Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Mekanika Fluida
dan Hidrolika

KINEMATIKA FLUIDA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Teknik SIpil W111700057 Suprapti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Pendahuluan berisi definisi kinematika Mahasiswa dapat memahami konsep
fluida dan macam-macam aliran kinematika fluida, macam-macam aliran
fluida; garis arus dan tabung arus; fluida; garis arus dan tabung arus;
percepatan partikel; debit aliran; percepatan partikel; debit aliran;
persamaan kontinuitas persamaan kontinuitas dan dapat
menyelesaikan persoalan kinematika
fluida dan aplikasinya
Pendahuluan
Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang
menyebabkan gerak tersebut. Dalam hal ini dipelajari kecepatan di setiap titik dalam
medan aliran pada setiap saat. Di dalam aliran zat cair gerak partikel sulit diikuti, oleh
karena itu biasanya ditentukan kecepatan pada suatu titik sebagai fungsi waktu. Setelah
kecepatan didapat maka dapat diperoleh distribusi tekanan dan kemudian gaya yang
bekerja pada zat cair.

Aliran zat cair dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:


1. Aliran invisid dan viskos
2. Aliran kompresibel dan tak kompresibel
3. Aliran laminer dan turbulen
4. Aliran mantap (steady flow) dan tak mantap (unsteady flow)
5. Aliran seragam dan tak seragam
6. Aliran satu, dua dan tiga dimensi
7. Aliran rotasional dan tak rotasional

Garis Arus dan Tabung Arus


Garis arus (stream line) adalah kurva khayal yang ditarik di dalam aliran zat cair untuk
menunjukkan arah gerak di berbagai titik dalam aliran dengan mengabaikan
fluktuasi sekunder yang terjadi akibat turbulensi. Garis singgung yang dibuat di sebarang
titik pada kurva tersebut menunjukkan arah kecepatan partikel zat cair. Garis arus tidak
akan saling berpotongan atau bertemu. Gambar 6.1. menunjukkan garis arus pada aliran
melalui bidang batas yang mengecil.

Gambar 6.1. Garis arus

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Oleh karena vektor kecepatan di setiap titik pada garis arus adalah menyinggung garis
arus tersebut, maka tidak ada komponen kecepatan yang tegak lurus padanya. Dengan
demikian tidak ada aliran tegak lurus garis arus, sehingga bidang batas juga merupakan
garis arus. Mengingat aliran tidak bisa memotong garis arus maka jumlah aliran antara
dua garis arus adalah sama.

Apabila sejumlah garis arus ditarik melalui setiap titik di sekeliling suatu luasan kecil maka
akan terbentuk suatu tabung arus. Oleh karena tidak ada aliran memotong garis arus, zat
cair di dalam tabung arus tidak akan keluar melalui dinding tabung. Aliran hanya masuk
dan keluar melalui kedua ujung tabung arus. Gambar 6.2. menunjukkan tabung arus.

Gambar 6.2. Tabung arus

Partikel-partikel zat cair pada pergerakannya akan bergerak melalui suatu garis lintasan
(path line) tertentu.
A(t1)
(x,y,z)

A(to)

(a,b,c)

Gambar 6.3. Lintasan gerak partikel zat cair

Koordinat partikel A(x,y,z) pada waktu t1, adalah tergantung pada koordinat awalnya
(a,b,c) pada waktu to. Oleh karena garis lintasan sulit diGambarkan untuk masing-masing
partikel, maka untuk menggambarkan gerakan fluida dikenalkan suatu karakteristik aliran

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
yaitu kecepatan (v) dan tekanan (p).

Garis singgung yang dibuat di sembarang titik pada lintasan partikel menunjukkan
arah arus dan kecepatan partikel zat cair tersebut.

Arah arus

Gambar 6.4. Arah arus gerak partikel zat cair

Percepatan Partikel Zat Cair


Percepatan partikel zat cair yang bergerak didefinisikan sebagai laju perubahan
kecepatan. Laju perubahan kecepatan ini bisa disebabkan oleh perubahan geometri
medan aliran atau karena perubahan waktu. Dipandang suatu aliran melalui curat
dengan tampang lintang mengecil dari sebuah tangki seperti tampak pada gambar 6.5.

A
B

Gambar 6.5. Aliran melalui curat

Apabila tinggi muka air dari sumbu curat adalah tetap, maka aliran melalui curat akan
permanen dan kecepatan pada suatu titik adalah tetap terhadap waktu. Tetapi karena

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
adanya pengecilan tampang curat, maka aliran disepanjang curat akan dipercepat.
Perubahan kecepatan karena adanya perubahan tampang aliran disebut dengan
percepatan konveksi. Apabila tinggi muka air berubah (bertambah atau berkurang)
maka kecepatan aliran di suatu titik dalam curat akan berubah dengan waktu, yang
berarti aliran di titik tersebut mengalami percepatan. Percepatan ini disebut dengan
percepatan lokal yang terjadi karena adanya perubahan aliran menurut waktu.
Dengan demikian apabila permukaan zat cair selalu berubah maka aliran di dalam curat
akan mengalami percepatan konveksi dan lokal. Gabungan dari kedua percepatan
tersebut dikenal dengan percepatan total, dan aliran yang terjadi merupakan aliran tak
mantap.

Perhatikan gambar 6.6 yang menunjukan lintasan dari gerak partikel zat cair. Partikel
tersebut bergerak dar titik O sampai ke titik P. Panjang lintasan OP adalah ds. Di titik O
kecepatan partikel adalah V dan di titik P kecepatannya menjadi V+dV. Selama
gerak tersebut kecepatan partikel tidak tetap, tetapi berubah dengan waktu dan
ruang.

Gambar 6.6. Lintasan gerak zat cair

Secara matematis dapat ditulis : V = V ( t , s ) ............................................................(6.1)


dV
Percepatan partikel selam gerak tersebut adalah : a  ..........................................(6.2)
dt
Diferensial dV ditulis dalam bentuk diferensial parsiil :
V V
dV  dt  ds .........................................................................................(6.3)
t s
Substitusi persamaan (6.3) ke dalam persamaan (6.2) dan karena V = ds/dt maka
dV V V
didapat : a   V ....................................................................................(6.4)
dt t s
Dimana dV/dt disebut percepatan total yang terdiri dari percepatan lokal (V / t ) dan

percepatan konveksi (VV / s)

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Debit Aliran
Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu-satuan waktu disebut
debit aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap
satuan waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik (m³/d) atau satuan yang
lain (liter/detik, liter/menit, dsb).

Di dalam zat cair ideal, di mana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran V adalah sama di
setiap titik pada tampang lintang. Gambar 6.7. menunjukkan distribusi kecepatan aliran
untuk zat cair ideal dan zat cair riil melalui pipa dan saluran terbuka.

Gambar 6.7a. Kecepatan aliran melalui pipa

Gambar 6.7b. Kecepatan aliran melalui saluran terbuka

Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan
aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan
kecepatan rerata V, sehingga debit aliran adalah : Q = A.V

Contoh 1:
Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan kecepatan 1 m/d. Berapakah debit
alirannya? Apabila debit aliran dinaikkan menjadi 75 l/d, berapak kecepatan alirannya

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Penyelesaian:
a. Debit aliran dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1 1
Q  AV  D 2V   (0,25) 2 x1,0  0,0491.m 3 / d  49,1.l / d
4 4

b. Kecepatan aliran untuk Q = 75 l/d


Q  75.l / d  0,075.m 3 / d
Q  A.V
Q 0,075
V   1,53.m / d
A 1
 (0,25) 2

Persamaan Kontinuitas
Apabila zat cair tak mampu mampat (uncompressible) mengalir secara kontinyu
melalui pipa atau saluran, dengan tampang aliran tetap ataupun tidak tetap, maka
volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua tampang. Keadaan
ini disebut dengan persamaan kontinuitas aliran zat cair.

