BAB IV
PINTU SORONG
4.1 Tujuan Percobaan
1. Menyatakan hubungan antara tinggi muka air dengan debit aliran melalui
pintu sorong.
2. Menghitung koefisisen debit (Cd).
3. Mengamati pola aliran yang terjadi.
4.2 Alat - Alat Percobaan Dan Gambar Alat Percobaan
4.2.1 Alat – Alat Percobaan
1. Pintu Sorong
2. Flume
3. 2 Buah Point Gauge
4. Flowmeter
5. Mistar
6. Bangku Kerja Hidrolik
4.2.2 Gambar Alat Percobaan
Pintu sorong atau biasa kita sebut pintu air adalah suatu alat untuk
mengontrol aliran pada saluran terbuka. Pintu menahan air di bagian hulu dan
mengizinkan aliran ke arah hilir melalui bawah pintu dengan kecepatan tinggi
(JMK Dake,1983:48).
Sekat pada pintu air ini dapat diatur bukaannya. Aliran di hulu pintu setelah
pintu sorong adalah aliran subkritis. Kemudian, aliran air mengalami percepatan
ketika melewati bagian bawah pintu/sekat. Akibat percepatan yang dialami, aliran
berubah secara tiba-tiba dari subkritis ke superkritis. Di lokasi yang lebih hilir,
aliran akan mengalami semacam Shock yang membuatnya kembali menjadi aliran
subkritis. Pada lokasi terjadinya perubahan aliran superkritis menjadi aliran
subkritis secara tiba-tiba tersebut, akan terjadi peristiwa yang biasa disebut dengan
lompatan hidrolik (hydraulic jump). Air loncat atau lompatan hidrolik biasanya
sengaja dibuat untuk meredam energi dan memperlambat aliran sehingga tidak
menggerus dasar saluran.
Pada pintu sorong dengan model aliran seperti pada gambar di bawah
berlaku persamaan:
Q
Q=Cd .a. b √ 2g. h1 Sehingga Cd =
a. b √ 2 g . h1
....(4.1)
Cd = Koefisien debit
v1 2
2 2g(h1 .b) ¿
2
....(4.2)
H 1=h1+ =h 1 +Q ¿ ¿
2g ¿
H2 = Tinggi energi di belakang pintu (m)
v2 2g(h .b)2
¿
2 2
H 2=h2+ =h 2+Q2 ¿ ¿ ....(4.3)
2g ¿
g = Percepatan gravitasi ( 9.81 m/det2)
2
Q
H 2=h2 +
2 g ( h2 . b )2
Q
Cd=
a.b √ 2g.h1
y0
9. Menghitung
a
h1
1) Grafik hubungan Cd terhadap diperoleh dengan cara
a
menghubungkan titik 1, 2, 3 dan 5, serta meregresi titik 4.
h1
2) Grafik hubungana Cd terhadap berbentuk linier
a
h1
3) Grafik hubungan Cd terhadap adalah berbanding lurus, artinya
a
h1
semakin kecil nilai Cd maka semakin kecil pula
a
2. Kondisi Q Konstan
h1
1) Grafik hubungan Cd terhadap diperoleh dengan cara
a
menghubungkan titik 1, 3, dan 4 serta meregresi titik 2 dan
mengabaikan titik 5
h1
2) Grafik hubungan Cd terhadap membentuk kurva terbuka ke
a
bawah.
h1
3) Grafik hubungan antara Cd versus adalah berbanding lurus, artinya
a
h1
semakin kecil nilai Cd maka semakin kecil pula
a
4.8.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara tinggi muka air (y1) dengan debit aliran (Q) pada
keadaan y0 konstan adalah berbanding lurus, artinya semakin besar
harga y1 maka harga Q semakin besar pula.
2. Koefisien debit (Cd) memiliki nilai lebih kecil dari 1 (satu). Dari hasil
percobaan diperoleh nilai Cd berkisar antara 0,5236 – 0,5702 untuk h 1
konstan dan nilai Cd berkisar antara 0,4333 – 0,6417 untuk Q konstan.
Nilai ini sesuai dengan standar nilai Cd yang ditetapkan yaitu 0,5 ≤ Cd
≤ 1.
3. Pola aliran yang terjadi adalah aliran sempurna, yaitu dibagian hulu
adalah aliran super kritis, dan dibagian hilir adalah aliran subkritis.
4.8.2 Saran
Q = 0,0007 m3/detik
h1 = 0,0607 m
h2 = 0,0235 m
1
H1 = 0,0619 m
H2 = 0,0315 m
a = 0,0150 m
Q = 0,0009 m3/detik
h1 = 0,0607 m
h2 = 0,0282 m
2
H1 = 0,0627 m
H2 = 0,0374 m
a = 0,0200 m
Q = 0,0011 m3/detik
h1 = 0,0607 m
h2 = 0,0309 m
3
H1 = 0,0637 m
H2 = 0,0424 m
a = 0,0250 m
Q = 0,0013 m3/detik
h1 = 0,0607 m
h2 = 0,0328 m
4
H1 = 0,0649 m
H2 = 0,0470 m
a = 0,0300 m
Q = 0,0015 m3/detik
h1 = 0,0607 m
h2 = 0,0359 m
5
H1 = 0,0662 m
H2 = 0,0517 m
a = 0,0350 m
Q = 0,0010 m3/detik
h1 = 0,0978 m
h2 = 0,0263 m
1
H1 = 0,0987 m
H2 = 0,0394 m
a = 0,0150 m
Q = 0,0010 m3/detik
h1 = 0,0646 m
h2 = 0,0293 m
2
H1 = 0,0668 m
H2 = 0,0399 m
a = 0,0200 m
Q = 0,0010 m3/detik
h1 = 0,0515 m
h2 = 0,0286 m
3
H1 = 0,0549 m
H2 = 0,0397 m
a = 0,0250 m
Q = 0,0010 m3/detik
h1 = 0,0423 m
h2 = 0,0289 m
4
H1 = 0,0474 m
H2 = 0,0397 m
a = 0,0300 m
Q = 0,0010 m3/detik
h1 = 0,0394 m
h2 = 0,0290 m
5
H1 = 0,0452 m
H2 = 0,0398 m
a = 0,0350 m
Untuk Q konstan
a H1 H2 Q H1 H2
No. H1/a Cd
(m) (m) (m) ( m³/det ) (m) (m)
1 0.0011 0.1102 0.0133 100.1818 0.0010 0.1109 0.0645 8.2434
2 0.0016 0.1094 0.0154 68.3750 0.0010 0.1102 0.0536 5.6880
3 0.0021 0.0926 0.0198 44.0952 0.0010 0.0937 0.0429 4.7105
4 0.0026 0.0908 0.0234 34.9231 0.0010 0.0919 0.0399 3.8421
5 0.0031 0.0505 0.0296 16.2903 0.0010 0.0541 0.0399 4.3210
Untuk H1 konstan
a H1 H2 Q H1 H2
No. H1/a Cd
(m) (m) (m) ( m³/det ) (m) (m)
1 0.0015 0.06000 0.01280 40.0000 0.00050 0.0606 0.0266 4.0963