Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENDEKATAN SOSIOLOGI PADA PELAYANAN KESEHATAN”

DOSEN PENGAMPU
Dr. HENDRO KUNCORO M.Pd.Msi
Di Susun Oleh:

Arum Miranda Ningsih ( 1904009 )


Brinda Kaltim ( 1904012 )
Cindy Puspasari ( 1904013 )
Gratia Esther Hendy Novyanti ( 1904021 )
Helmalia Amanda Putri ( 1904023 )
Shinta Marethia Pratama Purba ( 1904055 )
Siti Rahmah (1904058 )
Indriyani ( 1904

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TINGKAT 1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas membuat laporan tentang

“PENDEKATAN SOSIOLOGI PADA PELAYANAN KESEHATAN”

dengan sebaik-baiknya. Laporan ini disusun untuk memenuhi


salah satu tugas mata kuliah HUMANIORA. Laporan ini memuat tentang
mitos dan budaya tentang kehamilan persalinan.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dosen


Mata Kuliah HUMANIORA yang telah membimbing saya, juga tak lupa
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini.

Kritik serta saran selalu kami harapkan demi menyempurnakan


laporan-laporan kami selanjutnya. Semoga laporan ini dapat menambah
wawasan dan memberikan manfaat kepada kita semua, Aamiin.

Samarinda, 29 September 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian, tipe, dan proses difusi inovasi kesehatan....................................5
B. Faktor penghambat dan pendorong program inovasi.....................................7
C. 3 premis yang mendasari program inovasi kesehatan...................................8
D. Program inovasi dan kesehatan masyarakat..................................................9
E. Akibat sampingan program inovasi kesehatan...............................................10

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan....................................................................................................12
B.    Daftar pustaka...............................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah utama dalam mendapatkan layanan kesehatan adalah
kendala biaya, jarak dan transportasi. Di beberapa wilayah kabupaten
Banjarnegara, masyarakat masih ada yang merasa lokasi puskesmas
terlalu jauh dari tempat asal dan karena kondisi geografis yang sangat
beragam sehingga untuk menjangkau puskesmas masih ada sedikit
hambatan

B. TUJUAN

Mampu memahami dan menjelaskan tentang pelayanan inovasi


kesehatan

Menerapkan program-program inovaai dalam kesehatan masyarakat

Mengetahui akibat dan dampak inovasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN, TIPE-TIPE, & PROSES DIFUSI INOVASI KESEHATAN


Difusi inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan
teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Difusi inovasi
merupakan penyebaran inovasi ke dalam suatu sistem sosial yang
memiliki tujuan terjadinya adopsi inovasi. Difusi inovasi dapat juga
diartikan sebagai suatu proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui
saluran-saluran komunikasi tertentu, pada suatu kurung waktu tertentu,
kepada anggota suatu sistem sosial. Teori ini dirancang untuk membantu
membuat keputusan tang mempengaruhi populasi besar seperti
komunikasi dan institusi. 

Di dalam buku Diffusion of Innovation, Everett M. Rogers mendefinisikan


difusi inovasi adalah ”proses sosial yang mengkomunikasikan informasi
tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan
demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi
sosial.” ”Inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang
mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba,
kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan
yang lebih rendahan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi
lainnya.” dengan demikian dapat dikatakan bahwa difusi inovasi
merupakan satu bentuk komunikasi yang berhubungan dengan suatu
pemikiran baru.

Asumsi utama yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah:


1. Difusi inovasi adalah proses sosial yang mengkomunikasikan informasi
tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan
demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi
sosial.

2. Inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai


manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat

5
dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan yang lebih rendah
akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi lainnya.

3. Ada sedikitnya 5 tahapan dalam difusi inovasi yakni, tahap pengetahuan,


persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.

4. Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi yakni inovator, early


adopter, early majority, late majority, dan laggard.

Proses Difusi Inovasi


Difusi inovasi mempunyai beberapa unsur pembentuk, (Rogers and
Shoemaker), yaitu, Inovasi atau hal yang dianggap baru, Adanya proses
komunikasi yang memungkinkan proses difusi terjadi, Jangka waktu yang
mencakup proses – proses seperti, keputuan inovasi (innovation decision
process)yaitu tahap dimana seorang individu mendapat suatu
pengetahuan tentang inovasi kemudian memutuskan apakah akan
menerima (adopt) atau menolak (reject), dan
mengkonfirmasi (confirm) keputusan yang akan dibuat.

Adapun tahap  pengambilan keputusan tersebut meliputi,

1.Tahap Pengetahuan (Knowledge)


Tahap ini merupakan tahap penyebaran informasi tentang inovasi baru,
dan saluran yang paling efektif untuk digunakan adalah saluran media
massa.Dalam tahap ini kesadaran individu akan mencari atau membentuk
pengertian inovasi dan tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.

