Anda di halaman 1dari 17

Bunyi hukum pascal dan rumus hukum pascal- Berjumpa lagi dalamblog penuh ilmu ini.

Setelah
sebelumnya membahas tekanan yang disebabkan oleh zat cair atau tekanan hidrostatis, kemudian
prinsipHukum Archimedes, maka kali ini pak guru akan membahas materi masih dalam fluida statis
yakni Bunyi hukum pascal dan rumus hukum pascal. bagaimana sih konsepnya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari? Simak uraian berikut!

Bunyi Hukum Pascal


Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan
sama rata, artinya besar tekanan yang menekan wadah sama besar di setiap tempat, hal ini dikenal
sebagaiprinsip PASCAL.

Tinjau sistem kerja penekan hidrolik seperti pada di atas. Apabila dikerjakan tekanan P1 pada
penampang A1 maka tekanan yang sama besar akan diteruskan ke penampang A2 sehingga memenuhi
P1 = P2 dan diperoleh perumusan sebagai berikut:
Karena P1=P2 maka F1/A1=F2/A2
Atau jika beban yang akan diangkat berupa gaya berat, maka:
F1/A1=W2/A2
W2= (A2/A1)F1
Dengan F1= gaya tekan (missal pada dongkrak) N
A1= luas penampang kecil (m2)
W2= beban yang akan dinagkat (missal mobil) N
A2= luas penampang dua (m2)

Dari persamaan di atas terlihat, jika ingin gaya tekan kecil, maka luas penampang kedua harus lebih
besar. Adapun alat-alat teknik yang menggunakan sistem prinsip Pascal adalah rem hidrolik dan
pengangkat mobil (dongkrak) dalam bengkel.

Contoh soal:
Seorang pekerja bengkel memberikan gaya tekan pada pompa hidrolik dengan gaya 200 N. apabila
perbandingan penampang silinder kecil dan besar 1 : 10, berapa berat beban yang dapat diangkat oleh
pekerja tersebut?
Jawab:
W2= (A2/A1)F1
W2=10/1. 200
W2=2000N
Jadi beban yang bisa diangkat adalah 2000 N

HUKUM KONTINUITAS

Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir didalam suatu pipa, maka massa fluida
yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari pipa selama selang waktu
tertentu. Jika tidak demikian, maka akan terjadi pemambahan atau pengurangan massa pada
bagian tertentu si dalam pipa. Dalam hal ini berarti telah terjadi pemampatan atau
perenggangan fluidaatau dengan kata lain tidak dapat lagi di sebut tak termampatkan.

Suatu jenis fluida yang bermassa jenis memasiki pipa yang berluas penampang A1dengan
kecepatan v1 dan keluar pada pipa berluas penampang A2 dengan kecepatan v2
Aliran fluida dalam tabung Gambar 7.14 menggambarkan aliran fluida secara stasioner, sehingga tiap
partikel fluida dalam tabung yang melewati titik A akan menempuh lintasan dari partikel yang
mendahuluinya yang juga melewati titik A tersebut. Lintasan itu dinamakan garis alir atau garis arus.
Misalnya pada gambar 7.14 di atas terdapat 3 gambaran garis alir atau garis arus. Jika luas penampang
lintang tabung tidak sama, kecepatan partikel fluida itu juga berubah sepanjang garis arusnya. Akan
tetapi pada satu titik tertentu dalam tabung, kecepatan setiap partikel fluida itu senantiasa sama.
Partikel yang pada suatu saat ada di A kemudian pada saat berikutnya ada di B, bergerak dengan arah
dan kecepatan yang berlainan dan akhirnya sampai di C dengan arah dan kecepatan yang lain lagi.
Fluida yang mengalir melalui kolom dengan luas penampang A1 dalam pembuluh sepanjang L1,
sampai ke kolom dengan luas penampang A2 berkecepatan V2 dalam pembuluh sepanjang L2 maka
berlaku persamaan kontinuitas.

