Anda di halaman 1dari 8

Pemanasan GlobaL dan Perubahan Iklim pada Sea Level Rises di Negara

Belanda

Disusun oleh:

Ana surya aniska (211910601057)


Cindy elga santoso (211910601035)
Calista Safa Bezariani (201910601068)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
PENDAHULUAN

Pemanasan Global juga menjadi isu utama bagi seluruh dunia. Hal ini sangat sulit untuk
menghentikan pemanasan global jika tidak melakukan perubahan bersama-sama untuk mencegah
pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat peningkatan emisi gas rumah kaca seperti
Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (NOx), CFC, dan Gas lainnya secara
berlebihan di atmosfer.
Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global meliputi musim kemarau atau
musim hujan yang berkepanjangan. Hal itu disebabkan oleh uap air yang merupakan gas pada
rumah kaca, sehingga akan menyebabkan meningkatnya efek insulasi pada atmosfer. Uap air
yang banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak dan akan menimbulkan pantulan
cahaya matahari kembali ke luar angkasa yang menyebabkan menurunnya proses pemanasan.
Kelembaban yang sangat tinggi akan meningkatkan curah hujan, badai yang semakin kering, dan
air akan lebih cepat menguap dari dalam tanah.
Sea level rises atau kenaikan muka air laut sebagai konsekuensi dari perubahan iklim
menjadi masalah serius bagi penduduk daerah pesisir. Kenaikan air laut dapat menyebabkan
penggenangan daerah dataran rendah, banjir, dan intrusi air laut ke akuifer. Selain itu, kenaikan
muka air laut memiliki dampak signifikan terhadap sosio ekonomi nasional, infrastruktur dan
lingkungan, serta ancaman tenggelamnya daratan di sekitar wilayah pesisir.
Fenomena land subsidence (penurunan tanah) dan kenaikan muka air laut terjadi di
Rotterdam, Belanda. Kondisi tersebut dapat diketahui saat tidak terjadi hujan di beberapa
wilayah pantai tergenang air laut pada saat air laut pasang, masyarakat sering menyebut dengan
rob. Terlebih pada saat hujan, wilayah tersebut lebih tinggi dan lebih luas area genangannya.
Kerugian yang diakibatkan adanya banjir/genangan rob semakin serius dan meningkat dari
waktu ke waktu yaitu kerusakan infrastruktur, lingkungan, kemacetan lalu lintas, banyak lahan
tidak bisa lagi digunakan dan gangguan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.
PEMBAHASAN

Belanda (Netherland) terletak di pesisir Laut Utara. Setengah wilayahnya berada di


bawah permukaan laut, sehingga negara Belanda membuat tanggul yang dijadikan penopang
utama penggunaan lahan secara efektif. Reklamasi juga terus dilakukan guna memperluas
wilayah daratan. Jika dibandingkan dengan luas New Jersey, maka negara Belanda berukuran
dua kali lipatnya. Sebagai bagian dari Benua Eropa utara dan barat, Belanda mempunyai dimensi
maksimum 360 kali 257 km. Banyak drainase di negara ini yang bermuara ke sungai-sungai
utama hingga menuju Laut Utara. Iklim negara Belanda sendiri adalah maritim yang dipengaruhi
oleh aktivitas perairan di Laut Utara dan Samudera Atlantik. Musim panas di negara ini terasa
sejuk, dan musim dingin suhunya adalah sedang. Temperatur harian saat siang bervariasi di
angka 2°C-6°C saat musim dingin, dan 17°C-20°C di musim panas. Meskipun pengaruh angin
laut sampai hingga ke daerah pedalaman, tidak ada perbedaan iklim yang mencolok di beberapa
wilayah negara ini. Hujan turun sepanjang tahun dengan periode terkering terjadi pada bulan
April sampai September. Hampir semua daerah mendapatkan curah hujan yang sama. Kondisi
iklim negara ini di beberapa wilayah juga dipengaruhi pergerakan angin yang bertiup dari pesisir
menuju pedalaman.
Menurut situs resmi pemerintah Belanda, suhu di Belanda telah meningkat sebesar 0,8
derajat Celcius di seluruh dunia sejak tahun 1900, tetapi kenaikan itu diperkirakan mencapai 1,7
derajat di Belanda. Itu dua kali lebih cepat dari kenaikan suhu rata-rata dunia. Sementara
gelombang panas mungkin sangat menghancurkan di beberapa bagian lain dunia, Belanda telah
mempersiapkan diri dengan baik. Institut Nasional Belanda untuk Kesehatan Masyarakat dan
Lingkungan (RIVM) telah menyiapkan apa yang disebut Rencana Panas Nasional.
Rencana Panas Nasional dipanggil ke dalam tindakan ketika menjadi luar biasa hangat di
beberapa daerah di Belanda. Mereka memperingatkan orang untuk tetap terhidrasi, memakai
pakaian tipis, mencoba sebisa mungkin untuk tetap berada di tempat teduh dan menerapkan tabir
surya secara teratur.

