Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU:

Ibu. Muji Lestari, S.SiT, M.Kes

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4

1. Amalia Kartika
2. Intan Nur Safitri
3. Andi Dian Ayu Ramadhani
4. Zainab Matdoan
5. Karolina Samon
6. Hince Mohi
7. Vina Sobolin
8. Ningsih Imbiri
9. Mile Morib
10.Yuliana Eha

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PRODI DIII KEBIDANAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Meskipun banyak kesulitan dalam pembuatan makalah ini, namun
berkat penyertaan Nya kita dapat meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami Menyusun makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Jayapura, 19 Febuari 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................5
C. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Perubahan Perilaku..............................................................................................6
B. Pendekatan Pendidikan ( Education).................................................................8
C. Pendekatan Pemberdayaan (Pendekatan Yang Berpusat Pada Klien )..........9
D. Pendekatan Perubahan Sosial...........................................................................10
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................................11
B. SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian Promosi Kesehatan Soekidjo Notoatmojo (2005) pertama:
promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit)
berarti peningkatan kesehatan.

Kedua: upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan


pesan kesehatan atau upaya kesehatans sehingga masyarakat menerima pesan
tersebut.

WHO (1984) Merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah


promosikesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan
perilaku, maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga
perubahan lingkungan yang memfalitasi perubahan perilaku tersebut. Ottawa
Charter (1986)),... "the process of enabling people tocontrol over and improve their
health". (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya).

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan


kegiatanterdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya.
Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan. yangakan
menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat
menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki".Promosi
kesehatan telah meningkat modern sejak tahun 1980. Konsepnya pertama kali
digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri Kesehataan. Nasional danKesejahteraan,
Marc Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi olehfaktor kesehatan
lingkungan dan perubahan perilaku dan gaya. hidup, bukan olehkarakter biomedis.
Hal ini dipengaruhi oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisidari promosi
kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di masa yang akan datang merubah
promosi kesehatan dari pelayanan medis menjadi pelayanan kesehatan yang utama,
yang direfleksikan dalam kebijakan dunia.

Pada tahun 1977 Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) di


Alma Ata menyerahkan semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan
standar pelayanan kesehatan dan mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan
kesehatan yang terjamin bagi seluruh masyarakat produktif (WHO 1986). Sekarang
promosi kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai macam cara, bias
sebagai proses bagi individu maupun kelompok yang terdorong untuk
menggunakan gaya hidup sehat yang sasaran utamanya adalah perubahan perilaku.
Gagasan lain termasuk pencegahan penyakit, perilaku hidup bersih sehat,
meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum terhadap
kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan
dalam kesehatan dan penyediaan pelayanan kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja perubahan perilaku yang terjadi dalam promosi Kesehatan?
2. Apa yang di maksud dengan education?
3. Apa saja faktor yang berpusat pada klien?
4. Apa saja perubahan social yang terjadi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perubahanperilaku yang terjadi dalam promosi Kesehatan
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan education
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berpusat pada klien
4. Untuk mengetahui perubahan social apa saja yang terjadi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan
kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari
perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Secara garis besar perilaku
manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :

1. Aspek fisik
2. Aspek psikis
3. Aspek social

Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Pendekatan perubahan prilaku yaitu dengan mendorong seseorang untuk


menjalankan prilaku-prilaku kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup sehat. Contohnya antara lain
mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok, pendidikan tentang minum
alcohol "wajar ", mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi,
makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan
ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup "sehat "merupakan hal paling baik bagi
kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang
disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Tindakan nyata ditentukan tidak hanya
oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama
dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab
seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan
sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi
tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya
(Sarwono 1993).

