Karya Tulis
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu
syarat Kelulusan SMA
Oleh :
Veronika Juliza Ludwin Permata Alexander
A. LATAR BELAKANG
Deterjen merupakan bahan pembersih pakaian yang mengandung
surfaktan dan bahan pengisi yang banyak digunakan oleh manusia. Tujuan dari
deterjen adalah memberikan proses pencucian yang efektif dan lebih mudah dan
pengalaman mencuci terbaik agar semua dapat mengeluarkan semua potensi mereka
tanpa takut kotor. Deterjen sintetik yang pertama dikembangkan oleh Jerman pada
waktu perang dunia II. Fritz Gunther ilmuwan Jerman, biasanya disebut sebagai
penemu surfactant sintetis dalam deterjen tahun 1916.Deterjen pada umumnya
mengandung surfaktan, builder, natrium silikat, optical brightener, fragrance, colorant,
natrium sulfat, enzim, dan aditif lainnya. Bahan yang dominan untuk pembuatandeterjen
adalah surfaktan. Surfaktan terbagi atas 3 yaitu : Surfaktan kationik, surfaktan anonik,
surfaktan nonionic.
Bahan yang terkandung dalam detergen dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air dan dapat merusak biota air. Akhir-akhir ini banyak sekali masyarakat
yang mencuci pakaian di sungai, peningkatan penggunaan detergen akan berdampak
terhadap jumlah limbah yang dibuang ke dalam air khususnya di sungai. Limbah
deterjen yang dibuang ke air akan menimbulkan masalah pendangkalan perairan,
terhambatnya transfer oksigen, sehingga proses penguraian secara aerobic terganggu
akibat terjadi kematian organisme akuatik serta menurunnya estetika lingkungan yang
disebabkan timbulnya bau dan busa sehingga dapat menimbulkan pencemaran sungai.
Antisipasi dari semua pihak perlu dilakukan untuk meminimalisasi dampak lingkungan
karena surfaktan dari golongan ammonium kuartemer dapat membentuk senyawa
nitrosamine dan gugus aromatic dari surfaktan bersifat karsinogenik.
Kenyataan yang ada di daerah kita di kabupaten Ende ini bahwa sering
terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh penggunaan detergen oleh manusia.
Detergen tersebut dapat membuat ikan-ikan yang ada di perairan menjadi terganggu,
membuat terganggunya pernafasan, bisa membuat ikan menjadi terjaga dan bahkan
pada akhirnya pada kematian. Ikan Nila merupakan sejenis ikan konsumsi air tawar.
Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur pada tahun 1969. Ikan Nila
dikenal sebagai ikan yang bersifat eurhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang
lebar). Ikan Nila mendiami berbagai habitat air tawar seperti sungai, danau.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa ikan mati pada air yang tercemar detergen?
2. Apa yang terjadi pada ikan disungai jika sungai memiliki kadar detergen yang
tinggi?
C. HIPOTESIS
Semakin tinggi konsentrasi deterjen, maka semakin tinggi tingkat kematian pada
ikan
E. METODE PENELITIAN
Metode penelitian : menggunakan metode eksperimen
1. Alat dan Bahan :
Wadah, air, deterjen, ikan nila
2. Cara kerja :
Wadah dibagi menjadi 3 wadah, wadah pertama berisi air dan deterjen dengan
kadar deterjen 20%, wadah kedua berisi air dan deterjen 50%, wadah ketiga
berisi air dan deterjen dengan kadar deterjen 100%
3. Variabel Penelitian : kontrol ikan yang sama dan deterjen yang sama
Variabel bebas : lamanya ikan bertahan dalam kadar air yang mengandung
deterjen
G. SUMBER DATA
Internet : google cendekia
Buku : Mengenal ikan air tawar
H. TUJUAN
Tujuan :
1. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari
detergen bagi kehidupan Ikan Nila
2. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk melatih peneliti agar bisa
berpikir kritis dan bisa mengembangkan ilmu pengetahuan baru
I. MANFAAT
Manfaat :
1. Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk menyelesaikan tugas akhir
sekolah
2. Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk mengajarkan pada
masyarakat agar tidak membuang limbah detergen agar tidak
merusak ekosistem dan biota yang hidup di sungai
3. Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk memperluas ilmu
pengetahuan
BAB II
A. LANDASAN TEORI
2.1 Detergen
2.1.1 pengertian, kandungan dalam deterjen dampak positif dan negative
penggunaan deterjen
Deterjen adalah campuran berbagai bahan (biasanya dari turunan minyak
bumi) yang digunakan untuk membantu membersihkan (mencuci) sesuatu. Deterjen
sudah sangat akrab dikehidupan kita, terutama ibu rumah tangga. Kandungan pada
deterjen yaitu : surfaktan,builder, bleaching agents dan additivies (Smulders, E. 2002).
Komponen terbesar dari deterjen yaitu bahan builders antara 70-80%, bahan dasar
sekitar 20-30%, dan bahan aditif relative sedikit antara 2-8%.
Pemakaian deterjen akan menghasilkan limbah, karena setelah
pemakaian air bekas cucian yang telah mengndung deterjen dibuang dilingkungan.
Deterjen tersebut bisa membuat ikan-ikan yang ada di perairan menjadi terganggu
khususnya pada organ-organ ikan seperti hati dan dapat menyebabkan zat toxic yang
masuk kedalam metabolisme memicu hati untuk bekerja lebih keras sehingga
menimbulkan peradangan dan pembengkakan insang, bahkan bisa mengganggu
kelangsungan hidup ikan karena ikan tidak mampu untuk beradaptasi dengan kondisi
yang semakin menipisnya ketersediaan oksigen yang terlarut di dalam air.
Dampak positif dari penggunaan deterjen Memberikan proses pencucian
yang efektif dan lebih mudah dan pengalaman mencuci terbaik agar semua orang dapat
mengeluarkan semua potensi mereka tanpa takut kotor. Dampak negative dari
penggunaan deterjen adalah : dapat menyebabkan efek negative pada kesehatan
seperti iritasi kulit dan saluran pernapasan, alergi, dan juga membuat polusi pada air.