Dipandang tabung aliran seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.8, untuk aliran
satu dimensi dan mantap, kecepatan rerata dan tampang lintang pada titik 1 dan 2
adalah V1, dA1 dan V2, dA2.

Gambar 6.8. Tabung aliran

Volume zat cair yang masuk melalui tampang 1 tiap satuan waktu adalah V1.dA1,
dan volume zat cair yang keluar dari tampang 2 tiap satuan waktu adalah V2.dA2.
Oleh karena tidak ada zat cair yang hilang di dalam tabung aliran, maka:
V1dA1  V2 dA2

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Integrasi dari persamaan tersebut pada seluruh tampang aliran, akan didapatkan
volume zat cair yang melalui medan aliran,

V1  dA1  V2  dA2 atau V1 A1  V2 A2 ....................................................(6.6)


A1 A2

Atau : Q = A.V = konstan ....................................................................................(6.7)

Dimana: A = luas penampang (m2)


V = kecepatan aliran (m/det)

Persamaan (6.6) dan (6.7) dikenal dengan persamaan kontinuitas untuk zat cair tak
mampu mampat.

Pada pipa bercabang (gambar 6.9), berdasarkan persamaan kontinuitas, maka debit
aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit aliran yang meninggalkan titik
tersebut.

Gambar 6.9. Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang

Maka berlaku:
Q1 = Q2 + Q3 (6.8)
Atau :
A1.V1 = A2.V2 + A3.V3 (6.9)
Biasanya debit aliran menuju titik cabang diberi tanda positif dan yang meninggalkan
diberi tanda negatif, sehingga jumlah aliran pada percabangan adalah nol.
ΣQ=0 (6.10)

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 2:
Air mengalir di dalam pipa berdiameter 50 cm dengan kecepatan 1 m/d. Berapakah
debit alirannya. Jika diameter pada ujung yang lain dari pipa tersebut adalah 100 cm
(pipa berubah dengan teratur), berapakah kecepatan aliran pada ujung pipa tersebut?

Penyelesaian:

Contoh 3:
Air mengalir melalui pipa 1, 2, 3, dan 4 seperti pada gambar. Air mengalir melalui pipa 1
dengan diameter D1 = 50 mm, yang dihubungkan dengan pipa 2 berdiameter D2 = 75 mm,
dimana kecepatan reratanya V2 = 2 m/d. Ujung pipa 2 bercabang menjadi pipa 3 dan pipa
4. Kecepatan aliran pipa 3 adalah V3 = 1,5 m/d. Diameter pipa 4 adalah D4 = 30 mm. Debit
aliran pipa 4 adalah setengah debit pipa 3. Hitung Q1, V1, Q2, Q3, D3, Q4, dan V4.

Penyelesaian:

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Kecepatan aliran di pipa 4 dapat dihitung dengan rumus berikut :

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Irving H. Shames “Mechanics of Fluids”, McGraw Hill, 1982
2. White, F.M., “Open Channel Flow”, Prentice Hall, 1993
3. Ned H.C. Hwang,”Fundamentals of Hydraulic Engineering System”, Prentice
Hall, 1987
4. Ven Te Chow “Open Channel Hydraulics”, McGraw Hill, 1982
5. Robert W. Fox, Alan T. Mc Donald, Philip J. Pritchard “Introduction to Fluid
Mechanics”, John Wiley & Sons Inc. 2004
6. Linsley, R., K., and Franzini, J., B, “Water Resources Engineering” McGraw-Hill
Book Company
7. Departemen Kimpraswil, Dirjen Sumber Daya Air, “Pedoman Perencanaan
Sumberdaya Air Wilayah Sungai”
8. Bambang Triatmodjo, “Hidraulika I”, Beta Offset, 1996

‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai