Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidak seimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan di bumi.
Global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya suhu
atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info , Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir.

B. Penyebab Pemanasan Global


1. Efek Rumah kaca
Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti
pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena
kadarnya sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup
permukaan bumi.

Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun sama seperti CO2
menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan
memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke
angkasa. Infrared terperangkap di bumi. Emang kenapa kalau infrared wara-wiri di
bumi ini?

Begini ya, Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara 760 nm sampai
1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. Tahu tidak?, benda panas akibat
getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas dalam
bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut dengan radiasi
panas.

Sebenarnya efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi
panas. Jika tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin.
Kebayang dong kalau bumi ini dingin? Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya sebelumnya.

Andaikan tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Karena efek inilah ,bumi menghangat, namun
jika kadar berlebihan maka akibatnya terjadilah yang dinamakan pemanasan
global.

2. Efek Umpan Balik


Selain efek rumah kaca, efek umpan balik juga memberi pengaruh pada pemanasan
global. Duh umpan balik berasa nonton bola. Umpan balik disini contohnya adalah
penguapan air.

Proses pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap air.


Contoh ya reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 → CO2 +
H2
Nah tuh ada H2O alias air dihasilkan. Semakin banyak pemanasan yang terjadi
akibat efek rumah kaca karbon dioksida semakin melimpah uap air yang
membumbung ke atmosfer. Uap air sendiri ternyata memberi efek rumah kaca,
seperti gas CO2.

Pemanasan yang terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus menerus
hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca dari
penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas CO2 yang
menghasilkannya. Aneh ya kan kalau banyak air rasanya lembab?

Ya memang kelembaban meningkat, namun meskipun kelembaban meningkat


karena kandungan air banyak, kelembaban relatif udara malah nyaris konstan
bahkan berkurang karena udara malah menghangat. Lamanya umpan balik
perlahan mengingat CO2 di atmosfer betah dan berumur panjang.

Umpan balik yang kedua disebabkan penguapan awan. Jika dilihat dari bawah,
memang awan terlihat memantulkan lagi radiasi ke permukaan, akibatnya akan
terjadi peningkatan efek pemanasan.

Namun lain lagi jika kita mengintipnya dari atas. Dari atas awan terlihat
memantulkan lagi radiasi infra merah kembali ke angkasa sehingga menurunkan
panas dan ada efek pendinginan. Jadi ingat lagu Ariel Noah ” Sempat kumelihat di
balik awan, aku melihat di balik hujan!”

Waw ini lagu pas sekali untuk umpan balik efek penguapan awan dan air, jangan-
jangan Ariel membuat lagu setelah belajar penyebab pemanasan global Kita
lanjutkan ya obrolan seriusnya, nah apakah yang akan dihasilkan penguapan awan
itu berupa pemanasan atau pendinginan, itu tergantung pada beberapa hal seperti
tipe dan ketinggian awan tersebut.

Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam memantulkan


cahaya. Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub mencair.
Ironisnya makin lama pencairannya makin cepat. Ketika es mencair, daratan atau air
dibawahnya akan jadi terbuka.

Jika ketika ditutupi es, eslah yang memantulkan cahaya, namun ketika daratan atau
perairan sudah terbuka, maka baik daratan atau daratan ternyata hanya mampu
memantulkan cahaya lebih sedikit dari es. Kedua bagian itu malah lebih cenderung
menyerap panas dari matahari, akibatnya pemanasan meningkat dan espun cair
dan cair lagi.

Umpan balik tak selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif muncul
karena terlepasnya CO2 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah beku
(permafrost).

Proses ini adalah mekanisme lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang ternyata
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon kurang maksimal jika suhunya naik,
mengapa? Hal ini disebabkan oleh berkurangnya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga pertumbuhan diatom terbatas dibanding fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Variasi matahari
Kenalan dulu yuk sama variasi matahari, variasi matahari adalah perubahan jumlah
energi radiasi yang dilepaskan matahari. Variasi matahari dipengaruhi siklus
matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang
tidak periodik

Ada dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan oleh umpan balik dari awan
telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan global
karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah pada
variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari.

Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca
akan menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini
sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika
penyumbangnya adalah aktivitas matahari,

Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam pendinginan. Kombinasi


Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi sepertinya telah
memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek
pendinginan sejak tahun 1950.

Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap 45-


50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-
35% antara tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa walaupun
ada peningkatan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari.

Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini fix
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus
Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat terang yang
dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.

Dengan angka sekecil ini sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk menyumbang
terhadap pemanasan global. Bahkan Sebuah penelitian oleh Lockwood dan
Fröhlich menemukan bahwa tidak ada pemanasan global dengan variasi matahari
sejak tahun 1985 sebenarnya tak ada hubungan sama sekali , baik melalui variasi
dari output matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

Seperti yang sudah kita ketahui sekarang bahwa terdapat berbagai proses yang
membuat terjadinya pemanasan global yang dapat berdampak pada kehidupan
makhluk hidup di bumi. Hal ini juga dipaparkan pada buku Pemanasan Global –
Solusi dan Peluang Bisnis.

C. Cara Mengukur Pemanasan Global


Bagaimana kita tahu ukuran pemanasan global yang sekarang kita alami, apakah
masih biasa saja, sedang atau sudah mengkhawatirkan? Tahun 1896, sebenarnya para
ilmuwan mencurigai pembakaran bahan bakar fosil akan mengubah komposisi
atmosfer dan bisa mengakibatkan pemanasan global.

Tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu
International Geophysical Year kemudian mengambil sampel atmosfer dari puncak
gunung Mauna Loa di Hawai untuk membuktikan hipotesis mereka.

Hasilnya Ternyata kadar CO2 meningkat konsentrasinya di atmosfer dan


menyebabkan pemanasan global. Sebenarnya para ilmuwan juga sudah menduga
kalau iklim bumi semakin menghangat namun saat itu mereka belum punya cukup
bukti untuk memperkuat dugaannya. Mereka tak mau dianggap “halu”

Perlu bertahun-tahun untuk melakukan pengamatan iklim. Tidak hanya sehari dua
hari
Di akhir tahun 1980an barulah mereka berhasil mencatat data statistik yang
menunjukkan bumi menghangat namun itupun mereka merasa masih kurang
meyakinkan.

Di daerah-daerah dekat perkotaan kemudian didirikan stasiun cuaca. Letak stasiun


cuaca di perkotaan dengan tujuan banyak mendapatkan data dari panas yang
dihasilkan dari aktivitas kendaraan dan bangunan. Data yang terkumpul ternyata lebih
akurat.

Hasil tersbeut cocok dengan hipotesis mereka selama ini, menghangatnya bumi
memang bukan sekedar isapan jempol belaka. Akhir abad ke-20, tercatat bahwa
sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan
tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi tahun yang
paling panas.

Pada tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) membuat


kesimpulan yang menyatakan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat
Celcius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Mereka setuju bahwa pemanasan tersebut
terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menyumbang gas-gas rumah kaca
ke atmosfer.

IPCC bahkan memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat 1.1
hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Apabila gas rumah kaca
yang teremisi terus meningkat, para ahli memperkirakan, konsentrasi karbon dioksida
di atmosfer dapat melonjak.

Bahkan hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum
era industri. Apa Akibatnya? Ya tentu saja akan terjadi akan terjadi perubahan iklim
secara dramatis, miris bikin histeris! Meskipun memang peristiwa perubahan iklim ini
telah sepanjang sejarah Bumi terjadi beberapa kali dari zaman dinosaurus hidup
mungkin.
Namun kali ini manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang
jauh lebih besar. Secara jumlah penduduk di muka bumi ini semakin lama semakin
membludak.

D. Model iklim
Untuk memperkuat hipotesis mereka tentang Pemanasan global, sebenarnya Para
ilmuwan telah membuat model-model komputer berdasarkan prinsip-prinsip dasar
dinamika fluida, transfer radiasi, dan proses-proses lainya. Model iklim itu yang setiap
tahun mengalami perbaikan seiring kecanggihan teknologi.

Hasilnya terlihat bahwa penambahan gas-gas rumah kaca berefek pada iklim yang
lebih hangat. Meskipun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi
gas rumah kaca pada masa depan, namun sensitivitas iklimnya masih akan berada
pada suatu rentang tertentu.

Model-model iklim yang sudah diformulasikan juga dipakai untuk menemukan


penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini. Caranya adalah dengan
membandingkan perubahan yang telah diamati dengan hasil prediksi model terhadap
berbagai penyebab, apakah itu alami maupun aktivitas manusia.

Saat ini model iklim yang ada ternyata sudah mirip dengan perubahan suhu global
hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak menstimulasi semua
aspek dari iklim. Memang model-model ini tidak secara langsung menyatakan bahwa
pemanasan yang ada antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami
atau aktivitas manusia sih, namun hasilnya memperlihatkan bahwa pemanasan sejak
tahun 1975 dimonopoli oleh emisi gas-gas yang ada dalam aktivitas harian manusia.

E. Dampak Pemanasan global


1. Iklim Tidak Stabil
Dampak-dampak pemanasan global diantaranya adalah Iklim mulai tidak stabil.
Iklim adalah situasi rata-rata cuaca yang meliputi daerah yang luas dengan waktu
yang lama. Sementara cuaca Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di
daerah yang relatif sempit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim dan cuaca adalah sinar matahari, suhu,
tekanan udara,kelembaban udara ,angin, awan dan curah hujan.
Di beberapa daerah kekeringan melanda hebat karena kemarau. Adanya
pemanasan global menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya
gunung-gunung es kini mulai mencair sehingga daratan akan menyempit. Tak
banyak lagi jumpal es yang mengapung.

Daerah-daerah yang dulu mengalami salju ringan kini tak mengalaminya lagi. Di
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang tertutup salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih lama di beberapa area.
Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk bertambah.

Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menjadi uap dan lepas dari lautan. Curah hujan di seluruh dunia telah naik sebesar
1 persen dalam seratus tahun terakhir ini . Badai akan ternyata lebih sering
melanda. Selain itu, air akan lebih cepat lepas jadi uap dari tanah.Akibatnya
beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.

Angin akan bertiup lebih kencang dan memiliki pola yang berbeda dengan
sebelumnya. Topan badai (hurricane) yang mendapat kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih dahsyat. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi dan lebih
ekstrem.

2. Meningkatnya permukaan air laut


Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan bertambah,
akibatnya akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi muka laut di seluruh
dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para
ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inci) pada
abad ke-21.

Apa yang terjadi jika air laut naik? Tentu saja daerah seputaran pantai akan
terendam. Seperti negara Belanda yang kehilangan 17,6 % daerahnya karena
tenggelam oleh naiknya 100 cm permukaan laut. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan mengalami peningkatan. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai,
banjir akibat air pasang tak bisa dihindari lagi.

3. Suhu global cenderung meningkat


Jika kita membayangkan bahwa,dengan panasnya bumi, maka akan banyak
makanan yang dihasilkan,maka bayangan itu keliru. Mungkin di suatu daerah akan
menguntungkan karena mengalami musim hujan jadi lebih lama,tapi daerah di
belahan bumi lain sebaliknya mengalami musim panas berkepanjangan.

Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) yang dihasilkan musim dingin, yang selama ini berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Belum lagi tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih
hebat.

4. Gangguan ekologis
Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun
makhluk hidup yang lain. Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-hewan
akan bermigrasi mencari tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah
pertumbuhannya mencari tempat yang mendukung pertumbuhannya.

Manusia yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang meminimalisir
panas yang muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan tanaman bisa jadi
berakhir dengan kepunahan karena tak mampu beradaptasi.

5. Dampak sosial dan politik


Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Bagi
para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan panen,
sementara jika panas berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk memulai
pertanian karena susahnya pasokan air.
Panas juga menyebabkan hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik api yang
berpotensi terbakar. Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah kebakaran
hutan sempat pelik dan sulit dicari solusinya.

F. Akibat pemanasan global di Indonesia


Hal lain yang terjadi karena pemanasan global adalah menurunnya kadar oksigen di daerah
khatulistiwa, termasuk Indonesia. Dampaknya lebih parah, dibanding kawasan negara empat
musim. Selama ini di dalam lautan ada perbedaan diklasifikasikan berdasarkan kedalamannya,
laut membuat stratifikasinya sendiri.

Proses stratifikasi ini membuat oksigen banyak terkonsentrasi di bagian atas sehingga
menghasilkan banyak biomassa berupa ikan dan ganggang. Akibatnya rantai makanan dan
biota laut yang membutuhkan oksigen jelas malah terganggu. Terdapat perbedaan jumlah yang
tidak merata.

Suhu panas ini juga melakukan penyerapan oksigen di permukaan. Nah, Perubahan ini malah
mengganggu rantai makanan yang selama ini sudah terbentuk. Rantai makanan di mana
kehidupan manusia basisnya adalah rantai makanan. Jika rantai makanan terganggu kacaulah
proses kehidupan.

Pemanasan global juga akan berdampak pada naiknya suhu sehingga bila ini terjadi maka yang
ditakutkan adalah kurang konsistennya produktivitas biomassa akibat kenaikan suhu. Kondisi
yang ditakutkan adalah para petani seharusnya panen jadi tidak panen.
Pendapatan yang seharusnya segera mereka genggam lepas begitu saja karena gagal panen.
Yang kuat jadi lemah, maka rantai makanan akan semakin timpang. Berbagai hal juga dapat
terjadi selama pemanasan global warming ini, hal ini dibuat dalam bentuk animasi oleh Son
Yeong Un pada bukunya berjudul Magic Thousand Character Series: Ancaman Global Warming.

G. Cara Mengantisipasi Pemanasan Global


Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk turut serta dalam
meminimalisir dampak pemanasan global :
 Konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan
penghijauan lahan kritis.
 Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air, matahari,
angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara).
 Daur ulang dan efisiensi energi.
 Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan
penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.
BAB III
PENUTUTUP

 Kesimpulan
Itulah penjelasan tentang pemanasan global yang kini sedang kita alami. Suka tidak suka
kondisi sudah terjadi. Bumi yang kita pijak kini sudah memanas. Bijak dalam
menggunakan bahan bakar bisa menjadi pilihan agar kita mampu meminimalisir CO2
sebagai penyumbang pemanasan global.

Banyak menanam tumbuhan hijau juga bisa menyebabkan emisi CO2 ke atmosfer
berkurang. Hal-hal kecil yang dapat manusia lakukan, jika secara sistematis maka akan
memberikan efek luar biasa. Mari sayangi bumi ini, hanya ini warisan kita untuk anak cucu
nanti.
Daftar Pustaka
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/HAY-GLOBAL-Impact-and-
Emplementation-Miminization.pdf

Anda mungkin juga menyukai