Anda di halaman 1dari 18

KINEMATIKA FLUIDA

Disusun Oleh :

HIYA AJIRNA 2022310057


AULIA RAHMAN 2022310031
MIRZA FIRDIANSYAH 2022310055

TAHUN 2023
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS ISKANDAR MUDA
BANDA ACEH
PENDAHULUAN

Secara ideal, semua fluida adalah kompressibel, sehingga densitas akan


berubah terhadap tekanan, tetapi dalam kondisi aliran steady dan apabila perubahan
densitaas adalah kecil. Maka pendeakatan yang mempermudah untuk menganalisa
permasalahan ini adalah sering menggunakan pendekataan fluida inkompressibel dan
mempunyai densitas konstan.
Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan
gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan di
setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat. Di dalam aliran zat cair,
pergerakan partikel-partikel zat tersebut sulit diamati, oleh karena itu biasanya
digunakan kecepatan pada suatu titik sebagai fungsi waktu untuk mendefinisikan
pergerakan partikel. Setelah kecepatan didapat, maka dapat diperoleh distribusi
tekanan dan gaya yang bekerja pada zat cair.
Fluida gas adalah sangat mudah sangat mudah dikompres, kecuali apabila
perubahan tekanan dan densitas adalah sangat kecil. Sehingga sudah barang tentu fluida
gas akan lebih logis apabila dipakai pendekatan fluida dan alirang kompressibel.
Sekarang membicarakan tentang regim aliran. Karakter aliran dalam fluida bisa
dikenali dan dikelompokkan dalam dua bentuk aliran yakni aliran Laminar dan aliran
Turbular.
Tabung gelas ditidurakan dalam reservoir air, ujung satu tertutup didalam
reservoir sedangkan ujung yang lain diluar tabung gelas yang dihubungkan dengan
katup. Tinta berwarna di Injeksikan dalam tabung melalui ujung tertutup di dalam
reservoar.
Dengan mengatur perubahan permukaan kutub, maka akan terjadi perubahan
aliran air dalam tabung. Apabila pintu katup dibuka hanya dengan sedikit air yang
mengalir, maka yang terjadi adalah pergerakkan filament tinta pewarnna akan lurus
dengan tanpa terjadi pencampuran dengan air. Ketika kecepatan air yang mengalir
dalam pipadiperbesar dengan cara membuka katub lebih lebar, maka akan terjadi
derajat pencampuran membesar beserta berubahnya aliran yakni tidak membentuk
lintasan garis lurus dan membentuk gelombang. Apabila kecepatan ditambah lagi maka
bentuk gelomabang sebagai lintasan aliran akan semakin tampak, tetapi dengan
kecepatan yang lebih besar lagi akan memperlihatkan derajat pencampuran yang lebih
besar sehingga pola gelembung akan semakimn tidak tampak dan pola aliran menjadi
komplek.
Reynold membuat kesimpulan bahwa dengan aliran yang kecepatannya relative
rendah maka lintasan aliran akan membentuk lintasan lurus dan membentuk lapisan
datar atau laminar. Sedangkan dengan kecepatan aliran yang relative besar akan
menghasilkan aliran yang tidak laminar melinkan komplek (lintasan gerak partikel
individual adalah komplek dan saling tidak teratur antara satu dengan yang lain), pada
term ini disebut juga aliran turbulen. sehingga cirri khas dari aliran turbbulen adalah
tidak adanya ketelaturan dalam lintasannya pada skala kecil.
Disini diberikan karakter umum terhadap aliran laminar dan aliran turbulen
sebagai berikut :

Ciri-ciri aliran laminar adalah :


• Fluida bergerak mengikuti garis lurus
• Kecepatan rendah
• Dimensi linear kecil
• Viskositas tinggi
Ciri-ciri aliran turbular :
• Aliran banyak bercampur
• Kecepatan tinggi
• Dimensi linear besar (panjang skala aliran)
• Viskositas rendah

Kinematika aliran Fluida

Ternyata air, udara atau jenis fluida lain yang selama ini kita kenal ternyata
memilki gerak yang dianalisis. fluida tidak mngalir secara serampangan. bahkan fluida
trnyata memiliki keteraturan dalam aliran walaupun membentuk aliran turbulen atau
vorteks sekalipun. Sebuah elemen fluida kecil berbentuk kubus yang semula berada
dalam posisi tertentu akan bergerak ke posisi lainnya selama suatu interval waktu
tertentu jga. karena adanya variasi kecepatan yang cukup rumit, maka alirannya dapat
disederhanakan dan diperkirakan tidak hanya bertranslasi terhadap dari satu posisi,
tetapi juga mengalami perubahan volume( deformasi linear), berotasi dan juga
mengalami deformasi angular.
Dan untuk bisa memahami kinematik alirannya maka kita harus meninjau
kembali medan kecepatan dan percepatan. Dalam penggambaran medan kecepatan dan
percepatannya yaitu

dan dapat disederhanakan sebagai

Dalam fisika, kinematika adalah cabang dari mekanika klasik yang membahas
gerak benda dan sistem benda tanpa mempersoalkan gaya penyebab gerakan.[1][2][3] Kata
kinematika dicetuskan oleh fisikawan Perancis A.M. Ampère cinématique[4] yang ia
ambil dari Yunani Kuno κίνημα, kinema (gerak), diturunkan dari κινεῖν, kinein.[5] [6] Hal
terakhir ini berbeda dari dinamika atau sering disebut dengan Kinetika, yang
mempersoalkan gaya yang memengaruhi gerakan. Studi mengenai kinematika biasa
disebut juga sebagai geometri gerak.[7]
Kinematika dari benda bergerak

Besaran kinematika untuk partikel klasik: massa m, posisi r, kecepatan v, percepatan a.


Kinematika partikel adalah studi yang mempelajari karakteristik gerak suatu
partikel. Posisi suatu partikel didefinisikan sebagai vektor koordinat dari awal titik
acuan ke partikel. Sebagai contoh, anggaplah ada sebuah menara setinggi 50 meter di
sebelah selatan rumah anda, dimana titik acuannya adalah rumah anda, dengan timur
sebagai sumbu-x dan utara sebagai sumbu-y, maka koordinat vektor menara tersebut
adalah r=(0, -50, 0). Vektor koordinat di puncak menara adalah r=(0, -50, 50).

Dalam bentuk 3 dimensi, posisi titik P dapat dituliskan sebagai

dengan xP, yP, dan zP adalah koordinat Kartesian dan i, j dan k adalah unit vektor yang
mengikuti sumbu x, y, dan z. Besar dari vektor posisi |P| adalah jarak antara titik P
dengan titik acuan, dapat dituliskan sebagai:

Trajektori dari sebuah partikel adalah fungsi vektor terhadap waktu, P(t), yang
mendefinisikan kurva yang dibentuk dari partikel yang bergerak, yang akan
memberikan persamaan

dengan koordinatxP, yP, dan zP masing-masing adalah fungsi waktu.

Kecepatan dan kelajuan

Kecepatan sebuah partikel adalah vektor yang menunjukkan arah dan besar dari
perubahan posisi vektor, bagaimana posisi sebuah benda berpindah tiap waktu. Anggap
rasio perbedaan 2 posisi partikel dibagi dalam interval waktu sama, maka kecepatan
rata-rata pada interval tersebut adalah

dengan ΔP adalah perubahan posisi vektor per selang waktu Δt.

Ketika limit ketika interval waktu Δt menjadi semakin kecil, maka kecepatan rata-rata
menjadi turunan waktu dari posisi vektor:

Maka, kecepatan adalah besarnya perubahan posisi per satuan waktu.

Kelajuan dari suatu objek adalah besar |V| dari suatu kecepatan. Kelajuan merupakan
besaran skalar:

dengan s adalah panjang jalur lintasan total yang ditempuh partikel. Kelajuan adalah
besaran yang selalu bernilai positif.

