Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

A. Pemanasan Global 2
B. Penyebab-Penyebab Pemanasan Global 3
C. Cara Mengukur Pemanasan Global 4
D. Model iklim 4
E. Dampak Pemanasan global 4
F. Akibat pemanasan global di Indonesia 6
G. Cara Mengantisipasi Pemanasan Global 7

1
PEMANASAN GLOBAL

A. Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)


Apa itu Pemanasan global ? Jangan-jangan taunya cuma “Pemanasan Gombal?” Duh, gawat
kalau iya! Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan di bumi.
Global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya suhu
atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info , Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir.
Jadi,fix bumi kita sudah makin memanas.
B. Penyebab-Penyebab Pemanasan Global
1. Efek Rumah kaca
Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti pernafasan dan
hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena kadarnya sudah berlebihan maka
CO2 seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi.
Sebenarnya efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas. Jika
tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin. Kebayang dong kalau
bumi ini dingin? Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya lebih panas
33 °C (59 °F) dari suhunya sebelumnya.
2.Variasi matahari

variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan matahari. Variasi
matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi-
fluktuasi lainnya yang tidak periodikAda dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan
oleh umpan balik dari awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab
pemanasan global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
pada variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari.
Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini sebenarnya
sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika penyumbangnya adalah
aktivitas matahari,Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam pendinginan.
Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi sepertinya telah

2
memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek
pendinginan sejak tahun 1950.
Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap 45-50%
peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara
tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa walaupun ada peningkatan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari.Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi
pada dekade-dekade terakhir ini fix disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Beberapa ilmuwan
berpendapat Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat
terang yang dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.
C.Cara Mengukur Pemanasan Global
Bagaimana kita tahu ukuran pemanasan global yang sekarang kita alami, apakah masih biasa
saja, sedang atau sudah mengkhawatirkan? Tahun 1896, sebenarnya para ilmuwan
mencurigai pembakaran bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan bisa
mengakibatkan pemanasan global.
Tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu
International Geophysical Year kemudian mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung
Mauna Loa di Hawai untuk membuktikan hipotesis mereka.
Hasilnya Ternyata kadar CO2 meningkat konsentrasinya di atmosfer dan menyebabkan
pemanasan global. Sebenarnya para ilmuwan juga sudah menduga kalau iklim bumi semakin
menghangat namun saat itu mereka belum punya cukup bukti untuk memperkuat dugaannya.
Mereka tak mau dianggap “halu”
Perlu bertahun-tahun untuk melakukan pengamatan iklim. Tidak hanya sehari dua hari
Di akhir tahun 1980an barulah mereka berhasil mencatat data statistik yang menunjukkan
bumi menghangat namun itu pun mereka merasa masih kurang meyakinkan.
Letak stasiun cuaca di perkotaan dengan tujuan banyak mendapatkan data dari panas yang
dihasilkan dari aktivitas kendaraan dan bangunan. Data yang terkumpul ternyata lebih
akurat.Hasil tersbeut cocok dengan hipotesis mereka selama ini, menghangatnya bumi
memang bukan sekedar isapan jempol belaka. Akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh
tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun
terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi tahun yang paling panas.
Pada tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) membuat kesimpulan
yang menyatakan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat Celcius (1 derajat
Fahrenheit) sejak 1861. Mereka setuju bahwa pemanasan tersebut terutama diakibatkan oleh
aktivitas manusia yang menyumbang gas-gas rumah kaca ke atmosfer.