Perubahan iklim, negara Belanda juga merupakan salah satu negara yang rentan terkena
banjir air laut. Hal tersebut dapat terjadi karena karena dua pertiga wilayah Belanda lebih rendah
dari permukaan laut sehingga hampir 21% penduduk Belanda rentan terdampak banjir. Selain
dari wilayah Belanda memiliki bentuk yang cekung, bencana banjir di Belanda juga disebabkan
karena adanya perubahan iklim, perubahan fungsi lahan hingga peningkatan populasi. Kenaikan
permukaan laut rata-rata global 0,55 hingga 1,15 m, dan kenaikan 0,40 hingga 1,05 m di pantai
Belanda pada tahun 2100 (tidak termasuk penurunan tanah), dan lebih dari tiga kali lipat nilai
lokal ini pada tahun 2200.
Untuk mengatasi isu perubahan iklim di Negara Belanda, pemerintah setempat
melakukan beberapa tindakan seperti diperintahkannya perusahaan minyak dan gas, Royal Dutch
Shell, untuk menerapkan penurunan emisi karbon dioksida yang ketat dalam beberapa tahun ke
depan. Keputusan tersebut akan memberikan pengaruh yang luas. Enam tahun lalu, hakim di
pengadilan Den Haag (ibu kota pemerintahan Belanda) memberikan keputusan pertama terkait
dengan isu perubahan iklim terhadap pemerintah Belanda. Kini, pengadilan Den Haag kembali
mengejutkan dunia dengan memerintahkan perusahaan Royal Dutch Shell untuk mengurangi
emisi langsung dan tidak langsung setidaknya 45% pada akhir tahun 2030, relatif terhadap
tingkat 2019.
Pada prinsipnya, setiap emisi CO₂ di masa depan dari entitas berbadan hukum apa pun
(perusahaan atau bahkan pemerintah) di mana pun di dunia yang melebihi tingkat aman tersebut
dapat dianggap sebagai tindakan yang salah terhadap warga negara Belanda. Dalam praktiknya,
kita tidak bisa mengharapkan pemerintah dan perusahaan berubah arah hanya karena satu
keputusan dari pengadilan di Belanda. Selain akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan
proses pengadilan hingga tingkat akhir, masih belum pasti bagaimana keputusan ini akan
ditegakkan secara global. Tetapi, kemungkinan banyak kasus semacam ini akan muncul, baik di
Belanda dan tempat lain, dan kekuatan logika hukum akan memberikan tekanan tambahan bagi
politikus dan pebisnis untuk mencapai transisi rendah karbon lebih cepat.

Pemanasan global berdampak terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai,
pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. Ketika atmosfer menghangat, lapisan
permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan
tinggi permukaan laut. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di
daerah pantai. Perubahan iklim yang tak dapat dihindari menstimulasi bangsa Belanda untuk
terus mencoba memperbaharui upaya pencegahan banjir yang dipicu oleh naiknya permukaan air
laut dan turunnya permukaan tanah. Berdasarkan catatan Rijkswaterstaat, rata-rata ketinggian
permukaan air laut (m.s.l) terus meningkat dari -1 meter menjadi 0,5 meter pada tahun 2010,
sedangkan permukaan tanah terus mengalami penurunan dari 3 meter menjadi -3 meter atau 3.5
meter di bawah permukaan air laut pada tahun 2010. Selama periode tersebut banyak sekali
upaya pencegahan banjir yang telah dilakukan dengan terus mengembangkan
komponen-komponen sistem air seperti drainase, tanggul, bendungan, dan polder agar bisa tetap
beradaptasi dengan perubahan iklim.