"Cepat alir (debit aliran) pada setiap detik (kedudukan) dalam suatu pembuluh dari fluida yang
mengalir adalah konstan".

Cepat aliran atau debit aliran adalah banyaknya fluida yang mengalir per satuan waktu. Untuk
memahami hal tersebut, perhatikan gambar 7.15 di bawah ini!

Gambar 7.15 di atas melukiskan suatu fluida yang mengalir melalui suatu pembuluh yang luas
penampangnya sama yaitu sebesar A, dengan kecepatan sebesar v. Jika pada suatu saat fluida berada
pada penampang K dan setelah t detik kemudian berada di penampang L, maka dalam waktu t
tersebut banyaknya fluida yang telah mengalir adalah v . t . A, sehingga persamaan kontinuitas dapat
dinyatakan secara matematis: v . A = konstan atau

1. Sebuah pipa salah satu bagiannya berdiameter 20 cm dan bagian lainnya


berdiameter 10 cm. Jika laju aliran air di bagian pipa berdiameter besar adalah 30
cm/s, maka laju aliran air di bagian pipa berdiameter lebih kecil adalah
A. 80 cm/s
B. 100 cm/s
C. 120 cm/s
D. 130 cm/s
E. 140 cm/s
Pembahasan :
Diketahui :
r1 = 10 cm, r2 = 5 cm
v1 = 30 cm/s
Ditanya :
v2 ?
Jawab :
Persamaan kontinuitas fluida :
A1 v1 = A2 v2
Keterangan :
A1 = luas penampang pipa 1, v1 = laju air pada pipa 1
A2 = luas penampang pipa 2, v2 = laju air pada pipa 2
Luas penampang pipa :
A1 = phi r12 = (3,14)(10 cm)2 = (3,14)(100 cm2)
A2 = phi r22 = (3,14)(5 cm)2 = (3,14)(25 cm2)
Laju aliran air di pipa 2 :
A1 v1 = A2 v2
(3,14)(100 cm2)(30 cm/s) = (3,14)(25 cm2)(v2)
(100)(30 cm/s) = (25)(v2)
3000 / 25 = v2
v2 = 120 cm/s
Jawaban yang benar adalah C.
2. Minyak mengalir dari pipa A ke pipa B lalu ke pipa C. Perbandingan luas
penampang pipa A dan luas penampang pipa C adalah 5 : 3. Jika laju aliran minyak
pada pipa A sama dengan 2v, maka laju aliran minyak pada pipa C adalah
A. (3/10)v
B. 2v
C. (10/3)v
D. 5v
E. 9v

Pembahasan :
Diketahui :
A1 = 5, A2 = 3, v1 = 2v
Ditanya :
v2 ?
Jawab :
A1 v1 = A2 v2
(5)(2v) = (3)(v2)
10v = 3(v2)
v2 = (10/3)v
Laju aliran minyak pada pipa C adalah (10/3)v
Jawaban yang benar adalah C.

SIFAT SIFAT ALIRAN

Fluida ada 2 macam: cairan dan gas. Watak dari fluida adalah mengalir, mengisi ruangan yang
mewadahinya. Beberapa diantara sifat-sifat fluida adalah:
1.Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa per satuan volume, sedangkan
berat spesifik adalah berat per satuan volume.
2. Tekanan: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur (gauge pressure). Yang
disebut terakhir tidak lain adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir (1 atm). Tekanan fluida
biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau barometer (gas).
3. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi
termal: Panas spesifik adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan
massa sebesar satu derajat. Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk
menghantarkan (mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal menghubungkan
antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.
4. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan incompressible
fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas bersifat incompressible. Kemampuan
suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya dinyatakan dalam bulk compressibility modulus.
Istilah compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah compressible
flow dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya tidak
berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan incompressible flow
adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan aliran, misalnya aliran udara.
5. Viskositas: menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding) diatas lapisan lainnya.
Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan ada tidaknya geseran (shear). Dengan demikian,
viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan tegangan geser yang terjadi pada
partikel-partikel fluida. Dalam hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid fluid
(kadangkala disebut juga nonviscous fluid atau frictionless fluid). Sebetulnya, semua fluida pasti
memiliki viskositas betapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan bisa diabaikan,
maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid fluid.
Fluida yang berada didalam lapis batas (boundary layer) biasanya diperlakukan sebagai viscous,
sedangkan fluida yang berada diluar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid. Fluida yang berada
dalam lapis batas, sebagai akibat dari sifat viskositasnya, akan membentuk gradien kecepatan.
Pada fluida Newtonian, gradien kecepatan berubah secara linier (membentuk garis lurus) terhadap
besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian, hubungan antara gradien kecepatan
dan besarnya tegangan geser tidaklah linier.
6. Tegangan permukaan (surface tension): adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada permukaan
fluida (cair). Definisi lainnya adalah: intensitas daya tarik-menarik molekular per satuan panjang pada
suatu garis manapun dari permukaan fluida. Dimensi dari tegangan permukaan adalah gaya per
panjang. Contoh bagaimana efek dari tegangan permukaan adalah, jika sebuah pisau silet diletakkan
secara perlahan diatas air maka pisau silet tersebut tidak akan tenggelam akibat adanya tegangan
permukaan air.

Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya sejajar dan
garis-garis arusnya halus dan lancar sepanjang lintasannya. Aliran laminer bersifat steady maksudnya
alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase berikutnya aliran berubah
menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar
mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju
perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah

dan kecepatan yang


tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen.
Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis lurus,
kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan
yang lain.
Turbulen merupakan kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak
laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain.
Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya,
aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah.
Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang
menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang aliran.
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang
disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Re = (4 v R)/
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000, aliran biasanya
merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah
turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-
faktor lain yang mempengaruhi.

HUKUM BERNOULLI
Materi

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang
ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli,
seorang matematikawan Swiss yang menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar
matematika untuk merumuskan hukumnya.

Terdapat beberapa Asumsi Hukum Bernoulli diantaranya:

Fluida tidak dapat dimampatkan (incompressible) dan nonviscous.


Tidak ada kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dan dinding pipa.
Tidak ada energi panas yang ditransfer melintasi batas-batas pipa untuk cairan baik sebagai
keuntungan atau kerugian panas.
Tidak ada pompa di bagian pipa
Aliran fluida laminar (bersifat tetap)
Rumus Hukum Bernoulli:

di mana:

Keterangan:
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
p = massa jenis fluida (kg/m^3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s^2)
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

Aplikasi Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli bermanfaat bagi kehidupan manusia, beberapa aplikasi
penerapan hukum bernoulli adalah sebagai berikut:

Torriceli/Tangki Air
Venturimeter
Manometer
Gaya Angkat Pesawat
Tabung Pitot

Contoh Soal
Pipa venturi meter yang memiliki luas penampang masing-masing 8 102 m2 dan 5 10
3 m2digunakan untuk mengukur kelajuan air. Jika beda ketinggian air raksa di dalam kedua
manometer adalah 0,2 m dan g = 10 m/s2, tentukanlah kelajuan air tersebut ( raksa = 13.600 kg/m3).

Jawab

Diketahui: A1 = 8 102 m2, A2 = 8 103 m2, h = 0,2 m, dan g = 10 m/s2.

ALIRAN DALAM PIPA

Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2) v2
v2 = 37,5 m/s

Soal No. 8
Perhatikan gambar!

Jika diameter penampang besar dua kali diameter penampang kecil, kecepatan aliran fluida pada pipa
kecil adalah....
A. 1 m.s1
B. 4 m.s1
C. 8 m.s1
D. 16 m.s1
E. 20 m.s1
(UN Fisika SMA 2012 A86)

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
Data soal:
V1 = 4
D1 = 2
D2 = 1
V2 =...?

Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti diperlihatkan
gambar berikut ini!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta
perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan
Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas
v1 = A2 [(2gh) : (A12 A22) ]
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2 [(2gh) : (A12 A22) ]
v1 = (3) [ (2 x 10 x 0,2) : (52 32) ]
v1 = 3 [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s

Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.

Bisa juga dengan format rumus berikut:

dimana
a = luas penampang pipa kecil
A = luas penampang pipa besar

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil


A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

1. Air mengalir melalui pipa mendatar dengan luas penampang pada masing-masing ujungnya
200mm2 dan 100mm2. Bila air mengalir dari panampang besar dengan kecepatan adalah 2 m/s, maka
kecepatan air pada penampang kecil adalah .
Pembahasan
Diketahui:
A1 = 200 mm2= 2.10-4m2
A2 = 100mm2= 10-4m2
v1= 2 m/s
ditanyakan v2 = . ?
jawab:
Q1 = Q2
A1v1 = A2V2
v2 = A1v1/A2 = 2.10-4.2/10-4 = 4m/s
2. Azas Bernoulli dalam fluida bergerak menyatakan hubungan antara .
jawab :
Dalam fluida bergerak, hubungan antara tekanan, kecepatan, dan massa jenis dinyatakan oleh Azas
Bernouli.

3.

Pada gambar tersebut, G adalah generator 1.000 W yang digerakan dengan


kincir angin, generator hanya menerima energi sebesar 80% dari air. Bila generator dapat bekerja
normal, maka debit air yang sampai kekincir air dalah .

jawaban:
Diketahui:
Pg = 103watt
g = 80% air = 0,8 air
h = 10 m
Ditanya Q = . ?
Pg = ..V.g.h
1000 = 0,8.103.V.10.10
V = 12,5.103m3 = 12,5L
Q = V/t = 12,5 L/s

4. Suatu fluida ideal mengalir di dlaam pipa yang diameternya 5 cm, maka kecepatan aliran fluida
adalah .
jawaban:
Pembahasan:
Diketahui:
d = 5 cm = 5.10-2 m
r = 2,5 cm = 2,5.10-2 m
v = 32 m/s
Ditanya: v = ?
Jawab:
Karena memiliki besar diameter yang sama, maka kecepatan aliran fluida besarnya sama, yaitu 32 m/s.

5. Sebuah selang karet menyemprotkan air vertikal ke atas sejauh 4,05 meter. Bila luas ujung selang
adalah 0,8 cm2, maka volume air yang keluar dari selang selama 1 menit adalah liter
jawaban
Diketahui:
h = 4,05 m
A = 0,8cm2 = 8.10-5m2
t = 1menit = 60 sekon
ditanya: V = .?
Jawab
Ep = m.g.h = mv2
v = 2.g.h = 2.10.4,05 = 9 m/s
Q = A.v = 8.10-3.9 = 7,2.10-4 m3/s
V = Q.t = 7,2.10-4.60 = 432.10-4m3 = 43,2 L

6. Minyak mengalir melalui sebuah pipa bergaris tengah 8 cm dengan kecepatan rata-rata 3 m/s. Cepat
aliran dalam pipa sebesar .
jawaban:
Q = .R2.v = 3,14.16.10-4.3 = 0,151 m3/s = 151 liter/s

7. Debit air yang keluar dari pipa yang luas penampangnya 4cm2 sebesar 100 cm3/s. Kecepatan air
yang keluar dari pipa tersebut adalah .
jawaban: c
v = Q/A = 100/4 = 25 cm/s = 0,25 m/s

8.Air mengalir kedalam sebuah bak dengan debit tetap 0,5 liter/s. Jika bak tersebut berukuran
1x1x1 m3, maka bak tersebut akan penuh dalam waktu menit.
10. jawaban:
Diketahui
Q = 0,5 liter/s = 5.10-4 m3/s
V = 1m3
A = 1m2
Ditanyakan: t = . ?
Jawab:
t = V/Q = 1/5.10-4 = 2000 s = 33,3 menit
uraian

1. v1 = 2gh = 2.10.8 = 12,65 m/s


A = Q/v1 = 5.10-5 /12,65 = 3,95.10-6 m2
Q2 = A.v2 = 55,85.10-6 m3/s = 55,85 cm3/s

2. Diktetahui
Wu = 95N; Wcair = 87 N
Ditanya Fa = . ?
Jawab:
Fa = Wu Wcair = (95-87) = 8 N

3. Alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Bernoulli


a. pipa pitot
b. pipa venturi
c. pesawat terbang
d. karburator motor

4. Diketahui:
A = 25 cm2 = 25.10-4 ; v = 10 m/s
Ditanya: Q = .?
Penyelesaian
Q = A.v = 25.10-4.10= 0,025 m3/s

Rumus Minimal

Debit
Q = V/t
Q = Av

Keterangan :
Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
1 liter = 1 dm3 = 103 m3

Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2

Persamaan Bernoulli
P + 1/2 v2 + gh = Konstant
P1 + 1/2 v12 + gh1 = P2 + 1/2 v22 + gh2

Keterangan :
P = tekanan (Pascal = Pa = N/m2)
= massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Tangki Bocor Mendatar


v = (2gh)
X = 2(hH)
t = (2H/g)

Keterangan :
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah

Soal No. 1
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti gambar
berikut!

Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah
10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember

Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 104 m2
v2 = 10 m/s

a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 104)(10)
Q = 2 x 103 m3/s

b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember


Data :
V = 20 liter = 20 x 103 m3
Q = 2 x 103 m3/s
t=V/Q
t = ( 20 x 103 m3)/(2 x 103 m3/s )
t = 10 sekon
Soal No. 2
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2)v2
v2 = 37,5 m/s

Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah

Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = (2gh)
v = (2 x 10 x 3,2) = 8 m/s

b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air


X = 2(hH)
X = 2(3,2 x 10) = 82 m

c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah


t = (2H/g)
t = (2(10)/(10)) = 2 sekon

Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti diperlihatkan
gambar berikut ini!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta
perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2 [(2gh) : (A12 A22) ]
v1 = (3) [ (2 x 10 x 0,2) : (52 32) ]
v1 = 3 [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s

Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil


A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

Soal No. 5
Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada gambar
berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air pada
pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(air = 1000 kg/m3)

Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil


Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 v12 + gh1 = P2 + 1/2 v22 + gh2
P1 P2 = 1/2 (v22 v12) + g(h2 h1)
P1 P2 = 1/2(1000)(402 102) + (1000)(10)(1 5)
P1 P2 = (500)(1500) 40000 = 750000 40000
P1 P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil


P1 P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa

Flow Meter Aliran Berdasarkan Tekanan

Pada umunya flow meter aliran berdasarkan tekanan ini menggunakan prinsip beda tekanan Bernoulli.
Metoda ini berdasarkan Hukum Bernoulli yang menyatakan hubungan :

dimana: P = tekanan fluida


= masa jenis fluida
v = kecepatan fulida
g = gravitasi bumi
h = tinggi fluida (elevasi)
Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang memenuhi prinsip
kontinuitas.
Pipa pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle menggunakan hukum Bernoulli diatas. Prinsip
dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan kecepatan dari aliran fluida sehingga diperoleh
perubahan tekanan yang dapat diamati. Pengubahan kecepatan aliran fluida dapat dilakukan dengan
mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh dari Hukum kontiunitas aliran fluida.
Perhatikan rumus berikut :

A = luas penampang pipa


D = debit fluida

Karena debit fluida berhubungan langsung dengan kecepatan fluida, maka jelas kecepatan fluida dapat
diubah dengan cara mengubah diameter pipa.

Anda mungkin juga menyukai