3
IPCC bahkan memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4
°C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Apabila gas rumah kaca yang teremisi
terus meningkat, para ahli memperkirakan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dapat
melonjak.Bahkan hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa
sebelum era industri
Apa Akibatnya? Ya tentu saja akan terjadi akan terjadi perubahan iklim secara dramatis,
miris bikin histeris! Meskipun memang peristiwa perubahan iklim ini telah sepanjang sejarah
Bumi terjadi beberapa kali dari zaman dinosaurus hidup mungkin.Namun kali ini manusia
akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang jauh lebih besar. Secara jumlah
penduduk di muka bumi ini semakin lama semakin membludak.
D.Model iklim
Untuk memperkuat hipotesis mereka tentang Pemanasan global, sebenarnya Para ilmuwan
telah membuat model-model komputer berdasarkan prinsip-prinsip dasar dinamika fluida,
transfer radiasi, dan proses-proses lainya. Model iklim itu yang setiap tahun mengalami
perbaikan seiring kecanggihan teknologi.
Hasilnya terlihat bahwa penambahan gas-gas rumah kaca berefek pada iklim yang lebih
hangat. Meskipun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi gas rumah kaca
pada masa depan, namun sensitivitas iklimnya masih akan berada pada suatu rentang
tertentu.Model-model iklim yang sudah diformulasikan juga dipakai untuk menemukan
penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini. Caranya adalah dengan
membandingkan perubahan yang telah diamati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai
penyebab, apakah itu alami maupun aktivitas manusia.
Saat ini model iklim yang ada ternyata sudah mirip dengan perubahan suhu global hasil
pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak menstimulasi semua aspek dari iklim.
Memang model-model ini tidak secara langsung menyatakan bahwa pemanasan yang ada
antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia sih,
namun hasilnya memperlihatkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 dimonopoli oleh emisi
gas-gas yang ada dalam aktivitas harian manusia.
E. Dampak Pemanasan global
Apakah dampak pemanasan global sebenarnya? Sudahkah kamu mulai merasakan?
Sudah sepanik apa? atau biasa saja karena menganggap wajar?
1. Iklim Tidak Stabil
Dampak-dampak pemanasan global diantaranya adalah Iklim mulai tidak stabil. Eits, cek
dulu pada tahu ga nih apa itu iklim? Apa bedanya iklim dengan cuaca? Iklim adalah situasi

4
rata-rata cuaca yang meliputi daerah yang luas dengan waktu yang lama. Sementara cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di daerah yang relatif sempit.
Faktor -faktor yang mempengaruhi iklim dan cuaca adalah sama sinar matahari, suhu,
tekanan udara,kelembaban udara ,angin, awan dan curah hujan. Dahulu tahun 1980 atau
1990-an , iklim begitu mudah diperkirakan. Biasanya bulan Oktober sampai maret, musim
hujan akan terjadi tapi kini seringkali meleset, sadar ga sih?
Di beberapa daerah kekeringan melanda hebat karena kemarau. Adanya pemanasan global
menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas
lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya gunung-gunung es kini mulai mencair
sehingga daratan akan menyempit. Tak banyak lagi jumlah es yang mengapung.Daerah-
daerah yang dulu mengalami salju ringan kini tak mengalaminya lagi. Di pegunungan di
daerah subtropis, bagian yang tertutup salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat
mencair.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menjadi uap
dan lepas dari lautan. Curah hujan di seluruh dunia telah naik sebesar 1 persen dalam seratus
tahun terakhir ini . Badai akan ternyata lebih sering melanda. Selain itu, air akan lebih cepat
lepas jadi uap dari tanah.Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya.
2. Meningkatnya permukaan air laut
Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan bertambah ,akibatnya
akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inci) pada abad ke-21 wow!
Apa yang terjadi jika air laut naik? Tentu saja daerah seputaran pantai akan terendam. Seperti
negara Belanda yang kehilangan 17,6 % daerahnya karena tenggelam oleh naiknya 100 cm
permukaan laut. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan mengalami peningkatan.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang tak bisa dihindari lagi.
3. Suhu global cenderung meningkat
Jika kita membayangkan bahwa,dengan panasnya bumi, maka akan banyak makanan yang
dihasilkan,maka bayangan itu keliru. Mungkin di suatu daerah akan menguntungkan karena
mengalami musim hujan jadi lebih lama,tapi daerah di belahan bumi lain sebaliknya
mengalami musim panas berkepanjangan.
Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) yang dihasilkan

5
musim dingin, yang selama ini berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum
puncak bulan-bulan masa tanam. Belum lagi tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan ekologis
Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun makhluk hidup
yang lain. Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-hewan akan bermigrasi mencari
tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah pertumbuhannya mencari tempat yang mendukung
pertumbuhannya
Manusia yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang meminimalisir panas yang
muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan tanaman bisa jadi berakhir dengan
kepunahan karena tak mampu beradaptasi.
5. Dampak sosial dan politik
Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Bagi para
petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan panen, sementara jika panas
berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk memulai pertanian karena susahnya pasokan
air.
Panas juga menyebabkan hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik api yang
berpotensi terbakar. Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah kebakaran hutan
sempat pelik dan sulit dicari solusinya.
F. Akibat pemanasan global di Indonesia
Bagaimana kabar Indonesia, sejauh mana pemanasan global akan memberikan dampak pada
negeri ini? Pada tahun 2030 menurut Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika akan
terjadi peningkatan suhu sebesar 0,5 derajat celcius. 2030 itu tinggal 9 tahun lagi.
Selain kenaikan suhu udara, kasus kekeringan juga akan meningkat di Pulau Sumatera bagian
selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Nusa
Tenggara Timur (NTT) pada 2030. Sementara musim hujan, lebat hingga ekstrim juga
cenderung bertambah hingga 40 persen dibandingkan saat ini.
Meskipun hujan sebenarnya hanya tetesan air semata, namun bagi mereka yang baper hujan
adalah tetesan rindu. Hujan terus menerus selain menimbulkan genangan, yang juga dapat
menimbulkan bencana banjir di berbagai daerah. Pemahaman lebih dalam dapat kamu baca
pada buku Global Warming; Banjir dan Tragedi Pembalakan Hutan oleh Hadi S. Alikodra.
Hal lain yang terjadi karena pemanasan global adalah menurunnya kadar oksigen di daerah
khatulistiwa, termasuk Indonesia. Dampaknya lebih parah, dibanding kawasan negara empat
musim. Selama ini di dalam lautan ada perbedaan diklasifikasikan berdasarkan

6
kedalamannya, laut membuat stratifikasinya sendiri.Proses stratifikasi ini membuat oksigen
banyak terkonsentrasi di bagian atas sehingga menghasilkan banyak biomassa berupa ikan
dan ganggang. Akibatnya rantai makanan dan biota laut yang membutuhkan oksigen jelas
malah terganggu. Terjumlah yang tidak merata.
Suhu panas ini juga melakukan penyerapan oksigen di permukaan. Nah, Perubahan ini malah
mengganggu rantai makanan yang selama ini sudah terbentuk. Rantai makanan di mana
kehidupan manusia basisnya adalah rantai makanan. Jika rantai makanan terganggu kacaulah
proses kehidupan.Pemanasan global juga akan berdampak pada naiknya suhu sehingga bila
ini terjadi maka yang ditakutkan adalah kurang konsistennya produktivitas biomassa akibat
kenaikan suhu. Kondisi yang ditakutkan adalah para petani seharusnya panen jadi tidak
panen.
Pendapatan yang seharusnya segera mereka genggam lepas begitu saja karena gagal panen.
Yang kuat jadi lemah, maka rantai makanan akan semakin timpang. Berbagai hal juga dapat
terjadi selama pemanasan global warming ini, hal ini dibuat dalam bentuk animasi oleh Son
Yeong Un pada bukunya berjudul Magic Thousand Character Series: Ancaman Global
Warming.
G. Cara Mengantisipasi Pemanasan Global
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk turut serta dalam meminimalisir
dampak pemanasan global :
1. Konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan
penghijauan lahan kritis.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air, matahari,
angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara).
3. Daur ulang dan efisiensi energi.
4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan
penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Anda mungkin juga menyukai