Anda di halaman 1dari 3

PARAMETER PERUBAHAN IKLIM

PERUBAHAN IKLIM DICIRIKN OLEH BERUBAHNYA NILAI RATA-RATA ATAU MEDIAN


DAN KERAGAMAN DARI UNSUR IKLIM :
SUHU LAND AIR SURFACE, SEA
MENCAIRNYA ES DI KUTUB
CURAH HUJAN
SEA LEVEL RISE

SUHU
Pemanasan global merupakan fenomena dimana terjadi peningkatan suhu rata-rata
permukaan bumi akibat jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer seperti
karbondioksida (CO2), ozone (O3), methane (CH4), nitorus oksida (NOx), CFC dan
sebagainya yang jumlahnya lebih dari 20 senyawa. Dari senyawa-senyawa tersebut yang
paling besar kontribusinya terhadap pemanasan global adalah gas CO2 yaitu sekitar
57%. Gas-gas tersebut memiliki sifat seperti kaca yang meneruskan radiasi gelombang
pendek atau cahaya matahari, tetapi menyerap dan memantulkan radiasi gelombang
panjang atau radiasi balik yang dipancarkan bumi yang bersifat panas, sehingga suhu
atmosfer bumi semakin meningkat, seperti dalam rumah kaca yang selalu panas
dibanding suhu udara diluarnya.
Karena itu disebut sebagai gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan
global dan perubahan iklim. Sumber paling besar berasal dari pembakaran energi fosil
seperti minyak, gas alam dan batu bara. Berdasarkan hasil riset, pembakaran 1 liter
bensin atau premium akan menghasilkan sekitar 2,32 kg CO2 sedangkan solar dengan
jumlah pembakaran yang sama akan menghasilkan sekitar 2,63 kg CO2. Bisa kita hitung
berapa kira-kira jumlah CO2 yang kita hasilkan tiap hari khusus dari aktifitas transportasi
kita menggunakan kendaraan bermotor.

MENCAIRNYA ES DI KUTUB
National Geographic baru-baru ini mengeluarkan sebuah peta interaktif yang
menyajikan bagaimana keadaan di planet Bumi jika seluruh es di dunia ini mencair. Es
yang mencair akan menaikkan tingkat permukaan laut setinggi 65,8 meter yang
mengakibatkan beberapa kota-kota besar di seluruh dunia tenggelam termasuk New York,
London, Amsterdam, Bangkok, Singapura, Tokyo, dan Jakarta. Banyak negara-negara
yang akan kehilangan wilayahnya dan peta dunia tak akan pernah sama lagi.
Berdasarkan penelitian, ada lebih dari delapan juta kilometer kubik es dipermukaan
Bumi dan menurut beberapa ilmuwan dibutuhkan waktu kurang lebih 5000 tahun untuk
mencairkan semuanya. Jika manusia terus menambahkan jumlah karbon ke atmosfer bisa
jadi kelak es akan hilang dari permukaan planet Bumi, bahkan suhu rata-rata planet Bumi
akan meningkat dari 14,4 derajat Celcius menjadi 26,67 derajat Celcius atau naik hampir
dua kali lipat!

Curah Hujan
Selama ini, para ilmuwan telah mengetahui bahwa pemanasan global akan
meningkatkan curah hujan. Namun besarnya intensitas hujan tersebut masih belum
terungkap. Penelitian terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT)
menemukan, jika suhu bumi naik 1 derajat Celsius, hujan ekstrem di wilayah tropis akan
bertambah lebat hingga 10%. Dampak meningkatnya intensitas hujan ekstrem ini adalah
potensi banjir di wilayah-wilayah yang padat penduduk di daerah tropis.
Penelitian ini mengaji negara-negara yang padat penduduknya dan rentan terkena
dampak perubahan iklim, ujar Paul OGorman, Profesor Ilmu Atmosfer di MIT, Dan
dampak perubahan curah hujan sangat penting dalam hal ini.OGorman menemukan
bahwa dibanding wilayah-wilayah lain di dunia, curah hujan ekstrem di wilayah tropis lebih
sensitif terhadap pengaruh perubahan iklim. Namun OGorman menyatakan, pihaknya
belum bisa memahami mekanisme peningkatan curah hujan ini. Hasil penelitian ini telah
diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.