Gambar 1. Komponen-komponen sistem air yang dikembangkan oleh Belanda


Kenaikan permukaan laut disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu ekspansi termal (air
laut menghangat dan mengembang), dan kontribusi lapisan es (misalnya dari gletser, berbasis
daratan, lapisan es, dan es laut) karena meningkatnya pencairan. Kedua hal ini dapat terjadi
karena salah satu penyebab terjadinya Global Warming sendiri yaitu gas industri. Gas dari
industri ini akan menyebabkan pencemaran udara terutama karena asap pabriknya yang
berlebihan dan tak ditampung dengan benar. Di dalamnya terkandung gas karbondioksida,
karbon monoksida, gas metana, dan lain sebagainya, dimana kandungan tersebut yang telah
menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir. Peningkatan suhu bumi inilah
yang memicu pencairan lapisan es dan air laut yang menghangat dan mengembang, sehingga
akhirnya terjadi kenaikan permukaan laut tersebut.

Gambar 2. Keadaan banjir di Belanda akibat pemanasan global

Berdasarkan gambar diatas merupakan dampak dari pemanasan global dan perubahan
iklim yang terjadi di negara Belanda. Hal tersebut menyebabkan naiknya permukaan air laut
akibat dari perubahan iklim secara ekstrim dan juga akibat dari pemanasan global yang
mengakibatkan banjir. Hal ini menghasilkan tiga skenario utama untuk menangani kenaikan
muka air laut yang ekstrem di Belanda:
1. Mempertahankan dan Membentengi menggunakan tanggul tinggi.
2. Mempertahankan tanggul dengan membuat pembatas baru di lepas pantai dengan
memanfaatkan lahan baru untuk perumahan dan pariwisata.
3. Mempertahankan wilayah ekonomi terpenting termasuk kota-kota dengan menggunakan
tanggul dengan air laut
4. masuk ke daratan.
KESIMPULAN

Sea Level Rises atau disebut naiknya permukaan air laut dapat terjadi karena beberapa
faktor seperti contohnya faktor perubahan iklim yang terjadi di Negara Belanda. Sea level
rises berdampak pada beberapa sektor di negara Belanda seperti sektor kesehatan, sektor
pertanian, dan sektor ekonomi. Dalam sektor kesehatan, perubahan iklim dan bencana banjir
mengakibatkan beberapa penyakit ringan seperti penyakit kulit sampai penyakit yang
berdampak kematian seperti jantung. Dalam sektor pertanian beberapa pengaruh iklim dapat
mengganggu waktu tanam hingga mempengaruhi hasil panen. Dari hasil panen yang
terganggu dapat menggoyahkan sektor ekonomi negara. Kerusakan infrastruktur akibat banjir
dan terganggunya proses industri dapat juga mempengaruhi sektor ekonomi negara Belanda.

Belanda memiliki lanskap yang unik dan letak geografis yang ekstrim karena memiliki
permukaan daratan yang datar dan rendah, memiliki banyak sungai, dan kota-kota yang
berbatasan langsung dengan pantai laut utara. Tak ayal, kondisi tersebut membuat Belanda
rawan terhadap bencana alam. Terjangan badai dari laut utara dan luapan air dari tiga sungai
utama eropa Rhine, Meuse, dan Schelde menjadi ancaman utama bagi negara tersebut.
Apalagi dengan adanya perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya
tudung es di kutub semakin berpotensi menenggelamkan seluruh permukaan Belanda, namun
hal tersebut dapat diatasi oleh pemerintahan di Belanda dengan aspek-aspek dan berbagai
macam cara dilakukan, maka dari itu Negara Belanda dapat mengatasi atau mengurangi
adanya Sea Level Rises di Belanda.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur Petersen. 2021. Penurunan Emisi Oleh Negara Belanda.

Dasanto, Bambang, dkk. 2020. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KENAIKAN


MUKA AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR PANGANDARAN.

Xander Olsthoorn. 2008. Climatic Change. Neo-Atlantis: The Netherlands under a 5-m sea level
rise. Institute for Environmental Studies, Vrije Universiteit, De Boelelaan 1087, 1081
HV Amsterdam, the Netherlands.

Latuconsina, Husain. 2010. Dampak Pemanasan Global Terhadap Pesisir dan Lautan.

Sanders, Fred, dkk. 2020. Crossover comparison of climate-change adaptation measures taken in
the Gdansk (Baltic-sea) and Rotterdam (Nord-sea) deltas.

Wahyudi, Imam. 2010. Perbandingan Penanganan Banjir ROB di LA Briere (Prancis), Rotterdam
(Belanda) dan Perspektif di Semarang (Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai