OLEH
KELAS : 6 A3 SOSIATRI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat dan berkatnya
saya dapat menyelesaikan tugas promosi kesehatan dalam bentuk makalah ini derngan
baik. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang sudah memberikan
kami kesempatan untuk belajar mengenai promosi kesehatan sehingga kami dapat
mengembangkan pengetahuan kami melalui tugas tugas yang diberikan.makalah ini
menyajikan bebrapa hal mengenai domain perilaku kesehatan masyarakat dimana sangat
penting untuk kita ketahui demi kehidupan masyarakat kita serta kehidupan sosial yang
aman dan sejahtera. saya sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
masa depan saya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAULUAN
1.3 Tujuan.........................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perilaku : ................................................................................
PENDAHULUAN
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita
sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang.
Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh
promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika
mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan
revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi
kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang tersebut
melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan kesehatan
dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik, dampaknya serta
control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah yaitu hubungan
kesehatan dengan perilaku.
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan
kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan serta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun
tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan
tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat
memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting
untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku
tersebut.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan,
hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku
manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun
yang tidak dapat diamati pihak luar Dilihat dari Segi Psikologis
Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap
stimulus (rangsangan dari luar. pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-
organismerespons). skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent
response (reflexive) dan operant response (instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseoang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam,
yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.
2.2 Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan. konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep
perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga
domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health
attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa
besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker
mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian
seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap
terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait
dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap
untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau
aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit
menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau
mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan
untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan.
Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb
mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap
belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan
elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri,
penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh
individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul
sehat.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup:
1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik
secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan
sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya
melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.
2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap
fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.
3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan
praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan
makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai
salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan
lingkungan.itu sendiri.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau
Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.
Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini. a.
Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan Perilaku
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan
sebagainya, dsb.
• Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai –
nilai kesehatan)
• Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai
kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan mempertahankan perilaku sehat yang sudah
ada.
Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di
dalam diri seseorang.
FAKTOR SOSIAL: Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara
lain sktruktur sosial, pranata –pranata sosial dan permasalahan – permasalahan sosial yang
lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang
tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada
pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang
kurang baik juga. Dukungan sosial (keluarga, teman) mendorong perubaha perubahan sehat.
Contohnya konsumsi alcohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
FAKTOR EMOSI: Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan
yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong
melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.
PROSES TERJADINYA
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang
yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena
tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan
diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena – mena dapat
tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
2. Kontemplasi : – Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin mengubah
perilakunya menjadi lebih sehat.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.
PENCEGAHAN
Ø Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang mengandung
kebutuhan tubuh.
Ø Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman
keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan gaya hidup yang positif bagi
kesehatan (misalnya, tidak gonta ganti pasangan, adaptasi dengan lingkungan )
TUJUAN
Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya suatu pola
hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.
AKIBAT
Akibat Perilaku Sehat:
a. Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan dan
kepuasan.
Contohnya:
- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan
mainan.
b. Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di hilangkan maka akan
melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain yang mempertahankan perilaku
sehat.Contohnya: anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan
tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya
bersih dari kuman
c. Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa konsekuensi yang
tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak kecil yang bermain dengan benda
tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya, akan tidak mengulanginya lagi.
2.7 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang
dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam
program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
– norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi
untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan
perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang
harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi
biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran
sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan
membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai
banyak pagar yang kurang terawat.
2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara
menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.
Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat
lebih langgeng.
3) Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan
bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat
bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang
informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua
ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap
dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika
ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam
akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan yang langgeng.
1. Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal
2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan
teori terbentuknya perilaku manusia
3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action,
“PRECEDPROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah
satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan
semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
1. sikap
2. norma subjektif
3. pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu
ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang
diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena:
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) Secara
matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
1. Behavior intention
2. Social support
3. Accessibility to information
4. Personal autonomy
5. Action situation
Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal,
bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :
2. Personal reference
3. Resources
4. Culture
B = f (TF, PR, R, C)
Contoh:
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan
kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang
diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak
ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren
kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin
naik (C).
Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan
“behavior change”
1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan
nilai-nilai kesehatan )
Teori-teori yang akan kita bahas adalah: Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu
meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki
kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang
bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal. Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
1. instrumental
2. defence mechanism
4. nilai ekspresif
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving
forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan).
Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.
Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku:
Contoh: seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya
untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas
kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta.
Misalnya pada contoh di atas, dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit
keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep
perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga
domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health
attitude) dan praktek kesehatan (health practice).
3.2. Saran
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita
dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti
tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk
dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.