Anda di halaman 1dari 6

SPIRAL OF SILENCE

Oleh
Tiara Nurwita (23/527727/PSP/08182)

Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UGM


Tugas Mata Kuliah Sistem Komunikasi

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2023
SPIRAL OF SILENCE
Carol Johansen

Perspektif kita terhadap peristiwa, orang dan topik berubah secara berkala sepanjang
hidup kita. Media menjadi salah satu yang mempengaruhi opini dan membentuk apa yang kita
yakini saat ini. Awal tahun 1970 Noelle Neumann mengonseptualisasikan Teori Spiral of
Silence. Teori ini memang berasal dari era sebelum internet, namun interpretasinya mengenai
pengaruh media masih berlaku hingga saat ini.

Pesan-pesan yang berasal dari situs web, berita televisi, dan komentar elektronik telah
telah berkontribusi pada wacana budaya kita. Bahkan, media-media ini telah mempengaruhi
arah wacana publik tentang isu-isu sosial yang signifikan (Butsch, 2007). Teori ini penting
untuk dibahas karena berhubungan langsung dengan kebebasan berbicara kebebasan berbicara,
yang merupakan landasan demokrasi kita (Liu, 2006).

Teori Spiral of Silence menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya bahwa mereka
memegang sudut pandang minoritas dalam sebuah isu publik akan mengakami kondisi
komunikasi yang tertahan. Sementara, mereka yang percaya bahwa mereka memegang sudut
pandang mayoritas akan lebih terdorong untuk berbicara. Hal yang menarik disini, pihak yang
berada di kelompok mayoritas akan cenderung melebih-lebihkan dan berani
mengkomunikasikan pendapat dan aktivitas mereka.

Carol mengilustrasikan teori ini pada kondisi percakapan kelompok yang membahas
tentang opini pemberitaan mengenai pemukulan anak. Dalam contoh nya disebutkan Nick,
Nancy dan Earl yang mendukung memukul anak adalah bentuk kedisiplinan. Mereka
mengiyakan laporan yang diberitakan melalui acara berita televisi bahwa lebih dari 60 persen
negara mendukung pemukulan untuk mendisiplinkan. Komunikasi menjadi lebih tegas di atara
mereka. Sementara Carol yang bersikap berbeda karena memandang pemukulan itu salah, akan
merasa sendirian dan berpendapat bahwa pendapatnya merupakan pandangan minoritas.
Akibatnya, Carol menjadi tidak banyak berbicara. Teori Spiral of Silence secara unik
menginteraksikan opini publik dan media.

Asumsi Teori Spiral of Silence

Asumsi Teori Sprial of Silence. Noelle-Neumann (1991, 1993) sebelumnya telah


membahas pernyataan berikut:
• Masyarakat mengancam individu yang menyimpang dengan pengucilan; ketakutan
akan dikucilkan ini sifatnya mendalam.
• Ketakutan akan dikucilkani menyebabkan individu mencoba menilai iklim pendapat
setiap saat.
• Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh penilaian opini masyarakat.

Asumsi pertama dari teori ini menjelaskan bahwa ketika orang-orang menyetujui
seperangkat nilai-nilai yang sama, maka ketakutan akan dikucilkan berkurang. Sebaliknya, jika
terdapat perbedaan nilai, ketakutan akan dikucilkan. Asumsi kedua dari teori ini
mengidentifikasi manusia sebagai penilai yang konstan terhadap iklim opini publik. Individu
menerima dua informasi tentang opini publik dari dua sumber yaitu : mengamati opini publik
secara pribadi dan kemudian mengkaji peran media. Asumsi ketiga, jika individu merasakan
dukungan terhadap suatu topik, maka mereka cenderung mengomunikasikannya namun jika
mereka merasa orang lain tidak mendukung suatu topik, maka mereka akan diam. Neuman
mengungkapkan bahwa kekuatan sinyal suatu kubu, atau kelemahannya yang lainnya, adalah
kekuatan pendorong yang menggerakkan spiral. Akhirnya, orang tampaknya bertindak sesuai
dengan perasaan orang lain

The Spiral of Silence : Medicinal Marijuana

Gambar di atas merupakan ilustrasi konsep yang uncul dari asumsi-asumsi teori Spiral
of Silence. Pendapat pribadi, rasa takut sendirian dalam pendapat tersebut, dan sentimen publik
menjadi dasar untuk mendiskusikan sisa dari teori ini. Masing-masing area ini dipengaruhi oleh
bagian yang kuat dari masyarakat AS yaitu media.