Rogers mengatakan ada 3 macam pengetahuan yang dicari masyarakat


dalam tahapan ini, yakni:

a. Kesadaran bahwa inovasi itu ada.


b. Pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut.
c. Pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut
bekerja.

6
2.Tahap Persuasi (Persuasion)
Dalam tahapan ini, individu membentuk sikap atau memiliki sifat yang
menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut. Dalam tahap persuasi
ini, individu akan mencari tahu lebih dalam informasi tentang inovasi baru
tersebut dan keuntungan menggunakan informasi tersebut. Yang
membuat tahapan ini berbeda dengan tahapan pengetahuan adalah pada
tahap pengetahuan yang berlangsung adalah proses mempengaruhi
kognitif, sedangkan pada tahap persuasi, aktifitas mental yang terjadi
adalah mempengaruhi afektif.

3.Tahap Pengambilan Keputusan (Decision)


Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau
menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti
bahwa inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan
menolak berarti “ not to adopt an innovation”. 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi,
yakni:

a. Praktik sebelumnya
b. Perasaan akan kebutuhan
c. Keinovatifan
d. Norma dalam sistem sosial

B. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PROGRAM INOVASI


KESEHATAN
 faktor yang dapat merangsang beberapa inovasi dalam organisasi.
1.oraganisai membutuhkan orang-orang dan kelompok –kelompok yang
kreatif dalam organisasi .
2.faktor budaya ,dimana budaya berperan penting dalam merangsang
dan memelihara invosai

3.faktor manusia,dimana organisasi perlu melakukan investasi dalam


pengembangan sumber daya manusia yang ada pada organisasi melalui
pelatihan dan pengembangan

7
C. PREMIS YANG MENDASARI PROGRAM INOVASI KESEHATAN
Inovasi (innovation) ialah penemuan ide, gagasan, alat, barang,
dan lain-lain yang baru guna memecahkan suatu masalah atau mencapai
tujuan tertentu. Dalam bidang kesehatan perlu adanya inovasi yang terus
berjalan sesuai dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan.
Alasan inovasi dalam bidang kesehatan harus terus berjalan karena
teknologi di negara berkembang maupun maju akan lebih modern.
Namun, sebelum melakukan inovasi, terlebih dahulu kita mencari sumber
masalah yang ada dimasyarakat yang menyebabkan kurangnya
pemahaman atau tindakan yang kurang benar yang mengakibatkan nilai
kesehatan masyarakat menurun.

Berikut merupakan 3 premis yang mendasari program inovasi kesehatan :


1. Menaikan angka kesehatan masyarakat
Nyaman bukan hanya lingkungan yang memiliki penduduk ramah
melainkan juga bersih dan aman. Mengapa nyaman menjadi premis atau
alasan yang mendasari program inovasi kesehatan? Perlu kita ketahui
bahwasannya lingkungan, tempat tinggal, terutama pusat pelayanan
kesehatan masyarakat haruslah nyaman. Karena dengan lingkungan
nyaman tanpa disadari akan membawa suasana hati dan pikiran menjadi
lebih tenang. Dengan pikiran dan hati yang tenang maka penyakit yang
disebabkan oleh psikologi akan semakin berkurang. Begitu pula jika
lingkungan tersebut bersih maka penyakit yang disebabkan oleh virus dan
bakteri akan jauh lebih berkurang.

2. Mencegah adanya miss communitation


Miss Communiatation sering terjadi dalam masyarakat. Teruma saat
terjangkit sebuah penyakit. Beberapa masyarakat enggan datang ke
pusat pelayanan kesehatan jika sakit, namun justru bertanya kepada
orang awam bagaimana solusi atau obat yang biasa dikonsumsi. Alasan
mencegah miss communitation antar tenaga kesehatan dan masyarakat
sangat penting disini. Jika seseorang sakit dibutuhkan umur dan
dibutuhkan dosis yang pas dalam pemberian obat serta edukasi
mengenai larangan atau tindakan yang harus dilakukan oleh orang yang
bersangkutan. Karena jika tidak maka akan menimbulkan overdosis atau

8
bahkan tidak lekas sembuh dan sakit semakin parah. Dengan pendekatan
kepada masyarakat, dengan edukasi dan kunjungan ketempat pasien
(yang berkebutuhan khusus) akan mengurangi adanya miss
communitation.

3. Mempunyai layanan prima untuk masyarakat


Mempunyai layanan prima untuk masyarakat menjadi alasan terjadi
inovasi kesehatan. Tidak hanya edukasi saja yang diberikan namun juga
layanan yang baik dengan tenaga kesehatan yang ramah, dengan
fasilitas yang memenuhi dan modern, pengetahuan yang lebih luas
mengenai berbagai macam penyakit yang marak terjadi, serta fasilitas-
fasilitas yang lain yang menunjang kenyamanan pasien dalam melakukan
layanan kesehatan.

