat pertentangan nilai-nilai Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat
disimpukan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 12-25 tahun yang mengalami
masa transisi dari anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan
kematangan, baik itu kematangan biologis, sosial dan psikologis.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah
laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu dan bersenggama.

C. Pengertian Hamil Di Luar Nikah


Pernikahan hakikatnya adalah sebuah impian bagi setiap pasangan, dengan
menikah maka setiap pasangan memiliki impian untuk membina keluarga yang
sakinah, mawaddah warahmamah. Selain bertujuan untuk menyempurnakan sebagian
dari agama, menikah pun merupakan salah satu cara untuk memiliki sebuah generasi
penerus yang lebih baik. Namun, apa jadinya jika kita menikah karena terpaksa? Pada
kali ini pernikahan yang paksa, bukan berarti karena dijodohkan atau hal yang
sejenisnya, namun lebih kepada keadaan yang memaksa.
Hamil di luar nikah, atau Married by Accident. Kalimat itu nampaknya saat ini
telah cukup akrab di telinga kita. Saat ini fenomena hamil di luar nikah bukanlah hal
yang aneh, tabu atau bahkan sesuatu yang salah. Entah dikarenakan keadaan zaman
yang mengalami demoralisasi atau penurunan moral, atau karena zaman kian menjauh
dari nilai-nilai dan moral agama, sehingga saat ini banyak sekali pasangan yang masih
berstatus pacaran berani melakukan hal-hal yang merupakan bagian dari hak dan
kewajiban suami istri.
D. Dampak Kehamilan di Luar Nikah

4
Remaja banyak yang telah melakukan hubungan seks pranikah sehingga
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Situasi ini tentu saja sangat
menyulitkan orang tua dan remaja yang bersangkutan.
Mengalami kehamilan pada masa remaja, bagaimana pun, pasti menimbulkan
konsekuensi yang sulit tidak saja bagi remaja yang bersangkutan, tetapi juga bagi
seluruh anggota keluarga yang lain. Beberapa remaja yang hamil di luar nikah
terpaksa diungsikan jauh dari keluarga untuk menutupi rasa malu keluarga. Meskipun
tindakan tersebut tidak menyelesaikan masalah, namun cara ini dipandang lebih
bijaksana dan memadai dibandingkan membiarkannya menjadi cemoohan tetangga
dan lingkungan.
Kehamilan di luar nikah membuktikan bahwa seorang remaja tidak dapat
mengambil keputusan yang baik dalam pergaulannya. Salah satu dampak negatif dari
remaja yang hamil di luar nikah adalah putus sekolah. Umumnya, remaja tersebut
tidak memperoleh penerimaan sosial dari lembaga pendidikannya, sehingga harus
dikeluarkan dari sekolah. Selain itu, masyarakat akan mencemooh, mengisolasi atau
mengusir terhadap remaja yang hamil di luar nikah. Resiko psikologis dan sosial
antara lain meliputi pengucilan, stigma, diskriminasi sosial, trauma, kehilangan
berbagai hak, depresi, dan sebagainya (R Masland, 2020).
Banyak sekali remaja yang hamil di luar nikah mengalami depresi. Depresi
pada remaja putri yang hamil di luar nikah dapat terjadi karena rasa malu, tidak
diterima dalam lingkungan masyarakat sekitar, dikucilkan dan akhirnya merasa putus
asa serta menganggap bahwa dirinya tidak pantas untuk hidup. Depresi adalah
gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan
kegembiraan atau gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur
dan menurunnya selera makan.
Depresi merupakan suatu bentuk gangguan afektif yang gejala pokoknya
adalah timbulnya perasaan sedih yang berlebihan. Gangguan ini tidak hanya dapat
termanifestasikan pada aspek sosial, tetapi juga pada fisik, kognisi dan motivasional.
Depresi juga dapat terjadi pada siapa saja. Depresi yang banyak terjadi pada usia
remaja, di mana pada usia ini merupakan periode “badai dan stres” yang ditandai
dengan kemurungan, kekacauan di dalam diri dan pemberontakan. Percobaan bunuh
diri pada usia remaja saat ini, merupakan salah satu bukti bahwa mereka tidak dapat
menahan depresi atau kecemasan yang berlarut-larut.

5
Di lain pihak, sebagian remaja yang mengalami depresi menjadi tertekan
karena suatu keadaan yang berbeda dari kesedihan dan sering kali menyertai masalah-
masalah keperilakuan. Para remaja ini benar-benar tidak bahagia dengan kehidupan
mereka dan cenderung terlibat dalam masalah. Untuk itu remaja hanya mengurung
diri di kamar, memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa
memahami dirinya.
Remaja tidak mau berbicara dengan orang-orang, tidak berani berjumpa
dengan orangorang, berpikir yang negatif tentang diri sendiri dan tentang orang lain,
sehingga hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya.
Remaja menjadi pesimis kehilangan rasa percaya diri, semangat hidup, kreativitas,
dan antusiasme serta optimisme. Dampak kesehatannnya sendiri adalah penyakit
menular seperti HIV, AIDS, Penyakit sipilis (penyakit kelamin). Dikarenakan karena
sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks. Rasa berdosa
terhadap Tuhan dan menganggap kalau dirinya sudah terhina tidak pantas menghadap
kepada Tuhan yang Maha Esa, ini juga akan selalu bergejolak dalam diri remaja itu.
Jadi di sini dari satu masalah semua mendapatkan dampaknya baik itu pelaku, korban,
keluarga, masyarakat, negara, dan agama.

E. Perspektif Teori Johari Window

Ketika Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar kelompok


'personal' dikategorikan sebagai kelompok dan 'orang lain' menjadi kelompok lain.
Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah' atau 'kuadran'.
Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain- lain yang
dikenali oleh individu, dengan catatan apakah informasi tersebut dikenali ataupun tidak
terdeteksi oleh si individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa dikenali oleh
kelompok lain, atau malah tidak tahu sama sekali.
Adapun daerah pengenalan diri dari Jendela Johari tersebut dapat dilihat pada diagram
di berikut:
1. Disebut dengan "diri terbuka", apa yang diketahui oleh 'personal' atau individu
juga diketahui oleh orang lain, Bisa juga disebut dengan 'daerah terbuka' atau
'areal bebas' atau 'diri bebas' ataupun 'arena'.
2. Disebut dengan "diri buta". Apa yang diketahui oleh individu tidak diketahui.
bisa juga disebut "blind spot: atau :blind area".

6
3. Disebut dengan "diri tersembunyi". Apa yang diketahui oleh si individu tetapi
tidak diketahui oleh orang lain. Bisa juga disebut "daerah tersembinyu" atau
"daerah yang dihindari".
4. Disebut dengan "diri yang tidak dikenal". Apa yang tidak diketahui oleh individu
juga tidak diketahui oleh orang lain. Selanjutnya, uraian masing-masing kolom /
kuadran:

Johari Windows (jendela johari)

Diri yang tidak dikenal siapapun (Unknown Self)

7
Rajin mengusahakan dan meminta feedback. Jendela 2 semakin kecil

Jendela 2 & 3 semakin kecil, jendela 1


semakin luas → yang bersangkutan dapat membawa diri

- Feedback adalah proses dimana seseorang memberi tahu berdasarkan


pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang.
- Tujuan : Membantu perkembangan pribadi seseorang demi kebaikannya
Merupakan unsur terpenting di dalam mendidik

F. Pelayanan Kebidanan Dengan Metode Johary Window

Contoh Kasus:

“Kasus ini diambil dari sebuah praktik mandiri bidan di salah satu kota di Indonesia,
Pada saat itu ada remaja perempuan dan laki-laki datang ke praktik mandiri bidan
dan mengatakan ingin menggugurkan kehamilannya karena belum siap untuk menikah
dan belum lulus sekolah, mereka juga belum bekerja dan belum siap untuk mempunyai
anak. Bidan yang mendengar alasan dari remaja tersebut sangat prihatin tetapi bidan
tersebut menyarankan agar tetap menjaga kehamilan remaja perempuan tersebut

8
karena jika ingin mengugurkan bidan tersebut tidak mau membantunya karena bidan
mempunyai hak dan wewenang yang tidak boleh dilanggar”.

1.Jendela johari pada kuadran – I (diri Terbuka)

Pada jendela johari pertama ini dikenal juga sebagai “daerah bebas aktivitas” adalah
berisikan informasi mengenai personal/ individu-perilaku, kebiasaan, perasaan. Emosi
pengetahuan, pengalaman , kahlian, pandangan dan lain-lain. Kemudian ditetapkan sebagai
person (the self/diri) dan kelompok (other/orang lain).

Subtansi dari kelompok seharusnya selalu berusaha membangun daerah/diri terbuka


kepada setiap individu, karena ketika bekerja pada wilayah ini dengan orang lain pada saat
paling efektif dan produktif, dan kelompok juga demikian kondisinya. Diri terbuka ini dapat
dilihat pada ruang dimana komunikasi dan kerja sama yang baik terjadi, bebas dari
kerusuhan, ketidakpercayaan, kebingungan, konflik dan kesalahpahaman.

Kuadran terbuka mempersembahkan hal-hal yang sama-sama diketahui oleh individu


maupun orang lain, sebagai contoh; X mengetahui nama Z dan demikian sebalik nya. Dan
jika mereka menelusuri k e website pribadi masing-masing diri, maka mereka akan saling
mengetahui apa yang menjadi kesukaan/ketertarikan masing-masing. Kuadran terbuka bisa
juga mencakup tidak hanya informasi faktual, tetapi juga bagaimana perasaan, motivasi ,
perilaku, keinginan, kebutuhan dan lain-lain. Dari si X ataupun Z, pokoknya informasi-
informasi yang bisa mewakili diri individu. Ketika kita bertemu dengan orang-orang baru
ukuran kuadran terbuka tidak terlalu luas. Sejak setelah ada waktu tersisihkan untuk saling
bertukar infoormasi, lain halnya ketika proses mendalami seseorang. Jendela akan bergerak
ke bawah atau ke kanan, menempatkan lagi banyak informasi ke dalam jendela terbuka.

Implementasi Bidan Kepada Pasiennya:

1.Kuadran 1 (Diri Terbuka) Kuadran Terbuka mempersembahkan hal-hal yang sama-sama


diketahui oleh individu maupun orang lain, demikian sebalik nya , (Bidan harus mengetahui
nama pasien, begitu juga sebaliknya pasien harus mengetahui nama bidan, dengan berkenalan bisa
membuat pasien lebih dekat sehingga pasien) Kuadran terbuka bisa juga mencakup tidak hanya
informasi faktual, tetapi juga bagaimana perasaan, motivasi , perilaku, keinginan, kebutuhan
dan lain-lain. (Bidan bisa bertanya tentang perasaan remaja tersebut mengapa bisa melakukan
hal tersebut, kemudian Bidan bisa memberi motivasi yang baik kepada remaja tersebut
tentang perbuatan yang sudah dilakukannya).

9
2. Jendela Johari pada juadran – II (diri buta).

Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya bisa
mengurangi gejala pada jendela/ kuadran ini dengan dapat memperluas “diri terbuka” yang
notabennnya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri, kuadran dua ini tidak efektif untuk
di bawa ke individu atau kelompok.

Ambil contoh ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu ketika telah
menempel suatu entah itu remah makan atau apa, diawajah X, maka X tidak akan tahu,
sedangkan Z sangat leluasa untuk segera mengetahui ada sesuatu menempel di wajah X. Pada
saat Z mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka jendela akan mengarah ke kanan,
memperluas daerah “diri terbuka”.

Implementasi Bidan Kepada Pasiennya:

2. Kuadran II (diri buta) mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya
bisa mengurangi gejala pada jendela/ kuadran ini dengan dapat memperluas “diri terbuka”
yang notabennnya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri, kuadran dua ini tidak efektif
untuk di bawa ke individu atau kelompok.(Ketika Pasien meminta janin untuk di aborsi,
bidan harus dengan segera memberikan konseling terhadap pasien, Bidan tidak perlu
langsung menyalahkan remaja tersebut karna remaja tersebut ingin melakukan aborsi, tetapi
beri saran,motivasi,dampak negative dari aborsi maka pasien tersebut akan berfikir, maka
jendela akan mengarah ke kanan, memperluas daerah “diri terbuka)”.

