Anda di halaman 1dari 10

HIDROLIKA.

Civil Engineering 2013

BAB VI
PIER
6.1 Tujuan Percobaan
-

Mengamati pola aliran yang terjadi disekitar Pier.


-

Menghitung koefisien konsentrasi.

6.2 Alat percobaan dan gambar alat percobaan


6.2.1 Alat-alat percobaan
1. Flume
2. Model pier
3. Point Gauge 2 buah
4. Flowmeter
5. Plastisin

6.2.2 Gambar alat


Percobaan

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

Gambar 6.1 Model Pier Tajam

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

Gambar 6.2 Model Pier Peralihan

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013
Gambar 6.3 Model Pier Tumpul

6.3 Teori Dasar


Pier aliran pada saluran terbuka adalah bentuk model dari
pier jembatan. Akibat pier ini, aliran yang pada mulanya satu
terbagi menjadi dua. Bentuk aliran disekitar Pier dinyatakan
dengan persamaan dAubuisson :
Q = KAb1y2 (2gh2 + VO2)

(6.1)
Sehingga

KA =

Q
bY 1( 2 g H 1+ V 02)

(6.2)

Gambar 6.4 Pola Aliran Pier


Dimana :
Q

= Debit aliran (m3/detik)

KA

= Koefisien Kontraksi

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013
bO
= Lebar Flume

= Tebal Pier (m)

yo

= Tinggi muka air didepan Pier

VO

= Kecepatan rata-rata aliran didepan pier (m/det)


=

Q
Q
=
A0 b Y 0

= Konstanta gravitasi (= 9,81 m/det)

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

6.4

Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan


6.4.1 Prosedur percobaan
1. Mengukur lebar Flume (bo) dan tebal pier (t).
2. Meletakan pier ditengah-tengah flume dan memberi
plastisin pada masing-masing ujung plat dasar pier.
3. Mengalirkan air lewat pier dan balok penghalang (stop
log) pada ujung akhir flume, dengan tetap menjaga agar
pier tidak tenggelam seluruhnya.
4. Mengukur tinggi muka air yO dan y2 serta Q.
5. Mengamati dan mensketsa pola aliran diatas ambang .
6. Melakukan prosedur diatas setiap perubahan debit pada
kenaikan

0,5 Cm Minimal 5 kali.

6.4.2 Prosedur perhitungan


1. Mengukur flume (bO) dan tebal pier (t).
2. Menghitung b1 dengan menggunakan rumus : b1 = bO-t
3. mengukur tinggi muka air didepan pier (yO).
4. Mengukur tinggi muka air dibelakang pier (y2)
5. Menentukan kecepatan rata-rata aliran didepan pier.
6. Menghitung h2.
7. Menghitung koefisien kontraksi (Kc).

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

6.7Analisa grafik

1. Grafik hubungan antara KA dengan Q


a. Untuk Pier Tajam

Grafik hubungan antara KA dengan Q diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1,2, 4 dan 5 serta mengabaikan titik

3.
Grafik hubungan antara KA dengan Q berbentuk kurva

terbuka ke atas.
Grafik hubungan antara K A dengan Q adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula Q dimana jika nilai KA besar maka nilai Q juga akan
semakin besar.

b. Untuk Pier Peralihan

Grafik hubungan antara KA dengan Q diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 2, 3 dan 5, serta mengabaikan titik

4.
Grafik hubungan antara KA dengan Q berbentuk kurva

terbuka ke atas.
Grafik hubungan antara KA dengan Q adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula Q.

c. Untuk Pier Tumpul

Grafik hubungan antara KA dengan Q diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 2, 3, 4 dan 5, serta mengabaikan titik

1.
Grafik hubungan antara KA dengan Q berbentuk kurva
terbuka ke atas.

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

Grafik hubungan antara K A dengan Q adalah berbanding


lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula Q.

2. Grafik hubungan antara KA dengan V0

a. Untuk Pier Tajam

Grafik hubungan antara KA dengan V0 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 3,4 dan 5 serta meregresikan titik

2.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 berbentuk kurva

terbuka ke atas.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula V0.

b. Untuk Pier Peralihan

Grafik hubungan antara KA dengan V0 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 2, ,3 dan 5 serta meregresikan titik

4.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 berbentuk kurva

terbuka ke atas.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula V0.

c. Untuk Pier Tumpul

Grafik hubungan antara KA dengan V0 diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 3, 4 dan 5 serta meregresikan titik

2.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 berbentuk kurva

terbuka ke atas.
Grafik hubungan antara KA dengan V0 adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai KA maka semakin besar
pula V0.

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013

6.8.

Kesimpulan dan Saran


6.8.1. Kesimpulan
a. Koefisien kontraksi dipengaruhi oleh :
1. Nilai debit aliran, dimana semakin besar nilai debit
aliran ( Q ) maka akan semakin besar pula nilai
koefisien kontraksinya (KA).
2. Nilai tinggi muka air di belakang pintu. Apabila semakin
besar nilai tinggi muka air di belakang pier (h 2), maka
semakin besar pula nilai koefisien kontraksi (KA) atau
berbanding lurus.
b. Nilai koefisien kontraksi yang didapat untuk setiap jenis
pier, yaitu :
1. Pier tajam
:
0,5919 0,9371
2. Pier peralihan :
0,5657 0,8989
3. Pier tumpul :
0,5176 0,7566
Pada semua jenis pier, nilai debit (Q) terhadap koefisien
(KA) adalah berbanding lurus.

Kelompok IX

HIDROLIKA.
Civil Engineering 2013
a

Untuk nilai koefisien kontraksi (KA) pada grafik KA Vs Q


untuk debit yang sama, yaitu Q = 0,005 m3/detik di
dapatkan nilai sebagai
1 Pier Tajam
:
2 Pier Peralihan :
3 Pier Tumpul :

berikut :
0,5919
0,5657
0,5176

6.8.2. Saran

Perlunya ketelitian dalam melakukan proses percobaan


terutama pada pembacaan point gauge agar data yang

diperoleh lebih akurat.


Kalibrasi alat.
Menempatkan pier tepat ditengah flume.

Kelompok IX

Anda mungkin juga menyukai