Saat CO2 dan gas rumah kaca lain memasuki atmosfer, suhu akan meningkat,
memicu peningkatan penguapan air ke atmosfer. Peningkatan kelembapan ini akan
memicu hujan yang semakin deras dan semakin ekstrem seiring dengan pemanasan
global.Variasi iklim dari tahun ke tahun ini sebagian besar dipicu oleh El Nio fenomena
cuaca tropis yang menghangatkan permukaan Samudra Pasifik Timur. El Nio
menyebabkan peningkatan suhu lokal dan perubahan pola dan curah hujan yang
independen, di luar pengaruh pemanasan global.
Namun melalui model perubahan iklim, OGorman berhasil menemukan pola yang
bisa mensimulasikan baik efek pemanasan global maupun El Nio.Hasilnya, model curah
hujan ekstrem yang sensitif terhadap perubahan iklim, ternyata juga sensitif terhadap
pemanasan global, demikian sebaliknya. Sehingga ditemukan keterkaitan antara curah
hujan tropis yang ekstrem dengan perubahan temperatur dari tahun ke tahun dan
perubahan iklim dalam jangka panjang.
Dengan menggunakan pola pengamatan ini, OGorman menemukan, jika suhu
bumi naik 1 derajat Celsius, hujan ekstrem di wilayah tropis akan bertambah ekstrem
sebesar 10%. Pemanasan global memiliki pengaruh besar pada peningkatan intensitas
hujan ekstrem di wilayah tropis, ujar OGorman. Dengan mengetahui tingkat sensitivitas
ini, kita bisa lebih bersiap menghadapinya, dengan perencanaan yang lebih praktis.

SEA LEVEL RISE


Peningkatan aktivitas manusia di dunia di muka bumi telah mendorong terjadinya
pemanasan global (global warming). Salah satu dampaknya adalah perubahan muka air
laut (Sea Level Change). Diperkirakan terjadi kenaikan muka air laut 50 cm pada tahun
2100. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, meskipun perubahan muka air laut juga
dipengaruhi oleh kondisi geologi lokal (tektonic), peningkatan muka air laut (Sea Level
Rise) akan membawa dampak negatif yang cukup signifikan. Peningkatan muka air laut
akan menggenangi banyak areal ekonomis penting, seperti : permukiman dan prasarana
wilayah, lahan pertanian, tambak, resort wisata, dan pelabuhan.
Tergenangnya jaringan jalan penting seperti di pesisir utara Jawa, jelas
berpengaruh terhadap kelancaran transportasi orang dan barang. Indonesia merupakan
negara berkembang dengan masyarakat sekitar lebih dari 200 juta jiwa yang
menyumbang gas emisi sebesar 7 persen. Hal tersebut disebabkan pola buruk dalam
menangani sampah dengan membiarkan sampah organik membusuk dan dengan
membakar sampah anorganik, serta pembakaran yang dihasilkan dari alat-alat bermotor.
Selain itu, kasus pengerusakan lingkungan seperti penebangan liar dan kebakaran hutan
dan lahan juga turut memperparah rusaknya lingkungan Indonesia dan menimbulkan
bencana besar bagi beberapa wilayah di Indonesia.
Pemanasan global dan bencana alam memberikan dampak buruk bagi lingkungan,
ekonomi, sosial, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. Daerah rendah sangat rawan
terhadap banjir dan genangan yang terjadi berlangsung untuk jangka waktu yang lama bila
tidak ada usaha untuk mengeringkannya. Bila daerah rendah ini berada di kawasan pantai
maka kerawanan terhadap banjir ini menjadi lebih besar lagi diakibatkan oleh perubahan
muka air laut yang bersifat permanen (seperti peningkatan muka air laut) dan yang tidak
permanen (seperti pasang surut, storm surge, wave set up). Hal ini diperburuk lagi dengan
adanya penurunan tanah akibat subsidence ataupun settlement.

Anda mungkin juga menyukai