Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M.

ALFI AL HABSYI
NPM: 21110011
PRODI : TEKNIK SIPIL
MATKUL: MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLOGI

ARTIKEL

Mekanika fluida adalah cabang mekanika yang mempelajari mengenai


pergerakan dari fluida. Pergerakan ini diamati dalam bentuk cairan maupun gas. 
Dalam mekanika fluida juga dipelajari fluida yang tidak dalam keadaan bergerak atau diam.
Sebagian besar bahasan dalam mekanika fluida berkaitan dengan mekanika kontinum. Secara
garis besar, mekanika fluida terbagi menjadi statika fluida yang mempelajari fluida dalam
keadaan diam, dan dinamika fluida yang mempelajari fluida dalam keadaan bergerak. Khusus
pada dinamika fluida digunakan pendekatan matematika dan bukti empiris guna penyelesaian
masalah.[1] Contoh aplikasi dari mekanika fluida yaitu: 1) artesis yang merupakan mata air yang
keluar sendiri tanpa perlu dipompa; 2) pantulan pasca-gletser yang merupakan
kenaikan permukaan Bumi akibat hilangnya permukaan salju yang menutupinya, biasanya terjadi
di daerah Skandinavia.

Manusia telah memanfaatkan konsep-konsep dasar mekanika fluida sejak zaman prasejarah.


Konsep-konsep ini mulai digunakan ketika manusia mulai mengadakan perburuan. Alat-alat
berburu yang memanfaatkan konsep aliran fluida antara lain pelontar batu, lembing, dan panah.
Pada beberapa kebudayaan prasejarah seperti di Mesir dan Mesopotamia, mekanika fluida
digunakan untuk irigasi pertanian serta penggunaan dayung untuk pelayaran perahu. Ukuran dan
bentuk dari benda yang dimanfaatkan untuk keperluan manusia pada masa ini berkaitan dengan
mekanika fluida. Ilmu mekanika fluida mulai dikonsepkan secara ilmiah beberapa abad
sebelum masehi. Cendekiawan yang merintis konsep mekanika fluida ialah Aristoteles.[2]

Mekanika fluida hampir seluruhnya mengkaji hukum fisika dan mekanika. Kekhususannya
adalah pada objek yang dikaji yaitu fluida. Mekanika fluida membahas tentang penerapan hukum
gerak Newton, hukum kekekalan massa, hukum pertama termodinamika dan hukum kedua
termodinamika. Pembahasan dalam mekanika fluida kemudian dikelompokkan menjadi dua,
yaitu statika fluida dan dinamika fluida. Pada statika fluida, mekanika fluida membahas fluida
yang dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Sementara itu, dinamika fluida membahas tentang
fluida dalam keadaan bergerak.[3]
Statika fluida
Statika fluida membahas mengenai fluida yang diam dan dalam keadaan setimbang. Perumusan
pada statika fluida menggunakan hukum gerak Newton yang pertama dan yang ketiga. Kajian di
dalam statika fluida meliputi massa jenis, tekanan, daya apung, dan tegangan permukaan.

Dinamika fluida
Dinamika fluida merupakan cabang keilmuan mekanika fluida yang paling rumit. Dalam
dinamika fluida, perhitungan dan perumusan nilai fluida dilakukan dalam keadaan bergerak.
Analisa dalam dinamika fluida memanfaatkan model-model ideal yang sederhana, tetapi
didukung oleh hukum gerak Newton dan hukum kekekalan energi.[4]
Dinamika fluida adalah bidang penelitian utama dengan banyak hal yang belum terselesaikan
atau hanya sebagian yang terselesaikan. Mekanika fluida dapat menjadi sangat rumit secara
matematika, dan sangat tepat untuk diselesaikan dengan metode numerik, biasanya dengan
menggunakan perhitungan komputer. Dinamika fluida komputasi, adalah salah satu disiplin yang
dikhususkan untuk penyelesaian masalah mekanika fluida dengan pendekatan numerik.

Kekentalan
Kekentalan merupakan salah satu sifat cairan yang bergerak atau mengalir dengan melawan
tegangan geser. Adanya kohesi antarpartikel cairan menjadi penyebab timbulnya kekentalan.
Kekentalan menyebabkan molekul-molekul cairan memiliki tegangan geser. Pada zat cair yang
ideal, kekentalan tidak ada sama sekali. Kekentalan terbagi menjadi dua jenis yaitu kekentalan
kinematis dan kekentalan dinamik.[5]

Tekanan
Dalam perhitungan fluida, nilai tekanan lebih diutamakan untuk diketahui dibandingkan
dengan gaya. Hal ini dilandasi oleh fenomena fluida yang memberikan tekanan sebagai
hasil gaya yang terjadi padanya. Tekanan diartikan sebagai besarnya gaya serenjang yang
diberikan terhadap suatu permukaan tiap satuan luas.[6] Gaya serenjang dihasilkan ke
seluruh permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida pada kondisi fluida yang
tenang. Dalam kondisi ini, molekul-molekul di dalam fluida tetap bergerak, sehingga gaya
yang timbul merupakan akibat dari tumbukan molekul-molekul.[7] Satuan tekanan yang
umum digunakan dalam fluida adalah Pascal yang setara dengan nilai 1 Newton per meter
persegi.[8]
Besarnya tekanan yang diterima dari fluida menuju ke suatu bidang tertentu adalah sama
dari arah manapun. Konsep ini berlaku baik bagi fluida diam maupun fluida yang bergerak.
[9]
 Tekanan yang dialami oleh fluida pada ruang terbuka berasal dari tekanan atmosfer.
Pada tekanan atmosfer, fluida seakan-akan tidak menerima gaya apapun tetapi sebenarnya
menerima tekanan atmosfer. Gaya tidak terukur karena permukaan bidang atmosfer sangat
luas yaitu udara. Pada ketinggian tempat yang berbeda-beda, nilai tekanan atmosfer juga
berbeda-beda.[10]
Sementara itu, nilai tekanan yang dialami oleh benda di dalam cairan atau merupakan nilai
tekanan yang dihasilkan oleh fluida di lingkungan sekitarnya. Bila fluida yang berisi benda
ini berada di ruang terbuka, maka nilai tekanannya merupakan penjumlahan antara tekanan
atmosfer dan tekanan fluida. Hasil penjumlahan ini disebut sebagai tekanan pengukuran.
Perhitungan fluida secara umum menggunakan nilai dari tekanan pengukuran. Ciri dari
tekanan pengukuran ini adalah hanya dipengaruhi oleh kedalaman benda di dalam fluida.[11

Aliran fluida
Nilai aliran fluida dihitung berdasarkan kecepatan perpindahan fluida yang membentuk
garis aliran. Penandaan terhadap garis aliran adalah pada garis singgung antara tiap titik
perpindahan fluida dengan pengamatan vektor kecepatan. Berdasarkan garis aliran ini,
aliran fluida terbagi menjadi aliran stasioner dan aliran non-stasioner. Aliran stasioner
terbentuk ketika garis aliran berimpit dengan arah aliran setiap saat. Sementara aliran non-
stasioner adalah aliran yang selalu tidak berimpit dengan garis alirannya. Kedua jenis aliran
ini akhirnya juga membentuk tabung aliran, yang merupakan suatu ruangan berbentung
tabung dengan pembatas berupa kumpulan garis aliran.[12]
Tabung aliran yang tidak memiliki luas penampang mempunyai batas ruangan yang sama
dengan garis aliran. Pada kondisi tanpa penampang, tabung aliran mempunyai vektor
kecepatan yang sama nilainya dengan tangensial antara bagian permukaannya. Pada
bagian dinding pembatas, tidak terjadi perpindahan partikel, karena tabung aliran ini tidak
mempunyai komponen kecepatan yang normal.[13]
Kecepatan aliran fluida berbeda-beda pada tiap penampang dan ditentukan berdasarkan
jumlah tabung alirannya. Aliran fluida ini diamati dalam bentuk zat cair yang mengalir
dengan satuan waktu sepanjang bagian pengaliran. Satuan yang digunakan untuk
menetapkan nilai alirannya dapat berupa satuan volume, satuan berat atau satuan massa
dari tiao unit.[14] Pada zat cair yang tidak tidak mengalami tekanan akibat keberadaan aliran
stasioner, nilai kecepatan alirannya selalu konstan pada tiap bagian dari tabung alirannya.[15]
Aliran laminar
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang terbentuk sebagai akibat dari tidak adanya
gangguan pada pengaliran fluida di tiap lapisan yang saling sejajar. Kondisi ini membuat
garis aliran dari masing-masing aliran fluida tidak saling berpotongan. Karakteristik dari
aliran laminar adalah tidak membentuk pusaran, persilangan maupun percampuran garis
aliran. Setiap partikel di dalam fluida bergerak serenjang dengan arah garis aliran secara
teratur. Aliran laminar dipelajari dalam dinamika fluida. Kondisi yang memungkinkan
terbentuknya aliran laminar adalah fluida bergerak dengan kecepatan yang sangat lambat.
Pembentukan aliran laminar juga dapat terjadi pada fluida yang memiliki
tingkat kekentalan yang tinggi. Difusi momentum pada aliran laminar sangat besar.
Sebaliknya, momentum konveksi yang dihasilkan oleh aliran laminar bernilai sangat kecil.
Nilai bilangan Reynolds pada aliran laminar selalu kurang dari 2000. Setelah waktu dan
kondisi tertentu, aliran laminar akan berubah menjadi aliran turbulen.[16]
Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan antara aliran
laminar menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi merupakan akibat dari
perbedaan sifat antara aliran laminar dan aliran turbulen. Perbedaan sifa ini utamanya
dalam hal kehilangan energi akibat gaya gesek. Kehilangan energi ini terjadi selama
pengaliran fluida. Status aliran transisi dapat diketahui melalui nilai bilangan Reynolds.
Aliran transisi dapat terbentuk ketika terjadi peningkatan pada nilai bilangan Reynolds dari
aliran laminar. Nilai bilangan Reynolds pada aliran transisi berada di dalam rentang
bilangan Reynolds aliran laminar dan aliran turbulen. Kisaran nilainya antara 2000 hingga
4.000. Rentang nilai aliran transisi dipengaruhi oleh tingkat
ketidaksempurnaan sistem aliran fluida beserta dengan tingkat gangguan lainnya. Setelah
waktu dan kondisi tertentu, aliran transisi akan berubah menjadi aliran turbulen. Aliran
transisi umumnya terbentuk pada aliran udara yang bertumbukan dengan benda yang
melengkung. Permukaan benda yang mengalami tumbukan umumnya berbentuk bola.[17]
Aliran turbulen
Aliran turbulen merupakan aliran fluida yang memiliki kecepatan yang berubah-ubah. Di
dalam aliran turbulen terdapat partikel-partikel yang bergerak secara acak dan tidak stabil.
Garis aliranpada masing-masing partikel dalam aliran turbulen selalu saling berpotongan
satu dengan yang lainnya. Aliran turbulen hanya dapat terbentuk pada kecepatan fluida
yang sangat tinggi dengan nilai kecepatan yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Aliran
turbulen umumnya hanya terbentuk dalam waktu yang singkat. Setelahnya, aliran turbulen
akan menghilang akibat partikel-partikel di dalamnya saling
bertumbukan. Persamaan matematika yang digunakan agar suatu aliran disebut sebagai
aliran turbulen adalah bilangan Reynolds tak-berdimensi. Suatu aliran fluida dinyatakan
sebagai aliran turbulen ketika bilang Reynolds mencapai lebih dari 4000. Perhitungan
bilangan Reynolds pada aliran turbulen menambahkan faktor gaya inersia, tetapi tidak
menambahkan faktor gaya akibat kekentalan.[17]

Anda mungkin juga menyukai