3. Jendela Johari pada kuadran III (Diri tersembunyi).

Daerah tersembunyi mencangkup sensitivitas, ketakutan , agenda tersembunyi,


rahasia , banyak hal yang diketahui oleh seseorang tapi tidak diceritakannya untuk berbagai
alasan. Contoh saja dalam webside pribadi X tidak pernah menyebutkan apa salah satu rasa
favorit eskrim yang paling disukainya, informasi tersebut merupakan kuadran tersembunyi X,
namn ketika X membuka rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah eskrim
keukaanya, maka X mendorong kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas “diri
terbuka” atau arena.

Sekali lagi ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkat, ketika terjadi upaya
untuk saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka akan tercipta suatu kenyamanan
dalam membuka diri sendiri, inilah yang dinakaman “self disclosure”.
10
Informasi dan perasaan-perasaan tersembunyi yang relevan seharusnya bisa
dipindahkan ke daerah diri terbuka melalui proses dis clousere. Intinya, membuka diri dan
mengekspos perasaan dan informasi yang relevan melalui proses exposure dan self disclousre
terminologi jendela johari, agar dapat memperluas daerah diri terbuka. Dengan berbagai
cerita apa yang kita rasakan dan hal-hal lain seputar diri akanmembantu mengurangi
“daerah/diri tersembunyi”, di lain pihak tentu saja dapat memperluas daerah/diri terbuka,
yang tidak lebih baik dari pengertian, kerjasama, kepercayaan, produktivitas dan keefektifan
tim kerja, mengurangi daerah/ diri tersembunyi (hidden area) juga membantu mengurangi
kebingungan, tingkat kesalahpahaman, miskin komunikasi, dan lain-lain.

Implementasi Bidan Kepada Pasiennya:

3. Kuadran III (Diri Tersembunyi)

Daerah tersembunyi mencangkup sensitivitas, ketakutan , agenda tersembunyi, rahasia ,


banyak hal yang diketahui oleh seseorang tapi tidak diceritakannya untuk berbagai alasan.
(Apabila pasien tidak pernah menceritakan bahwa dia hamil diluar nikah kepada siapapun,
namun apabila dia membuka rahasianya pada Bidan dengan mengatakan bahwa dia hamil
diluar nikah, maka pasien mendorong kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas
“diri terbuka” atau arena, maka Bidan wajib menutupi aib pasien karna itu juga merupakan
tanggung jawab bidan, Maka, jika ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkar, ketika
terjadi upaya untuk saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka akan tercipta suatu
kenyamanan dalam membuka diri sendiri, inilah yang dinakaman “self disclosure)”.

4.Jendela Johari pada kuadran IV (Diri tak dikenal).

Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan laten,


pengalaman, dan lainlain yang sama sekali tidak diketahui baik oleh individu yang
bersangkutan maupun oleh orang lain, hal-hal tersebut diatas bisa jadi cukup dekat ke
permukaan, yang mana cukup positif dan berguna , atau bahkan bisa jadi aspek-aspek yang
lebih dari personaliti seseorang yang mempengaruhi tingkat perilakunya. Kebanyakan daerah
tertutup ini dijumpai pada anak-anak muda dan orang-orang yang minim pengalaman atau
kepercayaan diri.

11
Implementasi Bidan Kepada Pasiennya:

4.Kuadran IV (Diri tak dikenal)

Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan laten,


pengalaman, dan lainlain yang sama sekali tidak diketahui baik oleh individu yang
bersangkutan maupun oleh orang lain. (Pada Kuadran ini Bidan dan pasisen sama-sama tak
mengenal diri mereka sendiri, maka bidan seharusnya berusaha untuk berkenalan dengan
pasien agar mengenal dan lebih dekat dengan satu sama lain).

Berikut beberapa faktor daerah tertutup yang mempengarauhinya :

1. Tingkat kemampuan yang dibawah ratarata atau sedikit mendapat kesempatan,


kepercayaan diri yang minim, dan kurang berlatih.
2. Kemampuan alami , bahwa seseorang tidak menyadarinya.
3. Ketakutan atau menghindari diri bahwa mereka memiliki potensi untuk
terjangkit penyakit yang tidak diketahui.
4. Terkondisikan oleh perilaku atau kebiasaan sedari kecil. Daerah/diri tertutup
ini juga dipengaruhi oleh perasaan terkesan atau perasaan-perasaan tidak
nyaman lainnya yang berakar pada kejadian-kejadian formatif dan pengalaman
pahit pada masa lalu, yang mempengaruhi si individu secar a berkelanjutan.
Untuk pekerjaan dalam konteks organisasi, jendela johari sebaiknya tidak
digunakan pada kasus di atas.

Jendela ideal

Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat tingginya tingkat kepercayaan dalam
kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini ukuran arena
atau diri terbuka akan meningkat , dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam
kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh kelompok untuk saling memberi
feedbeck dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.

Arena/daerah/diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada anggota


kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan , anggota kelompok lain tidak akan
bersikap intropert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan pengertiannya. Mereka akan

12
mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan mengetahui kita bisa dikritik yang apda
akhirnya akan memberika feedback yang positif pula.

G. Faktor penghambat dari lingkungan.


Sedikit tambahan mengenai faktor-faktor yang menghambat individu dalam
memperbaiki jendela dirinya, adalah dari faktor lingkungan. sistem yang dianut oleh
lingkungan sekitar kita, misalnya ada pihak yang lebih dominan sehingga menghambat
pengembangan diri.

Faktor interne

Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri, terkadang kita
tak bisa menerima kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup dan usia.
Faktor tujuan hidup yang belum tergambarkan dengan jelas, faktor motivasi dan
keenganan untuk menelaah diri, kadang-kadang manusia takut untuk menerima
kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
Faktor usia. Kadang-kadang orang sudah tua dalam sua tidak melihat bahwa kearifan
dan kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka cenduru usia muda lebih hebat karena
produktif.

H. Teori Johari Window Yang Berhubungan Dengan Komunikasi.


Komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat
dengan perilaku individu itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan
komunkasi dan atau berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan
dengan psikologis individu. Komunikasi juga berkaitan dengan asumsi manusia. Contohnya;
seorang anak kecil akan merasa takut dan terancam bila ia tidak memahami hal yang terjadi
disekitarnya. Komunikasi yang dilakukan oleh antara petugas kesehatan akan mengurangi
rasa takutnya dengan penjelasan-penjelasan yang akan membuat anak kecil tersebut mengerti
dan nyaman.

I. Pengertian Teori X Dan Y Dari Sisi Kepemimpinan


Teori X dan Teori Y (X Y Behavior Theory) Douglas McGregor.

Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y
dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para

13
manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para
pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.

A. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang
tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan
namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja
harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan.

B. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya
kegiatan seharihari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat
karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan.

Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami


tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus
mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Ini adalah salah satu teori
kepemimpinan yang masih banyak penganutnya.

Menurut McGregor, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam


pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan
Teori.Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah,
dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya.
Lebih lanjut

menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya
adalah :

 Tidak menyukai bekerja


 Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah.
 Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-
masalah organisasi.

14
 Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
 Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan
organisasi.

Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan
alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan bahwa orang-
orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori
X. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sbb :

 Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan


lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik
dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan
sama-sama menyenangkan.
 Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam
rangka mencapai tujuantujuan organisasi.
 Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhankebutuhan sosial, penghargaan dan
aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan
keamanan
 Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.

Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor me nyatakan selanjutnya


bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali
dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik
mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan
organisasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang
terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Teori johari window adalah salah satu teori
pengembangan hubungan antarpribadi. Teori johari window (jedela johari) merupakan
perangkat sederhana dan berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran
diri serta pengertian bersama individuindividu yang ada dalam suatu kelompok tertentu.
Midel ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus
mengilustrasikan kembali porses memberi maupun menerima feedback.

Sama halnya pun dengan teori X dan Y yang bisa digunakan oleh pemimpin
khususnya dalam mengambil tindakan yang berhubungan dengan karyawan di
perusahaan atau organsasinya.

B. Saran
Seorang konselur atau calon bidan hendaknya mampu menguasai berbagai teori dalam
berkomunikasi dengan klien. Meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus
mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback. Namun jika
dalam kontek organisasi kepemimimpinanlah yang harus bisa menguasai dan mengelola
bagaimana hubungan antar kelompok yang terjadi di dalam organisasinya salah satunya
dengan menggunakan prangkat jendela johari dan teori X-Y tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12


Edition, Prentice Hall, USA.

Sarwono. 2020. Perilaku Seksual Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masland, R.


2020.
Sari, Kumala. 2018. Perilaku Seksual Remaja. Bandung: Jaya Pustaka.

17

Anda mungkin juga menyukai