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan


ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku. Informasi merupakan hal yang utama dalam
promosi kesehatan, karna semua promosi kesehatan berupa informasi. Informasi
merupakan salah satu sumber utama dari knowledgepengetahuan) yang menjadi salah
satu strategi dalam perubahan perilaku pada point fasilitasi (penyediaan sarana dan
prasarana). Dalam strategi merubah perilaku melalui point persuasi, informasi dapat di
peroleh melalui diskusi yang menjadi salah satu media promosi kesehatan.dalam stategi
point paksaan juga berhubungan dengan promosi kesehatan lewat informasi, karna
melalui promosi kesehatan tersebut masyarakat/sesorang dapat mngetahui ancaman
berupa penyakit yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan perilaku hidup sehat.
Strategi perubahan perilaku pada point edukasi, informasi merupakan satu hal pada
edukasi. Jadi promosi kesehatan memberikan informasi tentang perilaku hidup sehat
ang mampu menjadi strategi dalam merubah perilaku.

Contoh Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan


Perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS Para pengidap HIV-
AIDS didampingi dan diarahkan untuk memelihara kesehatan dengan mengonsumsi
obat dan vaksin, meninggalkan perilaku yang bisa menghantarkan pada penularan
penyakit tersebut kepada orang lain serta memberdayakan kemampuan yang mereka
miliki untuk menghilangkan stigma di tengah masyarakat.

Perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan lingkungan bersih dan sehat


Perilaku cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi angka
kematian balita yang disebabkan oleh diare. Namun faktanya, masyarakat belum
menyadari pentingnya penerapan praktek cuci tangan pakai sabun dalam kehidupannya
sehari-hari. Pesan tentang cuci tangan pakai sabun pun mulai semarak digalakkan
sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.
B. Pendekatan Pendidikan ( Education)
Pendekatan educational yaitu dengan memfasilitasi individu untuk proses
pembelajaran dan memberikan fasilitas penunjang. Pendekatan edukatif adalah
serangkaian kegiatan untuk membantu masyarakat: mengenali danmenemukan
masalah mereka sendiri, dan kemudian atas dasar rumusan masalah kesehatan yang
telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana penanggulangannya.

Tujuan utama pendekatan edukatif adalah untuk mengembangkan


kemampuan masyarkat sehingga masyarakat yang bersangkutan dapat memcahkan
masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan mereka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi dasar yang ditempuh adalah mengembangkan
provider dan masyarakat. Yang dimaksud dengan provider adalah para petugas yang
peduli terhadap kesehatan, utamanya petugas kesehaan yang terlibat langsung
dengan masalah kesehatan masyarakat. Pengembangan provider ini bertujuan agar
mereka mempunyai persamaan pandangan atau sikap positif terhadap kesehatan dan
pendekatan edukatif. Secara lebih rinci pengembangan provider ini diharapkan akan
menciptakan suatu kerja sama lintas sektor yang terkoordinir.

Dalam rangka mewujudkan kerjasama antar provider, dilakukan langkah-


langkah:

a) Pendekatan terhadap para penjabat penentu kebijakan: Para penjabat


lintas sektor baik tingkat pusat, daerah dan lokal, terutama pejabat
pemerintahan (gubernur, bupati, camat, dsb) adalah merupakan kunci
kerja sama. Oleh sebabab itu dalam menggalang kerjasama dalam
rangka pendekatan edukatif ini, harus dilakukan pendekatan terhadap
mereka ini. Tujuan pendekatan kepada para penjabat ini adalah untuk
memperoleh dukungan politis. Dalam perkembangan selanjutnya
pendekatan semacam ini disebut "advocacy".
b) Pendekatan terhadap para pelaksana dari berbagai sektor dan tingkat:
Pendekatan ini bertujuan agar para pelaksanan dilapangan dari
berbagai sektor memperoleh pemahaman yang sama terhadap
program atau pendekatan yang akan dilakukan. Pendekatan ini dapat
dilakukan baik secara horisontal (antar sektor pada tingkat sektor
yang sama), maupun secara vertikal, antara sektor yang sama di
tingkat administrasi yang berbeda (diatas atau dibawahnya).
c) Pengumpulan data oleh provider tingkat kecamatan Data adalah fakta
empiris dari lapangan atau masyarakat, dan merupakan bukti bahwa
masalah memang ada di masyarakat secara riil (faktual). Dari data
inilah masalah ada, dan dari masalah inilah program atau kegiatan
akan dimulai, karena program merupakan upaya pemecahan masalah.
Oleh sebab itu, para petugas atau provider harus mengumpulkan sendiri
data dan memahaminya sendiri. Manfaat data bagi provider disamping untuk
mengenal masalah yang ada di masyarakat, juga merupakan pembanding (data
awal) yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan. Jenis data yang
diperlukan antara lain:

a) Data umum, yakni data tentang kondisi geografi wilayah, demografi,


pemuka masyarakat, media komunikasi yang ada, sejenisnya, dan
sebagainya
b) Data khusus, yakni data dari masing-masing sektor, antara lain: data
pertanian, pendidikan, kesehatan (jamban keluarga, sumber air bersih,
saluran air limbah, tempat pembuangan sampah, status gizi anak
balita, dan sebagainya.
c) Data perilaku, khususnya perilaku yang berkaitan dengan kesehatan,
misalnya: kebaiasaan buang air besar, kebiasan mandi, kebiasaan
makan, perilaku pencegahan penyakit, dan sebagainya.

Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan


memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan
membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi
tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dan sikap,
dan membuat keputusan mereka sendiri. Bantuan dalam melaksanakan
keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula
ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan
membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh
pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan memberi
arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal individu untuk memilih
perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagaitanggung jawab mereka
mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap
menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka.

C. Pendekatan Pemberdayaan (Pendekatan Yang Berpusat Pada Klien )


Proses pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang bertitik
tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya
sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat sebaik
mungkin. Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau
pusat pengembangan (people or community centered development).

Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat
membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan,
dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan
dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator,
membantu orang mengidentifikasi kepedulian-kepedulian mereka dan
memperoleh pengetahuan serta

ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi


perubahan. Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan
ini. Klien dihargai sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk
mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.

D. Pendekatan Perubahan Sosial


Pendekatan perubahan sosial untuk memastikan bahwa sehat itu mudah
dijangkau salah satunya dengan memperluas jaringan kerjasama dengan
pembuat kebijakan. Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-
perubahan pada lingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat
membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah
mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu- individunya.
Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai penting bagi
hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen pada
penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan pada
pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada pembentukan
kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat itu.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Promosi kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan
kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan
lainnya. Pentingnya promosi kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan
menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarakat dapat
menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumber daya yang dimiliki.
Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bias menghasilkan efek
negative atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan
merupakan factor terbesar oleh interpretasi personal dan pemahaman kesehatan
dan promosi kesehatan

B. SARAN
Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama
dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat. Dan melaksanakan evaluasi dan audit yang juga merupakan
mekanisme untuk menentukan kebutuhan kesehatan. Dalam pendekatan promosi
kesehatan dari pada menggunakan pendekatan yang persuasif atau bahkan
memaksa, lebih baik menggunakan pendekatan yang berkerja sama dengan
masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka sendiri, sembari
memberi informasi yang mereka perlukan dalam membuat keputusan tersebut.
Tetapi dalam kondisi yang lebih darurat, seperti penyebaran epidemi yang
memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu di pertimbangkan untuk
menggunakan pendekatan persuasif untuk merubah sikap dan perilaku
masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah Promosi Kesehatan

.http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=225&pg=4.

Eny Retna. 2010. Etika Promosi Kesehatan

.http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/etika-promosi-kesehatan.html.

Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan.

http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang/komunikasi-dalam- pendidikan-
dan-promosi-kesehatan.html.

Sofyan, Asep. 2009. Promosi Kesehatan

.http://bermenschool.wordpress.com/2009/01/04/promosi-kesehatan/.

Anda mungkin juga menyukai