HIDROLIKA
BAB IV
PINTU SORONG
4.3
Teori Dasar
TO
HIDROLIKA
Pada pintu sorong dengan model aliran seperti pada gambar di bawah berlaku
persamaan:
Cd
Q Cd .ab 2 gh1
Q
ab 2 gh1
sehingga
Garis Energi Total
V12/2g
V22/2g
H1
H2
h1
a
h2
v12/2g
v22/2g
= Debit aliran
( m3/ det )
Cd
= Koefisien debit
( tanpa dimensi )
= Lebar pintu
(m)
(m)
h1
(m)
h2
H1
(m)
(m)
TO
HIDROLIKA
v1
H 1 h1
H2
2g
h1
Q2
2 g (h1b) 2
(m)
v2
Q2
H 2 h2
h2
2g
2 g ( h2 b) 2
4.4
= Konstanta gravitasi
(9.81 m/det2)
v1
(m/det)
v2
(m/det)
Untuk h1 konstan
1. Mengukur lebar pintu sorong (b)
2. Memasang pintu sorong dan point gauge di muka dan di belakang
pintu.
3. Mengukur bukaan pintu sorong a = 0,020 m
4. Mengalirkan air sehingga h1 = 0.100 m dan ukur debit (Q) dengan
membaca pengukuran debit serta tinggi h2.
5. Mengulangi minimal 5x dengan menaikkan bukaan pintu setiap
kenaikan a + 0,005 m dengan tetap mempertahankan h1 = 0.100 m.
Catat Q dan h2 setiap pengulangan.
TO
HIDROLIKA
2.
a)
b)
c)
d)
Untuk Q konstan
HIDROLIKA
TO
4.7
Analisa Grafik
a.
Kondisi h1 Konstan
1. Grafik hubungan antara Q versus a :
Grafik
hubungan
antara
versus
diperoleh
dengan
cara
versus
h1
a
h1
a diperoleh dengan cara
HIDROLIKA
TO
Cd versus
h1
a adalah berbanding lurus, artinya
b.
h1
a
Kondisi Q Konstan
1. Grafik hubungan antara Cd versus
h1
a
h1
a
h1
a
h1
a .
h1
TO
HIDROLIKA
Grafik hubungan antara a versus h1 adalah berbanding terbalik, artinya
semakin besar nilai a maka semakin kecil nilai h1 .
4.8
Hubungan antara tinggi muka air (h1) dengan debit aliran (Q) adalah
berbanding lurus, artinya semakin besar harga h1 maka harga Q semakin
besar pula.
2.
4.8.2 Saran
1.
2.
Pembacaaan skala point gauge harus dalam posisi tegak lurus untuk
menghindari kesalahan paralaks.
TO
HIDROLIKA