Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan


ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi.
Global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya suhu
atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info , Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus
tahun terakhir. Jadi,fix bumi kita sudah makin memanas.

B. Penyebab Pemanasan Global


1. Efek Rumah kaca

Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti
pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena
kadarnya sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup
permukaan bumi.

Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun sama seperti CO2
menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan
memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke
angkasa. Infrared terperangkap di bumi. Emang kenapa kalau infrared wara-wiri
di bumi ini?

Begini ya, Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara 760 nm sampai
1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. Tahu tidak?, benda panas
akibat getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas
dalam bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut
dengan radiasi panas.
Sebenarnya efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal
memberi panas. Jika tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti
oleh dingin. Kebayang dong kalau bumi ini dingin? Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
sebelumnya.

Andaikan tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Karena efek inilah ,bumi menghangat,
namun jika kadar berlebihan maka akibatnya terjadilah yang dinamakan
pemanasan global.

2. Efek Umpan Balik


Selain efek rumah kaca, efek umpan balik juga memberi pengaruh pada
pemanasan global. Duh umpan balik berasa nonton bola. Umpan balik disini
contohnya adalah penguapan air.

Proses pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap


air. Contoh ya reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 →
CO2 + H2O

Nah tuh ada H2O alias air dihasilkan. Semakin banyak pemanasan yang terjadi
akibat efek rumah kaca karbon dioksida semakin melimpah uap air yang
membumbung ke atmosfer. Uap air sendiri ternyata memberi efek rumah kaca,
seperti gas CO2.

Pemanasan yang terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus menerus
hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca
dari penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas CO2 yang
menghasilkannya. Aneh ya kan kalau banyak air rasanya lembab?

Ya memang kelembaban meningkat, namun meskipun kelembaban meningkat


karena kandungan air banyak, kelembaban relatif udara malah nyaris konstan
bahkan berkurang karena udara malah menghangat. Lamanya umpan balik
perlahan mengingat CO2 di atmosfer betah dan berumur panjang.

Umpan balik yang kedua disebabkan penguapan awan. Jika dilihat dari bawah,
memang awan terlihat memantulkan lagi radiasi ke permukaan, akibatnya akan
terjadi peningkatan efek pemanasan.

Namun lain lagi jika kita mengintipnya dari atas. Dari atas awan terlihat
memantulkan lagi radiasi infra merah kembali ke angkasa sehingga menurunkan
panas dan ada efek pendinginan. Jadi ingat lagu Ariel Noah ” Sempat kumelihat
di balik awan, aku melihat di balik hujan!”

Waw ini lagu pas sekali untuk umpan balik efek penguapan awan dan air,
jangan-jangan Ariel membuat lagu setelah belajar penyebab pemanasan global
Kita lanjutkan ya obrolan seriusnya, nah apakah yang akan dihasilkan
penguapan awan itu berupa pemanasan atau pendinginan, itu tergantung pada
beberapa hal seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.

Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam memantulkan


cahaya. Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub mencair.
Ironisnya makin lama pencairannya makin cepat. Ketika es mencair, daratan
atau air dibawahnya akan jadi terbuka.

Jika ketika ditutupi es, eslah yang memantulkan cahaya, namun ketika daratan
atau perairan sudah terbuka, maka baik daratan atau daratan ternyata hanya
mampu memantulkan cahaya lebih sedikit dari es. Kedua bagian itu malah lebih
cenderung menyerap panas dari matahari, akibatnya pemanasan meningkat dan
espun cair dan cair lagi.

Umpan balik tak selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif
muncul karena terlepasnya CO2 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya
tanah beku (permafrost).

Proses ini adalah mekanisme lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang ternyata
menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon kurang maksimal jika suhunya naik,
mengapa? Hal ini disebabkan oleh berkurangnya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga pertumbuhan diatom terbatas dibanding fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Variasi matahari
Kenalan dulu yuk sama variasi matahari, variasi matahari adalah perubahan
jumlah energi radiasi yang dilepaskan matahari. Variasi matahari dipengaruhi
siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi-fluktuasi
lainnya yang tidak periodik

Ada dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan oleh umpan balik dari
awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan
global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
pada variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari.

Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah


kaca akan menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan
stratosfer ini sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin
terjadi jika penyumbangnya adalah aktivitas matahari,

Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam pendinginan.


Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi
sepertinya telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga
tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap 45-


50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar
25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa
walaupun ada peningkatan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari.

Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
fix disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus
Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat terang
yang dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.

Dengan angka sekecil ini sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk menyumbang
terhadap pemanasan global. Bahkan Sebuah penelitian oleh Lockwood dan
Fröhlich menemukan bahwa tidak ada pemanasan global dengan variasi
matahari sejak tahun 1985 sebenarnya tak ada hubungan sama sekali , baik
melalui variasi dari output matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

Seperti yang sudah kita ketahui sekarang bahwa terdapat berbagai proses yang
membuat terjadinya pemanasan global yang dapat berdampak pada kehidupan
makhluk hidup di bumi. Hal ini juga dipaparkan pada buku Pemanasan Global –
Solusi dan Peluang Bisnis.

C. Dampak Pemanasan global


Apakah dampak pemanasan global sebenarnya? Sudahkah kamu mulai
merasakan? Sudah sepanik apa? atau biasa saja karena menganggap wajar?

1. Iklim Tidak Stabil


Dampak-dampak pemanasan global diantaranya adalah Iklim mulai tidak stabil.
Eits, cek dulu pada tahu ga nih apa itu iklim? Apa bedanya iklim dengan cuaca? 
Iklim adalah situasi rata-rata cuaca yang meliputi daerah yang luas dengan
waktu yang lama. Sementara cuaca Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat
di daerah yang relatif sempit.

Faktor -faktor yang mempengaruhi iklim dan cuaca adalah sama sinar matahari,


suhu, tekanan udara,kelembaban udara ,angin, awan dan curah hujan. Dahulu
tahun 1980 atau 1990-an , iklim begitu mudah diperkirakan. Biasanya bulan
Oktober sampai maret, musim hujan akan terjadi tapi kini seringkali meleset,
sadar ga sih?
Di beberapa daerah kekeringan melanda hebat karena kemarau. Adanya
pemanasan global menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara
(Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di
Bumi. Akibatnya gunung-gunung es kini mulai mencair sehingga daratan akan
menyempit. Tak banyak lagi jumpal es yang mengapung.
Daerah-daerah yang dulu mengalami salju ringan kini tak mengalaminya lagi.
Di pegunungan di daerah subtropis, bagian yang tertutup salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih lama di
beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
bertambah.

Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menjadi uap dan lepas dari lautan. Curah hujan di seluruh dunia telah naik
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini . Badai akan ternyata lebih
sering melanda. Selain itu, air akan lebih cepat lepas jadi uap dari
tanah.Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.

Angin akan bertiup lebih kencang dan memiliki pola yang berbeda dengan
sebelumnya. Topan badai (hurricane) yang mendapat kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih dahsyat. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi
dan lebih ekstrem.

2. Meningkatnya permukaan air laut


Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan
bertambah ,akibatnya akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi muka
laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-
20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4
– 35 inci) pada abad ke-21 wow!

Apa yang terjadi jika air laut naik? Tentu saja daerah seputaran pantai akan
terendam. Seperti negara Belanda yang kehilangan 17,6 % daerahnya karena
tenggelam oleh naiknya 100 cm permukaan laut. Erosi dari tebing, pantai, dan
bukit pasir akan mengalami peningkatan. Ketika tinggi lautan mencapai muara
sungai, banjir akibat air pasang tak bisa dihindari lagi.

3. Suhu global cenderung meningkat


Jika kita membayangkan bahwa,dengan panasnya bumi, maka akan banyak
makanan yang dihasilkan,maka bayangan itu keliru. Mungkin di suatu daerah
akan menguntungkan karena mengalami musim hujan jadi lebih lama,tapi
daerah di belahan bumi lain sebaliknya mengalami musim panas
berkepanjangan.

Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) yang dihasilkan musim dingin, yang selama ini berfungsi sebagai
reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Belum
lagi tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan ekologis
Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun
makhluk hidup yang lain. Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-
hewan akan bermigrasi mencari tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah
pertumbuhannya mencari tempat yang mendukung pertumbuhannya

Manusia yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang meminimalisir
panas yang muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan tanaman bisa
jadi berakhir dengan kepunahan karena tak mampu beradaptasi.

5. Dampak sosial dan politik


Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
Bagi para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan panen,
sementara jika panas berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk memulai
pertanian karena susahnya pasokan air.

Panas juga menyebabkan hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik api
yang berpotensi terbakar. Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah
kebakaran hutan sempat pelik dan sulit dicari solusinya.

D. Akibat pemanasan global di Indonesia


Bagaimana kabar Indonesia, sejauh mana pemanasan global akan memberikan
dampak pada negeri ini? Pada tahun 2030 menurut Badan Klimatologi
Meteorologi dan Geofisika akan terjadi peningkatan suhu sebesar 0,5 derajat
celcius. 2030 itu tinggal 9 tahun lagi gaesss!

Selain kenaikan suhu udara, kasus kekeringan juga akan meningkat di Pulau
Sumatera bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa
Tenggara Barat (NTB), hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2030.
Sementara musim hujan, lebat hingga ekstrim juga cenderung bertambah hingga
40 persen dibandingkan saat ini.

Meskipun hujan sebenarnya hanya tetesan air semata, namun bagi mereka yang
baper hujan adalah tetesan rindu. Hujan terus menerus selain menimbulkan
genangan, yang juga dapat menimbulkan bencana banjir di berbagai daerah.
Pemahaman lebih dalam dapat kamu baca pada buku Global Warming; Banjir &
Tragedi Pembalakan Hutan oleh Hadi S. Alikodra.

Hal lain yang terjadi karena pemanasan global adalah menurunnya kadar
oksigen di daerah khatulistiwa, termasuk Indonesia. Dampaknya lebih parah,
dibanding kawasan negara empat musim. Selama ini di dalam lautan ada
perbedaan diklasifikasikan berdasarkan kedalamannya, laut membuat
stratifikasinya sendiri.

Proses stratifikasi ini membuat oksigen banyak terkonsentrasi di bagian atas


sehingga menghasilkan banyak biomassa berupa ikan dan ganggang. Akibatnya
rantai makanan dan biota laut yang membutuhkan oksigen jelas malah
terganggu. Terdapat perbedaan jumlah yang tidak merata.

Suhu panas ini juga melakukan penyerapan oksigen di permukaan. Nah,


Perubahan ini malah mengganggu rantai makanan yang selama ini sudah
terbentuk. Rantai makanan di mana kehidupan manusia basisnya adalah rantai
makanan. Jika rantai makanan terganggu kacaulah proses kehidupan.

Pemanasan global juga akan berdampak pada naiknya suhu sehingga bila ini
terjadi maka yang ditakutkan adalah kurang konsistennya produktivitas
biomassa akibat kenaikan suhu. Kondisi yang ditakutkan adalah para petani
seharusnya panen jadi tidak panen.

Pendapatan yang seharusnya segera mereka genggam lepas begitu saja karena
gagal panen. Yang kuat jadi lemah, maka rantai makanan akan semakin
timpang. Berbagai hal juga dapat terjadi selama pemanasan global warming ini,
hal ini dibuat dalam bentuk animasi oleh Son Yeong Un pada bukunya berjudul
Magic Thousand Character Series: Ancaman Global Warming.
Cara Mengantisipasi Pemanasan Global
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk turut serta dalam
meminimalisir dampak pemanasan global :

1. Konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan


penghijauan lahan kritis.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air,
matahari, angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan
bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
3. Daur ulang dan efisiensi energi.
4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman
dan penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Kesimpulan :
Itulah penjelasan tentang  pemanasan global yang kini sedang kita alami.
Suka tidak suka kondisi sudah terjadi. Bumi yang kita pijak kini sudah
memanas. Bijak dalam menggunakan bahan bakar bisa menjadi pilihan
agar kita mampu meminimalisir CO2 sebagai penyumbang pemanasan
global.
Banyak menanam tumbuhan hijau juga bisa menyebabkan emisi CO2 ke
atmosfer berkurang. Hal-hal kecil yang dapat manusia lakukan, jika
secara sistematis maka akan memberikan efek luar biasa. Mari sayangi
bumi ini, hanya ini warisan kita untuk anak cucu nanti.

Anda mungkin juga menyukai