D. PROGRAM INOVASI DAN KESEHATAN MASYARAKAT


Pada dasarnya manfaat inovasi adalah untuk menyempurnakan
atau meningkatkan fungsi dari pemanfaatan suatu produk atau sumber
daya sehingga manusia mendapatkan manfaat yang lebih. Inovasi terjadi
di berbagai bidang kehidupan, mulai dari dunia bisnis, pendidikan,
komunikasi, dan lain sebagainya. Proses inovasi ini terjadi secara terus
menerus di dalam kehidupan manusia karena adanya keinginan untuk
melakukan sesuatu menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu contoh
inovasi adalah perkembangan telepon yang berubah dan semakin
canggih dari waktu ke waktu. Bila dulu telepon menggunakan kabel, saat
ini telepon dapat dibawa kemana saja dengan fitur yang sangat lengkap.

Contoh Program Inovasi Desa


Desa adalah sebuah wilayah yang jauh dari pusat keramaian kota, karena
hal itu kondisi di desa cenderung masih alami. Jumlah penduduknya pun
cenderung sedikit dan di desa masih banyak lahan kosong yang biasanya
dimanfaatkan untuk bertani dan berkebun sebagai mata pencaharian
utamanya.Pada dasarnya baik masyarakat kota maupun desa saling
membutuhkan. Tanpa masyarakat desa, orang-orang yang berada di kota
tidak akan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Dan sebaliknya, hasil yang
mereka tanam akan dijual pada masyarakat kota guna memenuhi
kebutuhan mereka di desa. Namun, seiring dengan perkembangan

9
zaman lonjakan urbanisasi yaitu perpindahan penduduk desa kota ini
semakin banyak. sehingga tidak terjadi keseimbangan antar kota maupun
daerah. Akibatnya, desa pun semakin tertinggal karena tidak ada yang
mau untuk berinovasi atau membangun desanya sendiri terutama
dikalangan anak muda.Penyebabnya bermacam-macam, namun yang
pasti biasanya didasari oleh fasilitas desa yang tidak serba mudah seperti
yang ada di kota. Tentunya bila terus dibiarkan tindakan bagus untuk
perkembangan di desa maupun kota di masa yang akan datang.

Program Kesehatan Masyarakat adalah bagian dari  Program


Pembangunan Kesehatan Nasional yang bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat. Sasaran kinerja pelaksanaan Program Kesehatan
Masyarakat adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan  yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator
yang mendukung pencapaian sasaran sesuai dengan kesepakatan di
dalam dokumen 
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 mencakup :
1. Persentase persalinan di fasyankes sebesar 81%;
2. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik sebesar 21.2%;
3. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 81%.

E. AKIBAT SAMPINGAN PROGRAM INOVASI KESEHATAN


Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan produk nasional bruto (PNB, GNP) riil di

10
negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Selanjutnya
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi.
 Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa
pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap
masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak
langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui
tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus
menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil,
makmur, dan sejahtera.
 Pembangunan sebagai suatu usaha
untuk meningkatkan pendapatan perkapita Sebagai suatu usaha,
pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara
tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah
bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan
ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan manusia dalam tata kehidupan bersama. Pusat perhatiannya
adalah kehidupan kelompok dan tingkah laku social. Karena yang
diperhatikan adalah masalah-masalah yang bersifat berskala besar dan
substansial serta dalam konteks budaya yang lebih luas, pemahaman
sosiologi pun berskala makro, mendasar dan deduktif. Pemahaman
mikro dan induktif kurang menarik perhatian sosiologi. Asumsi dasar
pendekatan sosiologi terhadap agama adalah bahwa gejala-gejala
keagamaan dapat dimengerti dengan menganalisisnya sebagai gejala
social, sebagai sesuatu yang tercipta dalam hubungan antara manusia
dan karenanya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori-teori yang

DAFTAR PUSTAKA
oenir. (2008). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bina
Aksara.
Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
.Muryana, Deddy. (2002).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. (2005). Penelitian Terapan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Ratminto. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.Sitinjak, Roida. (2007). “Agar Puskesmas Diminati Masyarakat
Kota Medan.”Tangkilisan.
Hessel Nogi S. (2005).
Manajemen Perkantoran Modern. Yogyakarta : Liberty.The Liang Gie.
(2007). Administrasi Perkantoran Modern, Edisi Keempat. Yogyakarta :
Liberty.Zilian Yamit. (2001). Manajemen Kualitas Produk &
Jasa.Yogyakarta : Ekonosia.

12

Anda mungkin juga menyukai