Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bagus dwi Saputra

Npm : 21110004

Prodi : Teknik Sipil

Matkul : Pengolahan Kualitas Air

Air Menjadi Penyebab Bagi Perubahan Iklim di Dunia

Perubahan iklim adalah perubahan signifikan kepada iklim,suhu udara dan curah hujan mulai
dari dasawarsa sampai jutaan tahun.Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi
gas karbon dioksida dan gas-gas lainya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.Kenaikan suhu bumi
tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang
mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia.

Menurunya Kualitas Air

Terlalu tingginya curah hujan akan mengakibatkan menurunya kualitas air.Selain itu,kenaikan
suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

Berkurangnya Kuantitas air

Pemanasan golal akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer,yang kemudian meningkatkan
curah hujan.Meski kenaikan curah hujan sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air
bersih,namun curah hujan yang terlalu tingginya kemunkinan airv untuk langsung kembali ke
laut ,tampa sempat tersimpan dalam air bersih untuk digunakan manusia.

Dampak iklim akan meningkat sejalan dengan berlanjutnya peristiwa perubahan iklim.Sebagian
besar aspek perubahan iklim akan bertahan selama berabad- abad bahkan jika emisi gas rumah
kaca dapat dihentikan.Resiko kerusakan akan terus meningkat selama berabad- abad,terutama
proses tejadinya kenaikan permukaan laut.pada zaman es terakhir(120.000 tahun lalu),ketika
suhu didunia meningkat 2 derajat celcius lebih hangat,permukaan air laut naik 5-10 meter lebih
tinggi karena melelehnya lapisan es.
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya
kapasitas panas dari lautan.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-
gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari
lautan.

Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO 2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air
sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap
air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO 2 sendiri. (Walaupun umpan balik
ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau
bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai