Anda di halaman 1dari 9

NAMA : VIOLA FIDI HASYAH

NIM : 165090701111015

TUGAS PAPER GEOFLUIDA

Paper 1

PENENTUAN ALIRAN FLUIDA DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN NAVIER-


STOKES DAN BANTUAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pendahuluan
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir dapat berupa cairan atau gas. Salah satu cabang ilmu
fisika yang membahas tentang fluida adalah dinamika fluida. Dinamika fluida memberi
Gambaran tentang gerak fluida dalam batas ruang tertentu. Salah satu contoh fluida adalah air.
Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk beragam, karena berbagai sebab dari
keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air juga akibat arah arus yang
tidak mudah untuk diGambarkan. Untuk dapat menjelaskan tentang gerak fluida maka gerak
ini lebih dahulu harus dapat diketahui semua persamaan diferensial yang dapat diselesaikan
secara analitik maupun numerik. Persamaan dasar yang dibutuhkan adalah persamaan
kontinuitas dan persamaan gerak yang berkaitan dengan hukum Newton II.

Kajian Teori
Aliran Fluida Dalam mekanika fluida, maka aliran fluida dapat dibagi menjdi 3 jenis, yaitu:
aliran laminer, aliran turbulen, dan aliran transisi. Aliran Laminer Aliran laminer terjadi apabila
partikel-partikel zat cair bergerak teratur denganmembentuk garis lintasan kontiniu dan tidak
saling berpotongan. Aliran laminer juga dapat terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran
saluran sangat kecil dan zat cairmempunyai kekentalan besar. Aliran dengan fluida yang
bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-laminadengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminar ini viskositasberfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan
relatif antara lapisan

Aliran Turbulen Aliran turbulen terjadi apabila pergerakan dari partikel- partikel fluida sangat
tidakmenentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yangmengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain
dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yangterjadi
membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehinggamenghasilkan kerugian-
kerugian aliran.

Persamaan-Persamaan Diferensial Aliran Fluida Persamaan dasar aliran yang telah dinyatakan
didalam bentuk matematis untuksuatu volume kontrol sembarang, juga dapat dinyatakan di dalam
bentuk matematisuntuk jenis volume kontrol yang istimewa, elemen difrensial. Persamaan-
persamaandifrensial aliran fluida ini menyediakan cara untuk menentukan variasi titik-per-
titikproperti fluida. Viskositas (kekentalan) fluida besarnya dapat ditentukan melalui pengukurun
terhadap tingkat hambatan yang ditimbulkan pada aliran fluida yang bersangkutan. Viskositas
merupakan properti dari semua fluida nyata dan viskositas inilah yang membedakan fluida nyata
dengan fluida ideal (fluida tak berviskositas). Hambatan geser terukur sebagai gaya geser total.
Satuan tegangan geser adalah gaya geser persatu-satuan luas.Viskositas dinamik μ ditunjukkan
sebagai perbandingan antara tegangan geserdan gradien kecepatan. Oleh karena itu dimensinya
adalah gaya dikalikan dengan waktu persatuan luas atau massa persatuan panjang dan waktu.
Dalam sistem SI tentang satuan, tegangan geser diberi satuan N/m2 dan gradient kecepatan dengan
satuan (m/dt)/m. oleh karena itu satuan dari viskositas dinamik adalah sebagai berikut:

Persamaan Navier-Stokes
Persamaan Navier Stokes adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu
fluida seperti cairan dan gas. Persamaan- persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam
momentum (percepatan) partikel- partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal
dan viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier
Stokesmenjelaskan kesetimbangan gaya- gaya yang bekerja pada fluida. Persamaan umum Navier
Stokesuntuk kekekalan momentum adalah:

PEMBAHASAN
Persamaan Navier Stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua Newton tentang gerakan.
Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas dalam medan gravitasi
adalah persamaan Navier Stokes. Ditinjau elemen fluida dengan volume ∆𝑥∆𝑦∆𝑧. Tegangan
permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal (𝜎) dan tegangan geser (𝜏). Tegangan geser
(𝜏) memberikan Gambaran untuk menunjukkan bidang tempat bekerjanya tegangan geser yang
bekerja sesuai dengan arah tegangan geser
𝑚 = 𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝐹 = 𝑚.𝑎 = (𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧).𝑎
Dengan 𝑣 = 𝑣𝑥𝑖̂ + 𝑣𝑦𝑗̂ + 𝑣𝑧𝑘 ̂ 𝑣 = vektor kecepatan fluida dengan komponen 𝑣𝑥,𝑣𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑧 𝑟 = 𝑥𝑖̂
+ 𝑦𝑗̂ + 𝑧𝑘 ̂ 𝑟 = vektor posisi dengan komponen x,y,z. Vektor kecepatan 𝑣 dengan komponennya
dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom berikut ini. 𝑣 = (𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧)

Paper 2

Pengaruh Laju Aliran Sungai Utama Dan Anak Sungai Terhadap Profil
Sedimentasi Di Pertemuan Dua Sungai Model Sinusoidal
Abstrak— Sungai merupakan aliran air permukaan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah,
jumlahnya salah satunya bergantung dari daerah tangkapan air (catchment area) yang terdiri dari
sebuah sungai dan anak sungainya yang disebut dengan confluence. Aliran air pada sungai selain
mengalirkan air dari hulu ke hilir yang akhirnya ke laut juga mengalirkan material sedimen sebagai
hasil dari proses erosi pada dinding ataupun dasar sungai. Proses terjadinya sedimentasi pada
pertemuan sungai dapat dimodelkan secara matematis dan disimulasikan secara numerik. Pada
Tugas Akhir ini, dikembangkan model sedimentasi di pertemuan dua sungai model sinusoidal
dengan menggunakan pendekatan volume hingga. Model ini selanjutnya diselesaikan dengan
menggunakan metode beda hingga-Alternating Direction Implicit (ADI) dan hasil tersebut
disimulasikan dengan menggunakan Matlab. Dari hasil simulasi diperoleh hasil bahwa semakin
besar debit yang masuk dari sungai utama, diperoleh rata-rata bahwa kedalaman sungai semakin
turun, kecepatan aliran sungai semakin turun dan ketinggian sedimen semakin naik, tetapi
perubahan yang terjadi tidak begitu signifikan. Besarnya debit sungai utama dan anak sungai yang
masuk ke pertemuan sungai relatif kurang berpengaruh terhadap kedalaman sungai, kecepatan
aliran sungai dan ketinggian sedimen.

PENDAHULUAN
SUNGAI merupakan aliran air permukaan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, jumlahnya
bergantung dari tinggi muka air, luas daerah tangkapan air (catchment area), perkolasi, infiltrasi
dan besarnya curah hujan. Pada suatu catchment area terdiri dari sebuah sungai dan anak sungainya
yang disebut confluence. Pertemuan antara sungai utama dan anak sungai dapat mempengaruhi
morfologi dan hidrolika bagian hulu dan hilir. Fungsi sungai selain untuk menampung aliran curah
hujan, mengalirkan air dari hulu ke hilir yang akhirnya ke laut, sebagai drainase alam atau drainase
area juga mengalirkan sedimen sebagai fungsi morfologi dalam proses pembentukan daratan atau
landscape.
Proses terjadinya sedimentasi pada sungai dapat dimodelkan secara matematis dan disimulasikan
secara numerik. Pemodelan tersebut dapat dijadikan acuan oleh pihak terkait dalam pengaturan
alur sungai, perencanaan bangunan air, dan dapat dimanfaatkan untuk memprediksi perubahan
morfologi dasar sungai. Bentuk morfologi pertemuan dua sungai merupakan fenomena alam yang
menarik untuk dikaji karena akan dijumpai beraneka ragam bentuk model pertemuan dua sungai.
Salah satunya adalah sungai dengan profil berbentuk sinusoidal. Sebelumnya sudah terdapat
penelitian oleh Febriyan Eka Priangga mengenai Profil Kontur Sedimentasi di Pertemuan Dua
Sungai Model Sinusoidal (2012). Dalam penelitian tersebut dibahas mengenai model dan profil
kontur sedimentasi pertemuan dua sungai model sinusoidal dengan menggunakan Meshless Local
Petrov-Galerkin (MLPG) sebagai solusi penyelesaian metode volume hingga. Dalam penelitian
ini dikembangkan suatu model matematika dari proses sedimentasi di pertemuan dua sungai model
sinusoidal dengan menggunakan pendekatan konsep volume hingga dan diselesaikan dengan
menggunakan metode beda hingga-Alternating Direction Implicit (ADI). Metode ADI ini
mempunyai keunggulan dalam akurasi/ketepatan hasil dan kecepatan penyelesaian dibandingkan
dengan metode eksplisit dan metode implisit [5]. Selain itu, pada metode ADI ini tidak mempunyai
syarat stabilitas sehingga program akan selalu stabil dalam semua keadaan. Kemudian setelah
modelnya dibangun dan diselesaikan, akan disimulasikan untuk mempelajari pengaruh laju aliran
terhadap sedimentasi
DASAR TEORI:

A. Konsep Dasar Aliran Saluran Terbuka Aliran pada saluran terbuka merupakan aliran yang
mempunyai permukaan bebas yang dipengaruhi oleh tekanan udara bebas. Jenis aliran saluran
terbuka berdasarkan kriteria waktu terdiri dari aliran tetap dan aliran tidak tetap. Berdasarkan
kriteria ruang terdiri dari aliran seragam dan aliran tidak seragam. Berdasarkan perbandingan gaya-
gaya inersia dengan kekentalan terdiri dari aliran laminar, aliran turbulen dan aliran transisi.
Pengaruh
B. Sedimentasi Sedimentasi merupakan proses pengendapan material hasil erosi pada tempat-
tempat yang lebih rendah berbentuk cekungan. Ada lima macam angkutan sedimen, yaitu
dissolved load, suspended load, intermittent suspension (saltation) load, wash load dan bed load.
Untuk menghitung banyaknya sedimen pada transportasi sedimen bed load
Gaya pada aliran fluida terdiri dari dua tipe, yaitu surface force dan body force. Surface force
terdiri dari gaya tekan hidrostatis dan viskositas, sedangkan body force terdiri dari gaya gravitasi,
gaya berat, gaya geser dan gaya gesek
Metode Beda Hingga-Alternating Direction Implicit (ADI)
1. Metode Beda Hingga Metode beda hingga adalah suatu metode numerik untuk menyelesaikan
suatu persamaan diferensial dengan mengaproksimasi turunan-turunan persamaan tersebut
menjadi sistem persamaan linear. Terdapat tiga skema yang biasa digunakan dalam diskritisasi
persamaan differensial parsial, yaitu skema maju, skema mundur dan skema tengah.
2. Alternating Direction Implicit (ADI) Method Metode Alternating Direction Implicit adalah
metode beda hingga yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial parsial
berbentuk parabolik dan eliptik. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah
konduksi panas atau menyelesaikan persamaan difusi dalam dua dimensi atau lebih.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Persamaan kekekalan massa

Persamaan kekekalan momentum Terhadap sumbu x:

Terhadap sumbu y:
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa besarnya
debit yang masuk dari sungai utama dan anak sungai relatif kurang berpengaruh terhadap rata-rata
perubahan kedalaman sungai, kecepatan aliran sungai dan ketinggian sedimen. Saran yang dapat
diajukan untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai model
sedimentasi aliran sinusoidal 3 dimensi, untuk jenis angkutan sedimennya dikembangkan jenis
wash load dan suspended load

Paper 3
Perhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan
Reservoir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan
Abstrak. Sumur yang telah diproduksikan fluida reservoirnya, sehubungan dengan perjalanan
waktu lamanya produksi sumur tersebut, sudah dipastikan laju produksinya akan berkurang, hal
ini disebabkan salah satu parameternya adalah turunnya tekanan reservoir. Tekanan reservoir
mempunyai peranan aktif untuk mendorong fluida dari reservoir kepermukaan. Banyak cara yang
telah dilakukan untuk mempertahankan Tekanan reservoir antara lain dengan menginjeksikan air
kelapangan minyak tersebut melalui sumur injeksi, hal ini terkenal dengan istilah water Flooding.
Dan pada penelitian ini untuk mempertahankan tekanan reservoir suatu sumur adalah dengan
melakukan produksi sumur tersebut dibawah laju aliran kritis. Untuk mendapatkan laju alir kritis
dan menetukan panjang interval perforasi suatu sumur dapat dihitung dengan menggunakan
beberapa metode. Antara lain yaitu metode Chaperon, Chierici, Meyer, Gardner and Pirson.
Sebagai aplikasi dari penelitian ini diambil data sumur Ratu dilapangan Kinantan yang merupakan
salah satu lapangan minyak didaerah Riau]
PENDAHULUAN. Untuk pengangkatan Minyak dari reservoir, proses produksi memegang
peranan penting di dalam suatu industri perminyakan. Proses produksi adalah mencari cara yang
optimal untuk memproduksikan/ mengangkat fluida yang ada di dalam reservoir sampai
kepermukaan. Hal ini bukanlah mudah namun mencakup kegiatan yang cukup kompleks. Oleh
karena itu perlu dioptimalkan dalam perolehan produksi minyak agar hasil-nya memberikan profit
yang maksimal. Salah satu dari usaha tersebut adalah dengan mempertahankan tekanan reservoir,
sehingga diharapkan minyak yang ada direservoir sebagian besar bisa terangkat kepermukaan.
Apabila hal ini tidak diperhatikan kemungkinan yang akan terjadi tenaga pendorong sudah habis
sedangkan minyak masih banyak tersisa di dalam reservoir. Banyak upaya dan cara yang dapat
dilakukan untuk mempertahankan Tekanan reservoir pada saat produksi diantaranya dengan
mengontrol laju alir produksi. Laju alir kritis dapat dihitung dengan menggunakan beberapa
metode. Metode tersebut antara lain , (1) Chaperon (2) Chierici, (3) Meyer, Gardner and Pirson.
Dari hasil perhitungan laju aliran kritis ke 3 metoda ini Peneliti
METODA PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis melakukan kegiatan terstruktur mulai
dari studi literatur, studi lapangan, pengambilan data dan mengaplikasikan metoda yang digunakan
untuk menghitung besarnya laju aliran kritis.Dari hasil perhitungan yang didapat diantara metoda
yang digunakan dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi ini dapat direkomandasikan pada User sebagai
stakholder dari lapangan tersebut
TEORI DASAR

3.1 Kurva IPR Kurva Inflow Performance Relationship (IPR) adalah kurva yang menggambarkan
kemampuan suatu sumur untuk berproduksi, yang dinyatakan dalam bentuk hubungan antara laju
produksi (q) terhadap tekanan alir dasar sumur (Pwf). Dalam persiapan pembuatan kurva IPR
terlebih dahulu harus diketahui Productivity Index (PI) sumur tersebut, yang merupakan gambaran
secara kwalitatif mengenai kemampuan suatu sumur untuk berproduksi
Produktivity Index (PI) Produktiuvity Indeks merupakan indeks yang digunakan untuk
menyatakan kemampuan suatu sumur untuk berproduksi pada suatu kondisi tertentu, atau
dinyatakan sebagai perbandingan antara laju produksi suatu sumur pada suatu harga tekanan alir
dasar sumur (Pwf) tertentu dengan perbedaan tekanan dasar sumur pada keadaan statik (Ps) dan
tekanan dasar sumur pada saat terjadi aliran (Pwf), dinyatakan dalam stock tank barrel per day.
Secara matematis bentuknya dapat dituliskan sebagai berikut:

Secara teoritis persamaan (3-1) dapat didekati oleh persamaan radial dari Darcy untuk fluida
homogen, incompressible dan horizontal. Dengan demikian untuk aliran minyak saja berlaku
hubungan : Selanjutnya jika fluida yang mengalir merupakan kombinasi dari fluida fasa satu dan
fluida dua fasa, yaitu terjadi pada kondisi tekanan reservoir (Pr) lebih besar dari pada tekanan
bubble point (Pb) dan tekanan alir dasar sumur (Pwf) sudah mengalami penurunan hingga lebih
kecil dari Pb. Aliran satu fasa yaitu qb, terjadi mulai dari Pr hingga Pb, dan aliran fluida dua fasa
yaitu q, akan terjadi mulai dari Pb hingga Pwf.

Kurva IPR Satu Fasa

Kurva IPR untuk satu fasa akan membentuk suatu garis linear dengan harga PI yang konstan untuk
setiap harga Pwf. Hal ini terjadi apabila tekanan reservoir (Pr) lebih besar dari tekanan gelembung
minyak (Pb). Aliran fluida pada tekanan reservoir lebih besar dari pada tekanan gelembung atau
PI konstan dan Ps juga konstan, maka variabelnya adalah laju produksi (q) dan tekanan aliran di
dasar sumur (Pwf) kurva IPR dapat dibuat persamaan

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Menentukan Laju Alir Kritis Untuk menentukan laju aliram krits pada penelitian ini dipergunaan
metoda Chaperon perhitungannya sebagai berikut :
Langkah 1 Menghitung nilai qc
Langkah 2 Menghitung α”

Langkah 3 Menghitung qc

Langkah 4 Menghitung qo
dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat untuk sumur Ratu lapangan Kinantan diperoleh besarnya
laju alira kritis Qo 151,706 STb/day, dengan tekanan reservoir sebesar 1890 Psi. Didalam teori
sudah dijelaskan bahwa supaya kita dapat mempertahankan Tekanan reservoir dalam jangka waktu
lama, maka laju alir minyak yang diproduksikan tidak boleh melewati laju aliran kritis, dan apabila
ada kecendrungan tekan reservoir menurun dapat juga dilakukan dengan water flooding yaitu
dengan menginjeksikan air ke sumur injeksi.
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut


Berdasarkan hasil perhitungan besarnya laju produksi maksimum dari sumur Ratu 1095
BFPD.dan laju alir kritis sebesar 151.706 BFPD. Untuk mempertahankan tekanan reservoir dari
sumur Ratu, maka laju produksi yang dihasilkan tidak boleh melewati 152,706 BFPD. Apa bila
sudah terjadi kecendrungan tekanan reservoir menurun, maka dapat juga dilakukan dengan water
flooding.

Anda mungkin juga menyukai