Pengaruh Media

Nancy Eckstein dan Paul Turman (2002) sepakat menyatakan bahwa media dapat
memberikan kekuatan di balik Spiral of Silence karena dianggap sebagai percakapan satu sisi,
bentuk komunikasi publik tidak langsung di mana orang merasa tidak berdaya untuk
merespons. George Gerbner dalam buku Analisis Kultivasi mengatakan bahwa televisi adalah
yang paling berpengaruh dari semua bentuk media, meskipun Internet tetap menjadi sangat
penting. Terdapat tiga karakteristik media berita menurut para ahli teori yaitu :

• kemerataan (ubiquity) , mengacu pada fakta bahwa media adalah sumber informasi
yang tersebar luas. Media ada di mana-mana, oleh karena itu, media diandalkan ketika
orang mencari informasi.
• kumulatif, (cumulativeness), media akan berulang dengan sendirinya, proses
pengulangan media di seluruh program dan lintas waktu.
• Consonance, keyakinan bahwa semua media memiliki kesamaan dalam hal
sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai.

Saat orang melihat media untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi dan
masyarakat, mereka cenderung menerima apa pun kecuali representasi yang tidak memihak.
Dalam hal ini terdapat kondisi dimana terjadi perbedaan antara persepsi populasi terhadap
suatu isu publik dan cara media memberitakan isu tersebut (dual climates of opinion).

The Train Test

The train test mempelajari tentang bagaimana orang menyuarakan pendapatnya. Untuk
itu Noelle-Neumann mengkonseptualisasikan dalam bentuk the train test. Penilaian tersebut
untuk menguji sejauh mana orang akan mengemukakan opini mereka. Pada teori ini, orang dari
dua latar belakang yang berbeda tentang suatu isu akan bervariasi dalam ketersediaan mereka
mengungkapkan pendapat ke publik

The Hard Core

The Hard Core merupakan kelompok yang tetap pada titik akhir dari Teori Spiral of
Silence tanpa peduli terghadap ancaman isolasi (Noelle-Neumann, 1993) The hard core
memperlihatkan sebuah kelompok dari individu-individu yang tahu bahwa itu adalah nilai
untuk membayar untuk sikap percaya dirinya. Para penyimpang ini mencoba untuk melawan
cara berpikir dominan dan siap untuk langsung menghadapi siapa saja yang menghalangi
langkahnya.

Noelle – Naumann (1993) menyatakan bahwa the hard core terdiri atas orang-orang
seperti Don Quixote, seorang tokoh dalam karya sastra karena pakaian dan persenjataannya
yang kuno maka ia mendapati dirinya dipermalukan, dikalahkan, dan dikucilkan. Pahlawan
tragis ini menurut Noelle-Neumann memiliki keinginan untuk mendapatkan penghormatan
dari dunia, pertarungannya yang tanpa akhir dan sia-sia merupakan kesaksian bagi
komitmennya terhadap kepahlawanan yang tidak pernah mati. Ia menyimpulkan bahwa the
hard core (seperti Quixote) tetap berkomitmen pada masa lalu, mempertahankan nilai-nilai
lama sementara menderita isolasi masa kini. Ia menambahkan bahwa the hard core adalah
kaum minoritas pada ujung akhir dari spiral of silence yang menentang ancaman akan isolasi

Kesimpulan

Spiral of Silence Theory adalah salah satu dari beberapa teori dalam komunikasi yang
berfokus pada opini publik. Selain itu, Teori Spiral of Silence berpendapat bahwa ketakutan
isolasi memotivasi individu untuk mengamati lingkungan dalam mengukur iklim opini publik
(Moy, Domke, & Stamm, 2001).

Teori Spiral of Silence akan terus menghasilkan diskusi di kalangan media. Selain itu,
terdapat tiga komponen kunci dari Spiral of Silence Theory yaitu ketakutan akan isolasi,
penggunaan media, dan iklim opini publik (Moy, Domke, & Stamm, 2001). Teori ini telah
dipertahankan secara kritis, dengan penekanan utama pada diskusi politik.

Anda mungkin juga menyukai