Gerak Relatif

Dapat ditunjukkan dengan persamaan matematika vektor sederhana berikut yang


memperlihatkan suatu penjumlahan vektor : gerak relatif terhadap sama dengan
gerak relatif terhadap ditambah dengan gerak relatif terhadap :

Gerakan Koordinat

Salah satu persamaan dasar dalam kinematika adalah persamaan yang menggambarkan
tentang turunan dari sebuah vektor yang berada dalam suatu sumbu koordinat bergerak.
Yaitu : turunan terhadap waktu dari sebuah vektor relatif terhadap suatu koordinat
diam, sama dengan turunan terhadap waktu vektor tersebut relatif terhadap koordinat
bergerak ditambah dengan hasil perkalian silang dari kecepatan sudut koordinat
bergerak dengan vektor itu. Dalam bentuk persamaan :
dimana :

adalah sebuah vektor

adalah sebuah sumbu koordinat tetap / tak bergerak

adalah sebuah sumbu koordinat berputar

adalah kecepatan sudut perputaran koordinat

Sistem Koordinat
Sistem Koordinat Diam

Pada sistem koordinat ini, sebuah vektor digambarkan sebagai suatu penjumlahan dari

vektor-vektor yang searah dengan sumbu , , atau . Umumnya adalah sebuah

vektor satuan pada arah , adalah sebuah vektor satuan pada arah , dan adalah
sebuah vektor satuan pada arah .

Vektor posisi (atau ), vektor kecepatan dan vektor percepatan , dalam sistem
koordinat Cartesian digambarkan sebagai berikut :

catatan : ,
Sistem Koordinat Bergerak 2 Dimensi

Sistem koordinat ini hanya menggambarkan gerak bidang yang berbasis pada 3 vektor

satuan orthogonal yaitu vektor satuan , dan vektor satuan sebagai sebuah bidang

dimana suatu obyek benda berputar terletak/berada, dan sebagai sumbu putarnya.
Berbeda dengan sistem koordinat Cartesian di atas, dimana segala sesuatunya diukur
relatif terhadap datum yang tetap dan diam tak berputar, datum dari koordinat-koordinat
ini dapat berputar dan berpindah - mengikuti gerakan dari benda atau partikel pada
suatu benda yang diamati. Hubungan antara koordinat diam dan koordinat berputar dan
bergerak ini dapat dilihat lebih rinci pada Transformasi Orthogonal.

Garis Arus (streamlines) Dan Pipa Arus (streamtubes)

Garis arus (streamline) adalah kurva khayal yang ditarik di dalam aliran zat cair
untuk menunjukkan arah gerak di berbagai titik dalam aliran dengan
mengabaikan fluktuasi sekunder yang terjadi akibat turbulensi. Partikel-partikel
zat cair pada pergerakannya akan bergerak melalui suatu garis lintasan (path line)
tertentu.
A(t1)

(x,y,z)
A(to)

(a,b,c)
Gambar 5.1. Lintasan gerak partikel zat cair
Koordinat partikel A(x,y,z) pada waktu t1, adalah tergantung pada
koordinat awalnya (a,b,c) pada waktu to. Oleh karena garis lintasan sulit
diGambarkan untuk masing-masing partikel, maka untuk menggambarkan
gerakan fluida dikenalkan suatu karakteristik aliran yaitu kecepatan (v) dan
tekanan (p).
Garis singgung yang dibuat di sembarang titik pada lintasan partikel
menunjukkan arah arus dan kecepatan partikel zat cair tersebut.

Arah
arus

Gambar 5.2. Arah arus gerak partikel zat cair

Garis arus tidak akan saling berpotongan atau bertemu. Apabila sejumlah arus
ditarik melalui setiap titik di sekeliling suatu luasan kecil maka akan terbentuk
suatu tabung arus (streamtubes). Oleh karena tidak ada aliran yang memotong
garis arus, maka zat cair tidak akan keluar melalui diding tabung. Aliran hanya
akan masuk dan keluar melalui kedua ujung tabung arus. Gambar 5.3
menunjukkan suatu tabung arus.
Garis arus

Gambar 5.3. Tabung


arus

Percepatan Dalam Aliran Air

Percepatan partikel zat cair yang bergerak didefinisikan sebagai laju


perubahan kecepatan. Laju perubahan kecepatan ini bisa disebabkan oleh
perubahan geometri medan aliran atau karena perubahan waktu. Dipandang suatu
aliran melalui curat dengan tampang lintang mengecil dari sebuah tangki seperti
tampak pada Gambar 5.4.

A
B
Gambar 5.4. Aliran melalui curat
Apabila tinggi muka air dari sumbu curat adalah tetap, maka aliran melalui curat
akan permanen dan kecepatan pada suatu titik adalah tetap terhadap waktu.
Tetapi karena adanya pengecilan tampang curat, maka aliran disepanjang
curat akan dipercepat. Perubahan kecepatan karena adanya perubahan tampang
aliran disebut dengan percepatan konveksi. Apabila tinggi muka air berubah
(bertambah atau berkurang) maka kecepatan aliran di suatu titik dalam curat
akan berubah dengan waktu, yang berarti aliran di titik tersebut mengalami
percepatan. Percepatan ini disebut dengan percepatan lokal yang terjadi
karena adanya perubahan aliran menurut waktu. Dengan demikian apabila
permukaan zat cair selalu berubah maka aliran di dalam curat akan mengalami
percepatan konveksi dan lokal. Gabungan dari kedua percepatan tersebut
dikenal dengan percepatan total, dan aliran yang terjadi merupakan aliran tak
mantap.
Perhatikan Gambar 5.5 yang menunjukan lintasan dari gerak partikel zat
cair. Partikel tersebut bergerak dar titik O sampai ke titik P. Panjang lintasan
OP adalah ds. Di titik O kecepatan partikel adalah V dan di titik P
kecepatannya
menjadi V+dV. Selama gerak tersebut kecepatan partikel tidak tetap, tetapi
berubah dengan waktu dan ruang.

V+dV

ds

Gambar 5.5. Lintasan gerak zat cair


Secara matematis dapat ditulis :

V = V (t, s) (5.1)
Parcepatan partikel selam gerak tersebut adalah :

dV
a=
dt

Diferensial dV di tulis dalam bentuk diferensial parsiil :

∂V ∂V
dV = dt + ds
∂t ∂s

Subtansi persamaan (5.3) ke dalam persamaan (5.2) dan karena v = ds/dt maka di dapat:
dasd

dV ∂V ∂V
a= = +V
dt ∂t ∂s

Dimana dV/dt merupakan percepatan total yang terdiri dari percepatan lokal

(∂V/∂t) dan percepatan konveksi (∂V/∂s).

Persamaan Kontinuitas

Apabila zat cair tak mampu mampat (uncompressible) mengalir


secara kontinyu melalui pipa atau saluran, dengan tampang aliran tetap
ataupun tidak tetap, maka volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah
sama di semua tampang. Keadaan ini disebut dengan persamaan kontinuitas aliran
zat cair.
Dipandang tabung aliran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6,
untuk aliran satu dimensi dan mantap, kecepatan rerata dan tampang lintang pada
titik 1 dan 2 adalah V1, dA1 dan V2, dA2.
1

dA 2
V ρ1
. 1

A1 Garis arus dA2


V2. ρ1
A2

Gambar 5.6. Tabung aliran

Volume zat cair yang masuk melalui tampang 1 tiap satuan waktu adalah
V1dA1, dan volume zat cair yang keluar dari tampang 2 tiap satuan waktu adalah
V2 dA2. Oleh karena tidak ada zat cair yang hilang di dalam tabung aliran, maka:

V1.dA1 =V2.dA2 (5.5)

Untuk seluruh luasan pipa

V1.A1=V2.A2
Atau
Q = A.V = tetap
Dimana:
2
A = luas penampang (m )

V = kecepatan aliran (m/det)

Persamaan (5.7) dikenal dengan persamaan kontinuitas untuk zat cair tak mampu
mampat.
Pada pipa bercabang (Gambar 5.7), maka debit aliran yang menuju titik cabang
harus sama dengan debit aliran yang meninggalkan titik tersebut.
2
1 Q2V2
Q1, V1
A1

Q 3 , V3
A3
Gambar 5.7. Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang
Maka berlaku:

Q1 = Q2 + Q3 (5.8)

Atau:

A1.V1 = A2.V2 + A3.V3

Biasanya debit aliran menuju titik cabang diberi tanda positif dan yang
meninggalkan diberi tanda negatif, sehingga jumlah aliran pada percabangan
adalah nol.

ΣQ=0 (5.10)

Perlatihan

1). Diketahui air mengalir pada suatu pipa dengan diameter 50 cm


dan pipa berubah beraturan sehingga pada ujung yang lain
diameternya 100 cm. Ditanyakan berapakah kecepatan diujung 2 atau v2
1 2

v1 = 1 m/det D2 = 100 cm
D1 = 50 cm v2 ?

Penyelesaian

D1 = 50 cm = 0,5 m

A1 = ¼. π. D12 = ¼ . π. 0,52 = 0,1963 m2

V1 = 1 m/det

Q1 = A1.v1

= 0,1963.1
3
= 0,1963 m /det

D2 = 100 cm = 1 m

A2 =1/4. π. 12 = 2
0,7854 m

Persamaan kontinuitas
: Q 1 = Q2
0,1963 = v2.A2

V2 = 0,1963
0,7854

= 0,25 m/det

Jadi : kecepatan aliran diujung 2 adalah v2 = 0,25 m/det.


2). Suatu sistem pipa cabang sebagai berikut :

3 v3 = 1,5 m/det
1
D1= 0,05 m 2

D2 = 0,075 m
4
v2 = 2 m/det
Q4 = 0,5 Q3
D4 = 0,03 m
Hitunglah : Q1, v1, Q2, D3 dan v4.

Penyelesaian

Q2 = A2.v2
2 3
= ¼. .π.0,075 .2 = 0,008836 m /det = 8,836 l/det.

Q1 = Q2 = 8,836 l/det

A1.v1 = 8,836 l/det

−3
v1 = 8,836.10 = 4,5 m/det
1/4 2
π .0,05

Q2 = Q3 + Q4
= Q3 + 0,5 Q3

= 1,5 Q3
Q3 = Q = 0,008836 = 0,00589 m3/ det
1,5 1,5

Q3
A3 =
V3
0,00589
=
1,5
2
= 0,003927 m

D3 = A3 = 4.0,003927
π
1/4. π

= 0,071 m

Q4= A4.V4

½.V3.A3=A4.V4

V4=1/2.1,5.0.003927 = 4,17 m/det


1/4.π.0,032

REFERENSI

1. ^ Edmund Taylor Whittaker (1904). A Treatise on the Analytical Dynamics of


Particles and Rigid Bodies. Cambridge University Press. Chapter 1. ISBN 0-
521-35883-3.
2. ^ Joseph Stiles Beggs (1983). Kinematics. Taylor & Francis. hlm. 1. ISBN 0-
89116-355-7.
3. ^ Thomas Wallace Wright (1896). Elements of Mechanics Including
Kinematics, Kinetics and Statics. E and FN Spon. Chapter 1.
4. ^ Ampère, André-Marie. Essai sur la Pilosophie des Sciences. Chez Bachelier.
5. ^ Merz, John (1903). A History of European Thought in the Nineteenth Century.
Blackwood, London. hlm. 5.
6. ^ O. Bottema & B. Roth (1990). Theoretical Kinematics. Dover Publications.
preface, p. 5. ISBN 0-486-66346-9.
7. ^ See, for example: Russell C. Hibbeler (2009). "Kinematics and kinetics of a
particle". Engineering Mechanics: Dynamics (ed. 12th). Prentice Hall. hlm. 298.
ISBN 0-13-607791-9., Ahmed A. Shabana (2003). "Reference kinematics".
Dynamics of Multibody Systems (ed. 2nd). Cambridge University Press.
ISBN 978-0-521-54411-5., P. P. Teodorescu (2007). "Kinematics". Mechanical
Systems, Classical Models: Particle Mechanics. Springer. hlm. 287. ISBN 1-
4020-5441-6.

Anda mungkin juga menyukai